NovelToon NovelToon
Cinta Cucu Sang Konglomerat

Cinta Cucu Sang Konglomerat

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Aliansi Pernikahan / Percintaan Konglomerat
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ichi Gusti

Jika sebelumnya kisah tentang orang miskin tiba-tiba berubah menjadi kaya raya hanyalah dongeng semata buat Anna, kali ini tidak. Anna hidup bersama nenek nya di sebuah desa di pinggir kota kecil. Hidupnya yang tenang berubah drastis saat sebuah mobil mewah tiba-tiba muncul di halaman rumahnya. Rahasia masa lalu terbuka, membawa Anna pada dunia kekuasaan, warisan, dan cinta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ichi Gusti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Satu diantara Dua Pilihan

Anna merasa kepalanya kosong.

Pusing.

Apa ini? Menjadi pemilik Wijaya Grup?

Terus terang, Anna sempat memikirkan kemungkinan seperti itu. Tapi tentu saja ia anggap itu mustahil.

Anna tidak tahu harus menjawab apa sementara pria tua di depannya menanti jawaban Anna.

Akhirnya Anna menggeleng. Menjadi karyawan di kantor pusat Wijaya Grup saja sudah menjadi berkah buat Anna. Tapi menjadi pemilik? Tidak. Ia tidak mampu, tidak ingin dan tidak ada dalam rencana hidupnya.

Adi Wijaya menarik napas dan mengangguk. "Baiklah. Saya paham kamu tidak akan mudah menerima kenyataan ini. Tapi inilah hidup!"

Anna melihat perubahan ekspresi pria tua itu. Yang tadinya masih berwajah datar, sekarang mulai tampak murung.

"Harya... ayahmu adalah satu-satu nya putra kandung ku." Kalimat pria itu mulai terdengar bergetar.

Anna mendengarkan dengan seksama, denyut jantung nya pun ikut bertalu.

"Saya akui kalau saat itu, pilihan Harya sangat melukai harga diri seorang Adi Wijaya."

"Karena itu anda mengusir dan memutuskan hubungan dengan nya?" potong Anna dengan perasaan jengkel. Ia hampir lupa sedang berhadapan dengan siapa kali ini. Yang jelas, saat ini ia belum mengakui Adi Wijaya sebagai kakek nya.

"Itu memang keputusan yang tidak bijaksana saat itu," Adi Wijaya mengakui. "Namun sebelum kejadian nahas itu terjadi, saya sudah membuka hati menerima kenyataan dan Harya sudah dipanggil untuk pulang."

"Dan meninggalkan anak istrinya?" sambung Anna tidak tahan.

"Kamu memang mirip ayahmu, hehe." Adi Wijaya sedikit terkekeh. Sifat tajam yang diperlihatkan Anna, sama persis seperti putranya yang telah tiada. "Tidak. Tentu saja tidak. Kami sudah menerima dan mengakui ibumu dan kamu sebagai putrinya untuk menjadi bagian dari keluarga Wijaya." Adi kembali sendu.

"Namun nasib berkata lain, peristiwa itu merenggut nyawa ayahmu, ibumu dan saat itu kami diyakinkan bahwa kamu juga ikut meninggal dalam kecelakaan itu."

Anna sudah mendengar cerita itu dari ibunya Tony. Adiknya Tony yang saat itu ikut bersama orang tua Anna dianggap sebagai Anna.

"Jadi kapan Anda mengetahuinya?"

Adi Wijaya sedikit tersentak karena panggilan 'Anda' dari Anna. Tapi yah.. apa yang dapat diharapkan Adi. Seorang ayah yang telah menelantarkan anaknya dan seorang kakek yang telah menelantarkan cucunya. "Belum lama ini," jawab Adi lalu berdeham.

"Baiklah kalau begitu, tidak ada lagi yang perlu saya dengar!" Anna berdiri dari duduknya.

"Anna tunggu!" Adi Wijaya meraih  tangan Anna.

Anna ingin menyentak tangan yang memegang lengannya namun urung dilakukan. Cengkeraman hangat itu seperti mengobati kerinduan Anna kepada sosok ayahnya yang telah tiada. "Saya harus bekerja! Hari ini adalah hari pertama saya di kantor ini. Saya tidak ingin di-cap sebagai karyawan yang pemalas dan tidak tau pekerjaan."

"Duduklah!" lagi-lagi perintah Adi Wijaya langsung direspon dengan baik oleh tubuh Anna. Ia pun kembali duduk dengan canggung.

"Saya tidak lagi ingin mendengar tentang pemilik perusahaan," tegas Anna lagi.

"Kamu hanya punya dua pilihan!" lanjut Adi Wijaya.

"Saya tidak akan memilih dua-duanya!"

"Kalau kau tidak mau memilih, jangan harap peristiwa yang menimpa ayah dan ibumu akan terungkap!"

