Citra Arinda gadis cantik, manis, ceria, dan juga cerdas menjadi bintang di sekolahnya, sekolah elit tempat para anak pengusaha menimba ilmu.
papa Arinda menjodohkan Arinda dengan anak teman nya namun ternyata sang calon suami berstatus duda, akankah Arinda menyetujui perjodohan itu???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
my Boo
Marco terdiam " dasar bocil, ngomong seenak jidatnya " batin Marco
" lalu dari mana kamu kenal Moreno? " tanya Marco mengalihkan pembicaraan
Baru saja ingin menjawab, tiba-tiba ponsel Arinda berdering dan Moreno yang menelpon nya
" kalian udah tukeran kontak juga? " tanya Marco melihat nama Moreno di layar ponsel Arinda
Marco merebut ponsel Arinda lalu menjawab telepon dari Moreno
" Rin... Udah di rumah? " tanya Moreno saat panggilan tersambung
" jangan hubungi Arinda lagi, dia calon istriku dan calon kakak iparmu " ujar Marco lalu menutup teleponnya
Marco memberikan ponsel kepada Arinda
" belum apa-apa udah cemburu " gerutu Arinda dan di dengar oleh Marco
" bukan cemburu tapi aku tau siapa adik ku " kata Marco
" kamu belum jawab pertanyaan ku tadi " kata Marco
" aku kan udah bilang, tadi ga sengaja ketemu di airport, kita sempet ngobrol dan tukeran nomer, udah gitu aja " kata Arinda
" jangan terlalu dekat dengan Moreno " kata Marco
Arinda tersenyum " posesif " gumam nya
Marco mendengar ucapan Arinda namun tak berminat membahas nya, ia menginjak pedal gas dan mobil melaju meninggalkan tempatnya
Mobil Marco tiba di rumah Arinda beberapa menit kemudian, dan setelah arinda turun Marco langsung pergi
" salam buat papa mama mu, aku langsung pulang " kata Marco
" hemm " Arinda mengangguk
Arinda masuk ke rumah namun sudah terlihat sepi mungkin semua orang sudah istirahat karena memang sudah larut malam, Arinda langsung masuk ke kamarnya untuk istirahat juga.
...
Esok hari Arinda dan Melani sedang asik ngobrol di teras belakang rumah
" Rin... semalam aku sempat ngobrol dan tukeran nomer HP sama Moreno, menurut kamu dia gimana? " tanya Melinda
" gimana ya, aku juga kan baru kenal kemarin jadi belum bisa menilai dia seperti apa, tapi Marco marah banget waktu tau aku dan Moreno udah sempat tukeran nomer hp dan semalam Moreno sempat telepon aku pas aku lagi sama Marco " kata Arinda
" hah!!! Moreno telepon kamu? Mau ngapain? " tanya Melinda
" aku ga tau, orang Marco yang jawab telepon nya. Terus dia bilang jangan terlalu dekat dengan Moreno aku tau siapa adikku, gitu katanya " ujar Arinda
" tapi kalo di lihat-lihat Marco jauh lebih ganteng Rin, berwibawa dan aura bos nya nyata banget, persis CEO di drama China " kata Melinda
" ssstttt... Jangan di bayangin, calon suami orang tuh " Arinda mengusap wajah Melinda
" ya elah... Pelit amat cuma ngebayangin doang ga boleh " ujar Melinda
" hahahaha... Aku juga ga nyangka orang yang di jodohin sama aku se ganteng Marco, aku fikir dia itu bapak-bapak karena umurnya kan jauh banget di atas kita " ujar Arinda
" orang yang ga kenal dia ga akan ngira kalau dia udah hampir 30th, muka nya kaya pria berusia 23th'n " kata Melinda
" udah dapet suami tajir, sukses, ganteng pula kalau aku jadi kamu, aku akan lakukan apapun untuk membuat dia tergila-gila sama aku " kata Melani
" tenang aja Mel, aku jamin dia akan jadi suami yang bucin parah " kata Arinda
" hihihi... " mereka tertawa bersama
ponsel Arinda berdering
" Arin... Siang ini mama mau ajak kamu fitting baju pengantin " kata calon mama mertua nya
" oh... Iya mah, kapan? " tanya Arinda
" sekarang dong lebih cepat lebih baik " ujar mama Desy
