NovelToon NovelToon
Air Mata Terakhir

Air Mata Terakhir

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika
Popularitas:123.7k
Nilai: 5
Nama Author: fieThaa

Sudah tahu tak akan pernah bisa bersatu, tapi masih menjalin kisah yang salah. Itulah yang dilakukan oleh Rafandra Ardana Wiguna dengan Lyora Angelica.

Di tengah rasa yang belum menemukan jalan keluar karena sebuah perbedaan yang tak bisa disatukan, yakni iman. Sebuah kejutan Rafandra Ardana Wiguna dapatkan. Dia menyaksikan perempuan yang amat dia kenal berdiri di altar pernikahan. Padahal, baru tadi pagi mereka berpelukan.

Di tengah kepedihan yang menyelimuti, air mata tak terasa meniti. Tetiba sapu tangan karakter lucu disodori. Senyum dari seorang perempuan yang tak Rafandra kenali menyapanya dengan penuh arti.

"Air mata adalah deskripsi kesakitan luar biasa yang tak bisa diucapkan dengan kata."

Siapakah perempuan itu? Apakah dia yang nantinya akan bisa menghapus air mata Rafandra? Atau Lyora akan kembali kepada Rafandra dengan iman serta amin yang sama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14. Pertama Bertemu dan Belum Mengenalnya

Pagi ini Rafandra tak banyak berkata. Dia masih fokus pada jalanan ibukota. Talia pun tahu diri dia siapa. Tak ada kata dan membuat suasana sunyi tanpa suara.

Mobil berhenti tepat di lampu merah. Rafandra mulai membuka suara.

"Malam nanti kamu ada acara enggak?"

Pertanyaan itu mampu membuat Talia mengalihkan pandang. Dia menatap Rafandra yang juga menatapnya.

"Ibu saya ingin bertemu kamu."

Hah?

Begitu terkejut Talia mendengarnya. Sorot matanya meminta penjelasan.

"Ibu saya mengira jika di masa cuti ini saya mengantar jemput Lyora."

Tak pernah Rafandra memanggil Lily dengan nama aslinya selama dia dekat dengan perempuan itu. Dan sekarang ini kali pertama dia melakukannya.

"Terus Bapak bilang kalau Bapak--"

"Iya," potongnya dengan jawaban yang tegas. "Saya tak bisa berbohong kepada Ibu saya."

Talia sedikit terlonjak mendengar kalimat terakhir yang dikatakan oleh atasannya itu. Seorang anak lelaki tak bisa berbohong. Apa iya?

Belum juga menjelaskan. Lampu sudah berubah hijau. Mobil melaju menuju Wiguna Grup.

"Saya selalu diajarkan untuk berbicara jujur akan apapun. Dan mau tidak mau saya menceritakan semuanya."

"Apa ibunya Bapak marah?" Talia mulai penasaran.

Logikanya ibu mana yang tak akan marah ketika anaknya disakiti oleh orang lain. Namun, malah lengkungan senyum yang Talia lihat.

"Tidak."

"Kok bisa?" Talia keceplosan dan buru-buru menutup mulut.

Kembali Rafandra tersenyum. Matanya masih fokus pada jalanan yang cukup ramai.

"Kata Ibu saya ini teguran dari Tuhan karena saya terlalu bebal."

Talia tertawa dan membuat Rafandra menoleh. Begitu cantik wajah Talia ketika tertawa lepas seperti itu.

Untuk beberapa detik dia terpana. Namun, kembali memfokuskan pandangannya lagi ke jalanan.

Seperti biasa Talia diantar sampai di depan lobi. Sebelum Talia membuka pintu, Rafandra menagih jawaban atas pertanyaan tadi.

"Bagaimana? Bisa enggak ketemu Ibu saya? Saya janji cuma sebentar." Tangan Rafandra sudah membentuk huruf V.

Talia bingung harus menjawab apa. Namun, mendengar cerita dari Rafandra dia juga penasaran dengan ibu dari atasannya. Apa ada wanita kaya raya yang super baik seperti itu? Atau hanya pencitraan saja?

"Kalau kamu tidak bi--"

"Bisa kok, Pak." Gantian Rafandra yang terdiam.

"Kamu serius?" Sebuah anggukan yang menjadi jawaban dengan seulas senyum yang penuh keyakinan.

Wajah penuh kelegaan terpancar kepada perempuan yang sudah melepas seatbelt.

"Makasih, ya."

