NovelToon NovelToon
Gadis Kesayangan CEO

Gadis Kesayangan CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: jeonfe

Dean Willis Granger cucu dari pemilik Rumah Sakit ternama Gr.Hospital. Menjadi cucu laki - laki satu - satunya dan belum menikah, membuat pria itu menerima beban tuntutan dan harus menerima akan perjodohan yang telah di atur sang kakek.

"ck ini sudah zaman modern tidak perlu perjodohan atau semacamnya" tolaknya dengan santai seraya memakai jas nya.

"Tidak, besok acara makan malam. Tidak ada penolakan Dean" ketusnya yang berlalu meninggalkan cucunya yang mematung.

***

Pertemuan dengan keluarga Ashton nyatanya merubah sudut pandang Dean. Gadis Nakal yang dia temui tempo lalu di sebuah bar nyatanya adalah calon adik iparnya. Sifatnya bertolak belakang dari saat pertama kali bertemu.

"Naomi, masih ingat denganku?" Kedua alisnya terangkat dan memberikan seringainya.

"S-siapa? Mau apa memgikutiku hah? Kau ini calon suami kak Grace!" memberikan ultmatum.

"Aku tidak berselera tidur dengan pria yang usianya lebih tua dariku" ejek Dean menirukan kalimat yang pernah diucapkan Naomi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jeonfe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sebuah Beban

Pria muda dan pria yang telah lanjut usia dengan rambut memutih menatap kepergian keluarga kecil yang baru saja berkunjung ke kediaman mereka.

William nampak berseri - seri melihat kebahagiaan keluarga kecil dari cucu pertamanya yaitu Natasha yang kini sudah menikah dan memiliki keluarga kecil, kebahagiaan mereka semakin lengkap dengan kehadiran Olivia sang putri kecil yang melengkapi.

"Bye bye kakek iyam.. bye bye uncle Dean" kedua tangan mungil itu melambai - lambaikan kepada kakek buyutnya dan pamannya yang berdiri mengantar kepulangan mereka di halama rumah.

"Ya .. hati - hati oliv ha ha. Cicitku sangat lucu" ucap William menatap Olivia yang berpamitan.

Mereka menaiki mobil diantar supir menuju bandara, mereka akan kembali ke kediaman mereka di Paris. Empat hari dirasa masih belum cukup untuk cicitnya itu tinggal bersama kakek buyutnya yang sangat menyayanginya. Bagaimana lagi, pekerjaan sang ibu dan ayahnya yang terbilang padat mengharuskannya memiliki waktu sebentar untuk berlibur.

"Huh, apa kamu tidak menginginkan seperti kakakmu?" Tanya William tanpa menatap pria muda disampingnya.

"Aku tahu arah pembicaraan ini. Sudahlah kek" ucap Dean yang terlihat bosan akan sindiran halus dari kakeknya yang mendesak untuk segera menikah. Dean berbalik dan melenggang masuk ke dalam rumah.

"Kakek akan mencarikan calon istri untukmu" penuturan Willian seketika membuat langkah Dean mengendur dan terhenti.

"Terserah kakek saja" ucapnya yang tidak memerdulikan itu dan menganggap hanya sekedar gurauan saja. Dia melanjutkan melangkahkan kakinya ke dalam rumah dan memilih meninggalkan kakeknya yang masih berada di teras halaman rumah.

***

"Bagaimana rencana kepindahan pekerjaan kamu Grace ?" Tanya Benny sang ayah yang duduk bersantai didampingi oleh istri disampingnya.

Grace anak pertamanya yang sedang ikut duduk bersantai menanggapi pertanyaan dari sang ayah. "Aku sudah mengajukan permintaan pemindahan. Masih belum ada konfirmasi lebih lanjut pah" jawabnya menatap sang ayahnya yang lalu diberikan respon anggukan.

"Ke rumah sakit mana ? Kamu tidak memilih ke luar negeri kan?" Khawatirnya, karena sedewasa apapun anak - anaknya. Dia tidak ingin berhubungan jarak jauh dengan kedua putrinya.

"Tidak papa tenang saja, masih di London. Bahkan lebih dekat. Aku meminta ke Gr.Hospital" ucapnya dengan senyum tipisnya.

"Gr.Hospital ? Bukankah itu milik tuan William ? Ya ya .. lebih dekat lebih bagus. Papa setuju" ucap Benny menyetujui rencana yang diajukan oleh Natasha putri sulungnya.

"Hmm.. iya pah" jawabnya lagi menanggapi.

Berbeda dengan kakaknya yang memiliki karir bagus, bisa dikatakan juga memiliki kecerdasan di bidang akademik dengan dibuktikan nilai kuliahnya yang memukau dan menjadi manager hospital di usianya yang terbilang muda.

Naomi yang mencuri - curi lirikan pada ayah dan kakaknya yang sedang serius dalam pembicaraan. Dia selalu merasa insecure karena berada diantara keluarga yang memiliki karir yang bagus.

Benny ayahnya seorang Chief Financial Officer (CFO) yang  bertanggung jawab atas keuangan di perusahaan ternama yang mengelola di bidang barang elektronik digital, kakaknya yang menjadi manager di Rumah Sakit dan ibunya yang menjadi seorang dosen di sebuah universitas swasta.

