seorang perwira tentara yang memiliki masa lalu kelam dengan ayahnya dan akhirnya dia menemukan cinta pertamanya
* maaf ya kalo jelek pemula soalnya😁
semua isi cerita ini hanya fiksi belaka. tempat kejadian, nama tokoh, musuh dan lainnya merupakan ide dari author itu sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kirput10i, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Latihan
Bab 14
Aku terus menatap gelang itu sampai-sampai aku tidak sadar bahwa salah seorang timku memanggilku sambil menepuk pundakku dari dekat. Dia terlihat ingin mengatakan sesuatu namun aku terus saja melamun. Di bertanya kepadaku
" Pak....? Kenapa ngelamun? " Tanya timku dengan melihatku
Aku yang dipanggil sontak terkejut, aku tidak biasanya melamun disaat seperti ini. Jadi aku menjawabnya dengan gugup, dan juga untuk menutupinya.
" Oh! Engga....saya cuma ke sambet " jawabku dengan senyum lebar
Dia melihatku dengan tatapan penuh perasaan aneh di matanya.
" Engga biasanya anda kayak gini..." Jawabnya dengan tatapan aneh
" Eheheh..." Itu kejadian yang memalukan, aku terpaksa tertawa untuk menutupinya karena agak memalukan jika mereka tahu kalau aku sedang jatuh cinta. Karena aku dikenal dengan lelaki yang tidak mudah jatuh cinta, dengan artis saja aku tidak tertarik, apalagi dengan gadis biasa.
" Sudah! Kita mulai latihannya! " Perintahku pada reguku
Disini aku merasa keren karena aku merasa menjadi pemimpin yang bertanggung jawab. Apakah ini rasanya menjadi Jendral, aku bertanya-tanya pada diriku sendiri. Seandainya Irma ada disini dia pasti terkagum-kagum denganku dan karismaku.
Tapi aku harus serius dalam latihan ini dan membuktikan kepada ayahnya kalau aku bisa menjadi pemimpin yang baik. Disini aku harus berlatih menyatu dengan alam seperti menyamar di semak-semak, di lumpur, dan pdi dalam air ( danau/sungai ). Jujur saja ini melelahkan ketimbang menjalankan misi.
Kami latihan seharian hingga malam hari, latihan selesai pada malam hari dan kami bisa kembali ke tempat istirahat kecuali aku. Aku harus menyiapkan persenjataan dengan Bima dan jendral Haris, dan itu berlangsung hingga tengah malam. Aku tidak bisa beristirahat begitu saja sebelum menyelesaikan semua tugas.
Akhirnya di pukul 1 pagi aku bisa tidur di ranjang ku, aku bisa tidur sampai bulan depan kalau secapek ini. Tapi aku hanya bisa tidur selama 3 jam karena aku harus bangun lagi untuk tugas lainnya.
" Akhh! Astaga!! " Ucapku dengan kesal dan lelah di atas ranjang
Tapi aku harus bersabar dan kuat. Ingat, ini untuk negara dan masyarakat! Aku harus mengorbankan tubuhku untuk mereka. Walaupun tubuhku sudah mati rasa, aku segera bangun dan beribadah dan memohon agar badanku tidak gampang sakit.
Lanjut ke tempat persiapan atribut. Hari ini kami akan latgap dengan angkatan laut, jadi aku bisa bertemu Amir! Dia adalah seorang kapten kapal yang akan memimpin di laut timur. Di laut timur dikenal dengan ombak yang sangat kuat dan bahkan bisa membuat kapal tenggelam.
Aku selesai mengenakan atribut dan pergi menuju tempat latihan. Jujur saja atribut ini berat! Aku saja hampir terjatuh karena atribut ini ugh. Tapi aku tidak boleh mengeluh, lebih banyak aku latihan lebih kuat aku jadinya. Aku sudah sampai di tempat latihan lokasi kami ada di hutan sebelah barat laut.
" Faisal! " Teriak Amir dengan melambaikan tangan ke arahku
Aku menengok ke arahnya, dia kelihatan sedang menaiki kapal kecil untuk latihan penyerangan jalur laut. Aku hanya melambaikan tangan untuk menyapanya karena aku harus cepat menuju tempat latihan.
Singkat saja kita sudah sampai di tempat latihan, disana aku melihat sahabatku Raka sedang latihan dengan regunya. Tapi kali ini dia lebih serius dari sebelumnya, matanya menjadi setajam elang, gerakannya gesit seperti cheetah, dan badannya kokoh tidak tergoyang saat dia berdiri di atas kayu seperti pohon yang kokoh, asekkk.