"Sama-sama, Pak."

.

Dunia ini ternyata masih memiliki lelaki yang soft spoken. Salah satunya Rafandra Ardana Wiguna. Tutur kata yang terucap selalu lembut dan masih terngiang sampai siang ini.

"Makan siang gak?" tanya salah satu seniornya.

"Aku udah pesan, Kak."

Sudah beberapa hari ini dia berbohong. Padahal, bukan dirinya yang memesan makanan. Melainkan Rafandra yang selalu mengirimkan makan siang.

"Makan siangnya udah sampai belum?"

Isi pesan yang Rafandra kirimkan. Talia segera menjawabnya dengan wajah yang begitu bahagia.

"Sudah. Makasih banyak, Pak."

Makan siang yang Rafandra pesankan bukan dari restoran biasa. Dia selalu memberikan makanan terbaik untuk Talia.

Jam pulang kantor tiba. Ponselnya sudah bergetar dan siapa lagi jika bukan Rafandra yang menghubunginya.

"Saya udah di depan."

Buru-burunya Talia mengundang tanya untuk para senior. Sudah empat hari ini ada yang melihat jika Talia selalu diantar jemput oleh mobil mewah yang sama. Namun, tak terlihat wajah si pengemudi karena setiap kali Talia masuk dan keluar mobil langsung menutup pintunya dengan cepat.

"Apa dia dijemput oleh mobil yang sama seperti kemarin-kemarin?"

Jiwa kekepoan mereka meronta. Segera mereka menyusul Talia. Dugaan mereka benar. Mobil yang sama menjemput Talia.

"Apa itu pacarnya?"

Rafandra tersenyum kecil karena dari spion samping dia melihat bawahannya yang lain tengah menatap ke arah mobil yang dia bawa. Sedari awal Rafandra sudah tahu jika Talia pasti akan dicurigai oleh karyawan yang lain. Maka dari itu dia memilih menggunakan mobil pribadi yang berdebu di garasi. Talia juga begitu beruntung karena mobil itu hanya pernah ditumpangi oleh dua perempuan, yakni dirinya juga Mami Aleena.

Talia sudah meminta untuk mampir ke toko kue untuk dia beri kepada ibunya Rafandra. Namun, lelaki itu menolak.

"Ibu saya gak akan suka jika ada tamu yang repot membawa sesuatu ke rumah."

Iyakah? Atau hanya alasan Rafandra saja? Itulah yang terbesit di kepala Talia. Sampai akhirnya mobil masuk ke area perumahan mewah. Mata Talia tak berkedip ketika mobil sudah berbelok masuk ke rumah bercat putih bersih nan besar.

"Ayo!"

Talia seperti orang kampung. Matanya terus berkeliling melihat rumah tersebut.

"Ini rumah mendiang kakek saya. Saya dan kedua orang tua saya hanya menempati saja."

Talia mulai menatap Rafandra yang hendak menaiki beberapa anak tangga menuju teras. Tidak mungkin kan kedua orang tuanya tak memiliki rumah.

"Hanya hunian sederhana yang orang tua saya miliki."

Mata Rafandra mulai menoleh ke arah samping di mana terdapat hunian yang lebih megah dari rumah ini.

Damn!

"Itu bukan sederhana, Pak! Tapi, kayak istana!!"

Ingin Talia berteriak seperti itu. Talia terus mengikuti langkah Rafandra. Yak henti menggelengkan kepalanya pelan atas sikap sang atasan yang sangat tak mau menyombongkan apa yang dia juga keluarganya miliki.

Masuk ke dalam rumah megah itu seperti masuk ke istana di negeri dongeng. Talia begitu terpana. Lelaki itu menyuruh Talia untuk terus mengikutinya. Langkahnya terhenti ketika Rafandra mulai memanggil sang ibu.

"Mi!"

Seorang wanita yang sangat cantik sudah menoleh. Matanya langsung tertuju pada Talia yang mulai merasakan deg-degan.

"Dia--"

"Perempuan yang buat Mami penasaran."

Talia terkejut akan apa yang diucapkan Rafandra. Dia juga mulai tersenyum dan menundukkan kepala dengan sopan ke arah ibu dari Rafandra.

"Selamat malam, Nyonya," sapanya dengan begitu santun.

"Saya tidak suka dipanggil seperti itu!"

