Helen terkejut bukan main, ketika pria asing masuk ke kamar hotelnya. Dia sedang tidak dalam keadaan sadar, entah apa yang diberikan oleh Nicklas Bernando suaminya padanya.
"Kamu dan suamimu ingin seorang anak kan? aku akan membantumu!" ujar pria itu dengan tatapan mengerikan.
Bak sambaran petir di siang hari, Helen tidak menyangka, kalau suaminya akan berbuat seperti ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noerazzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14. Helen Jatuh
Helen benar-benar dijadikan obat nyamuk, untungnya dia memang tidak punya perasaan apapun pada Nicklas. Jika tidak, melihat Nicklas yang bersikap sangat mesra dengan Moza dari awal mereka pergi sampai sekarang. Mungkin hatinya akan sakit.
Apalagi embel-embel istri sah yang melekat pada dirinya.
"Hei, foto kan kami!" perintah Moza pada Helen.
Helen yang merasa namanya tidak di panggil, meskipun di yacht itu hanya ada mereka bertiga. Juga tidak serta merta menoleh.
Hingga Moza kesal, dan berteriak memanggil Helen.
"Helen!" panggilnya dengan nada kesal.
Helen baru menoleh. Sementara Nicklas merasa itu hanya hal kecil, dia tidak ingin ikut campur dan hanya menyaksikan dua wanita di depannya beradu pandang dengan tatapan sama-sama tidak senang.
Moza bahkan menarik bahu Helen, dan membuat Helen mendesah kasar. Mungkin kalau dia tidak khawatir akan nasib anak-anak panti, dia lebih memilih meninggalkan sandiwara menyebalkan itu.
"Kamu itu punya kuping jangan cuma di jadiin pajangan! aku dari tadi panggil kamu!"
"Aku tidak merasa terpanggil, barusan kamu sebut namaku, aku baru merasa kamu memanggilku!"
Nicklas yang menyaksikan hal itu, seharusnya sadar. Mana wanita yang lebih masuk akal.
Moza mengeram marah.
"Dasar kamu wanita menyebalkan. Sekarang ambil kamera ini, dan foto kami berdua. Yang bagus! jangan berhenti kalau aku belum suruh kamu berhenti!" kata Moza menarik tangan Helen dan meletakkan kamera itu di tangannya.
Moza kembali menghampiri Nicklas, dan merangkul lengan pria itu dengan sangat manja.
"Sayang, peluk aku biar kita terlihat mesra!" kata Moza yang sudah seperti cicak nempel di tubuh Nicklas.
Niatnya memang membuat Helen panas. Sayangnya Helen sama sekali tidak merasakan perasaan itu, yang ada muak. Muak melihat kedua orang yang terlihat mesra di depannya itu.
Moza melihat pinggiran yacht di dekat Helen yang basah. Ada sedikit percikan dan genangan air di situ. Moza yang memang punya rencana jahat pada Helen pun merasa menemukan jalan untuk membuat wanita itu celaka.
Apalagi saat ini mereka sedang berada di tengah laut. Moza juga melihat ke kanan dan ke kiri, hanya ada sebuah yacht mewah dekat mereka. Tak ada penjaga pantai atau semacamnya. Dia yakin, kalaupun Helen jatuh ke laut, maka tidak akan ada yang menyelamatkannya. Dan tidak ada juga yang akan mempermasalahkan hal ini, karena ini hanya kecelakaan.
"Sayang, geser kesini!" ajak Moza pada Nicklas.
Moza pun mengalihkan perhatian Nicklas dengan meminta pria itu melihat ke arah pemandangan bukit yang berkabut.
"Sayang, lihat bukit itu, kabutnya tebal sekali, apakah akan turun hujan? apa sebaiknya kita kembali ke dermaga?"
Tapi sambil bicara pada Nicklas seperti itu, Moza berjalan ke dekat Helen, dan menyenggol punggung wanita itu yang tengah memeriksa hasil foto yang dia ambil.
"Aghkk!"
Byurr
"Helen!" pekik Moza seolah sangat terkejut ketika Helen jatuh ke air.
Nicklas yang mendengar itu segera berbalik dan tampak begitu terkejut.
"Helen!" panggil Nicklas yang berusaha untuk bergegas ke repo yacht itu.
"Sayang, bagaimana ini? kenapa Helen bisa jatuh? aku takut?"
Moza menggelayut, merangkul lengan Nicklas dengan sangat kuat.
"Helen tidak bisa berenang, aku harus menolongnya..."
Mata Moza melotot, dia tentu saja tidak akan membiarkan Nicklas menyelamatkan Helen.