Entahlah, dia kadang berfikir kenapa dia tidak menurunkan gen kecerdasan akademik yang bagus seperti yang lainnya. Dia memilih kuliah dengan jurusan seni desain grafis. Untungnya kedua orang tuanya tidak pernah ikut campur akan pilihannya dan menghargai. Walau nyatanya sampai sekarang kuliah tingkat akhir, dia masih belum menemukam prospek kerja yang pas untuknya nanti.

"Bagaimana dengan tugas akhirnya Naomi"? Pertanyaan tiba - tiba sang ayah menggoyahkan lamunannya.

"Ah.. itu ya. Sudah hampir selesai pah. Hanya merevisi sedikit" ucap Naomi dengan gelagapan karena pertanyaan yang mendadak.

"Baguslah. Kerjakan tugasmu dengan baik. Kita akan segera menghadiri wisudamu nak" ucap Benny memberikan apresiasi dan acungan jempolnya. Begitu juga dengan ibu dan kakaknya yang terbilang supportive dan memberikan senyumannya.

***

"Aghhhh... salah lagi salah lagi. Kenapa fitur garisnya sulit menyatu. Aku bisa - bisa mendapat masalah mengulang lagi" keluh Naomi di meja belajarnya dengan mengacak - acak rambutnya.

Dia sedang berusaha menyicil tugas akhirnya dengan membuat desain perencanaan gedung hotel dan dengan fitur di dalamnya. Tidak mudah harus menggunakan berbagai ketekunan. Apalagi menghitung skala perbandingan yang seringkali salah.

"Hufttt.. aku bisa - bisa gila lama - lama menghadap layar laptop seperti ini" keluhnya lagi, kini kacamata yang sedari tadi bertengger di sepasang matanya dia letakkan begitu saja di meja belajar.

Gadis itu memilih mengambil ponselnya dengan niat bermain - main sebentar, keasyikannya membuat waktu yang terus bergulir begitu cepat.

"Wah sudah jam sembilan malam. Aku sudah satu jam hanya mengscroll aplikasi ini" ucapnya yang baru menyadari.

Notif pesan masuk membuat Naomi tersenyum, teman - temannya memang selalu mengerti situasinya yang sedang dibuat pusing akan runtutan tugas.

"Naomi kamu ingin bermain? Aku memiliki lelaki tampan untukmu. Dia baru kuliah semester satu" bibir Naomi berseri - seri membaca pesan teks yang dikirimkan oleh temannya.

"Dia pasti sangat imut dan lugu. Di bar yang sama ?" Balasnya dengan penuh semangat.

"Ya.. aku akan mengajaknya kesana. Kami menunggumu Naomi" balas Jeanne temannya yang selalu memberikan update terbaru dari kenalan - kenalan mudanya.

Naomi beranjak dari kursinya dan meregangkan otot - otot sendi dan bahunya. Sudah cukup fikirnya hampir tiga jam tadi dia berusaha bergelut menyicil tugasnya walau belum rampung sepenuhnya.

Gadis muda itu berlari menuju ruang wardrobenya dengan langkah yang energic. Dia memakai pakaian yang cukup terbuka dengan croptop berwarna hitam dan rok mini di atas lutut. Dia tidak akan berani menggunakan itu di depan keluarganya. Tentunya dia menutupi dengan menggunakan jacket dan juga rok panjang berbahan kain yang menutupi outfit sebenarnya.

Naomi menuruni tangga dengan persiapan dirinya untuk mengarang bebas. Dia melihat kedua orang tuanya yang sedang berada di meja dapur dan sepertinya sedang berbincang santai.

"Naomi ? Mau ke rumah Jeanne lagi?" Tanya Lucy sang ibu yang melihat anak bungsunya menuruni tangga. Dengan setelah yang dia gunakan ditambah tas bahu besar mambuat kedua orang tuanya mempercayai jika putrinya akan mengerjakan tugas di rumah temannya.

"Iya .. aku akan meminta bantuan Jeanne untuk tugasku. Mungkin akan menginap juga dirumahnya mah, pah. Tidak apa kan?" Tanya Naomi memastikan jawaban yang dia tunggu - tunggu.

"Tentu saja, biar nanti supir yang mengantarkan. Jangan lupa mampir dulu membeli cemilan untuk disana" ucap Lucy memberikan izinnya. Begitu juga dengan Benny yang memberikan senyum dan anggukannya.

"Iya mah ,pah terima kasih" ucap Naomi yang berpamitan dan mengecup kedua pipi ayah dan ibunya.

***

"Rapatnya sudah selesai tuan CEO"? Sindir Max pada temannya yang baru saja datang. Wajah kusut dan lelahnya menggambarkan dengan jelas keadannya sekarang.

"Hmm.. sloe gin" ucapnya memberikan arahan pada waiters yang datang.

"Wah.. sepertinya kau begitu lelah, langsung memesan" ucap Max menepuk - nepuk bahunya.

Sloe gin adalah minuman keras berbahan dasar gin dan buah sloe yang berwarna ungu tua. Sloe gin memiliki rasa manis, beraroma buah, dan berwarna merah muda. Kandungan alkoholnya terbilang tinggi sekitar 25%.

1
naruto🍓
Thor, ceritanya keren banget! Cepat update lagi dong!
Fannya
Ceritanya kreatif bener, thor! Keren abis. Jangan lupa terus berinovasi dalam menulis ya.
Gatita✨♥️😺
Bener-bener nggak bisa berhenti baca!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!