Sontak Talia terdiam mendengar ucapan mami Aleena yang sedikit meninggi. Belum apa-apa dia sudah membuat kesalahan. Detak jantungnya mulai tak karuhan beriringan dengan langkah kaki yang terdengar mulai mendekat. Wajah tegang Talia sudah tak bisa berdusta. Dia hanya bisa menelan saliva ketika mami Aleena dengannya hanya bersisa satu meter.

"Panggilnya Tante. Jangan yang lain," ucap wanita cantik itu dengan sangat lembut.

Wajah yang tegang berangsur menghilang. Refleks dia mengusap dada menandakan sebuah kelegaan.

"Mami saya tidak galak kok. Cuma mukanya aja sedikit jutek."

"Abang!"

Rafandra malah tertawa cukup keras dan mampu membuat Talia terpana. Tak pernah dia melihat Rafandra tertawa selepas itu.

"Mending kita ke ruang makan," ajak mami Aleena sambil menarik tangan Talia dan meninggalkan Rafandra sambil menggandeng tangan Talia.

Mata Rafandra masih tertuju pada dua perempuan yang mulai menjauhinya dengan senyum kecil yang terukir.

"Ini kali pertama Abang melihat Mami menggandeng perempuan yang Abang bawa ke rumah. Padahal, Mami baru pertama bertemu dan belum mengenalnya."

...*** BERSAMBUNG ***...

Yuk atuh komennya banyakin biar semangat buat up banyak.

1
Nurhartiningsih
aaahhhh... akhirnya sah juga..semoga nggak ada kerikil di kehidupan rmh tangga mrk
Santi Simarakayang
lanjut kk
Purnama Pasedu
kondangan
sum mia
akhirnya kata sah pun terucap . dan mereka Rafandra dan Talia telah resmi menjadi suami istri . meski derai air mata mengalir deras tapi semua tergantikan dengan kebahagiaan yang nyata .
di setiap akan ada nikahan si tukang tantrum pasti berantem , karena yang gak mau disandingkan . tapi pada akhirnya mereka bisa dijinakkan .
Achell dan Gyan emang musuh bebuyutan sedari masih orok , dan entah kapan mereka akan akur dan kompak tanpa harus ada bujukan dari yang lain .
dan entah kali ini siapa dan bagaimana yang ngerjain pengantin baru itu . Talia....awas jangan kaget yaaa.....

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
Rahmawati
alhamdulillah sah, mulai skrg hanya ada kebahagiaan utk Talia
Yus Nita
aduhh... sedih ny, nyesek x baca ny. gak kebayang jlu Aq yg berada di posisi Talia. 😭😭😭
Alhamdulillah... saatAq menikahi dua orang tua Q msh lengkap
Ida Lestari
akhirnya sah juga.......GK sbar nunggu resepsinya hehehehehe.....
lanjut trus Thor
semangat
Lusi Hariyani
selamat rafandra&talia smg samawa
Kusii Yaati
selamat ya Andra & Talia 🤧... semoga selalu bahagia...aq ikut mewek saat membaca pas varsha mau menikah kan Talia tanpa orang tua sedih aq Thor,jadi keinget aq dulu pas nikah yang jadi wali adik laki laki ku karena ayah nggak ada😭😭😭
sum mia
terharu dan nyesek baca part ini .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
Nining Sariningsih
😭😭😭,,,,thoorrr kamu bikin mewek aja.
Rani Kamila
lanjut kk...double up
Deti 24
selamat rafandra & talia 💞💞💞
Ida Farida
sama rafandra dan Talia,,
Chusnul Smilly
jadi nangis lagi kan, pasti setiap kalau udah ke makam pipo mimo langsung 😭😭😭😭😭😭😭
Kasih Sklhqu
wah selamat Abang sdh sah semogaa bahagia selamanya
Salim S
pasti nyesek bangat di hari spesial nya tidak ada orang tua ataupun sanak saudara...dulu aku nikahin adik tanpa ibu aja nyesek banget apalagi tidak ada keduanya...
Salim S
pagi-pagi sudah di bikin mewek...terimakasih ayah aska....pelukan mu menenangkan varsha...selamat buat Pangeran dan thalia, bahagia selalu...duo rusuh dan kang tantrum hanya bisa di atur oleh Pangeran...aaah ada Nika sama Sultan...bener s kembar beda ayah ibu...
Lusia
ayo kondangan jgn lupa doa nya, 🫶🫶🫶
Lusia
yeee akhirnya, selamat semoga SAMAWA...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!