NovelToon NovelToon
Imam Dalam Sujudku

Imam Dalam Sujudku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pengantin Pengganti / Romansa
Popularitas:11.8k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncepenis

Pernikahan yang batal membuat Namira harus menikah dengan sepupunya. Untuk menjaga nama baik keluarganya dan juga pesantren Namira tidak punya pilihan lain.
Bian, yang merupakan sepupu Namira dan juga teman masa kecilnya harus mengikuti kemauan ibunya yang memang sangat menginginkan Namira sebagai calon menantunya sejak dulu.

Karena sudah lama tidak bertemu membuat pertemuan mereka sedikit canggung dan apalagi dihadapkan pada pernikahan. Tetapi bagaimanapun keduanya pernah menghabiskan waktu di masa kecil.

Namira dan Bian sama-sama memiliki pasangan di masa lalu. Bian memiliki kekasih yang tidak direstui oleh ibunya dan sementara Namira yang memiliki calon suami dan seharusnya menikah tetapi digantikan oleh Bian. Karena perzinaan yang dilakukan calon suaminya menjelang 1 hari pernikahannya.

Bagaimana Namira menjalani pernikahannya bersama Bian yang tidak dia cintai dan sebaliknya dengan Bian.

Jangan lupa untuk membaca dari bab 1 sampai bab akhir dan jangan suka menabung Bab....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 22 Rasa Itu Ada

Bian sudah meninggalkan kedua orang tuanya dan sekarang Andika melihat ke arah istrinya itu.

"Apa yang barusan dikatakan Bian tadi, semua itu benar?" tanyanya yang masih berharap istrinya jujur secara langsung kepadanya.

"Farah kamu benar-benar keterlaluan!" Andika sudah bisa menduga jika semua itu benar yang benar-benar tidak percaya membuat Ahmad memijat kepalanya.

"Kenapa kamu harus mencampuri kehidupan Namira sampai sejauh ini hah! Apa kamu tidak memikirkan bagaimana perasaannya jika dia mengetahui semua ini?" tanya Andika

Farah tidak berbicara apapun yang sudah tidak bisa membela diri.

"Astagfirullah!" suaminya sampai tidak bisa berkata-kata.

Dari raut wajah Farah memang terlihat menyesal tetapi entahlah apakah dia menyesal dengan tindakan Bian yang memulangkan Namira begitu cepat atau justru menyesal karena sudah mengambil tindakan yang menjebak Namira dalam pernikahan itu.

Sementara Bian tampak tidak berdaya yang terlihat lesu dan tidak bisa berpikir jernih memasuki kamar seperti orang yang tidak tahu harus melakukan apa.

Bian duduk di pinggir ranjang memijat kepalanya.

"Bagaimana bisa semua ini sampai terjadi dan aku bahkan tidak mengetahui hal ini? seandainya aku mengetahui rencana Mama. Namira tidak akan mungkin menikah denganku," ucap Bian yang membuang nafas perlahan ke depan yang sangat frustasi akan posisi dirinya saat ini.

Bian memejamkan mata untuk menenangkan diri sebentar.

Flashback.

Pintu kamar Bian yang terbuka ketika dia baru saja keluar dari kamar mandi.

"Mama," sahut Bian melihat ibunya yang sudah sangat rapi masuk ke dalam kamarnya.

"Kamu temani Mama hari ini untuk makan siang," ucap Farah.

"Mendadak sekali," sahut Bian.

"Ini memang mendadak dan kebetulan kamu juga sudah pulang dari Amerika, hari ini sudah rencana Allah," sahut Farah.

"Maksud Mama?" tanya Bian kebingungan.

"Bian, Tante Kalsum datang ke Jakarta, Mereka ingin bertemu kita dan kamu juga harus tahu bahwa Namira ikut," ucap Farah.

"Namira," sahut Bian.

"Hmmm, benar sekali, bukankah kalian sudah lama tidak bertemu," sahut Farah yang tidak direspon Bian.

"Kalau begitu Mama menunggu di mobil. Kamu langsung siap-siap dan kita langsung pergi jangan sampai mereka menunggu," ucap Farah yang tersenyum keluar dari kamar begitu saja tanpa mendengar dulu apakah putranya setuju atau tidak.

"Namira," ucapnya tiba-tiba yang terlihat senyum di ujung bibirnya.

Mendengar nama Namira sepertinya sudah membuat Bian merasa sangat terhibur, yang terlihat dingin itu bahkan berubah menjadi senyum.

Restaurant.

