NovelToon NovelToon
My Cinderella

My Cinderella

Status: sedang berlangsung
Genre:Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Violetta Slyterin

Jelly Putri Wijaya sadar, menikahi seseorang yang tidak dicintai hanya akan membawa masalah. Itulah alasan mengapa ia harus menghentikan rencana pernikahannya dengan Benjamin Huang. Mungkin lebih tepatnya melarikan diri dari pernikahan itu.
Pelarian Jelly ke Hongkong mempertemukan gadis itu dengan Oscar Liu, musisi muda yang sedang naik daun dan digilai fans. Sosok Jelly yang kikuk dan misterius, membuat Oscar tertarik menjadikan gadis itu tameng dari serbuan gosip media.
Perasaan Oscar yang semakin kuat dan kenyataan bahwa Jelly bukanlah gadis sembarangan, membuat Oscar jadi mempertanyakan niatnya. Jelly pun sadar bahwa ia tidak bisa selamanya melarikan diri. Ketika masa lalu dan masa depan bertarung di depannya, akankah Jelly kembali lari dan menjauh dari kebahagiaan?

Bagaimana kisahnya? yuk ikuti di novel baruku.. 🙏

Jika suka, like, komen positif, sub, rate 5 and share ya.. Terimaka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Slyterin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14.

"Oscar Liu masih belum menjawab teleponmu? " Selina Tan menurunkan ponselnya. ia tidak langsung menjawab pertanyaan Gina Wang yang memoles rahangnya dengan perona pipi. Ada perasaan hangat yang timbul di hatinya mendengar seseorang telah mengucapkan nama Oscar Liu di dekat telinganya. Rasanya sudah lama ia tidak mendengar nama itu. Nama yang seolah-olah berhasil meniupkan angin segar ke dasar hatinya.

"Oscar tidak akan menjawabnya."

"Lalu kenapa kau masih berusaha? " tanya Gina.

Selina melirik Gina dari cermin rias di hadapannya, lalu terdiam penuh pikiran. Ia sendiri tidak mengerti kenapa harus menghubungi laki-laki itu lagi, meski sadar usahanya sia- sia. Kemunculan Oscar Liu yang tiba-tiba di Hongkong menciptakan secercah harapan di hatinya. Kesempatan seperti ini sangat jarang terjadi. Baik dirinya dan Oscar tidak pernah berada dalam satu kota setelah sekian lama. Ia berharap laki-laki itu akan menghargai niat baiknya untuk bertemu.

"Oh, tentu saja. Kau pasti masih mengharapkannya, " tukas Gina Wang lagi.

"Aku hanya ingin bertemu dengannya."

"Memangnya apa yang akan kau lakukan setelah menemuinya? Memohon- mohon cintanya lagi? "

"Terkadang... aku ingin melakukannya, " kata Selina.

"Lalu bagaimana William? Apa kau akan merelakan dirinya? "

Selina Tan menarik napas dalam-dalam. "Entahlah. Kadang aku berdoa agar dia menemukan wanita lain. ". Suaranya terdengar murung.

" Jelas. Kalau kau terus begini, bukan mustahil untuk William menemukan gadis lain. "

Selina Tan melirik make-up artisnya, menanti kalimat sejujurnya.

"Cinta itu abadi, tapi bisa berpindah. Berpindah ke hati yang lebih menghargainya, " sahut Gina Wang lagi. Melihat Selina Tan diam saja. Gina Wang pun memutar mata. " Kau mulai egois. "

Selina Tan mendengus. " Penilaian macam apa itu? "

"Coba pikirkan, sayap terlihat indah bila sepasang. Tapi tiga sayap? Oh, aku tidak yakin. Tidak ada cerita cinta yang berakhir bahagia dengan tiga hati. "

"Tapi aku menyayangi keduanya, " kata Selina polos.

"Nah, itulah yang namanya egois. Kau memikirkan Oscar Liu saat bersama William Chow, tapi apakah setelah bersama Oscar Liu, kau bisa melupakan William Chow? "

"Aku... " Selina Tan urung melanjutkan kalimatnya saat melihat Gina Wang bersedekap di belakangnya. Entah ekspresi macam apa yang terpantul di wajah gadis itu saat ini.

"Dengar, Selina. Cinta yang sempurna lahir tanpa syarat, hati- hati dengan perasaan yang muncul karena obsesi semata. Sebelum kau membuat suatu keputusan, ada baiknya kau memastikan perasaan dihatimu sendiri. Jangan sampai kau menyesal di kemudian hari karena mengikuti emosi yang keliru. "

"Tapi aku mencintai Oscar... "

"Apakah kau yakin itu cinta? Atau hanya rasa takut dan tidak rela melepaskan? " Nada suara Gina Wang berubah cemas sekaligus curiga.

Selina Tan mengangkat bahu. Ia benar-benar gelisah sekarang.

"Kau harus mengatakan yang sebenarnya kepada William. Jangan kau menutupi hal ini selamanya. Dan jangan menjadi egois. Kau akan kehilangan segala yang kau miliki bila kau terus seperti ini. "

Hening sejenak. Hingga suara derap langkah di lorong depan studio membuat Selina Tan dan Gina Wang menoleh bersamaan.

