NovelToon NovelToon
Ternyata, Aku Salah Satunya Di Hatimu

Ternyata, Aku Salah Satunya Di Hatimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh
Popularitas:70.7k
Nilai: 5
Nama Author: X-Lee

Di balik kebahagiaan yang ku rasakan bersamanya, tersembunyi kenyataan pahit yang tak pernah ku duga. Aku merasa istimewa, namun ternyata hanya salah satu dari sekian banyak di hatinya. Cinta yang ku kira tulus, nyatanya hanyalah bagian dari kebohongan yang menyakitkan. Cinta yang seharusnya menguatkan, justru menjadi luka yang menganga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon X-Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

11. Istri Siri

Lisna menatap anaknya yang terus saja menangis sejak beberapa jam yang lalu. Karena anaknya mencari suaminya yang tidak kunjung datang ke rumah ini. Suara tangisan itu menggema di seluruh sudut rumah, menciptakan suasana yang semakin menyesakkan dada. Ia mencoba menenangkan si kecil, menggendong, mengayun, bahkan bernyanyi pelan—tapi semuanya tak membuahkan hasil. Bayi itu tetap saja menangis, seolah merasakan ketegangan yang membungkus udara di antara mereka.

Perlahan-lahan, rasa kesal mulai tumbuh dalam dada Lisna, bercampur lelah dan frustrasi yang kian menumpuk. Ia menatap mata anaknya yang sembab, lalu menghembuskan napas panjang. Tangannya terkepal tanpa sadar.

"Kamu bisa diam gak sih, Aiden?" katanya dengan suara meninggi. "Mama capek tau ngurusin kamu sendirian. Harusnya yang ngurusin kamu itu adalah papa kamu sendiri! Tapi dia belum juga datang ke rumah ini. Menyebalkan sekali.”

"Papa ....Papa....!" jerit bocah laki-laki itu dengan rengekan keras

"Diam Aiden!" bentak Lisna

Nada bicaranya tajam dan penuh kejengkelan, tapi bayi itu belum cukup mengerti arti kata-kata, apalagi emosi. Ia terus menangis, kini dengan suara yang lebih lirih tapi tetap memekakkan telinga. Lisna memejamkan mata sebentar, lalu menyibakkan rambut panjangnya dengan kasar. Rasa muak menggelayuti pikirannya.

Dia berjalan ke meja, mengambil ponsel dari atasnya, dan duduk di sofa sambil mendengus kesal. Ia membuka daftar panggilan dan menekan nomor suaminya. Tombol itu ditekan berulang kali, namun hasilnya tetap sama—tidak diangkat. Setiap dering yang berakhir tanpa jawaban menambah panas di kepalanya.

"Mas Ardian, kamu kemana sih?" gumamnya penuh geram. “Biasanya kamu sangat mudah dihubungi. Tapi sekarang, kenapa susah sekali? Jangan-jangan…”

Lisna terdiam sejenak, bola matanya membulat. Ada bayangan wajah Eva—perempuan yang sejak dulu mengganggu pikirannya. Ia mendesah tajam.

"Apa jangan-jangan, Mas Ardian sedang berduaan dengan Eva?" katanya dengan suara menegang, hampir seperti berbisik pada dirinya sendiri. "Sialan! Pasti Eva memonopoli Mas Ardian. Aku tidak terima!"

Ia bangkit dari duduknya, berjalan mondar-mandir di ruang tamu sambil menggenggam ponsel erat-erat. Anak di sudut ruangan masih menangis, tapi telinga Lisna sudah kebal. Amarah telah menutupi segalanya.

"Mas Ardian itu milikku. Dia suamiku! Dia gak boleh bersama Eva. Perempuan itu… perempuan itu adalah duri dalam hubungan kami!"

Perempuan ini mengklaim Ardian sebagai miliknya, padahal dia hanya lah seorang istri siri. Dan menyalahkan Eva, sebagai istri pertama -- yang telah mengambil suaminya. Padahal yang mengambil suami Eva adalah dirinya sendiri. Pelakor yang tidak sadar diri.

