Jameson, anak Mafia yang hidup di Kanada. Dia terpaksa menculik Luna, seorang barista di Indonesia demi melindunginya dari bahaya.
Ternyata, Luna adalah Istri Jameson yang hilang ingatan selama 5 tahun dan perjalanan dimulai untuk mengembalikan ingatan Luna.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Himawari Daon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 : Kabur
Welcome…
...Happy Reading...
.... ...
.... ...
.... ...
Luna mondar-mandir tak menentu, wajahnya terlihat cemas. Saat telinganya mendengar sesuatu, dia mendekatkan telinganya pada pintu kamar.
Tap, tap, tap
Luna gelisah, dia buru-buru mematikan lampu kamar dan segera naik ke ranjang. Kemudian dengan cepat dia menyelimuti dirinya.
Knop pintu bersuara yang menandakan ada seseorang yang membuka pintu kamar Luna.
Jameson malam itu memastikan Luna, apakah wanita itu sudah tidur ataukah belum. Dan dia mendapati Luna telah tidur sambil memeluk bantal.
Jameson tersenyum tipis, “Kau sudah tidur?” Dia menyelipkan helai rambut Luna ke belakang telinga. “Sudahlah, hari ini aku tidak akan memelukmu.” Kemudian dia membenarkan selimut yang menutupi tubuh Luna.
Setelah memastikan Luna dalam keadaan aman, dia keluar dari kamar.
Saat itu juga, Luna beranjak bangun dari tidurnya. Lalu ia berlari mengecek kondisi di luar kamar melalui pintu.
“Tuan, Paman anda datang berkunjung. Dia sudah mendengar kabar tentang Nyonya,” terang Seven.
“Bagaimana dia bisa tahu?” tanya Jameson penuh selidik.
“Maaf, Tuan. Saya tidak sengaja memberitahu Tuan Johny kalau Nyonya Luna sudah kembali ke sini,” Ten menunduk.
“Sudahlah, semua sudah terlanjur. Sekarang temani aku menemuinya!”
Sebelum meninggalkan tempat, Jameson mengisyaratkan sesuatu kepada Seven. Setelah itu mereka pergi dari depan kamar Luna, diikuti dua pengawal yang biasa menjaga kamar Luna.
Luna yang sejak tadi menguping dari dalam, mencoba membuka pintu kamar dengan pelan. Dia melihat situasi di luar dengan was-was.
Sebelum benar-benar keluar dari kamar, dia melihat jam di handphone barunya. Jam telah menunjukkan pukul 23.30 malam.
Saat melihat situasi di luar aman, Luna keluar dengan sangat hati-hati. Luna sudah memikirkan berbagai kemungkinan kalau dia berusaha keluar dari rumah ini. Dia pasti akan menghadapi ratusan pengawal Jameson.
Luna berjongkok, dia merangkak memastikan di bawah sana aman. Dan setelah sekiranya aman, dia berjalan pelan menuruni anak tangga.
Saat sampai di bawah, dia melihat sekeliling. Dia merasa ada sesuatu yang aneh, karena di rumah itu tidak ada sama sekali pengawal yang jaga.
“Apakah tidak ada pengawal yang kerja malam ini?” Luna bertanya-tanya dengan lirih.
Tapi, Luna berpikir jernih kembali. Bukankah hal itu malah menguntungkan baginya? Dia bisa dengan bebas kabur dari rumah itu.
Luna harus berhati-hati dalam melakukan misinya itu. Dia dengan pelan membuka pintu rumah besar itu. Sama seperti saat dia keluar dari kamar, dia melihat situasi di luar. Dirasa cukup aman, diapun keluar menuju hutan.
Sejak kembali dari hutan, Luna memang berencana kabur lewat sana. Dia akan meminta bantuan Andrew dan Hendry untuk keluar dari sana.
Saat ini Jameson sedang duduk santai di sofa salah satu ruangan khusus untuk tamu VIP. Dia kini berhadapan dengan seorang Pria yang umurnya kisaran 45 tahun. Wajahnya sedikit mirip dengan Navarro.
