Dikutip dari kisah nyata kehidupan suamiku sebelum bertemu denganku sampai saat ini.
Yanu pemuda berumur 27 tahun yang tak kunjung menikah karena terlalu fokus dengan pekerjaan dan ibu nya.
Pada suatu ketika saat ia sedang berkunjung kerumah teman sebaya nya yang berjarak seratus meter dari rumahnya,tanpa sengaja ia melihat seorang perempuan cantik melintas depan rumah teman nya tersebut. Ia pun menanyakan siapakah perempuan cantik yang baru saja ia lihat kepada teman nya.
Simak terus kisah nya dalam novel karyaku ya...
Terimakasih...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maria Margaretha Riswanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
"Mah, sudah hampir sampai ini," Ucap Yanu membangunkan istrinya.
"Heeemmm," Jawab Maria sambil meregangkan tubuhnya.
Yanu melihat tingkah istrinya hanya bisa tersenyum. Beberapa lama kemudian, mereka sampai di rumah orang tua Maria. Maria turun dari mobil terlebih dahulu. Sedangkan Yanu memarkirkan mobilnya.
"Pa, ma," ucap Maria sambil menyalami dan mencium tangan bu Wanda dan pak Herman.
"Ayo masuk. Tadi mama masak makanan kesukaanmu. Kamu pasti sudah lapar. Ajak suamimu sekalian," Ucap bu Wanda mengajak Maria untuk makan.
Setelah memarkirkan mobilnya, Yanu dan Ashka pun turun menyusul Maria.
"Pak, bu," Ucap Yanu menyalami tangan bu Wanda dan pak Herman.
"Hai, ini siapa ? Ganteng banget," Tanya Wanda saat Ashka menyalaminya.
"Oh iya pak, bu, ini anak saya. Namanya Ashka," Jawab Yanu.
"Oalah. Yasudah mari masuk. Kita makan sama-sama. Kalian menginap kan ?"
"Tidak ma, Ashka besok harus sekolah," Jawab Maria
"Oalah. Yasudah kalau gitu mama beresin baju sama mainan nya Mikha dulu. Kalian makan dulu gih. Mama tinggal beres-beres pakaian sama mainan nya Mikha ya," Pamit bu Wanda.
"Ya ma," Jawab Maria dan Yanu secara bersamaan.
Maria, Yanu dan juga Ashka langsung menuju meja makan untuk makan bersama. Tak lama kemudian, Mikha dan Fira keluar dari kamar.
"Mbak nginep gak ?"
"Nggak."
"Lah kenapa ?"
"Besok Ashka kudu sekolah Fir. Hari ini saja dia sudah bolos."
"Yah, padahal pengen curhat banyak aku sama mbak," Ucap Fira sedih.
"WA aja Fir."
"Gak enak mbak. Kalau WA nanti mbak gak paham. Orang mbak aja lemot."
"Issh kamu itu," Ucap Maria sambil mencubit pipi Fira.
"Aduh sakit tau," Ucap Fira mengaduh dan mengelus pipinya yang sakit bekas cubitan Maria.
"Kamu udah makan Fir ? Mikha juga sudah makan ?" Tanya Yanu.
"Udah mas tadi. Aku makan duluan. Habisnya mas sama mbak kelamaan. Keburu pingsan nanti aku. Kalau Mikha tadi sudah aku suapin. Tadi juga aku yang mandikan dia."
"Oh ya ? Bagus dong kalau gitu. Yasudah, mas sama mbak makan dulu ya."
"Ya mas."
Yanu, Maria, dan juga Ashka menikmati makanan yang sudah di sediakan oleh bu Wanda siang itu. Setelah selesai makan, Yanu duduk di teras rumah bersama pak Herman.
"Gimana kerjaan nya nak Yanu ? Lancar ?"
"Alhamdulillah pak, sampai saat ini masih lancar. Rencana hari minggu besok juga saya kirim muatan ke Bandung."
"Syukurlah kalau gitu. Harga aluminium masih stabil kah nak Yanu ?"
"Untuk saat ini masih stabil pak. Tapi kurang tau lagi kedepan nya. Karena gosipnya habis lebaran besok harga bakal anjlok pak. Kalau harga anjlok pusing juga saya. Gak berani saya main pas harga anjlok. Yang ada malah tekor di biaya oprasional nantinya."
"Lebaran kurang dua bulan lagi ya. Bulan depan sudah puasa. Gak kerasa ya."
"Iya pak. Saya sama Maria juga nikah sudah setengah tahun saja. Tidak terasa."
"Ya semoga pernikahan kalian langgeng sampai maut yang memisahkan."
"Aamiin."
"Mas kita pulang jam berapa ?" Ucap Maria yang tiba-tiba muncul dari dalam.
"Astaghfirullah kamu itu ma, ngagetin aku aja," Ucap Yanu sambil mengelus dada karena terkejut dengan kedatangan Maria yang tiba-tiba.
"Ini anak kayak setan aja. Tau-tau nongol, tau-tau ngilang," Ucap pak Herman jengkel dengan anaknya.
"Ih papa jahat. Masa anak sendiri di katain setan," Ucap Maria sambil memanyunkan bibirnya.
"Hahahaha. Kamu sih ma, tau-tau muncul. Ngagetin orang yang lagi asik ngobrol," Ucap Yanu terkekeh melihat wajah istrinya yang sedang ngambek.
"Kita pulang jam berapa ?"
"Kok buru-buru sih Mar ? Emangnya kamu ada janji lain ?" Tanya pak Herman.
"Ya gak ada janji apa-apa sih pa, cuma ya pengen cepat-cepat pulang dan sampai rumah saja biar bisa istirahat. Lagipula kasihan Ashka dan mas Yanu juga kalau kita pulangnya kemalaman. Besok kan dia juga harus masuk sekolah. Lalu mas Yanu juga besok harus ke gudang untuk mengecek barang muatan yang datang. Apalagi mas Yanu nyetir sendirian pa," Jelas Maria.
"Mikha sudah siap belum ? Kalau sudah kita pulang sekarang juga tidak apa-apa," Jawab Yanu.
"Sebentar ya mas, aku cek dulu."
"Oke."
Maria pun masuk kedalam untuk melihat Mikha dan bu Wanda.
"Sudah selesai ma ?"
"Sudah semua kok."
"Yasudah aku pamit pulang sekalian ma."
"Kok buru-buru ?"
"Iya ma. Besok kan Ashka sekolah pagi, terus mas Yanu juga harus kerja pagi."
"Walah yasudah ayo mama antarkan kedepan sekalian mama bantuin bawa barang-barangnya Mikha."
"Ya ma. Ini semua ?"
"Iya."
Maria pun membawa barang-barang anaknya ke depan yang di bantu oleh bu Wanda.
"Sudah ma ?" Tanya Yanu.
"Sudah mas, itu saja. Tolong masukan ke bagasi ya mas."
"Ya ma."
Setelah barang-barang masuk kedalam bagasi mobil, Yanu dan Maria pun berpamitan pulang.
"Pa, ma, kami balik dulu ya," Ucap Maria sambil menyalami tangan bu Wanda dan pak Herman.
"Hati-hati di jalan ya. Nyetirnya pelan-pelan saja nak Yanu. Mama nitip Maria dan Mikha ya."
"Ya bu."
Maria dan Yanu beserta anak-anak nya pun pulang menuju Klaten rumah kontrakan mereka sore itu.
Bersambung....
yukk saling support 😊
Contohnya: aku, kamu, dan dia.
Jadi bukan aku,kamu,dan dia.
Semangat kak🫶🫶🫶