NovelToon NovelToon
Cintaku Dikamu

Cintaku Dikamu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Neisa Krestianningrum

Cinta akan hadir seiring datangnya waktu, kita hanya perlu bersabar, entah besok, lusa tau tahun depan kita tidak akan bisa menebaknya. Ikuti saja alurnya, agar kau tahu kemana tempat ia akan berlabuh, ya cintaku ada di kamu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neisa Krestianningrum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#.1

Angin semilir menerpa wajah manis seorang gadis, beberapa helaian rambut miliknya beterbangan tertiup angin. Wajahnya berparas ayu, bibir mungil, dan kulitnya yang putih bersih. Nama gadis manis itu Arasha, sebagian orang memanggilnya Ara.

"Tarik napas hempaskan, sekali lagi tarik napas hempaskan, huh !" ia mencoba menenangkan dirinya sendiri.

"Hidupku berat sekali Ya Allah" keluhnya. Mata besar miliknya memandang kedepan, menatap pepohongan yang rindang tempat biasa ia bermain dengan sang Ayah waktu kecil.

Dua bulan yang lalu, kejadian nahas dialami oleh kedua orang tuanya, mereka meregang nyawa dalam kecelakaan tunggal. Kenyataan memilukan itu harus ia hadapi seorang diri. Terlebih Ara adalah anak tunggal dari pasangan Ibu Mina dan Bapak Surya Kusmananto. Memang tak ada sanak saudara yang mereka miliki karena mereka adalah salah satu pendatang dikota Surabaya. Kedua orang tuanya meninggal tepat di hari ulang tahun Ara yang ke 22 . Tak pernah ia sangka bahwa ayah dan ibunya akan meninggalkannya secepat ini.

Hiruk pikuk dunianya seakan berhenti, kini hanya ada rasa kesepian dan kerinduan yang teramat di setiap relung hatinya.

Ara beranjak pergi, ia melangkah perlahan menyusuri jalan setapak yang biasa ia lalui dengan sang ayah, tatapannya lurus pada sebuah bangunan bercat biru.

Diambilnya air wudhu yang berada disamping bangunan tua itu, ia lalu memakai baju khas orang muslim dan segera melaksanakan salah satu kewajibannya.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh "ucapnya menandai berakhirnya ibadah sholat, lalu memanjatkan doa untuk kedua orang tuanya yang telah tiada. Sesaat ia teringat bagaimana sang ayah mengajarkan sholat untuk pertama kalinya di mushola ini. Sang ayah yang merupakan Guru Agama selalu mengajarkan kepadanya betapa pentingnya sholat. Ibadah yang wajib dilakukan bagi setiap muslim didunia.

Sayup sayup ia mendengar suara mencurigakan dibalik korden pembatas laki laki dan perempuan. Rasa penasaran menyelimuti hatinya, degub jantung kian berdetak lebih kencang dari biasanya.

Perlahan lahan ia mendekat, mengendap endap agar tidak menimbulkan suara, kepalanya menyembul keluar melihat keadaan, sontak mata Ara membulat seketika, terlihat olehnya seseorang dengan tubuh terbalut dengan sarung, dan wajah yang tertutup topeng.

"Hei siapa kamu? apa yang kamu lakukan disini? mau maling kamu ?" teriak Ara tanpa takut. Matanya nyalang menatap pencuri berjenis kelamin pria itu.

"Aduh ketahuan" batin pencuri itu.

Merasa kepergok, pencuri itu menghentikan aksinya, ia berlari dengan cepat lalu bersembunyi, sebelum orang orang datang menghakiminya.

"Pencuri, pencuriiii" teriak Ara. Ia berlari mengejar pencuri bertopeng itu, tapi setelah berlari mengejar sejauh 50 meter, tak juga ia temukan. Dadanya kembang kempis menahan lelah, keringatnya mulai bercucuran memenuhi keningnya.