"Aku harus menyingkirkan Eva," desisnya penuh tekad. "Apapun caranya."

Tangisan bayi itu terus berlanjut, menggema di ruangan yang kini seakan dipenuhi oleh kabut emosi dan cemburu.

Lisna menatap kosong ke arah jendela, membiarkan ponselnya tergeletak di meja begitu saja. Tangannya mengepal saat membayangkan suaminya dan istri pertama suaminya berduaan.

Tangisan anaknya mulai mereda, hanya tersisa isakan kecil yang terdengar lirih. Lisna melirik sekilas ke arah bayi itu. Ada perasaan bersalah yang tiba-tiba menusuk dadanya. Dia tahu, anak itu tidak tahu apa-apa. Dia hanya ingin diperhatikan, ingin merasa aman. Tapi Lisna merasa terlalu rapuh untuk memberi kehangatan yang dibutuhkan anaknya.

Dengan langkah berat, Lisna menghampiri anaknya. Ia duduk di lantai, memeluk tubuh mungil itu erat-erat. Tangis si kecil kembali pecah, tapi kali ini Lisna biarkan. Setelah itu, Lisna meletakkan anaknya kembali ke ranjang dan kembali membiarkan anaknya menangis. Dia memvideokan anaknya yang menangis itu, kemudian mengirim video itu pada suaminya.

Beberapa menit berlalu, hingga suara pintu depan terdengar dibuka. Lisna mendongak, matanya memerah, napasnya terengah. Sosok pria itu akhirnya muncul di ambang pintu. Mas Ardian. Dengan wajah lelah, dan raut yang sulit ditebak.

Lisna bangkit berdiri,. “Akhirnya kamu datang juga!” serunya tajam. “Sudah berapa kali aku telepon kamu?! Kamu kemana aja, Mas?!”

Mas Ardian terdiam sejenak. Dia menutup pintu pelan dan berjalan mendekati putranya yang menangis. "Aiden.." lirihnya. Dia langsung menggendong anaknya.

Lisna mendengus. “Kamu pasti sedang berduaan dengan Eva kan? Sehingga kamu enggak angkat telepon aku?"

“Apa sih, Lis? Jangan mulai lagi...” ucap Ardian sedikit pelan, karena dia takut suaranya mengagetkan anaknya.

Berbeda dengan Ardian, Lisna justru mengencangkan urat lehernya. Lalu berkata dengan nada meledak-ledak, “Jangan mulai? Aku capek, Mas! Aku gak bisa pura-pura kuat terus! Kamu tinggalkan aku sama anak kita berhari-hari, tanpa kabar, tanpa bantuan. Terus kamu datang dengan alasan sepele, dan suruh aku gak emosi?!"

Mas Ardian mencoba menjawab, tapi Lisna tidak memberi kesempatan. Semua yang dipendamnya tumpah malam itu. Tentang kesepian, tentang tanggung jawab yang tak terbagi, tentang cemburu yang terus menghantui.

“Kalau kamu memang sudah gak mau sama aku, bilang aja. Jangan begini, Mas. Jangan buat aku gila sendiri!”

Anak di pelukannya mulai merengek lagi, merasakan ketegangan antara kedua orang tuanya. Ardian terus berusaha menenangkan anaknya.

Ardian menatap Lisna dengan tatapan lelah. “Kamu tahu dari awal seperti apa posisi kamu, Lis. Jangan memutar balik keadaan.”

Lisna tersenyum miring, getir. “Oh, jadi sekarang kamu ingetin aku kalau aku ini cuma selingan? Aku cuma selingkuhan? Aku cuma istri siri? Padahal waktu itu kamu yang bilang cinta. Kamu yang bilang Eva gak ngerti kamu. Kamu yang janji mau ninggalin dia.”