" ya udah mama sharelok aja tempatnya nanti aku kesana " ujar Arinda
" jangan, nanti kamu di jemput Marco ya, tunggu aja " kata mama Desy
" oh .. tapi apa ga ribed ma? " tanya Arinda
" ga papa nak, tunggu saja ya "
" baik ma " telepon terputus
Baru saja mama Desy selesai bicara Marco sudah tiba di rumah Arinda
" non Arin ada tamu di depan " kata art nya
" iya bi " jawab Arinda
Arinda menghampiri Marco
" kamu udah sampai, tunggu sebentar ya aku ambil tas dulu " kata Arinda lalu pergi ke kamarnya
Marco duduk di sofa menunggu Arinda, mata nya tertuju pada sebuah foto di atas nakas dimana ada Arinda kecil yang sedang berpose memeluk sebuah boneka
" lucu " gumam Marco
tak berapa lama Arinda datang
" yuk " ajak Arinda
Marco mengangguk dan pergi membawa Arinda ke butik yang di pilih mamanya
Marco diam-diam memperhatikan Arinda yang sedang fokus pada ponselnya
" ga nyangka gue bakal nikah sama bocil " batin Marco senyum-senyum sendiri
" om... Ko senyum-senyum " tanya Arinda
" saya bukan om kamu! "
" oppsss... Lupa, tapi aku ga mau panggil kamu mas, ga cocok "
" maksud nya apa nih? Kamu mau bilang aku terlalu tua untuk sebutan mas? " tegas Marco
" eh, engak engak gitu maksudnya, aku ga suka aja sama panggilan itu, gimana kalau aku punya panggilan khusus untuk kamu "
" apa??? "
" mmm... Boo dari bahasa Perancis yang artinya kekasih "
" terserah kamu " kata Marco
" oke, aku ganti nama kamu di ponselku dengan my Boo hihihi... Lucu kan jadinya " ujar Arinda
Saat sedang asik ngobrol, Di sebuah jalan sepi mobil Marco di senggol sebuah motor
" driiitttt " suara rem mobil di paksa berhenti
" awww " kepala Arinda membentur dasboard
" astaga, kamu ga papa? " tanya Marco
" ga papa " jawab Arinda
lalu kaca mobil Marco di ketuk pemilik motor
" woi keluar Lo " teriak orang tersebut
Marco membuka pintu dan keluar di ikuti Arinda
" tanggung jawab Lo, liat tuh motor gua " kata pria tersebut
" tenang bang, tadi anda yang tabrak saya "
" enak aja Lo nyalahin gua, jelas-jelas mobil Lo yang nabrak motor gua " kata orang tersebut emosi
" ya tapi saya udah jalan di jalur yang benar, anda yang motong jalan saya " kata Marco tak kalah keras
Lalu datang dua orang pria berboncengan sepertinya teman pria tersebut yang ingin memprovokasi
" ada apa nih? " tanya salah satu dari mereka
" ini bang, dia nabrak motor gua tapi ga mau tanggung jawab " kata nya
" bukan gitu, tapi saya ga salah, dia yang motong jalan saya " kata Marco
" ah... Banyak bacot lu, buggghhh " Marco di tonjok
" kurang ajar, buggghhh " Marco membalas
" heyyy... Udah udah boo... Udah Kasih aja uang ganti rugi nya " kata Arinda memeluk Marco untuk menahan nya
Arinda memberikan kode lewat tatapan matanya agar Marco mengalah.
Melihat Arinda ketakutan, Marco mengeluarkan uang dari sakunya 500 ribu dan memberikan pada pria itu
" gitu dong " kata pria itu lalu pergi
Arinda memperhatikan kondisi wajah Marco yang membiru akibat pukulan pria tadi
" duhh... Jadi lebam gini kan " kata Arinda
Marco melihat kepedulian Arinda kepadanya
" sakit ya? " tanya Arinda
" ga papa, ayo " ajak Marco lalu mereka masuk ke mobil dan melanjutkan perjalanan
Tiba di butik mama Desy sudah menunggu dengan gelisah
" mah " panggil Marco
" ya ampun... mama nungguin dari tadi loh, kok lama banget sih kalian " cerocos mama
" loh ini kenapa? " tanya mama melihat sudut bibir Marco membiru
" ga papa mah, tadi ada insiden kecil di jalan " jawab Marco
" calon manten kok bengep sih " omel mama
lalu seorang pelayan menghampiri dan mengajak Arinda mencoba kebaya pengantin dan Arinda mengikutinya