Elwin Jenaro Redman seorang pria yang berusia 30tahun, namun kehidupannya begitu sangat menyedihkan sekali.
Elwin dinyatakan mengidap penyakit Autisme sehingga membuat dirinya diasingkan oleh kedua orang tuanya.
Walaupun dia memiliki wajah yang begitu tampan namun karena penyakitnya itu membuat kedua orang tuanya mengurungnya terus didalam kamar, dia tidak diperbolehkan keluar dari kamar itu apa lagi untuk berkumpul dengan mereka.
Dia adalah putra satu-satunya dari pasangan Danu dan Agita, akan tetapi mereka mengatakan dia adalah hanyalah beban hidup.
Namun disuatu ketika, Danu memaksa putranya untuk menikahi salah satu gadis dari sahabatnya gadis itu bernama Rissa Amanda Soraya dia berusia 25tahun memiliki wajah yang begitu cantik dan hati yang lembut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NisfiDA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Permintaan Yang Aneh
Flashback on:
" Danu, bagaimana kita menyuruh Rissa dan Elwin membuatkan keturunan untukmu?"
Danu merasa terkejut dengan ucapannya Darius, apakah dia sadar dengan apa yang dia ucapkan itu.
" Darius, kamu serius dengan ucapmu itu?" tanya Danu dengan nada terkejutnya
" Aku serius, untuk apa aku bercanda"
" Tapi seharusnya kamu tau Darius, bahwa Elwin bukan pria yang normal melainkan dia sakit"
" Walaupun dia autisme setidaknya dirinya pasti bisa merespon bukan dengan lawan jenisnya?"
Danu hanya terdiam dia tidak tau sebenarnya apa yang sudah dipikirkan oleh Darius sehingga dia harus membuat Rissa hamil.
" Kita tidak bakalan tau bahwa Rissa melahirkan anak laki-laki atau perempuan"
" Jika Rissa melahirkan anak perempuan maka buang saja atau tidak nanti katakan bahwa sudah meninggal"
Dug!
Jantung Danu berdebar dengan kencang sekali, dia tidak menyangka betapa kotornya pikirannya Darius padahal Rissa adalah putri kandungnya mengapa dia begitu tega sekali?
" Darius, itu hal yang sangat-sangat tidak bagus sama saja kamu menyakiti anak perempuanmu"
" Biarkan dia merasakan bagaimana yang aku rasakan saat kehilangan Marina"
Danu benar-benar tidak menyangka bahwa Darius masih menyalahkan atas kematian Marina kepada Rissa.
Ternyata ada orang lebih sadis dibandingkan dirinya yang tidak pernah mau mengakui anaknya,
****
Flashback off:
Dua hari kemudian.
Rissa telah diperbolehkan untuk kembali kerumahnya, dimana Elwin sedang membantu Rissa beres-beres.
Akan tetapi ada sesuatu hal yang tidak disangka oleh Rissa yang terucap dari bibirnya Elwin.
" Yang diucapkan Papamu kemarin apa kamu tidak akan melakukannya?" tanya Elwin membuat Rissa terkejut
Rissa menatap kearah Elwin, dengan tatapan yang penuh terkejutan
" K-kamu sangat mengerti apa yang diucapkan Papaku kemarin?" tanya Rissa dengan nada gugupnya
Elwin menganggukkan kepalanya.
" Lalu mengapa kamu memasang wajah seperti tidak mengerti begitu?" tanya Rissa kembali
" A-aku mencoba menyimaknya, makanya dari itu aku memasang wajah seperti itu"
Rissa tidak menyangka bahwa Elwin sebenarnya mengerti tentang apa yang mereka bicarakan kemarin.
Rissa hanya bisa menghelakan nafasnya dan tidak menjawab apapun lagi. Namun sepertinya Elwin sangat tertarik sekali dengan apa yang dibicarakan kemarin.
" A-apa kamu tidak mau melakukannya karena aku bukan pria normal?" tanya Elwin membuat Rissa menatapnya
" Mengapa kamu bertanya seperti itu Elwin?"
" Lalu mengapa kamu tidak mau Rissa?"
Rissa benar-benar tidak tau harus menjawab apa, bukannya dia tidak mau mempunyai anak dari Elwin hanya saja kedepannya pastinya bakalan akan sangat sulit bagi Rissa.
" Apa tidak bisa jangan membahas ini lagi?" tanya Rissa
" Kenapa? Apa kamu benar-benar tidak ingin memiliki anak bersamaku karena aku autisme"
" Cukup Elwin" bentak Rissa
Elwin terdiam, namun tatapannya masih menatap wajahnya Rissa dengan sedih sekali. Rissa begitu sangat tidak suka sekali jika Elwin mengatakan seperti itu.
Karena membuatnya begitu sakit sekali, akan tetapi Elwin hanya melakukannya agar mereka tidak berbuat sesuatu yang aneh kepada Rissa, karena Elwin tau pasti ada permintaan yang konyol bagi Darius atau Danu.
" A-aku hanya ingin melakukannya karena tidak mau mereka berbuat hal terus kepadamu Rissa, karena dengan kondisiku seperti ini mereka semaunya saja melampiaskannya kepadamu" ucap Elwin dengan nada sedihnya
Rissa kembali menatap Elwin saat mendengar ucapannya, dia begitu tidak paham apa yang dimaksud oleh Elwin?