"Sayang, jangan! itu laut! begitu luas! bagaimana kalau kamu terserah ombak dan tenggelam. Aku takut, aku tidak mau kehilangan kamu. Sayang, jangan... aku takut!" kata Moza yang terus merangkul lengan Nicklas dan memasang wajah memelas agar pria itu tidak menyelamatkan Helen.
"Tapi Moza, Helen tidak bisa berenang. Ibuku akan..."
"Sayang, aku takut. Aku juga tidak ingin hidup lagi kalau sesuatu terjadi padamu. Panggil saja tim penyelamat, sayang jangan lompat. Aku takut!"
Mata Moza sudah berkaca-kaca, Nicklas yang melihat kekasihnya ketakutan, tentu saja merasa bingung. Satu sisi, menyelamatkan Helen juga sangat penting. Bisa-bisa ayah dan ibunya akan mengeluarkannya dari kartu keluarga kalau sesuatu terjadi pada wanita itu.
Tapi, dia juga sangat mencintai Moza, tentu saja dia tidak ingin membuat Moza merasa khawatir.
Nicklas segera berlari ke arah mesin kemudi. Dia meminta bantuan kepada tim penyelamat.
Tim penyelamat mengatakan mereka akan segera pergi ke tempat itu. Tapi senyum licik terlihat di wajah Moza.
'Hehh, memangnya kenapa kalau tim penyelamat akan datang dalam 5 menit. Dia pasti sudah tidak selamat!' batin Moza begitu senang. Begitu puas atas kejahatan yang tengah dia lakukan.
Nicklas kembali lagi ke pinggiran yacht, mencoba mencari keberadaan Helen.
'Siall! dia harus selamat, bagaimanapun dia harus selamat!' batin Nicklas.
Pria itu cukup kejam, tapi setidaknya dia tidak pernah melenyapkan nyawa orang. Dia juga tidak ingin Helen tidak selamat.
"Helen! bertahanlah! ingat! kamu tidak boleh mati sekarang! pikirkan anak-anak panti!" teriak Nicklas begitu keras.
Moza terus bergelayut pada Nicklas. Dia sama sekali tidak akan membiarkan Nicklas nekat dan menyelamatkan Helen di laut itu.
"Uhukk... uhukk!"
Dre menghela nafas lega, untungnya dia tidak berada jauh dari yacht Nicklas. Dia selalu memperhatikan Helen dengan teropong. Dan begitu melihat Helen terjatuh ke air. Dre segera menyelamatkan Helen.
Helen membuka matanya perlahan, setelah mengeluarkan air yang tidak sedikit dari mulutnya.
"Dre" ucapnya pelan.
Dre mengangguk perlahan.
"Aku akan ganti bajumu! kamu sangat kedinginan!" ujar Dre yang langsung menggotong tubuh Helen dan membawanya ke dalam kabin yang ada di yacht itu.
Dre menyuruh pengemudi yacht itu membawa mereka kembali ke dermaga.
Sementara itu, para tim penyelamat sudah sampai di tempat itu. Nicklas menjelaskan, kalau Helen terjatuh, mungkin tergelincir saat akan mengambil foto. Karena memang di pinggiran yacht itu juga ada genangan air.
"Tidak masuk akal tuan, meski ada genangan air, aku berdiri di sini juga tidak akan jatuh. Lihat! genangan air ini berada di permukaan yang tidak rata, condong ke arah dalam. Jika jatuh, seharusnya juga jatuh ke dalam, bukan ke luar sampai ke air!" jelas salah satu petugas yang mencoba sendiri berdiri di sana dalam kondisi tidak seimbang.
Nicklas terdiam, dia memang tidak melihat jelasnya. Dia hanya mendengar apa yang dikatakan oleh Moza saja.
"Tapi, dia memang berdiri di sana sendirian tadi!" kelas Nicklas, "tolong urus masalah ini nanti, selamatkan dulu Helen!" kata Nicklas.
"Kami akan berusaha, tapi jika dalam waktu selama ini kita masih bisa menemukannya dalam keadaan selamat. Itu pasti sebuah keajaiban, atau karena wanita itu punya keberuntungan yang sangat baik!"
Wajah Nicklas mulai pucat.
"Apa maksudmu?"
"Jika dia tidak bisa berenang seperti katamu, berapa lama kemampuan seseorang untuk bertahan di dalam air tanpa oksigen?" tanya balik petugas itu.
Nicklas merasa seluruh tubuhnya lemas.
'Kenapa aku tadi tidak menyelamatkannya?' batin Nicklas sedikit menyesal.
***
Bersambung...