NovelToon NovelToon
Topeng Kemiskinan - Rahasia Sang Putri Yang Terkhianati

Topeng Kemiskinan - Rahasia Sang Putri Yang Terkhianati

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Pelakor / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Kim Yuna

Anatasya menyembunyikan identitasnya sebagai putri bungsu keluarga konglomerat dari suaminya. Ia membantu Adrian membuka perusahaan. Tapi siapa sangka ternyata Adrian tidak pernah mencintai Anatasya, dia bahkan jijik dengan bau amis yang melekat pada tubuh istrinya.

Suatu hari, Adrian menceraikan Anatasya dan mengungkapkan bahwa dia memiliki pacar, yaitu Clara, seorang wanita kaya dan cantik yang merupakan adik sepupu dari keluarga Santoso.

Anatasya merasa hancur dan terhina. Tasya akan membuat orang yang menyakiti nya membayar mahal dibantu oleh ketiga abangnya. Damian, Julian dan Rafael.

Ketiga Abangnya tidak akan membiarkan adik bungsu mereka terluka.

Bagaimana reaksi Adrian dan keluarga nya setelah mengetahui jika wanita yang selama ini mereka hina adalah putri konglomerat?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim Yuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14 Winda Kritis

Ibu, mari ikut saya," ucap seorang perawat wanita dengan nada lembut namun tegas kepada Anatasya, berusaha mengarahkan Anatasya menjauhi konfrontasi yang tidak berujung itu.

Perawat itu memahami betapa tegangnya situasi saat ini dan berusaha menenangkan Anatasya yang baru saja mengalami kekerasan verbal dan fisik.

Anatasya menarik napas dalam-dalam, berusaha menetralkan gejolak emosi yang berkecamuk dalam dirinya. Ia menatap Adrian dengan sorot mata yang dingin dan penuh arti. "Ingat, Adrian," ucapnya dengan suara pelan namun menusuk.

"Aku mendonorkan darah ini bukan karena rasa bersalah atas apa pun. Tapi karena aku tidak mau ada seseorang mati sia-sia di tanganku, apalagi di rumah sakit ini." Kata-katanya sarat akan ketegasan dan menunjukkan bahwa ia melakukan ini bukan karena paksaan atau rasa takut.

Adrian menunjuk Anatasya dengan jari telunjuknya, matanya menyala penuh ancaman. "Kukatakan padamu, yah, kalau sesuatu terjadi pada adikku, kau akan membayarnya seumur hidupmu!" ancamnya dengan nada penuh kebencian, seolah Anatasya adalah penyebab utama dari semua kejadian ini.

Jamilah, yang masih diliputi amarah dan kecemasan, tidak sabar dengan perdebatan yang menurutnya tidak penting. "Sudah, jangan banyak bicara! Cepat donorkan darahnya! Bawa dia, Sus!" titahnya dengan kasar kepada perawat, memperlakukan Anatasya layaknya barang yang bisa dipaksa dan dimanfaatkan.

"Baik, Bu," jawab perawat itu patuh, lalu mengisyaratkan Anatasya untuk mengikutinya.

Anatasya mengangguk kecil pada perawat itu, lalu melangkah pergi meninggalkan Adrian dan Jamilah yang masih memancarkan aura permusuhan.

***

Anatasya keluar dari ruangan pengambilan darah dengan langkah sempoyongan. Tubuhnya terasa lemas setelah kehilangan beberapa kantong darah. Baru beberapa langkah ia berjalan, Jamilah kembali menghadangnya dengan tatapan penuh amarah. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, tamparan keras kembali mendarat di pipi Anatasya, untuk kedua kalinya dalam waktu singkat.

"Wanita sialan! Kenapa bukan kamu saja yang mati!" teriak Jamilah histeris, air mata kembali membanjiri wajahnya yang penuh keputusasaan.

Seorang dokter yang baru keluar dari ruang operasi menghampiri mereka dengan wajah prihatin.

"Jangan ribut di sini! Ini rumah sakit, harap tenang!" tegurnya dengan nada tegas namun tetap menjaga profesionalisme.

Jamilah segera menghampiri dokter itu dengan wajah memelas. "Dokter, tolong selamatkan putriku! Lakukan apa saja, Dok!" pintanya dengan suara tercekat.

Dokter itu memandang Jamilah dengan ekspresi serius. "Ibu, kondisi putri Anda sangat kritis. Organ bagian dalamnya terluka parah akibat benturan. Terus terang, dokter di sini tidak sanggup melakukan operasi yang dibutuhkan putri Anda. Kecuali..." Dokter itu menggantungkan kalimatnya, membuat Jamilah semakin cemas.

"Kecuali siapa, Dok?" tanya Jamilah dengan nada mendesak.

Dokter itu menghela napas sejenak. "Kecuali dokter andalan kami, seorang ahli bedah trauma yang sangat berpengalaman."

Mata Jamilah membelalak. "Maksud Dokter... dokter andalan itu Dokter Julian Santoso?" tanyanya dengan nada penuh harapan sekaligus keraguan.

