NovelToon NovelToon
Jangan Salahkan Aku Mencintainya

Jangan Salahkan Aku Mencintainya

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Pelakor / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Penyesalan Suami
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: ANGGUR

Hans dan Lily telah menikah selama 2 tahun. Mereka tinggal bersama ibu Meti dan Mawar. Ibu Meti adalah ibu dari Hans, dan Mawar adalah adik perempuan Hans yang cantik dan pintar. Mawar dan ibunya menumpang di rumah Lily yang besar, Lily adalah wanita mandiri, kaya, cerdas, pebisnis yang handal. Sedangkan Mawar mendapat beasiswa, dan kuliah di salah satu perguruan tinggi di kota Bandung, jurusan kedokteran. Mawar mempunyai sahabat sejak SMP yang bernama Dewi, mereka sama-sama kuliah di bagian kedokteran. Dewi anak orang terpandang dan kaya. Namun Dewi tidak sepandai Mawar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ANGGUR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

20

Pertemuan Lily dan sahabatnya yang bernama Rosa di sebuah kafe, membuat hati Lily sedikit terhibur.

Lily: "Bagaimana kabarmu, Sa?" tanyanya dengan rasa ingin tahu.

Rosa: "Sangat baik, Li." sahutnya sambil tersenyum tipis. "Bagaimana denganmu, Li?" tanyanya lagi.

Lily: "Kabarku kurang baik, Sa. Aku sedang galau saat ini." sahutnya dengan wajah sedih.

Rosa: "Kenapa galau? Kamu dan Hans baik-baik saja, kan?" tanyanya dengan rasa penasaran. Rosa menatap wajah Lily dengan tatapan tajam. Lily terdiam, lalu melemparkan pandangannya ke arah orang yang sedang berlalu lalang di kafe itu. "Ada apa, Li? Apa kamu punya masalah dengan Hans?" tanyanya lagi dengan suara pelan. Lily menghela nafas panjang, lalu menatap ke arah Rosa.

Lily: "Hans." ucapnya sambil menahan kesedihannya. Mata Lily mulai berkaca-kaca saat menyebut nama suaminya.

Rosa: "Kenapa dengan Hans?" tanyanya dengan rasa penasaran. "Ceritalah padaku, Li. Lepaskan semua beban dalam hatimu." ucapnya dengan lembut. Lily tidak bisa menahan gejolak dalam hatinya, dengan mata yang mulai berkaca-kaca, Lily mulai mengatakan tentang perselingkuhan suaminya dengan teman adik iparnya sendiri. Rosa terkejut, bagi Rosa suami Lily adalah seorang pria yang setia, baik, dan bertanggung jawab. Rosa tidak menyangka jika Hans akan melakukan hal yang akan menghancurkan dan membahayakan pernikahannya sendiri.

Lily: "Awalnya aku juga tidak percaya, Sa. Aku melihat mas Hans dan Dewi berjalan bergandengan sambil berpelukan. Mereka sangat mesra, Sa." ucapnya dengan isak tangis. Rosa terdiam, dia menatap wajah Lily yang sedikit pucat, air mata membasahi kedua pipi Lily yang putih.

Rosa: "Sejak kapan mereka bersama, Li?" tanyanya.

Lily: "Aku juga tidak tahu, Sa. Aku sendiri sangat kaget saat melihat mereka di toko buah itu." sahutnya.

Rosa: "Apa yang akan kamu lakukan sekarang? Apakah kamu akan meminta penjelasan dari Hans?" tanyanya dengan rasa penasaran.

Lily: "Entahlah, Sa. Aku bingung, kecewa, sedih dan marah pada mas Hans." sahutnya dengan perasaan tertekan.

Rosa: "Sebaiknya kamu bicara dengan Hans. Kalian harus bicarakan masalah ini." sahutnya.

Lily: "Selama ini aku merasa rumah tanggaku baik-baik saja, Sa." ucapnya.

Rosa: "Kamu harus menyelesaikan masalah ini dengan suamimu, Li." ucapnya. Rosa berusaha memberi jalan keluar pada Lily. Dia tidak ingin melihat sahabatnya semakin terburuk.

Lily: "Aku akan menunggunya di rumah malam ini, Sa." ucapnya dengan penuh keyakinan. "Aku akan bicarakan tentang Dewi." ucapnya lagi dengan lembut namun tegas.

Rosa: "Iya, Li. Kamu harus melakukannya." sahutnya. "Aku akan selalu ada untukmu." ucapnya lagi.

Lily: "Terima kasih, Sa. Lain waktu aku akan ke rumahmu." ucapnya dengan pelan. "Bagaimana hubunganmu dengan Robi?" tanyanya dengan rasa ingin tahu. Robi adalah tunangan Rosa, mereka telah menjalin hubungan selama 2 tahun. Robi dan Rosa sama-sama berprofesi sebagai dokter, Robi dan Rosa menjalin hubungan semenjak mereka sama-sama menjadi dokter di sebuah rumah sakit terkenal.

Rosa: "Robi berada di kota lain, Li. Dia mendapat tugas di sana." sahutnya.

