NovelToon NovelToon
Jalan Yang Terkurung

Jalan Yang Terkurung

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus / Keluarga / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Cintapertama / Mengubah Takdir
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Tulisan_nic

"semua orang memiliki hak untuk memiliki cita-cita,semua orang berhak memiliki mimpi, dan semua orang berhak untuk berusaha menggapainnya."

Arina, memiliki cita-cita dan mimpi tapi tidak untuk usaha menggapainya.
Tidak ada dukungan,tidak ada kepedulian,terlebih tidak ada kepercayaan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tulisan_nic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2 Bukan percakapan biasa

"Duh...perih banget sih"

Arina duduk di depan tv yang menyala,tapi matanya tidak benar-benar menonton tv. Rasa perih di jari telunjuknya masih terasa.

"Kenapa Rin?"

Bapak duduk di sebelah Arina sambil menyodorkan Ubi rebus.Mengambil satu dan menyantapnya bersama kopi panas yang masih mengepulkan asap.

"Tadi siang Arin mecahin mangkok,trus kena belingnya" sambil meniup pelan jari telunjuknya

"Besok harus hati-hati Rin,kalo sudah kena kan bahaya"

"Iya Pak,Arin akan hati-hati "

"Sudah di kasih obat belum?

"Males ah Pak,tadi pas Arin kasih perihnya dobel"

"Iya memang,Bapak juga males kalo luka di kasih obat..makanya Bapak milih hati-hati biar ngga luka"

Arina masih meniup pelan luka di jarinya.

"Rin,bukannya tadi kamu pembagian raport ya?"

Arin diam,dalam hatinya

"Bapak inget aku bagi raport hari ini,aku kira ngga inget"

sambil berdiri melangkah ke arah Bale-bale yang tidak jauh dari TV.

"Ini pak raport nya"

"Mana coba Bapak liat?"

Bapak meletakkan gelas kopi yang barusan di pegang

"Wah...anak Bapak juara 2 dari 34 siswa,Alhamdulillah Bapak bangga sama kamu"

Arina menatap Bapak,matanya berkaca-kaca,dalam hatinya

"Bapak bangga sama aku,tapi Mamak gimana ya..tadi aku taruh raport nya dekat Mamak tidur biar Mamak bisa lihat,tapi kayaknya Mamak ngga liat deh"

Bapak mengelus kepala Arin,

"Bapak do'akan besok semester akhir kamu jadi juara satu,tapi kalo ngga dapet ya ngga apa-apa,Bapak masih bangga sama kamu".

"Beneran Pak ngga apa-apa?".

"Kamu itu anak perempuan Bapak,Bapak tahu kamu rajin belajarnya...bantuin Mamak di kedai sampe kerjaan rumah,Bapak sudah bangga sekali sama kamu".

"Tapi,aku mau bikin Bapak sama Mamak senang".

"Kalo begitu, belajarnya di tambah..biar jadi juara terus di kelas".

"Iya Pak,Arin akan belajar terus.Arin mau Bapak sama Mamak senang".

Bapak tersenyum menatap Arina,lalu melanjutkan nonton sambil nyeruput kopi sesekali.

Dari arah depan,wajah mamak nampak muram

"Lihatlah ini Pak,masak belanja segini sudah habis uang tiga ratus ribu".

Bapak menoleh ke arah Mamak.

"Belanja apa saja?"

"Belanja apa saja? Ya belanja kebutuhan lah Pak,ini uang cepat banget habis".

"Kalo habis ya besok cari lagi Mak".

"Gampang banget ngomong nya,uang panen jagung kemaren saja mau sudah habis sebelum panen lagi".

"Iya,sabar dulu...Allah ngasih rezekinya segini dulu".

"Mana kedai sekarang juga sepi,Raka tahun depan sudah persiapan masuk SMA...uang dari mana nanti?"

"Ya kan masih nanti,Bapak coba usaha nyari...sudah to nggak usah di fikir terus ".

"Ya Bapak enak,tinggal bilang begitu.Aku nih yang pontang panting mikir".

Bapak cuma diam,raut wajah lelah Bapak nampak sayu.

Arina mendengar semua percakapan orang tuanya, hatinya merasa sedih melihat wajah lelah Bapak,dan muramnya wajah Mamak.Dalam hatinya

"Kasihan Bapak,tapi kasihan juga Mamak mau beli apa-apa uangnya selalu kurang".

"Kalo aku sudah besar nanti,aku mau nyari kerjaan yang gajihnya besar ah...biar bisa bantuin Bapak sama Mamak.Jadi Mamak ngga perlu lagi ngirit-ngirit kalo belanja".

Tadinya Arina mau menyodorkan buku raport miliknya kepada Mamak,tapi di urungkan niat itu.

"Waktunya nggak pas,sudah lah yang penting Bapak sudah tahu.Nanti pasti Bapak kasih tahu Mamak".

Ia melangkah,berjalan menuju kamar.Meletakkan buku raport itu di meja belajar kayu yang hampir keropos di tiang penyangganya.Ia duduk,diam mengamati buku-buku yang dia tata dengan rapih.