Bian yang berpamitan sebentar kepada ibunya yang sudah duduk di salah satu bangku ketika ada yang menelponnya. Bian berdiri menjawab telepon tersebut dengan satu tangannya berada di saku celananya.

"Kalau begitu besok siang kita bisa bertemu untuk membicarakan proyek ini," ucap Bian pada seseorang yang berbicara di telepon tersebut.

Tiba-tiba saja matanya melihat ke arah parkiran mobil. Kalsum dan Namira yang bersama-sama turun dari mobil.

"Umi, Tante Farah mengajak bertemu di sini," suara yang lembut itu bahkan terdengar oleh Bian.

Bian diam seperti patung yang sudah tidak berbicara lagi pada seseorang dalam panggilan telepon tersebut yang masih berada di telinganya. Matanya terus tertuju kepada Namira dan Kalsum. Lagi dan lagi tampak senyum di wajah Bian.

Dari tatapan mata itu terlihat ada sesuatu untuk Namira, seperti laki-laki yang sedang merindukan wanitanya atau laki-laki yang terlihat ada kasih sayang yang besar dari tatapan matanya pada wanita yang sudah memasuki Restaurant tersebut.

"Tuan Bian!" suara yang sudah memanggil namanya sejak tadi lewat panggilan telepon tersebut mampu membuat Bian kaget.

"Astagfirullah maaf," sahut Bian menghela nafas.

"Bagaimana tuan?" tanya pria itu.

"Baiklah nanti saya hubungi tuan kembali," sahut Bian yang langsung mengakhiri panggilan telepon tersebut.

Bian menghela nafas yang memegang dadanya ternyata jantungnya berdebar begitu kencang. Bian melihat ke arah Namira yang ternyata sudah bertemu dengan Farah. Lagi-lagi Bian tersenyum melihat wanita yang sangat ceria itu terlihat sangat manis dan pasti sangat cantik.

Akhirnya Bian menghampiri ibunya dan saling menyapa dengan Namira. Karena sudah lama tidak bertemu terlihat keduanya tampak tidak akrab yang bukan seperti masa kanak-kanak dulu. Tetapi siapa sangka Bian secara diam-diam curi-curi pandang kepada Namira tanpa diketahui oleh Farah ataupun Kalsum yang asik berbicara.

"Kami datang karena ingin memberitahu bahwa Namira sebentar lagi akan menikah," Bian sangat kaget mendengar pernyataan itu bahkan sampai tidak jadi memasukkan nasi yang sudah berada dalam sendok ke dalam mulutnya.

Suasana hatinya yang begitu baik mampu membuat wajah tampannya terus mengeluarkan senyum yang berubah menjadi datar dan melihat ke arah Namira. Siapa sangka wanita yang sejak tadi dikagumi secara diam-diam itu ternyata sudah dilamar oleh pria lain dan akan menikah dalam hitungan hari.

Ada rasa kecewa dari tatapan mata Bian yang cara tidak langsung tidak ditunjukkan.

Ternyata kabar pernikahan Namira cukup membuat Bian galau, setelah pulang dari pertemuan itu. Bian yang membuka ponselnya dan yang benar saja dia telah menyimpan foto masa kecil Namira. Bian memang tidak terlalu menunjukkan rasa kecewanya atau sedih karena Namira menikah.

Bian diajak oleh kedua orang tuanya ke pesantren untuk menghadiri acara pernikahan Namira yang sebelumnya sudah ditolak oleh Bian. Tetapi yang akhirnya Bian mengikut juga.

Terjadi masalah besar pada saat menjelang hari pernikahan itu yang mana Namira telah dikhianati oleh calon suaminya dan pertengkaran itu terjadi di depan matanya yang membuatnya sampai mengepal tangan yang ingin memberi pelajaran kepada pria yang menyakiti Namira.

Menyadari bahwa dia tidak memiliki kekuasaan untuk melakukan hal itu, Bian hanya bisa menyimpan kemarahan tanpa ada yang mengetahui bahwa dia ingin sekali memberi pelajaran kepada Ferdi.

Bian yang akhirnya menggantikan Ferdi di hari pernikahan yang ditolak oleh Bian. Alasannya bukan karena berhubungan dengan masa lalunya yang memang sudah lama sekali berakhir hubungan itu, dan juga bukan karena dia tidak menyukai Namira.

Tetapi tidak ingin disaat seperti itu Namira masih terluka dan harus dipaksakan menikah. Alasan itu tidak dia ungkapkan kepada kedua orang tuanya dan akhirnya Bian menikah dengan Namira.