Ardian mengusap wajahnya yang penat. “Aku memang salah, Lis. Tapi kamu juga tahu aku punya keluarga. Eva… dia istri sahku. Kamu gak bisa terus menuntut lebih.”

“Tapi aku yang ngandung anakmu! Aku yang ngurus dia sendirian, Mas! Kamu pikir aku ini apa, tempat pelampiasan aja? Setelah kamu puas, kamu tinggalin aku dan anakmu begitu aja?”

Lisna kini berdiri tegak. Wajahnya penuh emosi, bukan hanya karena cemburu—tapi karena luka yang disangkal begitu lama. Ia bukan hanya ingin dicintai, ia ingin diakui. Dia ingin memiliki Ardian seutuhnya.

“Aku sudah korbankan segalanya buat kamu, Mas. Harga diriku, keluargaku… semuanya! Dan sekarang kamu suruh aku mundur begitu aja? Sementara Eva enak-enakan jadi istri sah?”

Ardian terdiam. Dia tahu apa yang dikatakan Lisna tidak sepenuhnya salah. Tapi semua sudah terlalu rumit. Terlalu dalam. Terlalu berbahaya.

"Kamu jahat sekali, Mas."

"Eva tahu soal kamu,” katanya pelan.

Lisna menegang sesaat, “Apa?”

“Dia tahu semuanya, tentang hubungan kita."

Lisna tertawa bahagia, "Bagus dong. Itu berarti, dia harus sadar diri. Jika Mas Ardian harus lebih banyak meluangkan waktu bersamaku dan Aiden."

"Dia ingin berpisah dengan ku. Tapi, aku tidak mau. Karena aku masih mencintainya." lirih Ardian

"Mas, lebih baik kamu lepaskan saja perempuan itu. Masih ada aku dan Aiden yang mencintai kamu."

"Aku enggak bisa."

Lisna kesal sekali dengan suaminya ini, "Apa sih yang kamu pertahanan dari Eva? Dia itu perempuan mandul."

Ardian melotot mendengar perkataan Lisna, "Jangan ucapkan kata kotor itu pada Eva. Dia bukan perempuan mandul, dia hanya belum melahirkan anak untukku. Ingat, hanya belum." ucapnya pelan tapi penuh penekanan, dia sakit hati jika mendengar orang lain menghina istrinya dengan kata-kata "Mandul". Walaupun kenyataannya, istrinya belum memberikan dia seorang anak. Sedangkan dia, dia terbukti sudah bisa mempunyai anak dengan Lisna.

Lisna berdecak kesal, "Lho, memang kenyataannya begitu kan?" ucapnya dengan seringai mengejek. "Lagi pula, mama kamu juga bilang begitu."

Ardian enggan sekali meladeni perkataan Lisna, lalu dia membawa Aiden ke taman belakang. Sedangkan Lisna, walaupun dia kesal dengan sikap Ardian, tapi juga senang sekali saat Eva ingin berpisah. Itu berarti, dia akan menjadi nyonya Wicaksana sepenuhnya nanti.