“Paman Johny, apa kabar?” tanya Jameson ingin tahu.
Johny William adalah adik kandung dari Navarro William. Bisa dibilang, dia adalah Paman Jameson. Berbeda dengan Ayahnya, Jameson sangat menyukai pria di depannya itu.
Karena selama ini, Pamannya lah yang selalu membantunya di saat dia terpuruk. Bahkan, Paman Johny yang membantu awal bisnis Jameson hingga bisnis nya kini bisa melejit.
“Aku baik, sangat baik, Jame. Aku dengar, istrimu sudah kembali?” tanya Johny langsung membahas Luna.
“Benar, Luna sudah kembali ke sini, Paman.”
“Syukur lah, dia dimana sekarang? Aku tidak melihatnya?” Matanya berkeliling, tapi dia tidak menemukan orang yang dicarinya.
Jameson tersenyum, “Sekarang istriku tidak di sini, Paman. Dia sedang bermain-main.”
Mendengar jawaban Jameson, wajahnya bingung tapi dia tahu wanita itu dalam keadaan baik.
“Lain kali saja aku menemui istrimu, meskipun aku sudah sangat merindukannya.” Ungkap Johny tersenyum sedih.
“Baik, Paman. Aku minta maaf sekali, karena saat ini Luna sedang tidak bisa diganggu.” Jameson tersenyum lebar, dia sangat menghargai kedatangan Pamannya itu.
“Kalau begitu, Paman pamit dulu ya. Oh iya, ini ada bolu pisang untukmu dan Luna.” Dia menyodorkan bolu pisang dengan bingkisan yang terlihat mahal.
Jameson menerimanya dengan senang hati, “Paman, bolu ini tanpa susu kan? Luna tidak bisa mengkonsumsi susu,” tanyanya memastikan.
“Tentu, aku membeli bolu ini tanpa ada susunya. Tenang saja! Pasti aman kok!” Johny menepuk pundak Jameson pelan.
Saat Jameson ingin mengantarkan Pamannya ke dalam mobil. Tiba-tiba, Seven datang dengan wajah cemas.
Dia menghampiri Jameson dan berbisik, “Tuan, Nyonya dalam bahaya.”
Jameson merasa takut saat mendengar nya, akan tetapi dia berusaha menampilkan wajah tenangnya.
“Ada apa Jame?” Johny yang tadi belum sempat masuk ke dalam mobil, tahu kalau keponakannya itu sedang gelisah.
“Tidak apa-apa, Paman. Nanti akan aku kabari kalau Luna sedang senggang,” jawab Jameson.
Akhirnya Johny pulang meskipun dia tidak bisa bertemu dengan Luna.
Setelah mobil Johny tak terlihat lagi dari pandangan Jameson. Raut wajahnya mulai gelisah.
“Seven, apa maksudmu? Tolong jelaskan padaku!” pintanya dengan nada khawatir.
“Sebenarnya, Nyonya sudah berhasil keluar dari Hutan. Akan tetapi, saat Nyonya berada dalam kerumunan orang banyak. Aku kehilangan jejaknya, Tuan. Maafkan, aku.” Seven menunduk merasa bersalah.
“Sudahlah, sekarang suruh pengawal yang lain untuk mencarinya sampai menemukannya!” pinta Jameson.
Kemudian, dengan perasaan cemas bercampur takut. Jameson mencoba menelepon Luna, akan tetapi beberapa kali Jameson mencoba menghubunginya nomornya tidak aktif.
Jameson pun mengecek lokasi terakhir handphone Luna. Namun, titik ponsel Luna tidak bergerak sama sekali.
“Ten, tolong antarkan aku ke lokasi terakhir ponsel Luna!”
To be continued
Aku tidak menyangka, ceritanya sudah sampai bab 14 ajah. Aku akan terus berusaha membuat cerita ini hingga selesai.
Jadi, gaes. Terima kasih sudah menjadi pembaca ceritaku. Jangan lupa, like dan komentar kalian ya biar aku tambah semangat lagi🤗