Bian membuka matanya setelah kembali teringat bagaimana pertemuannya dengan Namira setelah lama berpisah.

"Secara tidak langsung aku menikmati semua rencana Mama. Aku tidak tegas dan justru mengikuti alur," ucapnya menyadari hal itu.

"Namira harus menjadi korban dari apa yang terjadi. Ya Allah kenapa semua ini benar-benar harus terjadi. Namira tidak tahu apa-apa ada yang terlebih lagi aku sangat bodoh. Bian kamu juga tidak bisa hanya menyalahkan Mama atas semua ini karena jika kau tidak memiliki perasaan kepadanya maka kau tidak akan pernah setuju dengan hal ini,"

"Pada kesimpulannya kau juga memanfaatkan semua ini dan Namira yang menjadi korban," ucapnya benar-benar merasa bersalah kepada istrinya.

"Mungkin ini yang terbaik. Aku tidak bisa memaksakan Namira untuk hubungan toxic ini. Mama terlalu jauh mencampuri kehidupan pribadinya, sangat terobsesi dengan Namira sampai melakukan hal jauh. Keputusan berpisah adalah cara yang terbaik agar dia tidak semakin luka dengan kehidupan seperti ini," batin Bian.

Bian harus mengambil keputusan untuk berpisah dengan Namira agar istrinya tidak terus berada dalam kendali oleh Farah.

Bersambung....

1
Teh Euis Tea
nayra duhhh mulutnya lemes benar, baru jg zahra percaya diri mau menikah dgn ilham eehh malah denger omongan gitu
duhh zahra jgn sampe gagal ya petnikahanmu ilham pria baik dan ga bakal mengungkit kisahmu yg telah di perkosa si ferdi
mbok Darmi
itu mulut lemes nya nayra tolong stop jgn bikin zahra ragu lagi untuk menikah dgn ilham, semangat zahra seperti kata ilyam lupakan masa kelam mu bangkit dan buat lembaran baru dgn ilham yg lebih baik
mbok Darmi
harusnya mereka sadar atas para yg terjadi pada zahra dimana dia selama ini mengurung diri jadi pendiam dan tidak mau ketemu Ilham kenapa mereka semua menganggap hal yg biasa, semoga zahra mau jujur apa yg terjadi padanya mau sampai kapan kamu menutupi semua nya apa nunggu kamu hamil dulu atau nunggu kamu ada waktu buat melarikan diri semua masalah akan terselesaikan dgn kamu jujur zahra jgn merasa dirimu hina semua bukan kemauan mu
Teh Euis Tea
zahra km hrs trs terang bahwa om di nodai si ferdi jgn diam aj zahra
Teh Euis Tea
jd kasian dm zahra yg udah di rusak si ferdi, othor kenapa sih zahra kudu di perkosa si ferdi kan jd kasian zahranya
Teh Euis Tea
angela ya sudah sih bian sudah bahagia namira dan emang dari dulu bian cinta sm namira tp ga di ungkapkan
Teh Euis Tea
betul bian lebih baik tdk serumah dgn ibumu demi keutuhan rumah tanggamu lebih baik mandiri
Sunaryati
Sikap Ny Farah seperti itu memang lebih baik hidup mandiri terpisah dari Farah
Sunaryati
Karena Bian dan Namira rujuk
Teh Euis Tea
syukurlah klu rujuk
Teh Euis Tea
ferdy km hrs tanggungjawab sm zahra, kasian dia jd korbanmu
Sunaryati
Ferdi kamu sudah memperkosa Zahra, masa tidak ingat
Sunaryati
Nah rujuk saja, Bian
Teh Euis Tea
udah balikan aj bian namira
Teh Euis Tea
zahra bknnya ga mau jemput ilham namira tp dia lg ga baik baik aj dia di perkosa sm mantanmu namira
Teh Euis Tea
jd zahra yg jd korbannya😭😭😭😭😭
Teh Euis Tea
kasihan zahra jd di perkosa si ferdy
mbok Darmi
zahra malah yg jd korban ferdi ternyata bener" pecundang pemabuk semoga zahra ngga hamil bisa bundir zahra kalau sampai hamil
Teh Euis Tea
sepertinya ferdy jg kurang sabaran ya, agak kasar sm namira
Teh Euis Tea
akhirnya semuanya berakhir perpisahan kasian bian dan namira sebenarnya tanpa ke2nya sadarin sudah ada benih cinta di hati masing masing khususnya namira yg baru menyadari
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!