Raka keluar dari kamarnya,sudah rapi dengan jaket hodie berwarna hitam.

"Mak minta uang dong,mau jalan nih sama teman".

Mamak menoleh ke arah Raka,wajahnya masih muram

"Uang terus,mau jalan kemana malam-malam begini?"

"Biasalah Mak,anak bujang.Masa malam Minggu di dalam rumah saja".

"Malam mingguan,Halah lagaknya.Nih..."sambil mengulurkan uang selembar dua puluh ribu.

Raka tersenyum, menerima uang itu.

"Terimakasih Mak" sambil bersalaman,dan mencium tangan Mamak dan Bapak bergantian

Bapak yang tadi diam saja,kini bersuara.

"Pulangnya nggak usah malam-malam banget Ka"

"Aman Pak"

Raka berlalu pergi,temannya Ronald sudah menunggu di depan kedai

Mamak menaruh dompetnya lagi di saku celananya.

"Lihat lah Pak, Anak-anak setiap hari butuh uang buat jajan.Kalo begini terus bisa stres aku".

"Ya ..sabar dulu Mak,nanti juga ada rezekinya buat keperluan anak-anak ".

"Halah ...sabar ...sabar terus,mau sampe kapan nunggu sabar"

Bapak terdiam lagi,seperti kehabisan kata-kata.Perlahan Bapak menarik nafas pelan,seolah ingin menghalau beban berat di dadanya.

Arina mendengar semuanya,ada rasa kesal kepada Kakaknya yang tadi minta uang.

"Huh ...Mas Raka ini,ngga tau apa kalo Mamak sama Bapak lagi kesusahan.Taunya minta uang saja".

"Kan kasihan Bapak,sudah capek kerja di ladang...malamnya harus kena omel Mamak".

Arina membuka buku catatan sekolahnya.Dia paling suka pelajaran Bahasa Inggris yang di ajarkan oleh Miss Aida di sekolahnya.Dia mengulang-ngulang kosa kata yang sudah ia pelajari,mencoba membuat kalimat dari kosa kata itu. Membuat percakapan kemudian pelan-pelan melafalkan.

Pengucapan bahasa Inggris Arina semakin lancar dan fasih.Ia mencoba memutar lagu-lagu bahasa Inggris dari ponselnya,menirukan cara baca lirik sambil bersenandung mengikuti nada lagu. Terdengar seperti nyanyian.

Mamak yang sudah di kamar,mendengus

"CK ....Arina sudah malam,ngga usah nyanyi-nyanyi"

Arina kaget, kata-kata Mamak terdengar seperti bentakan yang keras di telinganya.

Bapak menoleh ke arah Kamar

"Arina lagi belajar itu Mak"

"Halah,belajar kok nyanyi-nyanyi gitu.Tadi siang saja, dia nyuci mangkuk nggak beres gara-gara di sambi nyanyi".

Sahutan Mamak terdengar semakin ketus.

Arina yang mendengar tidak menyahut,dia memilih memelankan suaranya.Memasangkan headset di telinga.

Lagu berbahasa Inggris tadi masih mengalun halus di telinganya,ia mencatat barisan lirik lagu.Mencari terjemahannya kemudian belajar melafalkan dengan benar,suaranya pelan takut terdengar Mamak.

Mata Arina mulai berat,rasa kantuk menyerang.

"Tidur dulu ah ..besok harus bangun pagi,bantuin Mamak bikin adonan mie".Arina mematikan lagu di ponselnya,merebahkan badan dalam hitungan menit Arina sudah tertidur pulas.

Bapak melangkah ke kamar Arina,membuka sedikit pintu kamarnya yang tidak terkunci.Sudah kebiasaan Bapak ketika sudah larut malam,mengintip memastikan Arina sudah tertidur atau belum.Suatu bentuk perhatian Bapak kepada Arina.Bapak menutup perlahan pintu kamar itu,melihat Arina tertidur dengan berselimut membuatnya lega.Dalam hati Bapak,"Bapak percaya suatu saat kamu pasti jadi orang sukses Rin,nggak seperti Bapak...yang selalu kalah.Bapak kalah ngga bisa bahagiakan Mamakmu dan Kamu"

*

*

*

~Salam Hangat Dari Penulis🤍

1
pilay
Lanjutin Thor🙏
Tulisan_nic: Terimakasih pilay,atas dukungannya🤍
total 1 replies
miu@
karya yang luar biasa untuk orang yang posisinya sama
Tulisan_nic: Terimakasih dukungannya Zahara🤍
total 3 replies
miu@
Thor,😥 lanjutin
Tulisan_nic: oke,dukung aku terus buat lanjutin ceritanya ya🤍
total 1 replies
OBELISKC
Aku bahkan rela membayar untuk kelanjutan cerita ini!
Tulisan_nic: Hai,kamu suka alur cerita nya? oke aku akan lanjutkan
dukung aku terus ya🤍
total 1 replies
Eira
Wajib dibaca semua orang!
Tulisan_nic: berasa realate ya,oke aku lanjutin
trimakasih support nya🤍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!