Simpananku Ternyata Konglomerat

Simpananku Ternyata Konglomerat

Bab 1. Terjebak Rencana Licik

Seorang wanita berpakaian sedikit terbuka tampak sempoyongan berjalan di sebuah koridor hotel. Wanita itu baru saja merayakan pesta private pernikahannya dengan teman-teman kantornya dan suaminya. Bisa dibilang pesta perpisahan juga, karena dia tidak akan lagi bekerja di kantor setelah pernikahannya ini.

"Aduh, kepalaku pusing. Perasaan aku hanya minum satu gelas yang diberikan Nick, biasanya aku menemani minum klien juga tidak seperti ini..."

Kata-katanya terjeda, ketika dia berhenti di depan sebuah pintu dengan nomor kamar yang tadi disebutkan oleh Nicklas. Suaminya yang masih berada di bar, dan mengatakan kalau Helen tidak enak badan, dia bisa kembali duluan. Kartu kamarnya juga sudah diberikan Nicklas padanya.

Wanita itu adalah Helen, 25 tahun. Dia menikah dengan bosnya Nicklas Bernando, 28 tahun, karena perintah dari kedua orang tua Nicklas. Sedangkan Helen, dia hanya seorang wanita yatim piatu yang hidup sebatang kara.

Ceklek

Pintu kamar itu terbuka, kartu kamar yang dia pegang artinya benar.

"Hohh, syukurlah mataku masih benar melihat nomor kamar ini!" gumamnya sambil berjalan masuk dan menutup pintu kamar itu hingga terdengar bunyi klik, kalau pintu kamar itu kembali terkunci.

Helen berjalan tertatih ke arah tempat tidur. Dia berbaring, berharap pusing kepalanya berkurang. Tapi semakin dia diam, rasanya tubuhnya semakin panas.

"Haus sekali..." gumamnya sambil beranjak dari tempat tidur, menuju ke arah meja yang di atasnya ada satu teko kaca air minum.

Ceklek

Baru akan meraih gelas, terdengar suara pintu terbuka.

"Nick, aku merasa...."

"Ha ha ha, cantik! kamu memang sangat cantik!"

Mata Helen melebar, meski dia merasa kepalanya pusing dan tubuhnya sangat tidak nyaman. Tapi dia masih bisa mengenal dengan jelas kalau pria di depannya itu sama sekali dia tidak kenal.

"Kamu siapa? bagaimana kamu bisa masuk?" tanya Helen panik.

Dia tahu, ini hotel mahal. Jika tidak punya kartu kamar, tidak mungkin bisa masuk.

Pria di depannya itu malah berjalan mendekat, membuat Helen merasa terancam. Karena dia benar-benar dalam kondisi yang kemungkinan tidak bisa banyak melawan.

"Bagaimana aku masuk? tentu saja karena aku punya kartunya. Sayang sekali wanita secantik kamu dianggurin di malam pernikahan. Kamu dan suami kamu ingin anak kan? aku akan membantu kalian!"

Mata Helen semakin melebar. Apa-apaan pria itu. Bahkan pria itu sudah meraih kedua lengan Helen.

"Lepaskan aku brengsekk!" pekik Helen yang tidak terima, pria itu mau menciumnya.

"Jangan jual mahal cantik, aku sudah dinyatakan aman dan bersih. Suami kamu dan pacarnya yang suruh aku kemari. Mereka itu pasangan serasi, kita sama-sama dimanfaatkan dan dibayar, bekerja samalah denganku cantik!"

"Tidakk! lepaskan aku!" pekik Helen.

Sayangnya minuman yang diberikan oleh Nicklas padanya bukan minuman biasa. Itu membuatnya menjadi lemah, kepalanya pusing, dan tubuhnya menjadi sangat panas.

"Lepaskan aku!" pekik Helen lagi.

Meski dalam kondisi seperti itu, Helen masih berusaha memberontak. Tangannya meraih gelas yang ada di atas meja. Dan mengangkatnya ke atas kepala pria yang mencoba untuk membuka pakaian yang dia gunakan itu.

Prangg

"Agkhhh!" pekik pria itu.

Mata pria itu melotot marah, Helen tahu di antara dia dan pria itu. Hanya satu yang akan selamat setelah ini. Naluri bertahan hidup dan mempertahankan kehormatan serta harga dirinya. Membuat Helen mengambil teko kaca berisi air itu, menuangkan semua isinya ke lantai. Dan melemparkannya lagi ke arah pria itu. Tepat ke arah kepalanya.

