NovelToon NovelToon
MY BODYGUARD

MY BODYGUARD

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Obsesi / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Kehidupan di Kantor / Fantasi Wanita
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ana_nanresje

Hidup di tengah-tengah para Pria yang super Possessive tidak membuat Soraya Aleysia Abigail Jonshon merasa Terkekang Ataupun diatur. Karena hanya dia satu-satunya perempuan yang hidup di keluarga itu, baik Ayah maupun kakak-kakaknya, mereka menjaganya dengan super ketat . Bagi mereka, Raya adalah anugrah Tuhan yang harus benar-benar dijaga, gadis itu peninggalan dari Bunda mereka yang telah lama meninggal setelah melahirkan sosok malaikat di tengah-tengah mereka saat ini.

Raya adalah sosok gadis jelmaan dari bundanya. Parasnya yang cantik dan mempesona persis seperti bundanya saat muda. Maka dari Itu baik Ayah maupun Kakak-kakaknya mereka selalu mengawasi Raya dimanapun Gadis itu berada. Secara tidak langsung mereka menjadi Bodyguard untuk adik mereka sendiri.


Penasaran sama kisahnya? kuylah langsung baca.....!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana_nanresje, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14_Persaingan

"Aduh. Ampun Ray ampun!" Raya menulikan telinganya saat Meli dan Hana meringis kesakitan karena apitannya. Kepalang kesal Raya melampiaskan amarahnya saat ini juga pada mereka.

" Ampun ampun. Kalian tau gak sih? Seharian gue nyariin kalian eh ternyata kalian lagi kencan, mana telpon dari gue gak di angkat, Chat pun gak di bales. Setidaknya kabarin gue dong. Capek tau muter muter kampus!" Sembur Raya pada kedua sahabatnya itu.

Meli dan Hana masih berusaha untuk melepaskan apitan tangan Raya dari leher mereka " Aduh Ray siapa yang kencan sih? Coba ini lepasin dulu, susah ngomongnya kalo gini mah!" Pinta Hana. Akhirnya Raya mau melepaskan apitannya itu.

Meli dan Hana terbatuk dan meraup oksigen dengan kasar guna untuk menyetok oksigen di paru paru mereka " Ihhh sakit Ray. Lo apa apaan sih? Baru juga kita dateng udah di apit aja nih leher sakit Ray Sakit!"

Raya menimpuk Meli dengan bantal yang ada di sampingnya " Yah lebaynya kumat!" Saat ini mereka sedang berada di dalam kamar Raya. Dengan Raya yang meminta kedua sahabatnya itu untuk main kerumahnya.

" Tau ih alay banget sih temen lo ini Ray, kok jadi Ilfeel ya liatnya." Timpal Hana membuat Meli merengut memanyunkan bibirnya.

" Ih HanHan bukannya belain meli eh malah ikutan Raya Bully gue. Tega yah kalian!" Ucapnya kembali merengut.

" Yaelah. Jangan di masukin hati dong mel kita kan cuma bercanda, Iya kan Ray?"

Raya mengangguk " Iya Mel. Jangan baperan gini dong kan gak Asik jadinya."

" Iya deh iya. Meli percaya." Ucap meli mengembangkan senyumnya.

" Ouh iya Han tadi lo bilang Kalian bukan kencan? Terus tadi siang kalian kemana?!" Tanya Raya pada Hana.

" Emang kata siapa sih kalo kita itu kencan? Orang kita habis taruhan!" Ups Hana membekap mulut Meli yang keceplosan sehingga membuat Raya menatap curiga pada keduanya.

" Hana!" Panggil Raya. Hana hanya bisa nyengir kuda memperlihatkan deretan giginya.

" Kalian habis taruhan? Taruhan apa dan sama Siapa?" Tanya Raya menginterogasi

" Taruhan makan Bakso. Sama Ian dan Mike!" Hana kembali menatap horor Meli yang kembali keceplosan. Sedangkan Meli gadis itu kembali menatap Hana dengan penuh tanda tanya. Tidak ada yang salah dengan ucapannya Bukan?

Raya diam sesaat. Yang di ucapkan Mondy ada benarnya juga. Kalau mereka berdua pergi bersama Ian dan Mike. Tapi bukan kencan melainkan taruhan.

