Rumah yang baru dibangun diujung desa kini menjadi kosong setelah beberapa tahun yang lalu menjadi tempat meninggalnya seorang ibu dan anak laki-laki nya..
meninggal tanpa sakit dan tiba-tiba menjadi perbincangan masyarakat setempat karna mereka meninggalnya ditahun yang sama
tapi, ini bukan tentang seorang ibu dan anak laki-laki nya,
namun, ini tentang sepasang pengantin baru yang lebih memilih untuk menempati rumah tersebut.. dan disitulah awal malapetaka bagi sepasang pengantin baru itu terjadi terus menerus...
penasaran..?
yukk ikuti kisahnya..
ini karya perdana author ya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NauraAini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Udara segar walau sebentar
"Mas itu ada tukang sayur keliling kamu mau makan apa, aku mau beli disitu saja?". Niah bergegas ke dalam rumah mengambil uang dan cepat keluar.
"Apa mas jadi nya, di tanya diam saja giliran sudah matang masak saja baru protes saja bisa nya." Geram Niah pada Nabil.
"Apa yah, terserah kamu aja deh " jawab Nabil pelan.
Niah berdecak dan langsung berjalan, dia sudah tidak sabar ingin segera keluar dari rumah ini walau hanya di depan rumah Bu Tati. "Seperti menghirup udara segar" Niah membatin senang.
Nabil masih duduk di teras depan rumah sambil asik main game di handphone nya beda dengan pikiran nya yang sedang berkecamuk.
Kalau di pikir dengan seksama, masalah yang mereka alami ini datang saat mulai menempati rumah ini. Memang hidup tidak luput dari yang nama nya masalah, tapi tidak terus menerus seperti ini, datang bertubi-tubi di waktu yang bersamaan seperti tidak ada habis nya. Orang lain pun kalau dapat masalah dan cobaan datang nya satu persatu tidak sekaligus seperti yang di alami Nabil dan Niah ini.
Pertama dari segi tempat tinggal yang tidak pernah bisa bersih, setiap hari banyak kotoran ayam berserakan di lantai teras. Sampai bosan Niah membersihkan nya. Belum bau nya yang sangat menyengat apa lagi kalau sedang hujan membuat mual sampai Niah merasakan sering sakit kepala akibat menahan bau nya. Tidak jarang juga debu dan bulu-bulu burung sampai masuk ke area dapur, mungkin jemuran baju Niah pun tercemar oleh burung yang beterbangan, hingga belum lama ini Niah terkena penyakit kulit di wajah sampai ke mata nya.
Kedua dari segi ekonomi. Nabil yang belum bisa mendapatkan pekerjaan yang tetap sekali nya dapat kerja selalu saja ada masalah yang di hadapi sampai memilih untuk keluar dari pekerjaan nya, dan bukan hanya sekali saja tapi sudah beberapa kali Nabil lalui.
Yang ketiga dari ada nya hewan-hewan kecil itu yang paling membuat Niah merinding sebadan-badan. Bagaimana tidak setiap saat hewan itu muncul secara tiba-tiba berkeliaran di setiap sudut rumah, sampai di kamar tidur dan masuk ke dalam kelambu. Seperti ada sarang nya yang tidak ada habis-habisnya, padahal kalau ada langsung di bunuh oleh Nabil dan di buang ke tempat sampah.
Yang keempat mereka jadi gampang kesal sering cek cok, walau hanya hal kecil tapi mampu membangkitkan emosi kedua nya, bahkan sampai berujung pertengkaran. Sudah lah pikiran tidak bisa tenang dengan rasa was-was ini kesal pula dengan sikap nya Nabil, menyala lah sudah emosi Niah ini.
Yang kelima dari segi hawa rumah yang terasa sangat panas dan pengap, mungkin karena tidak ada pentilasi nya sekali nya ada di tutupi koran karena ada kandang unggas nya, pintu belakang pun tidak bisa di buka sama sekali karena di tutup dengan barang-barang dan di jadikan tempat kandang pula.
keenam Nabil pernah di rep-rep (ketindihan bahasa kedokteran nya) dengan perempuan telanj**g. Niah yang sering mengalami nya di sertai mimpi buruk yang menyeramkan
Dan terasa sangat nyata sampai Niah terbangun dengan nafas yang tersengal-sengal.
Namun meskipun demikian Nabil tetap menepis nya dengan logika.
"Mbak Saroh ini ikan cue (kukus)
Berapaan.?" tanya Niah, mbak Saroh ini saudara teman kerja nya Niah. Jadi mereka saling kenal lah.
Saroh yang sedang mengobrol dengan ibu-ibu pun menoleh "Ehh Niah itu di kasih 15 ribu saja tinggal dua ekor juga ikan nya. "
"Ikan cue tongkol habis yah mbak, ini ikan apa juga nama nya saya tau nya hanya ikan tongkol saja" tanya Niah pula sambil melihat dagangan karena dia begitu antusias walau hanya ke depan begini saja, kalau bisa ia ingin berlama-lama terus berada di luar rumah itu.
"Seperti baru mendapat udara segar" Niah membatin senang
"Iyah habis tinggal ini saja, tadi mbak keliling-keliling dulu jadi kesini nya udah siang begini, kamu pilih-pilih saja dulu yah" jawab Saroh dengan senyuman nya.
"Di rumah tidak ada lauk juga mas Nabil mau lah ini, mbak sudah ini belanjaan nya" ucap Niah yang selesai memilih belanjaan nya.
"Sudah ini saja, ada yang mau di tambah lagi tidak, mimpi masih disini" Saroh tersenyum ramah.
"hmm tambah sayur SOP nya deh sama bakso, memang mbak Saroh ini setiap hari tidak keliling nya sampai sini" tanya Niah menambahkan sayur sop
"Kalau kesini mbak paling seminggu dua kali, kadang hanya lewat saja, baru ini mbak sampai di depan rumah yang kamu tempati ini loh" terang Saroh memasukan belanjaan ke dalam plastik.
"Kenapa tidak sampai sini mbak masuk saja ke dalam, itu barang kali mbak Santi juga mau belanja " ucap Niah dengan polos nya.
Saroh menatap Niah sesaat " kamu betah Niah tinggal di rumah itu " tanya Saroh memelankan suara nya
"Ya begitu lah mbak" terang Niah menutupi hal yang ada di rumah itu.
"Kamu hati-hati deh Niah, saran mbak sih ya kamu pindah aja secepatnya dari situ, mbak hanya saran saja tapi ini loh" Saroh berbicara seperti ini karena kasihan dan khawatir pada Niah
"Iyah mbak, saya juga enggak akan selama nya tinggal di rumah itu" jawab Niah pasti, karena hanya tinggal mereka berdua disitu.
"Ini mbak uang nya" Niah memberikan uang belanjaan nya.
"Ini kembali nya Niah, mbak langsung jalan pulang saja lah sudah bersih ini" Saroh tersenyum senang karena dagangan nya laris manis.
"Iyah mbak". Jawab Niah dan berjalan kembali ke dalam rumah dengan helaan nafas panjang.
"huuuhhhh kapan aku benar-benar bisa pindah dari sini ada saja alasan nya" Niah membatin sedih.