"Marcella? " Selina Tan menyipit ke arah perempuan bertubuh gempal yang tersengal di ambang pintu. "Ada apa? Kenapa kau berlari- lari? "

Marcella Xi mendekat sambil menjulurkan hpnya. " Kau sudah melihat berita ini? " tanyanya terengah. " Oscar tidak sendiri di Hongkong. "

Selina Tan melirik hp manajernya. Matanya langsung melebar. Ia meraih hp itu cepat- cepat. " Apa ini...?

"Gambar ini baru diambil beberapa menit lalu, " terang Marcella Xi sambil menunjuk hp dengan raut muka panik.

Selina Tan membisu dan mengamati foto Oscar Liu bersama seorang gadis. Ia tidak bisa melihat wajah gadis itu dengan jelas, punggung Oscar Liu telah menyembunyikannya.

"Siapa gadis itu? " tanya Selina Tan serak.

Marcella Xi menatapnya dan menggeleng ragu. " Entahlah, medsos masih menebak- nebak. " suaranya terdengar khawatir.

Perasaan Selina Tan belum pernah sekalut ini. Oscar Liu bersama seorang gadis? Siapa gadis itu? Sejak kapan Oscar Liu mengenalnya? Sesak di hatinya kian membuncah.

Diam-diam Selina Tan memendam kengerian. Hmm, semakin besar rasa ingin tahu dalam dirinya, sebesar itu pula kemarahan yang menerjang benaknya saat ini.

****

Begitu keluar dari toilet, Jelly menyampirkan mantel coraknya di pundak sambil berjalan membuka tas. Ketika sudah berdiri di dekat meja kasir, ia memesan dua botol wine dingin ke barista dan memasukannya ke tas. Untuk Zoya Amanda. Gadis itu harus menjadi teman begadangnya untuk mendengar semua yang menjadi keluhanku malam ini, pikirnya.

Setelah membayar, Jelly memperhatikan papan menu hitam yang ditempel pada dinding- dinding kafe. Matanya terarah pada speaker yang masih saja memutar lagu yang didengarnya tadi.

"Musik yang indah, " kata Jelly ke pelayan yang telah melintas. "Siapa penyanyinya? "

Pelayan itu tertawa. " Penyanyinya datang bersama Anda, Nona. "

"Tunggu, apa katamu barusan? " Jelly Putri Wijaya mencegat pelayan itu sebelum berlalu, seolah-olah meragukan apa yang baru didengarnya. Apa pun yang sekarang dikiranya sedang dipercayainya saat ini sangat mustahil. "Maksudmu penyanyinya laki-laki itu? "

Pelayan itu mengangguk saat Jelly menunjuk Oscar Liu di luar. Lalu ia tersenyum ke arah Jelly dan berkata, "Kau kekasihnya, seharusnya kau sudah tahu tentangnya."

Jelly tersentak. Apa? Astaga. "Bukan, aku ini bukan kekasihnya, " kata Jelly Putri Wijaya cepat- cepat. Tanpa menunggu reaksi pelayan, Jelly Putri Wijaya segera berjalan keluar kafe, sekilas berusaha kabur dari senyum penuh prasangka pelayan tadi.

Oscar Liu mematung di kursinya ketika Jelly Putri Wijaya sudah berdiri di hadapannya. Laki-laki itu sepertinya belum menyadari kehadiran Jelly. "Oscar, " panggilnya pelan. Tetapi laki-laki itu diam saja tanpa mengalihkan pandangan dari hpnya yang berdering.

Jelly Putri Wijaya membungkuk untuk mengintip ke kelima jarinya di depan wajah Oscar. Persis seperti yang dipikirkannya, laki-laki itu sedang melamun.

"Oscar, hei!" Jelly menggerakkan kelima jarinya di depan wajah laki-laki itu.

Pundak Oscar sedikit mengedik, lalu laki-laki itu segera mendongak. "Hei.. Kau sudah kembali? "

Laki-laki itu menggeleng, mulai mengemasi barang- barangnya. "Kita harus segera pergi. " Ia sudah mengeluarkan dompet, namun Jelly menahannya.

"Sudah ku bayar di dalam. "

Oscar menengadah dan tercenung." Kenapa? Ahh, seharusnya aku yang mentraktir kamu. "

"Santai saja." Jelly mengibas, lalu bertanya agak ragu, " Kau mau ku antar ke hotel sekarang? "

"Tidak, " sahut Oscar namun terdengar tak yakin." Cukup bawa aku pergi dari sini sekarang jadi. "

"Sebenarnya kita mau ke mana? "

Oscar membuka pesan yang baru masuk di hpnya sambil terus berjalan. Dia bahkan hampir tidak bisa mendengar pertanyaan gadis yang sudah tersengal di belakangnya.

Siapa gadis itu?

Tiba-tiba Oscar berhenti melangkah. Kaget sekali membaca pesan itu, tubrukan kecil di punggungnya tidak ia rasakan. Pesan yang dikirim Selina Tan yang disertai foto. Foto dirinya dan Jelly yang diambil sembunyi- sembunyi di kafe sebelumnya. Bukan main, pikir Oscar Liu heran bercampur geli. Jadi, Selina Tan akhirnya mengetahui hal ini?

Bersambung!!

1
Gabriel Higang
Lumayan
Gabriel Higang
Luar biasa
Bryan Kennedy
semangat thor cerita novel mu bagus😎
Protocetus
jika berkenan mampir ya ke novelku VR: Gamers Handal
Bryan Kennedy
Un'opera fenomenale che vale la pena leggere
anggita
☝+👍 dukungan utk novel baru. moga lancar.
Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻: terimakasih untuk dukungannya 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!