NovelToon NovelToon
Balas Dendam Istri Marquess Yang Difitnah

Balas Dendam Istri Marquess Yang Difitnah

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Anak Genius / Mengubah Takdir / Mengubah sejarah / Fantasi Wanita / Balas dendam pengganti
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: BlackMail

Dieksekusi oleh suamiku sendiri, Marquess Tyran, aku mendapat kesempatan untuk kembali ke masa lalu.

​Kali ini, aku tidak akan menjadi korban. Aku akan menghancurkan semua orang yang telah mengkhianatiku dan merebut kembali semua yang menjadi milikku.

​Di sisiku ada Duke Raymond yang tulus, namun bayangan Marquess yang kejam terus menghantuiku dengan obsesi yang tak kumengerti. Lihat saja, permainan ini sekarang menjadi milikku!

Tapi... siapa dua hantu anak kecil itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BlackMail, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14 : Akhirnya

Keheningan di ruang kerja itu terasa absolut.

Cedric membeku, wajahnya pucat pasi seolah berubah menjadi batu. Ayahku hanya menatap kosong ke proposal yang kuajukan, seolah kata-kata di dalamnya ditulis dalam bahasa alien yang tidak bisa ia pahami.

Dia tidak marah. Dia tidak terkejut. Dia... hampa.

Aku berdiri diam, menunggu. Aku telah meletakkan pedangku di atas meja. Sekarang aku hanya perlu menunggu sang raja tua untuk mengaku kalah.

Setelah apa yang terasa seperti satu jam, Ayah akhirnya bergerak. Dia tidak menatapku. Dia juga tidak menatap Cedric.

"Tinggalkan aku," bisiknya, suaranya serak. "Kalian berdua pergi. Tinggalkan aku sendiri."

Aku membungkuk hormat dan berbalik tanpa sepatah kata pun. Cedric, yang tersentak dari keterkejutannya oleh suara Ayah, melemparkan tatapan penuh kebencian ke arahku sebelum bergegas keluar ruangan.

Sepanjang hari membeku dalam ketegangan yang nyaris tak tertahankan. Seluruh kediaman seolah menahan napas. Para pelayan berbisik, para penjaga tampak gelisah. Ayah tidak keluar dari ruang kerjanya. Cedric mengurung diri di kamarnya. Aku menghabiskan hari itu dengan tenang, membaca di perpustakaan, membiarkan keheningan menjadi sekutuku.

Keesokan harinya, seluruh kediaman bergetar oleh sebuah berita yang menyebar lebih cepat dari api. Bukan tentang pertengkaranku dengan Ayah, tapi tentang nasib Manajer Sirus dari Tambang Lumina.

"Kau dengar?" bisik seorang pelayan dapur pada temannya, tidak menyadari aku berada di dekat situ. "Dia diseret dari rumahnya tadi malam oleh penjaga Count."

"Aku dengar dia dieksekusi saat fajar di alun-alun Greywood," balas yang lain, suaranya bergetar. "Dipenggal. Atas perintah langsung dari Tuan Count karena pencurian."

Aku berhenti sejenak di balik pilar, jantungku berdebar pelan. Eksekusi jika perlu. Aku telah menulis kata-kata itu. Aku telah menyarankannya. Dan Ayah telah melakukannya. Dia telah mengirimkan pesan yang jelas, bukan hanya kepada para staf, tetapi juga kepadaku: dia mendengarkan. Dia bertindak.

Kata-kataku kini memiliki bobot. Bobot berdarah.

Panggilan untuk pertemuan keluarga datang malam itu. Suasananya seperti pengadilan. Ayah duduk di kursi utama, tampak telah menua sepuluh tahun. Cedric duduk di sebelah kanannya, wajahnya muram dan penuh perlawanan. Ada satu kursi kosong di sebelah kiri Ayah. Kursi untukku.

Aku duduk. Keheningan terasa berat, dipenuhi oleh kebencian Cedric dan kepasrahan Ayah.

Ayah akhirnya angkat bicara, suaranya berat. "Cedric," mulainya. "Kau adalah putraku. Pewaris sah dari nama Hartwin. Gelar itu akan tetap menjadi milikmu."

Cedric sedikit menegakkan tubuhnya.

"TETAPI," kata Ayah, menghancurkan harapan putranya. "Sebuah gelar tanpa kekayaan dan kekuasaan hanyalah cangkang kosong. Dan kau... kau telah membuktikan dirimu tidak mampu mengisi cangkang itu."

Dia kemudian menoleh padaku, tatapannya rumit. "Dan kau... Elira... kau telah membuktikan sebaliknya." Dia menarik napas dalam-dalam.

"Mulai hari ini, aku, Count Valerius Hartwin, mendeklarasikan: Seluruh pengelolaan perbendaharaan, aset, dan semua keputusan bisnis dari County Hartwin akan berada di bawah otoritas penuh Elira Hartwin. Keputusan ini bersifat final dan tidak akan direvisi sampai aku mati atau Elira Hartwin melepaskan nama Hartwin melalui pernikahan."

