Dicintai empat orang pria tampan dan kaya adalah keberuntungan seorang perempuan cantik bernama Tania.
Keempat pria berbeda profesi itu bersaing melakukan segala cara untuk merebut perhatian dan mendapatkan cinta Tania.
Persaingan cinta keempat pria itu semakin memanas, saat mereka mengetahui, Tania menyukai salah satu dari mereka.
Hingga suatu hari, Tania yang sudah didesak ibunya untuk segera menikah, buru-buru mengambil keputusan yang terbaik untuk dirinya.
Yuk, baca gimana seru, romantis dan bucinnya para pria ini dalam mengejar cinta Tania.
Kira-kira, siapa yang Tania sukai ya?
Bosnya yang berstatus duda, atau brondong rekan kerjanya? atau Dokter cinta pertamanya ataukah sang mantan kekasih yang aktor terkenal?
Jangan lupa, tinggalkan jejak yang baik dengan like, komen, subscribe dan beri vote serta ⭐⭐⭐⭐⭐ jika kamu suka.
UPDATE KARYA TIAP HARI PUKUL 7.00 WIB dan PUKUL 19.00 WIB. Tetap stay disini, jangan kemana-mana okey 🤭 MAKASIH 😍 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Afriyeni Official, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DI CINTA PRIA-PRIA TAMPAN 29
Sekian menit memperhatikan semua orang yang dalam ruangan itu, Nyonya Mayang tak kunjung melihat bayangan Frisco, orang yang sedari tadi ia cari lewat gerakan matanya. Beliau pun mendesah panjang, terlihat putus asa.
"Sebentar Tania, Tante mau cari Frisco dulu ke atas sana." Ucap Nyonya Mayang menunjuk lantai atas restoran.
Tania hanya mengangguk pelan, melepas kepergian Nyonya Mayang yang meninggalkannya sendirian di dekat Tuan Jaya Atmaja yang tengah asyik berbincang dengan kerabatnya. Karena merasa agak canggung, Tania sedikit menggeser tubuhnya menjauh dari kerumunan kerabat Tuan Jaya Atmaja yang lebih sibuk mencuri perhatian sang pengusaha kaya raya itu daripada berbicara dengan perempuan cantik.
"Kamu grogi ya?"
Tania kaget, mendadak pak Rudi telah berdiri disampingnya tanpa ada Chantika putri kecilnya yang menemani.
"Gimana nggak grogi pak, disini tetua semua." Ujar Tania setengah berbisik.
"Hahaha..." Pak Rudi tertawa renyah.
"Perhatian, perhatian semuanya!" Suara MC yang ada di atas pentas kecil yang tersedia di ruangan itu, seketika menarik perhatian semua tamu yang hadir.
MC itupun memanggil Chantika yang berulang tahun serta Pak Rudi agar naik ke atas pentas.
"Sebentar, saya mau ke pentas dulu." Pamit pak Rudi sembari melambaikan tangan memanggil Chantika yang ternyata sedang bermain dengan seorang anak kecil tak jauh dari sana.
Beliau pun bergegas menggendong Chantika keatas pentas yang sudah ada kue ulang tahun besar tingkat tiga yang ditaruh diatas sebuah meja.
Tak lama suara MC pun bergema menyuruh semua orang bernyanyi lagu selamat ulang tahun, hingga tiup lilin.
"Oh iya, Chantika mau baca doa dulu nggak? Atau mau minta apa gitu di hari ulang tahunnya?" ucap MC mendekatkan microphone ke bibir Chantika.
"Chantika mau berdoa. Semoga mommy datang, kasih kado buat Chantika." Tutur Chantika dengan polosnya.
Seisi ruangan seketika hening, tanpa suara. Mereka merasa tersentuh dengan ucapan Chantika yang sangat merindukan sosok ibunya yang sudah lama tiada kabar beritanya.
Tania yang berada di pojok ruangan tersebut ikut tersentuh. Dia merasa iba pada Chantika.
Setelah Chantika berdoa, MC pun menyuruh semua orang untuk kembali bernyanyi, menyanyikan lagu potong kue. Ketika nyanyian itu sedang berlangsung, entah kenapa Chantika berlari turun dari pentas dan menghampiri Tania yang juga ikut bernyanyi dengan suara pelan.
"Tante sini!" Chantika menarik tangan Tania, mengajak Tania ikut naik keatas pentas.
Tania terkejut. Semua mata tertuju padanya. Dengan terpaksa, Tania mengikuti anak perempuan balita itu naik keatas pentas.
"Chantika mau, Tante gantiin mommy suapin Chantika kue." Rajuk Chantika menatap Tania penuh harapan.
"Ta-tapi...,"
Tania mereguk air ludahnya kasar, perhatian semua orang yang tertuju padanya serta ekspresi wajah pak Rudi yang terlihat tersenyum bahagia, serta wajah polos tanpa dosa milik Chantika yang menatapnya dengan tatapan memelas, membuat Tania merasa terpojok.
Dia hanya bisa mengangguk pasrah dan memberikan suapan pada Chantika yang terlihat gembira bukan main. Suasana ruangan itupun riuh dan gegap gempita oleh sorakan dan tepuk tangan, ketika Tania selesai menyuapkan Chantika sesuap potongan kue dan menerima suapan kecil potongan kue dari Chantika.
Senyum Pak Rudi terlihat merekah sempurna menyaksikan Chantika dan Tania yang saling suap-suapan. Setelah acara pembagian kue selesai, Tania sudah berada kembali di bawah pentas sembari menghela nafas diam-diam ribuan kali.