Dokter itu mengangguk. "Benar, Dokter Julian. Namun, Dokter Julian sangat sulit diminta untuk mengoperasi, apalagi saat ini beliau sedang mengambil cuti," jawab dokter yang memperkenalkan diri sebagai Dokter Hendra.

Tiba-tiba, Anatasya yang masih memegangi pipinya yang terasa nyeri angkat bicara. "Aku sudah menghubunginya dan memintanya untuk datang. Sebentar lagi dia sampai."

Jamilah menoleh pada Anatasya dengan tatapan sinis dan penuh kebencian. "Tutup mulutmu! Memangnya siapa kamu? Kukatakan sekali lagi, jika sesuatu yang buruk terjadi pada putriku, kupenjarakan kau seumur hidup!" ancamnya dengan nada penuh dendam.

Adrian, yang sedari tadi hanya mengamati dengan tatapan meremehkan, ikut menyahut dengan sinis.

"Tasya, kau pikir setelah kau bisa tidur dengan Rafael, kau bisa seenaknya meminta Julian datang? Kukatakan padamu, dia tidak pantas dengan wanita kotor dan rendahan seperti kau!"

Situasi di lorong rumah sakit itu semakin tegang. Emosi yang bercampur aduk antara keputusasaan, amarah, dan harapan memenuhi udara. Anatasya hanya bisa terdiam, menahan air mata yang hampir tumpah. Ia tahu, apapun yang ia katakan saat ini tidak akan mengubah pandangan keluarga Pratama terhadapnya. Ia hanya bisa berharap kedatangan Julian akan membawa keajaiban dan menyelamatkan nyawa Winda.

"Kak Adrian," panggil sebuah suara lembut namun sedikit ragu.

Adrian menoleh dan mendapati Clara berdiri tak jauh darinya, raut wajahnya menunjukkan kekhawatiran dan sedikit ketakutan. "Kenapa ke sini?" tanya Adrian dengan nada dingin dan tidak bersahabat. Kehadiran Clara, yang statusnya sebagai anak di luar nikah dari keluarga Santoso masih menjadi duri dalam hubungannya dengan keluarga, selalu menimbulkan ketegangan.

Clara menundukkan kepalanya sejenak sebelum memberanikan diri menatap Adrian. "Kak, aku minta maaf soal... aku yang anak haram. Tapi aku ke sini karena aku mendengar kalau Winda kecelakaan. Jadi, aku meminta Dokter Liam datang. Beliau rekan kerja Kak Julian. Aku yakin pasti dia bisa menyembuhkan Kak Winda." Ucap Clara dengan tulus, berharap kedatangannya bisa membawa bantuan dan sedikit meredakan ketegangan.

Jamilah, yang mendengar perkataan Clara dan nama Julian disebut-sebut lagi, langsung menoleh dengan tatapan penuh harapan. "Apa benar Anda bisa menyelamatkan putriku?" tanyanya kepada Dokter Liam yang berdiri di samping Clara.

Dokter Liam, seorang pria dengan aura tenang dan profesional, mengangguk mantap. "Saya memang rekan kerja Dokter Julian. Selama saya bertindak sesuai prosedur, Ibu Winda pasti akan baik-baik saja." Jawabnya dengan nada meyakinkan.

Mendengar jawaban itu, Jamilah merasa secercah harapan muncul di tengah keputusasaannya.

"Astaga! Luar biasa! Tolong selamatkan putriku!" serunya dengan nada lega bercampur permohonan. Ia kemudian menghadap Dokter Hendra. "Dokter, cepat biarkan Dokter Liam masuk dan selamatkan putriku! Saya mohon!"

Dokter Hendra melirik Dokter Liam dengan tatapan menyelidik sebelum akhirnya mengangguk. "Baiklah."

"Di mana pasiennya?" tanya Dokter Liam dengan nada profesional, siap untuk bertindak.

"Ada di ruang operasi. Mari ikut saya!" jawab Dokter Hendra, lalu berbalik untuk mengantarkan Dokter Liam.

Namun, sebelum Dokter Liam sempat melangkah mengikuti Dokter Hendra, Anatasya tiba-tiba mencegahnya. "Tunggu!" serunya, membuat semua mata tertuju padanya.

"Kamu mau apa, Tasya?!" teriak Jamilah histeris, emosinya kembali memuncak melihat Anatasya menghalangi jalan Dokter Liam.

"Kakak kedua ku bilang, tidak boleh ada yang masuk sebelum dia datang," jawab Anatasya dengan nada tenang namun penuh keyakinan, meskipun tatapan sinis dan penuh amarah tertuju padanya.

"Siapa kakak keduamu?" tanya Dokter Liam dengan nada ingin tahu, menatap Anatasya dengan tatapan menyelidik.

"Dokter andalan di sini, Dokter Julian Santoso," jawab Anatasya, menatap Dokter Liam dengan berani.

Clara tertawa sinis mendengar jawaban Anatasya.