Prangg

Brukkk

Pria itu jatuh ke lantai, tak sadarkan diri. Kepalanya berlumuran.... Helen ketakutan, dia menutup mulutnya yang terbuka dan air matanya mengalir begitu deras. Wajahnya pucat, tangannya gemetar.

Dengan sisa tenaga dan kesadaran yang dia miliki. Dia berjalan dengan cepat ke arah pintu. Kartu kamarnya untungnya masih dia simpan, dia membukanya dan pergi darisana.

Sambil berjalan sempoyongan, dia berpikir untuk bisa pergi ke rumah sakit. Tapi, dia bahkan lupa ponselnya masih ada di mobil Nicklas.

"Siall, Nicklas brengsekk..."

Helen tahu, dia harus secepatnya pergi dari tempat ini. Dia mencoba untuk menekan tombol di samping lift.

"Terbukalah!" ujarnya sambil memegang kepalanya.

Ting

Sayangnya, saat pintu lift itu terbuka. Helen malah mulai kehilangan kesadarannya.

Hampir saja Helen terjatuh, untung saja seorang pria yang keluar dari dalam lift menangkap tubuhnya tepat waktu.

"Tolong aku, bawa aku pergi dari sini" pinta Helen pada pria itu.

Dia hanya mencoba bergantung pada keberuntungannya saja. Karena detik selanjutnya, dia benar-benar tak sadarkan diri.

Pria itu menggendong tubuh Helen. Dan sebelum membawa Helen masuk kembali ke dalam lift, pria itu tersenyum tipis.

Sementara itu di bar, seorang wanita berpakaian mini tampak mendekati pria yang merupakan suami Helen, Nicklas.

"Sayang" ujar wanita itu sambil duduk di pangkuan Nicklas.

"Moza"

"Aku tahu, kamu sangat mencintaiku. Sekarang aku percaya padamu, apapun yang terjadi kamu tidak akan pernah meninggalkan aku!" kata wanita itu menggelayut manja di pelukan Nicklas.

Dan sambil tersenyum, seolah apa yang dia lakukan bukan kesalahan sama sekali. Nicklas mengecup mesra bibir Moza.

"Aku sudah katakan padamu sayang, aku menikah dengannya hanya untuk membuat ayah dan ibuku percaya padaku, dan memberikan perusahaan itu. Kamu adalah wanita satu-satunya yang aku cintai. Kamu wanita pertamaku, aku tidak mungkin mengkhianati kamu. Aku tidak akan menyentuh wanita lain"

Wanita bernama Moza itu tampak begitu puas mendengar ucapan Nicklas. Dan terus mencumbu pria yang merupakan suami wanita lain itu.

Sementara di tempat berbeda, di hotel yang ada di sebelah hotel dimana Nicklas sedang berdua dengan Moza.

Pria yang membawa Helen tampak kesulitan melepaskan dirinya dari wanita yang tengah terpengaruh obat yang tidak benar itu.

"Nona, lepaskan aku! aku ini pria normal..."

Helen yang merasa tubuhnya panas, namun begitu menyentuh kulit leher pria itu merasa sejuk dan sangat nyaman. Rasanya enggan melepaskan tangannya dari leher pria itu.

"Aku haus sekali..." ujarnya tanpa sadar.

"Nona..."

"Kamu pria yang sangat tampan, dengar! aku ini istri pengusaha kaya. Suami brengsekk ku itu, dia membuat aku seperti ini, membayar pria untuk membantuku punya anak. Jika kamu mau jadi simpananku, aku akan bayar kamu, berapapun yang kamu mau"

Helen mulai melampiaskan kekesalannya pada apa yang telah Nicklas lakukan padanya. Tapi pria di depannya itu terlihat tertarik dengan apa yang dikatakan oleh Helen.

"Siapa suamimu?" tanya pria itu.

Helen mengernyitkan keningnya.

"Pria brengsekk itu, Nicklas Bernando. Dia pengkhianat! dia itu brengsekk!"

Alis pria di depan Helen itu mulai terangkat.

"Baiklah, jika aku jadi simpananmu. Kamu akan berikan apapun yang aku mau?" tanya pria itu.

"Apapun!" sahut Helen tanpa sadar.

***

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Anggye syahab

Anggye syahab

hai kak..ini yg terbaru yaaaa..hee

2025-06-16

3

Fara F

Fara F

menarik nih... ini yang punya simpanan Helen apa Noer ya🤣🤣

2025-06-16

4

𝐙⃝🦜aya🍒⃞⃟🦅̈́

𝐙⃝🦜aya🍒⃞⃟🦅̈́

kayanya seru ceritanya
rapi dan tertata alur nya

2025-06-16

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!