Dia sangat malu, karena saat ini, ada banyak keluarga dan kerabat Atmaja yang mulai memperhatikan gerak geriknya. Tania takut, mereka semua akan berpikir, jika dia akan menggantikan posisi Nyonya Rudi yang minggat dengan selingkuhannya itu.
"Tania sayang, kamu pasti kaget sekali." Nyonya Mayang sudah berdiri dihadapannya sembari tersenyum sumringah.
"Iya Tante, saya kaget. Padahal saya dan Chantika baru saja kenal." Jawab Tania balas tersenyum manis.
"Wajar jika Chantika menyukaimu. Kamu cantik, dia pasti mengira kamu Barbie yang bisa bicara." Kelakar Nyonya Mayang seraya memuji kecantikan Tania.
"Ah, Tante bisa aja." Tania tersipu malu.
"Oh iya, Tante boleh tanya sesuatu nggak?" tanya Nyonya Mayang.
"Boleh Tante," sahut Tania mulai berkurang rasa canggungnya dihadapan Nyonya Mayang yang ternyata ramah dan murah senyum.
"Kamu udah punya pacar belum...,?" Nyonya Mayang menatap Tania penuh arti.
Tania tertegun. Dia mencoba menerka apa maksud Nyonya Mayang bertanya demikian. Otaknya berputar cepat dan pandangannya tertumpu pada sosok pak Rudi dan Chantika yang terlihat berjalan menuju kearah dirinya dan Nyonya Mayang yang sedang bicara.
"Sa-saya..., saya sudah punya pacar Tante." Tania jadi gugup karena terpaksa berbohong.
Tania masih berharap pada Zyan. Dia tidak mau memberi harapan pada Nyonya Mayang yang sepertinya ingin mendekatkan dirinya dengan pak Rudi, bosnya yang tampan namun berstatus duda beranak satu.
Nyonya Mayang terlihat kecewa mendengar jawaban Tania. Beliau menghembuskan nafas pelan dan menatap sendu pada Pak Rudi dan Chantika yang berjalan semakin dekat.
"Sayang sekali, padahal Tante mau kenalkan kamu sama anak Tante yang lain. Adiknya Rudi, namanya Frisco. Dia itu anaknya emang agak bandel dikit, tapi dia baik. Dari tadi Tante nyariin dia, mau dikenalin ke kamu. Tapi nggak ketemu-ketemu." Tuturnya dengan wajah cemberut.
Tania mengerutkan dahinya jadi bingung sendiri. Nyaris dia salah paham, dia pikir Nyonya Mayang mau menjodohkan dirinya dengan pak Rudi yang duda. Nggak taunya mau dikenalin sama anaknya yang lain. Tania jadi sedikit penasaran dengan sosok Frisco yang disebut Nyonya Mayang.
Walau bagaimanapun, Tania manusia normal yang punya rasa penasaran dengan makhluk pria apalagi pria-pria calon pewaris. Siapa yang nggak tertarik jadi menantu orang kaya? Kalau memang takdir bicara, Tania jadi menantu orang kaya, apa boleh buat. Tania nggak mungkin nolak kan?
"Mami, mami kenapa disini? Papi nyariin mami tuh,dari tadi." Ucap Pak Rudi yang baru saja berada di dekat mereka berdua.
"Mami capek nyari Frisco. Kamu lihat adikmu itu nggak?" Keluh Nyonya Mayang balik bertanya pada pak Rudi.
Sejenak pak Rudi terdiam. Dia menatap Tania sesaat lalu pura-pura melihat sekeliling dan kembali menatap maminya.
"Kayaknya dia pergi keluar deh mi." Jawab Pak Rudi asal tebak.
"Ih..., bener-bener si Frisco ini! Mami gemes sama kelakuannya." Nyonya Mayang terlihat sebal mengguncang kedua lengannya yang terkepal karena gregetan.
Pak Rudi menahan senyum melihat sikap maminya yang gregetan. Diapun menyentuh pundak maminya dengan lembut.
"Mending mami temui papi deh. Kasian papi, kehilangan istri tercintanya sedari tadi." Seloroh pak Rudi menggoda maminya yang langsung tersenyum ketika di goda.
"Ya udah, mami ke tempat papimu dulu. Temani Tania, kasian dia bengong sendiri nggak ada temannya." Ujar Nyonya Mayang yang ternyata perhatian sekali pada Tania.
"Iya..., tenang aja mi." Sahut pak Rudi serta merta jadi semangat karena ditinggal berduaan dengan Tania.
"Oma, Oma! Itu om Frisco!" Teriak Chantika tiba-tiba menunjuk ke arah pentas mengurungkan niat Nyonya Mayang yang mau pergi menemui suaminya.
DEG!
Pak Rudi sontak kaget dan menatap ke arah pentas dimana Frisco berada.
Begitu juga dengan Tania. Matanya membelalak melihat sosok pemuda di atas pentas yang sedari tadi disebut bernama Frisco itu.
Sosok itu sangat ia kenal. Teramat ia kenal. Meski berada di atas pentas kecil, wajahnya yang tampan layaknya superstar membuat jantung Tania berdetak sangat kencang.
"Ada apa ini?! Kenapa hatiku seakan meledak!?" gumam Tania pelan memegangi detak jantungnya yang tak beraturan.
.
.
.
BERSAMBUNG
Ada apa dengan Tania ya? Apakah dia menderita sakit jantung? 🤧
Ayo yang mau like, komen, silahkan tinggalkan jejak mu....
Yang mau kasih vote, gift, ⭐ ⭐ ⭐ ⭐ ⭐ juga silahkan kalau suka ya....
TERIMAKASIH BANYAK.... 😍❤️❤️❤️❤️❤️