" Mmmm jadi gini Ray. Lo ingetkan pas kita ngajak lo kekantin Tuh?" Raya mengangguk " Nah kan sehabis itu kita langsung pulang. Gue sama meli gak sengaja ketemu sama tuh dua cecunguk itu, entah angin dari mana mereka ngajak kita taruhan Makan Bakso sebanyak banyaknya, siapa yang berhenti duluan dia yang kalah!" Ucap Hana menjelasan.

" Tadinya kita berdua nolak. Tapi mereka maksa sampe ngeledek dan ngatain kita. Gue sama meli gak terima dong di katain kaya gitu berasa harga diri ini di injak injak sama mereka."

" Terus?"

Hana melirik Meli sesaat meminta Meli yang melanjutkan " Akhirnya kita setuju. Terus kita kekantin buat pesen bakso di mang tejo. Kita pesen Tiga mangkok untuk setiap orang. Awalnya meli dan Hanhan bisa ngimbangin mereka tapi pas mangkok terakhir Meli dan Hanhan gak kuat perutnya udah kekenyangan."

" Iya Ray. Kitakan sebelumnya habis makan bareng Lo. Eh malah di ajak taruhan makan bakso. So kita kalah sama mereka." Timpal Hana menambahkan.

" Terus Imbalan dari taruhan itu Apa?"

Meli dan Hana kembali saling tatap. Mereka meringis sesaat sebelum Hana kembali angkat bicara" sialnya lagi Kita gak tau apa imbalan taruhan dari mereka. Dan ternyata yang mereka minta dari kita Nomor telpon Lo."

" Iya berhubung kita kalah dan harus nepatin janji. Akhirnya kita ngasih nomor lo ke mereka!" Ucap Meli takut takut Raya marah.

" Ka...

Sebelum Raya Komplen Meli kembali Angkat suara " Tapi lo tenang aja. Tadi siang kita udah bikin perhitungan sama mereka."

" Yups kita ngajak taruhan mereka lagi. Dan kali ini kita yang menang!" Timpal Hana " Dan lo tau apa imbalannya?"

" Mereka jadi babu kita Seminggu!" Teriak Meli sumringah " Dan kita serahin mereka berdua ke Lo. Lo bebas mau ngapain mereka juga. Yah anggap aja ini permintaan maaf kami yang udah ngasih nomor telpon lo tanpa izin." Timpal Hana.

Raya terdiam. Jadi ini yang Di maksud Shaka meminta bantuan Mike dan Ian? Dan dengan mudahnya Dia berkata kalau mereka sedang berkencan tapi nyatanya? Astaga Raya merutuki dirinya sendiri. Apa jangan jangan semua ini rencana Shaka?

Raya menyeringai sehingga membuat Hana dan Meli bergidik ngeri " Oke oke. Kali ini kalian gue maafin, tapi ingat? Jangan ngulangin ini lagi. Paham!" Tegas Raya sehingga membuat Kedua gadis itu mengangguk.

" Eh tapi Kalian cuma ngasih nomor gue ke Mike sama Ian doangkan?" Keduanya mengangguk.

" Emang Kenapa Ray?" Tanya Meli balik. Tangan kanannya ia gunakan untuk mencomot kripik kentang yang berada di tangan Hana. Raya menggelengkan kepala. Sedangkan Meli dan Hana kembali melanjutkan acara makan makan mereka.

Gadis itu terdiam. Berkali kali Hana dan Meli memanggilnya tapi Ia abaikan begitu saja. Pikirannya melayang berkelana memikirkan satu hal yang kini mengganjal di hatinya. Jika Meli dan Hana hanya memberikan Nomor telponnya pada Mike dan Ian. Lalu Key dapat dari mana Nomornya itu? Tidak mungkin Pria itu memintanya dari Ian dan Mike. Itu sangat mustahil karena Key tidak pernah bersosialisasi dan memiliki teman seorangpun. Kalo Shaka sudah jelas mendapatkan Nomornya dari Ian dan Mike. Lalu key Mendapatkannya dari mana?

"Pokoknya Lo harus tanggung Jawab!" Dengusnya tak terima.

" Iya gue setuju sama Mike. Gara-gara Lo nih kita jadi babu Dua Serine Ambulance itu!" Timpal Ian yang masih nampak kesal.

Shaka tidak merespon perkataan mereka. Bahkan tanpa pedulinya Pria itu menikmati Minuman bersodanya sembari menatap Langit yang di taburi ribuan bintang.

" Ka," Panggil Ian " LO dengerin kita kan?"