Lily: "Mengapa kalian tidak menikah saja dulu, sih?" tanyanya dengan kesal namun perhatian kepada Rosa.

Rosa: "Kedua orang tua Robi berada di London. Robi menunggu mereka kembali ke Indonesia." sahutnya dengan wajah tenang. "Setelah urusan kedua orangtuanya selesai, kami akan menikah." sahutnya lagi.

Lily: "Aku menunggu undanganmu." ucapnya sambil tersenyum lebar.

Rosa: "Iya, Li. Tenang saja." sahutnya. Tiba-tiba ponsel Lily berdering, Lily menatap layar ponselnya tertera nama suaminya, yaitu Hans.

Lily: "Telpon dari Hans." ucapnya sambil menatap wajah Rosa.

Rosa: "Angkatlah, Li." pintanya. Lily menerima panggilan telpon dari suaminya, sedangkan Rosa diam sambil mendengarkan pembicaraan Lily dan Hans.

Lily: "Hai, mas." sapanya, Lily berusaha bersikap lembut pada Hans walaupun hatinya sakit.

Hans: "Aku melihat panggilanmu kemarin, sayang. Maafkan aku, sayang. Ponselku kehabisan baterai." gumannya dengan rasa bersalah. Hans berusaha mencoba menutupi kesalahannya dengan meminta maaf kepada Lily.

Lily: "Iya, mas." sahutnya. "Apakah kamu sudah pulang?" tanyanya dengan rasa ingin tahu.

Hans: "Aku sudah pulang, sayang. Ibu memberitahu padaku tentang kepulanganmu." sahutnya. "Kamu di mana, sayang?" tanyanya dengan rasa peduli.

Lily: "Aku akan pulang sekarang." sahutnya. Tanpa berbasa-basi Lily menutup pembicaraannya dengan suaminya. Lily menatap ke arah Rosa, dia menghela nafas panjang lalu menghembuskannya secara perlahan seakan mencoba mengeluarkan beban dalam hatinya.

Rosa: "Ada apa, Li? Apa yang Hans katakan padamu?" tanyanya dengan rasa ingin tahu.

Lily: "Hans sudah ada di rumah sekarang, Sa. Aku akan pulang sekarang." sahutnya dengan buru-buru.

Rosa: "Bicarakan baik-baik dengan Hans. Jangan terbawa emosi, ya." ucapnya.

Lily: "Aku pulang dulu, ya. Aku akan menghubungimu nanti." sahutnya sambil beranjak dari duduknya, lalu memeluk sahabatnya.

Rosa: "Hati-hati, Li." sahutnya dengan rasa peduli. Lily melangkah dengan buru-buru, meninggalkan Rosa yang masih duduk sendiri di dalam kafe. Lily masuk ke dalam mobilnya, lalu mulai melaju dengan mobilnya menuju rumahnya. Rosa juga mulai meninggalkan kafe itu karena hari sudah malam. Lily melirik jam tangannya, waktu sudah menunjukkan pukul 8.45 malam. Lily menyadari cukup lama dia dan Rosa duduk di kafe itu. Sekitar 25 menit, Lily tiba di rumahnya. satpam rumah Lily yaitu, pak Benti membukakan pagar rumah Lily yang cukup tinggi. Lily mulai memasukkan mobilnya di halaman rumahnya yang cukup luas, dia keluar dari dalam mobil lalu melangkah dengan cepat masuk ke dalam rumahnya. Tante Meti sedang duduk di ruang keluarga, Lily menghentikan langkahnya dan tersenyum tipis kepada mertuanya.

Tante Meti: "Hans sudah pulang. Dia sedang menunggumu di dalam kamar, Li." ucapnya dengan wajah yang serius.

Lily: "Iya, bu. Mas Hans telah menelponku." sahutnya dengan pelan. "Aku ke kamar dulu, bu." sahutnya sambil melanjutkan langkahnya menuju ke kamarnya. Lily membuka pintu kamarnya, Hans tengah duduk di tepi ranjang sambil memegang ponselnya. Hans menatap ke arah Lily sambil tersenyum lebar, Lily melankahkan kedua kakinya dengan pelan menghampiri suaminya dan ikut duduk di samping Hans.

Hans: "Kamu dari mana, sayang?" tanyanya dengan lembut. Dada Lily terasa sesak, terlintas bayangan Hans dan Dewi yang bergandengan mesra saat di toko buah. Lily mencoba tetap tenang di hadapan Hans.

Lily: "Aku baru bertemu dengan Rosa, mas." sahutnya dengan cuek.

Hans: "Rosa yang sahabat kamu itu, ya?" ucapnya.

Lily: "Iya, mas." sahutnya dengan singkat. "Mengapa kamu tidak pulang semalam?" tanyanya dengan ketus.

Hans: "Aku sedang lembur, sayang. Pekerjaan di kantor agak banyak." sahutnya dengan tenang. Lily menatap wajah Hans dengan tatapan tajam, dia tahu jika Hans sedang berbohong.

***

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!