***

1
Isabela Devi
eva di kasih tau kepala batu
Maria Mariati
Awas jangan curang yaaa ndon Brandon ,kalo ga mau kebohongan kamu kebongkar, Arsen semangat perjuangkan cinta mu untuk Eva
Isabela Devi
gimn pak Kevin jantungan kan
Mardathun Lie: hayooo lho 🤣
total 1 replies
Maria Mariati
semoga sampe di depan kamar Nelson Eva denger kenyataan percakapan Brandon sama Nelson tentang kematian nivera,biar kapok si Brandon ,bahwa mereka dalang nya ,bayangin aja udah seru hihihi gimana yakk hati si Eva kalo tahu kenyataan itu
Mardathun Lie: jangan gitu lah, sejahat apapun saudara, dia tetap saudara kita 😂
Maria Mariati: mungkin saja, sebagai ganti nya Eva pergi jauh dari Brandon lagi ,dan itu atas bantuan Arsen dan adik nya 🥰🥰🥰
total 3 replies
Maria Mariati
Brandon nih harus tangung jawab,jahat juga dia,jangan2 gara2 neloson ini yakk
Mardathun Lie: Mungkinkah karena Nelson 🤔
total 1 replies
Lee Mbaa Young
Bagus lah, kehilangan ibu di balas kehilangan ibu.
Eva saja yg lemah, lebih kasian ke kluarga bpk nya drpd ibu nya.
Baik boleh sih tp jng terlalu lebay baik nya.
Aku suka pemeran utama wanita baik, tp kl lebay dan lbih bela orang yg mnyebabkan ibu nya meninggal ya jd gk sreg saja.
Mardathun Lie: Terlalu baik yaa begitu
total 1 replies
Maria Mariati
ternyata Branson jahattt,kasihan eva
Mardathun Lie: Wah, tim balas dendam langsung nih hihihi
Mardathun Lie: Jahat banget yaa
total 3 replies
Deeva Satrya
Brandon trnyata sadis jg,,kuberi km kebebasan tp nyawamu sbgai gantinya,,,
Mardathun Lie: wah, mengerikan yaa /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Lee Mbaa Young
bgitu adil, sama sama sang ibu meninggal. artinya nyawa blas nyawa kn
Mardathun Lie: wah, sadis /Facepalm//Facepalm//Facepalm/🤣🤣🤣
total 1 replies
Lee Mbaa Young
Nunggu adegan seru balas dendam pd musuh, tp entah lah. lembek juga. kl dah bgini jd agak malas sih.
pling ujung nya memaafkan trus di lepas.
Mardathun Lie: mau nya di apain! mutilasi kah?
total 1 replies
Maria Mariati
nggak suka takut Thor 😂😂😂
Mardathun Lie: berani kan lah 🤧🤣🤣🤣
total 1 replies
Isabela Devi
gimna Richard apa bisa membunuh papamu sendiri
Mardathun Lie: waduh /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
sarinah najwa
enak sekali nivers gak dapat karma dari kejahatannya 😡
Mardathun Lie: mau nya di apain si Nivera kak 😱
total 1 replies
Isabela Devi
takutnya mrk membunuh mamamu
Mardathun Lie: mungkinkah 😱
total 1 replies
Masitoh Masitoh
namamu sudah terlalu jauh Edward hampir membunuh..
Mardathun Lie: wah hampir yaa
total 1 replies
Isabela Devi
kalo nivera bebas maka, Eva akan dalam bahaya, Krn nivera ingin Eva mati
Mardathun Lie: kan banyak bodyguard Eva
total 1 replies
sarinah najwa
jangan di bebaskan thor tante nivera . pasti belum sadar tuh dan akan melanjutkan balas dendam nya🙏
Mardathun Lie: gak janji 🤣
total 1 replies
Isabela Devi
semoga semuanya baik baik aja
Mardathun Lie: aminn semoga aja
total 1 replies
Nur Nuy
jangan buat mati nenek sihir brandon, nanti kamu malah disalahin eva, serahkan aja ke yang berwajib selsai
Mardathun Lie: nenek sihir buat kak Nur Nuy aja 😂
total 1 replies
Theresia Sri
Yang lebih jahat jahat itu Kevin dan mamanya Brandon jika dibandingkan dengan Nivera. Bandon itu gak mau terima fakta kalo mamanya jauh lebih jahat daripada Nivera, mana ada orang yang menyebut dirinya sahabat tetapi menjadi pelakor. Selingkuh dan pelakor itu dilakukan secara sadar. Eva memang menjadi korban, Brandon juga korban, tetapi yang paling menderita adalah Nivera, rasa sakit dikhianati itu luar biasa. Brandon gak adil kalo hanya melihat dari sisi dirinya sendiri, karena akar kejahatan Nivera adalah kelakuan jahat dari mamanya sendiri dengan Kevin
Mardathun Lie: betul sekali, anak-anak hanya korban 🤧
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!