"Hadehhh kemana lagi itu perginya cepet banget" gumamnya. Dirasa pencuri itu sudah berhasil melarikan diri, ara kembali ke rumah, ia berjalan kaki sambil menetralkan degub jantungnya, dilihatnya pemandangan langit pada sore hari itu, "indah, tapi tak seindah perjalanan hidupku" katanya dalam hati.

Lampu kelap kelip berbagai warna menghiasi sudut jalan , Ara termenung menyaksikan keindahan itu, hatinya begitu sunyi dan rapuh. Pikirannya kosong, memikirkan bagaimana nasibnya , Ara tak sadar jika berada ditengah jalan lalu tubuhnya melayang dan yang dilihatnya hanya kegelapan.

"Dok, bagaimana keadaannya ?" tanya seorang pria, wajahnya panik, tangannya bergetar, noda darah terlihat dikemeja putihnya.

"Kondisinya sangat memprihatinkan, kaki pasien patah dan harus segera dioperasi " kata orang berjubah putih dan berkacamata itu.

"Lakukanlah yang terbaik dok" pintanya pada pria dihadapannya, ia tak menyangka ia akan menabrak seseorang.

"Semua ini salahku" gumam lirih pria itu, matanya terpejam menyesali perbuatannya. Karena tak hati hati, ia sampai membuat seseorang cidera dan terluka.

Dokter segera mengambil tindakan operasi, tim medis dan peralatan penunjang juga sudah disiapkan. Pria itu hanya bisa pasrah, hanya doa yang bisa ia panjatkan.

2 jam lamanya operasi dilakukan, diseberang sana, pria berkacamata itu terlihat cemas dan takut, bajunya yang penuh dengan noda darah tak dihiraukannya. Mulutnya komat kamit merapalkan doa. "Semoga berhasil" ucapnya dalam hati.

Lampu operasi yang semula berubah merah sudah berganti hijau, tanda operasi telah selesai dilakukan. Kini Ara dipindahkan ke ruang ICU, untuk mendapatkan perawatan lanjutan, ia masih tak sadarkan diri karena efek obat bius.

"Ayah" lirih Ara menatap seseorang yang dicintainya.

"Sayang, hiduplah dengan baik, tata lah masa depanmu Ara, ayah dan ibu disini selalu disampingmu" pesan sang ayah

"Jadilah wanita mandiri, ibu dan ayah selalu menyayangimu" lalu dikecupnya kening sang anak.

"Ayah ibu" teriak Ara, matanya terbuka lebar, keringat dingin mulai membasahi wajahnya.

"huhuhu, ayah ibu,huhuhu" tangis Ara pecah.

Air mata menggenang dipelupuk matanya.

Pria berkacamata itu terkejut mendengar teriakan gadis itu lalu memanggil dokter lewat call bell.

"Tolong..tolong dokter, pasien sudah sadarkan diri" teriak Bastian panik melihat seorang dokter menghampirinya.

Setelah melalui pemeriksaan, dokter menyatakan kaki Ara mengalami kelumpuhan, operasi yang dilakukan tadi untuk menyambung jaringan agar tidak putus, jadi butuh waktu untuk mengembalikan jaringan agar berfungsi sempurna.

Ara yang sudah sadar mendengar penjelasan dokter bedah itu, ia tak kuasa menahan tangisnya."Hiks Hiks" tangis Ara pecah ia tidak bisa membayangkan bagaimana hidupnya nanti.

Setelah dokter bedah itu pergi, pria matang itu hanya termangu, diam tak dapat berkata apa apa apa, hanya matanya yang memandang lurus menatap gadis itu. Rasa bersalah menyelimuti hatinya.

"Ya Allah apa yang harus aku lakukan, aku sudah merenggut masa depannya". Rasa penyesalan kini ia rasakan. "Maafkan aku" katanya dalam hati, ia tak mampu mengucapkannya didepan gadis itu. Pria berkacamata itu tidak berani mendekat, otaknya berpikir keras bagaimana aku bisa menebus kesalahanku.

1
Cheng Lin2194
Mantap betul!
shizi ah
Jangan biarkan kisah ini terlupakan, tolong cepat update!
neney: iya kak hehhehe
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!