"TIDAK!" Cedric melompat dari kursinya. "INI TIDAK ADIL! DIA PEREMPUAN! AYAH TIDAK BISA MELAKUKAN INI!"

"AKU BISA DAN AKU SUDAH MELAKUKANNYA!!!" balas Ayah. Teriakannya seperti raungan terakhir dari seekor singa tua yang hendak pensiun. "Aku lebih baik diperintah oleh seorang putri yang kompeten daripada dipimpin menuju kehancuran oleh seorang putra yang bodoh!"

Itu adalah kalimat paling jujur, dan paling kejam, yang pernah ku dengar darinya untuk putra kesayangannya.

Cedric menatapku, matanya menyala dengan kebencian murni. "Aku tidak akan pernah menerimanya," desisnya. "Tidak akan pernah!" Dia berbalik dan menyerbu keluar dari ruangan, membanting pintu di belakangnya hingga lukisan rusa di dinding bergetar.

Ayah menatap pintu yang tertutup itu, lalu menatapku. "Buku-buku besar ada di mejamu besok pagi," katanya, suaranya lelah. "Jangan buat aku menyesali keputusan ini." Dia berdiri dan pergi, meninggalkanku sendirian di ruang dewan yang dingin dan kosong.

Malam itu, aku tidak bisa tidur. Aku berjalan ke ruang kerja Ayah. Pintunya tidak terkunci. Aku masuk dan duduk di kursi utama, kursi penguasa kediaman Hartwin. Rasanya dingin dan besar, juga sangat sunyi.

Pikiranku pertama kali tertuju pada Sirus. Satu nyawa telah melayang karena rencanaku.

Tanganku sudah berlumuran darah, tapi itu sebuah harga yang harus dibayar untuk mencegah ratusan nyawa penambang dan keluarga mereka dari kemiskinan.

Inilah realitas dari kekuasaan. Keputusan yang kubuat di atas kertas ini, akan menjadi darah dan air mata di dunia nyata. Aku menerima beban itu.

Mataku bergetar saat melihat patung rusa kecil yang menghias meja itu. KRAK! Tidak ada lagi hewan buruan di keluarga Hartwin. Untuk menyelamatkan keluarga Hartwin dari kehancuran... dan membalas dendam kepada Marquess Tyran, aku harus membuang jauh-jauh sifat herbivora itu dari keluarga ini.

Hartwin harus berhenti berdiri di fraksi Netral.

Lalu, pikiranku melayang ke tempat yang lebih gelap dan lebih misterius. Ke terowongan tambang yang dingin.

Aku memejamkan mata dan bisa melihatnya lagi. Gadis kecil dengan rambut emas berkepang dua. Matanya yang hazel dipenuhi kesedihan yang tak terhingga. Rasa rindu yang menyakitkan itu kembali mencengkeram hatiku.

Siapa kau? tanyaku dalam hati. Mengapa kau membantuku? Dan mengapa melihatmu terasa seperti... kehilangan sesuatu yang bahkan tidak kuingat pernah kumiliki?

Aku menyentuh dadaku, tepat di atas jantungku. Ada lubang di sana. Lubang yang selalu ada sejak aku kembali ke kehidupan ini. Dan untuk sesaat, di terowongan itu, saat melihat gadis kecil itu, lubang itu terasa sakit luar biasa, seolah mengingatkanku pada apa yang telah hilang.

Siapa dia?

Dia menunjuk ke arah bukti, dia membantuku menang. Tapi tatapan matanya... tatapan itu tidak menunjukkan kemenangan. Hanya duka yang mendalam.

Aku menggelengkan kepala, mengusir bayangan itu. Benar. Singkirkan itu. Aku tidak punya waktu untuk teka-teki hantu. Aku punya perang untuk dimenangkan.

Aku menyalakan lampu minyak, mengambil pena, dan membuka buku besar keuangan ke halaman yang baru. Aku telah memenangkan pertarungan internal ini. Sekarang, saatnya untuk pertempuran berikutnya.

Tanganku bergerak dengan mantap saat aku menulis entri pertamaku sebagai penguasa keuangan County yang baru.

Alokasi Dana Darurat: Pembelian Kontrak Gandum Regional & Pembangunan Lumbung Pangan. Total: 40.000 Koin Emas.

Setelah selesai, aku bersandar di kursi. Mataku beralih ke peta besar Kekaisaran Gevarran yang tergantung megah di dinding. Menyelamatkan tambang, mengamankan 60.000 koin emas yang hampir hilang ditelan lautan... itu semua hanyalah awalan.

Awalan untuk perang yang sesungguhnya.

Jari-jariku menelusuri garis pantai selatan di peta itu, berhenti di sebuah titik yang ditandai sebagai Pelabuhan Atika.

"Musim dingin berikutnya akan datang dari arah laut," bisikku pada ruangan yang kosong itu. "Bersama dengan badai api dan hujan es."

1
Ria Gazali Dapson
jdi ikut²an dag dig dug derrr😄
BlackMail
Makasih udah mampir.🙏
Pena Santri
up thor, seru abis👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!