Namun tiba-tiba, Farrel datang menjemput Rissa dan Elwin.
" Apa semuanya sudah siap?" tanya Farrel kepada Rissa
" Iya sudah kak" jawab Rissa langsung menatap Farrel" Sendirian kak? Dimana Kak Ferry?" tanya Rissa
" Dia tidak bisa ikut, karena hari ini dia ada rapat mungkin nanti siangan setelah rapat dia akan kerumahmu" jelas Farrel
" Oh begitu, kalau begitu saat pulang nanti mampir sebentar ke supermarket ya kak biar Rissa masak untuk makan siang bersama"
" Baiklah, kalau begitu ayo kita berangkat"
Rissa menganggukkan kepalanya, lalu dia turun dari brankar tersebut sambil mengambil tas serta ponselnya.
Namun tatapan Elwin kepada Farrel seperti ada sesuatu yang ingin dia katakan,tetapi tidak mungkin mengatakannya didepan Rissa.
Pastinya Rissa akan marah jika dia membahasnya lagi, karena tadi untuk pertama kalinya Rissa membentak dirinya.
****
Setelah 30 menit kemudian. Mereka telah tiba di supermarket kini Rissa turun dari mobil untuk membeli beberapa bahan makanan.
Karena nanti siang mereka akan makan bersama dirumah, Rissa begitu sangat senang sekali akhirnya mereka kembali berkumpul.
Sementara didalam mobil.
" Apa yang ingin kamu katakan Elwin, sedari tadi kamu menatapku seperti ada ingin kamu katakan" ucap Farrel kepada Elwin
Elwin langsung mengangkat wajahnya saat mendengar ucapannya Farrel, memang benar dia ingin mengatakan sesuatu namun sekarang waktu yang sangat pas sekali karena hanya mereka berdua dimobil.
" A-aku ingin melakukan yang dikatakan oleh Papamu kemarin" ucap Elwin membuat Farrel menatapnya
" Alasannya?" tanya Farrel dengan nada seriusnya
" A-aku tidak mau mereka melakukan hal aneh lagi kepada Rissa, a-aku sangat yakin dari ucapannya Papamu menyuruh Rissa mempunyai anak bersamaku, pastinya ada sesuatu dibalik semua itu" jelas Elwin
Seketika Farrel menjadi terdiam saat mendengar alasannya Elwin, kini dia mencoba bertanya kembali kepada Elwin.
" Ada sesuatu dibalik semua itu? Maksudmu apa Elwin?" tanya Farrel dengan wajah bingungnya
" P-pastinya kalian bertanya-tanya bukan tentang mengapa Papa kalian tiba-tiba menyuruhku dan Rissa melakukannya?"
Farrel kembali terdiam, memang mereka sangat bertanya-tanya ada apa Darius menyuruh Rissa untuk hamil?
" Padahal awalnya Papa kalian sangat tau bahwa aku adalah pria autisme, lalu bagaimana bisa dia menyuruh Rissa hamil? Pastikan ada sesuatu dibalik itu semua"
Farrel semakin terdiam dan mencerna semua yang dikatakan oleh Elwin, bagaimana bisa Elwin bisa berbicara seperti orang normal?
Tentunya saja itu semua pengaruh obat agar dia bisa tenang, jika tidak meminum obat maka dia akan mengamuk dan tidak bisa berbicara secara normal seperti itu.
" Kita akan mengetahuinya besok malam, karena Papa mengatakan ingin makan malam bersama ditempat Om Danu"
Farrel yang mendapatkan pesan dari Darius, mengatakan bahwa besok malam ingin makan malam bersama.
Sepertinya memang ada sesuatu yang akan dibahas oleh mereka berdua, Farrel sangat mencurigai apa yang dikatakan oleh Elwin jika itu benar maka Rissa akan tersiksa.
Kini tibalah Rissa dengan membawa beberapa bahan masakan, wajahnya begitu sangat senang sekali saat memasuki mobil.
Namun tatapan Elwin kepada Rissa begitu sangat sedih, karena ulah Darius dan Danu benar-benar jahat yang telah memanfaatkan Rissa.
" Ayo kak kita pulang, semua bahannya sudah Rissa beli" ucap Rissa saat masuk kedalam mobil
" Kamu memakai uangmu membeli semuanya?" tanya Farrel
" Tidak kak, ada uang yang diberikan oleh Kak Ferry" jawab Rissa
Seketika Farrel langsung memberikan salah satu ATM nya kepada Rissa. Hal itu membuat Rissa menjadi sangat kebingungan.
" Untuk apa?" tanya Rissa dengan bingungnya
" Uang untuk kebutuhmu"
" Tapi sudah ada punyanya Kak Ferry"
" Itu punya Ferry, bukan punya kakak"
" T-tapi kan"
" Sudah ambil, kakak tidak suka kamu menolaknya terus"
Akhirnya Rissa mengambilnya, padahal uang simpanan Rissa masih begitu banyak tetapi kedua kakaknya memberikan uang lagi kepada dirinya.
Elwin yang menatap itu merasa sangat sedih karena dia tidak bisa memberikan uang kepada Rissa, karena kondisinya saat ini tidak memungkinkan untuk dirinya bekerja.