Aku ingin menyapanya tapi, takut mengganggunya sedang serius. Jadi aku mengabaikannya dan pergi, tapi baru setengah jalan aku mendengar
" HEYYY FAISAL!! " Teriak Raka dari belakang
Aku kaget sampai jatuh ke tanah. Aku berusaha bangun dan menengok ke belakang, aku melihat Raka yang awalnya serius menjadi Raka yang semula seperti sumala.
" Astaga, tidak ada yang bisa di harapkan darinya..." Gumamku dengan melihatnya
" H-hai Raka....! " Sapaku balik dengan masih terkejut
Aku langsung pergi meninggalkannya dan menuju reguku. Untung saja dia tidak masuk ke dalam reguku atau tidak dia mungkin akan seperti itu setiap latihan. Aku pun memulai latihan dengan reguku dengan berdoa dan pemanasan lalu kita mulai dengan latihan fisik.
" Baik. Latihan fisik hari ini mudah.....yaitu push up 100 kali! " Jawabku dengan semangat
Walaupun aku menjawabnya dengan semangat timku sepertinya tidak sepemikiran denganku karena wajah mereka terlihat melas. Namun salah satu dari mereka menjawab
" Kurang pak! 50 seri aja! " Jawab salah satu dari mereka
50 seri sama dengan 500 kali! Waw! Aku tidak menyangka mereka jauh lebih bersemangat dariku. Setelah push up kami sangat lelah dan berkeringat, namun kami tidak berhenti di situ saja kami melanjutkan latihan kami.
Entah kenapa di latihan hari ini aku terus memandang gelang ini dan juga terus mengingat wajahnya. Aku tidak tahu walaupun mencoba fokus tapi tetap saja, apakah dia baik-baik saja? Tapi aku tidak bisa memikirkan itu sekarang, karena aku harus fokus untuk perang.
Menjelang malam.
Akhirnya selesai juga latihannya aku bisa kembali ke ranjang ku. Badanku terasa pegal semua dan bahkan dibuat tidur saja sakit. Aku membuat badanku dalam posisi telentang di atas kasur. Aku menatap langit-langit dan melihat gelang itu sekali lagi, entah kenapa biasanya dulu aku kalau habis latihan pasti langsung tertidur, tapi entah kenapa gelang ini seperti menarik perhatianku.
Lalu aku bertanya-tanya dengan diriku sendiri " bisakah aku menjadi diriku yang dulu lagi? " Aku hanya berpikir tentang itu. Semenjak ayahku melakukan hal jahat pada rakyatnya yaitu korupsi dan bahkan membuat anaknya sendiri menjadi buta sebelah. Itu membuat aku berubah yang dulunya semangat, humoris seperti Raka, dan ekstrofert menjadi seperti ini.
Tiba-tiba ada suara ketukan dari luar pintu kamarku. Aku heran siapa yang mengetuk pintu di jam 12 pm. Jujur saja aku agak merinding karena tidak ada yang mengetuk pintu di jam segini kalau ada urusan pasti menelfon. Semakin lama ketukannya semakin keras dan itu membuatku makin ketakutan apalagi mengingat cerita Raka tentang hantu pengetuk.
Aku mengambil pistol yang ada di atas meja dan menodongkannya ke arah pintu. " MASUK! " Teriakku dengan menodongkan pistol, tiba-tiba pintuku didobrak aku berteriak
" AAAAAAAAAAAAA.......!!!!! "
" WAAAAAAAA!!!! " Teriak Raka dari balik pintu
" Bentar? Itu lu yang ngetok pintu? " Jawabku dengan menurunkan pistolku
" Iyalah....siapa lagi kalo bukan temenku yang ganteng ini, asekk! " Jawabnya dengan bergaya
Aku mendekatinya dan memegang pundaknya. " Kenapa g bilang salam!?!? "
Dia hanya tertawa dan berkata " hehe....sorry kalau gua salam takutnya lu engga bangun "
Aku hanya menggelengkan kepalaku karena tingkahnya.
" Yaudah besok kita latihan lagi! " Jawabku tegas
dynamic Irma and Faisal lucu kalii, tpi kasihani lh si Raka, ditampar muluw :'D
baguss omagahh, gk nyangka sebagus itu jujur. Keep growin' !!