"Tasya, hidup seseorang sedang dipertaruhkan sekarang! Kau masih saja berbohong! Kak Julian sedang sibuk di luar negeri tentang risetnya! Aku saja yang masih bagian dari keluarga Santoso bahkan tidak bisa memintanya untuk datang! Apalagi kamu, cuma wanita kotor dan rendahan!" Hinaan Clara menusuk hati Anatasya, namun ia berusaha tidak terpancing.

Dokter Liam mengangguk-angguk, menatap Anatasya dengan keraguan. "Dokter Julian memang terlalu sulit untuk dijangkau. Tidak menyangka selalu ada saja orang yang tidak sadar diri bilang kenal dekat dengan Dokter Julian. Aku saja yang rekannya hanya bisa bertemu beberapa kali. Terus, aku tidak pernah dengar kalau dia memiliki adik."

"Wanita sialan! Apa kamu mau putriku mati?!" teriak Jamilah histeris, mendorong Anatasya dengan kasar.

"Pergi kamu! Jangan ganggu pengobatan putriku!"

Jamilah kemudian menarik lengan Dokter Liam. "Dokter! Jangan pedulikan dia! Cepat obati putriku! Cepat! Cepat!"

Adrian menghampiri Anatasya yang terhuyung akibat dorongan Jamilah. Ia mencengkeram dagu Anatasya dengan kasar, memaksa wanita itu menatapnya. "Tasya, tunggu saja setelah operasi Winda selesai. Kau akan membayar semua ini!" bisiknya penuh ancaman, matanya memancarkan kebencian yang mendalam.

Tiba-tiba, pintu ruang operasi terbuka dengan tergesa-gesa, dan seorang perawat keluar dengan wajah panik dan pucat. "Gawat! Jantung pasien berhenti!" teriaknya histeris, membuat semua orang di sana terkejut dan membeku dalam ketegangan yang mencekam.

...----------------...

1
Heny
Duh clra gk malu y sok kenal sok akrab
Heny
Knp clara dan anastasya gk saling knl y
Heny
Baru kaya dkt sdh sombong
Ma Em
Clara tdk ada kapok2 nya sdh minta maaf malah skrg bertambah gila mau membuat Tasya menderita , siap2 saja Clara pasti hidupmu akan hancur dan untuk bu Jamilah dan Adrian sekarang kamu baru sadar dan baru tau bahwa Tasya adalah anak seorang pengusaha sukses Adrian menyesalkan karena sdh membuang berlian hanya untuk kerikil yg tajam pasti akan menusukmu Adrian
Ma Em
Thor kapan waktunya Adrian dan keluarganya tau bahwa Anatasya adalah putrinya Santoso, mau tau reaksi Adrian dan keluarganya begitu juga dgn Clara dan usaha si Adrian bangkrut agar si Andin dan ibunya yg sombong itu merasakan hdp nya susah lagi.
Ma Em
Kenapa sih Anatasya sama ibunya Adrian ditampar kok diam saja Ana itu bkn sabar tapi kamu terlalu bodoh jadi orang masa setiap di buly sama keluarga Adrian dan selalu dihina Ana diam saja tdk melawan heran saja ada orang dihina ditampar biasa saja , coba tunjukan Ana pada Adrian dan Clara bahwa kamu benar putri bungsu santoso kayanya punya empat kakak yg sangat menyayangi Anatasya tapi waktu Ana dihina dan tampar kok tdk ada yg belain , jadi ga seru karakter si Anatasya nya terlalu lemah
Ma Em
Thor maaf up nya yg banyak lagi seru2nya habis , ga sabar mau tau Adrian dan keluarganya hancur.
Ma Em
Fans apaan begitu fanatik hanya membahayakan orang saja .
Ma Em
Adrian pasti menyesal karena sdh menyakiti dan menyia nyiakan putri dari keluarga Santoso malah memuja muja si anak haram dari keluarga Santoso si Clara, si Adrian sdh salah pilih berlian yg sdh ada digenggaman malah Adrian lepaskan dan di tukar dgn tembaga
Serenarara: Ubur-ubur makan sayur lodeh
Minum sirup campur selasih
Coba baca novelku berjudul Poppen deh
Dah gitu aja, terimakasih. /Joyful/
total 1 replies
Ma Em
Thor tambah dong bab nya lagi seru banget ingin melihat reaksi tiga orang ini Adrian, Winda dan Clara setelah tau kalau Tasya adalah putri bungsu pak Santoso ditunggu thor upnya lagi.
Ma Em
Clara ngaku2 adik Rafael padahal teman2 Rafael sdh tau adik Rafael adalah Tasya bakalan malu tuh si Clara yg pede banget ngaku dari keluarga Santoso apalagi si Adrian dan si Winda kalau tau Tasya putri bungsu Santoso bakal pingsan dia.
Ma Em
Adrian dan keluarganya menghina Anatasya kok ga berhenti2 hina Tasya coba tunjukan sama kamu Tasya bahwa kamu putrinya tuan Santoso bungkam tuh mulut si Clara yg cuma anak selingkuhan saja kok bangga juga sama si Adrian sama keluarganya agar si Adrian menyesal karena sdh membuang berlian dan ngambil yg imitasi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!