NovelToon NovelToon
Pacaran Setelah Menikah

Pacaran Setelah Menikah

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni / Suami ideal / Istri ideal
Popularitas:267
Nilai: 5
Nama Author: Angguni

Tolong berhentilah menebar pesona hanya mata terpejam bisa kurasakan, jangan biarkan cahayamu membutakan banyak hati

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Angguni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kekasih Halal

Aku tertegun mendengar penjelasan Bobby. Astaghfirullah! Betapa bodohnya aku selama ini yang tidak mengerti dan salah mengambil kesimpulan atas sikap Bobby. Aku malah larut dalam cinta bodohku.

"Menikah muda tentu bukan hal yang aku inginkan meski aku sangat mencintaimu. Ini satu-satunya cara agar tidak menyakitimu lebih lama. Aku tidak akan sanggup melihat wajah kecewamu lagi, Desi".

Bobby mengusap pipiku lembut. Aku menatap matanya lekat, mencari cari adakah kebohongan di sana. Aku tidak menemukan apa pun selain ketulusannya.

"Kamu masih meragukan aku? Hm? " Dia menarik laci nakas di sebelah kami, mengambil secarik kertas yang kuduga sebuah foto. Ya, benar saja. Itu memang foto. Ada gambarku di sana.

"Kamu ingat ini? Pertemuan pertama kita. Awal mulanya perjodohan".

Aku menautkan alis, pertanda tidak mengerti apa yang di maksudkan oleh Bobby.

" Oh, iya. Kamu memang sengaja tak di beri tahu tentang perjodohan ini. Aku tidak mau kamu merasa tertekan. Aku mau, kita menikah karena memang saling mencintai, bukan semata mata karena perjodohan ini.".

Andai saja tidak terikat janji untuk tidak menyela perkataan Bobby, sudah kupastikan dia kelelahan menjawab seribu pertanyaanku. Aku bingung, serumit inikah kisahku?

"Untuk itulah aku di pindahkan ke kotamu dan di sekolahkan di sekolah yang sama denganmu. Bahkan, sudah di atur agar kita selalu satu kelas. Bukan tanpa alasan. itu semua untuk menarik perhatianmu. Dan kurasa, aku berhasil, tapi ternyata kamu begitu agresif. Eh, tidak.... maksudku kamu sangat agresif ".

Aku mendelik kearah Bobby. Dia malah balas tersenyum mengejek. Yah, aku hanya memalingkan wajah.Mau diapakan lagi? Dia mengatakan fakta. Aku jadi malu pada diriku sendiri jika mengingat bagaimana usahaku mencuri hati lelaki es ini yang ternyata sia sia saja karena, dia sudah lebih dulu mencintaiku.

Bodoh, Desi, bodoh! Kenapa gak sadar sih? Seharusnya dulu bisa sok jual mahal dulu sama Bobby. Hah, sekarang telat banget! Telat, Desi, telat!

"Jangan lagi berpikir untuk jual mahal.... karena sudah terlambat. Yang kamu harus lakukan sekarang hanya melayani suamimu yang tampan ini".

Ada seringai jahat di wajahnya. Tidak, bukan ini Bobby ku! Sebegitu ekspresinya aku sampai dia bisa menebak pikiranku untuk jual mahal? Aaaa, bundaaa!!

Plaaakk!

Aku meringis merasakan nyeri dikepalaku akibat ulah tangan Bobby.

"Buang pikiran jahatmu, Desi! "

Hah? Apa? dia bilang apa? Sepertinya punya Indra keenam saja Bobby.

"Dengar, kamu jangan takut. Aku menikahimu sekarang bukan untuk hal'itu", jadi jangan terus terusan berpikir negatif tentangku. Aku mau sekarang ini kita menjalani masa pedekate seperti remaja pada umumnya. Tapi bedanya, kita sudah halal. Aku tidak akan melakukan hal yang lebih dari itu sebelum kamu menjadi seorang sarjana. Aku tidak akan tega melihatmu ke kampus dengan perut buncit ".

Bobby tersenyum penuh arti. Ya salam, laki-laki ini menyebalkan!

" Kecuali... "

"Kecuali apa? Aku tidak tahan untuk tidak bicara lagi.

" Kecuali kau yang menggodaku".Dia tersenyum mengejek ku.

Bukkk!

Kulempar bantal tepat di wajahnya. Bobby malah tertawa semakin kencang. Dasar lelaki menyebalkan! Eh, tunggu dulu! Jadi kami sudah baikan? semudah ini?

Desi pov

Aku terbangun pada sepertiga malam. Dengan hati-hati, kuletakkan lengan kokoh Bobby yang semula melingkar indah di pinggangku. Aku tersenyum menatap wajah pulasnya yang tampak sangat jelas melukis tersenyum. Bagaimana bisa dia masih terlihat memesona saat tertidur seperti ini?

Aku tersenyum sekilas lalu bergegas mengambil wudhu. untuk kemudian bersujud memohon ampun pada Rabb ku atas perilaku kasar ku yang mungkin sudah menyakiti hati Bobby. Sungguh, setelah mendengar penjelasan Bobby tadi, aku sangat menyesal atas semua ulah konyol ku. Tidak lupa juga aku bersyukur atas anugerah yang diberikan Allah untukku. Bobby anugerah terindah dalam hidupku.

Selesai menunaikan shalat Tahajud, aku enggan untuk kembali terpejam. Mataku seakan terpaku pada pesona Bobby. Kini aku sudah dengan bebas bisa menatapnya, imamku, kekasih halalku, pelabuhan terakhirku. Semua terasa bagai mimpi jika mengingat sikap tak acuhnya beberapa waktu lalu. Kini dia milikku seutuhnya. Rekanku menuju surga Nya, pelengkap separuh agamaku.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!