Anna terdiam. Ia merasa belum punya kapasitas untuk memilih pilihan yang akan disampaikan oleh pria tua itu. "Apa yang Anda tawarkan?" tanya Anna akhirnya. Percuma saja ia bertahan dalam situasi seperti ini. Terlebih, jauh di lubuk hati Anna ia merasa penasaran tentang apa yang akan disampaikan Adi Wijaya.

"Saya hanya menawarkan posisi yang seharusnya kamu tempati sebagai penerus Wijaya."

"Bukankah Anda punya Pak William?"

Anna belum mengetahui seperti apa persis nya hubungan William dengan Adi Wijaya, namun ia yakin tidak salah dengar saat William memanggil Adi Wijaya dengan sebutan kakek. Meski memang keduanya tidak ada mirip-miripnya sama sekali.

Sudut bibir Adi Wijaya naik. "William bukan pewaris. Kamu akan mengetahuinya nanti."

Anna terdiam sejenak.

"Baiklah! Jadi saya harus bagaimana?"

Adi Wijaya kembali mengambil cangkir teh yang sudah diletakkan tadi, menyesap nya lagi. "Pilihan pertama, diumumkan sebagai cucu Adi Wijaya yang telah lama hilang." Adi melirik Anna.

Anna meremas tangan di pangkuannya. Gue ga hilang! "Pilihan kedua?" tanya Anna penasaran karena Adi seperti ingin berlama-lama.

"Hhhhh..." Adi melepaskan napas berat. "Pilihan kedua, jika tidak muncul sebagai pewaris maka kamu bisa muncul sebagai karyawan biasa di Wijaya Grup lalu menjadi pasangan William."

Degh!

Anna merasa perutnya bergolak. Suatu perasaan aneh mengalir di punggungnya.

Pasangan William?

Kilasan perlakuan yang didapatnya dari William tadi kembali berputar di kepala Anna. Bulu kuduk Anna meremang, melengkapi perasaan asing, campur aduk di tubuhnya. Tidak! Ia tidak mau menjadi pasangan William -pria mesum itu.

"Bagaimana? Pilih yang pertama atau kedua?" Adi penasaran dengan perubahan ekspresi gadis yang berada di depannya itu.

Anna membalas tatapan Adi Wijaya yang mencoba menyelami perasaan nya. Dua-dua nya pilihan yang aneh dan tidak ingin dipilih Anna. Menjadi cucu Adi Wijaya salah satu konglomerat terkaya di Indonesia yang memiliki banyak perusahaan multinasional. Itu terlalu berat buat Anna saat ini.

Salah satu yang sempat terlintas di pikiran Anna yang telah mendengar kisah ayah dan ibunya, adalah BAHAYA. Jika peristiwa yang menimpa kedua orangtua nya karena persaingan bisnis atau persaingan pewaris, maka Anna yakin dirinya juga pasti dalam bahaya.

Untuk pilihan kedua. Huek! Apa-apaan?! Tidak mau!

"Tidak dua-duanya!" Akhirnya Anna menggeleng.

Adi Wijaya terdiam. Penolakan Anna terhadap dua pilihan yang diberikan nya memang sudah diprediksi sebelumnya. Bahkan itu membuktikan bahwa Anna bukan orang yang mudah terpengaruh dan memiliki pertimbangan yang baik. Namun, tetap saja hal ini membuatnya kecewa.

Adi Wijaya tidak lagi muda. Satu-satunya keluarga yang bisa dipercaya melanjutkan perusahaan hanya William. Namun pemuda itu adalah macan yang bebas merdeka. Orang yang tidak terikat dan tidak mau diikat.

aras -anak angkat- serta Wirautama -keponakan- akan berusaha saling rebut dan saling menjatuhkan untuk mendapatkan posisi puncak di perusahaan ini. Dan dua orang itu adalah tersangka utama yang terkait kematian Harya Kusuma Wijaya. Tidak hanya itu, Adi sudah mencium adanya penggelapan dana perusahaan.

Ia tidak punya jalan keluar lagi selain bersandar kepada William.

"Hhh... Baiklah!" Adi Wijaya berdiri. "Mungkin saat ini kamu belum bisa memutuskan." Lelaki tua itu berusaha tersenyum hingga wajah lelahnya semakin terlihat. "Saya akan memberikan waktu satu bulan untukmu memikirkan nya."

Anna bergeming.

"Ingat Anna! Di dalam tubuhmu mengalir darah Wijaya! Mau tidak mau, kamu akan terlibat dengan keluarga ini. Karena itu, bangunlah pondasi yang kuat, atau kalau kamu tidak mampu, carilah orang yang mampu dan bisa mendukung mu!"

Adi Wijaya berbalik dan keluar dari ruangan itu, meninggalkan Anna dengan segala pikiran yang berkecamuk di kepalanya.

***

1
Juliana Pieter
thir mana lanjutannya
Ichi Gusti: lagi direview🤭
total 1 replies
&-miss chan-&
Bikin merinding! 😱
Mưa buồn
Aku setia menunggu, please jangan membuatku menunggu terlalu lama.
Ichi Gusti: terima kasih atas dukungan nya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!