Pria itu menoleh lalu menatap satu persatu Pria yang duduk di sampingnya " Kalian tenang aja. Nikmati hukuman kalian sisanya biar gue yang urus!"

" Wait? Maksudnya gimana Ka? Gak. Kita gak mau yah jadi babunya mereka. Berasa nih telinga pengen pecah kalo denger suara mereka ngomong. Jangankan seminggu Semenit aja udah bikin Gendang telinga Sakit!" Tutur Mike sembari bergidik ngeri membayangkan jika itu semua benar benar terjadi.

" Seminggu doangkan? Masa sih kalian kalah sama mereka?!"

" Bukan itu masalahnya. Kalo cewek lain mah iya aja kita mau, nah ini?" Dengus Ian. Wajahnya sangat masam karena tidak terima kalah taruhan.

" Iya Ka, Setidaknya bantu kita buat lepas dari mereka. Kita juga udah bantuin Lo buat dapetin nomor Raya. Masa se....."

" Kalian tenang aja. Semuanya bakal baik baik aja." Tukas Shaka membuat sahabatnya terdiam. Bibir pria itu tertarik keatas mengukir sebuah senyuman yang menurut Mike dan Ian telah lama hilang. Dan kini senyuman itu telah kembali. Kedua pria yang sedari tadi mengeluh dan Protes pun tidak lagi melontarkan aksi Protesnya, mereka membiarkan satu sahabatnya itu menikmati malam yang Indah.

Jika Shaka saat ini sedang bahagia dan senyum senyum sendiri karena rencananya berhasil. Berbeda dengan satu pria ini. Tangannya terus mengepal dan rahangnya mengeras. Wajahnya memerah menahan amarah yang sedari tadi ia tahan.

Braaakkk

Semua barang yang berada di hadapannya ia banting dan tendang. Ia meluapkan emosinya dengan membanting semua barang barang tak berdosa itu. Bagaimana dia tidak emosi? Gadis yang dicintainya tertidur pulas di bahu pria yang teramat di bencinya. Bahkan ia sangat benci saat dengan beraninya Shaka mengecup pucuk kepala gadis itu saat tertidur.

" Brengsek!" Kembali kata-kata kasar itu keluar dari mulut Key. Pria yang dulu terkenal pendiam itu kini terlihat sangar dan beringas. Amarah yang menguasainya membuat sisi liar pria itu keluar.

" Calm Dude. Lo cuma membuang buang tenaga saja!" Key mendelik tajam pada pria yang baru saja masuk kedalam kamarnya.

" ini bukan Key yang gue kenal. Bos gue selalu bersikap tenang, sebesar apapun masalah yang dia hadapi dia pasti bisa mengatasinya!" Timpal satu Pria lagi yang ikut bergabung bersamanya.

" Ck. Ini berbeda dengan masalah yang lain Ren. Ini Cinta. Masalah hati!" Timpal Juan pria berkulit putih dan berambut pirang. Persis seperti key hanya saja tubuhnya lebih besar di banding key.

" Oh Cinta Rupanya. I'm Sorry Dude!" Ucapnya Sembari mengangkat kedua tangannya tanda menyerah.

Key menghembuskan nafasnya kasar. Baru kali ini dia tersulut Emosi dan itu karena Raya. Gadis yang telah berhasil mencuri hatinya.

" Dia berbeda dengan yang lain. Dan dia itu milik gue.  Hanya milik gue!" Tegas Key menggertakkan giginya.

Reno mendekat kearahnya yang sedang menatap kearah luar jendela. Kondisi kamarnya sangat berantakan karena menjadi pelampiasan sang Empu " tapi bukan begini caranya. Lo tenang aja, gue sama Juan pasti bantuin Lo buat dapetin cewek yang Lo suka itu."

" Harus!" Key menyeringai membuat Reno dan Juan saling melirik satu sama lain " kalian sudah tau tugas kalian bukan?"

Reno dan Juan mengangguk " Bagus. Singkirkan dia secepat mungkin!" Setelah mengatakan kalimat terakhirnya Key merobek sebuah foto yang menunjukkan kebersamaan Shaka dan Raya. Ia merobek foto itu sehingga menjadi dua bagian dan membakar salah satu foto itu yang ternyata Adalah foto Shaka.

1
Juprianto
Karyanya bagus cm kurang seru dan panjang thooor/Smile/
Juna: makasih udah mau mampir, masih proses menuju konflik nya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!