jangan lupa follow
Ig 👉🏻 uqiee1391
tiktok 👉🏻 uqiee1391
karena dendam itu, aku sampai lupa caranya mencintai, yang ada dalam pikiran ini hanya dendam dan dendam, sehingga mengabaikan cinta tulus seseorang dan melukai hatinya hanya untuk mencapai ke titik dimana dendam ini bisa tersalurkan, namun takdir tidak cukup sampai di sana, setelah mencapai dendam ini, justru Masalah baru muncul kembali dan membuat wanita yang begitu aku cintai terauma ~ Marquez
mari simak kisahnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syauqie Alhaq, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 14
"menyingkir lah dari hadapanku!" Ujar Raya dengan suara yang cukup menekan, namun hal itu tidak membuat Rendra takut, dia semakin menghimpit raya sehingga Raya terpentok di tembok.
"Aku kan sudah menawarkan dengan baik-baik, lalu kenapa kamu masih jual mahal, berapa yang kamu inginkan?" Tawar Rendra dengan kebodohan nya itu.
Raya sama sekali tidak menghiraukan itu, dia fokus menatap tubuh pria yang Menurut raya gak ada bagusnya ini.
Rendra berusaha menyentuh pipi Raya, namun belum juga tangan itu sampai, Raya sudah lebih dulu memelintirnya, sehingga membuat Rendra terpekik kaget, "sialan! Lepaskan saya!" Rendra berusaha melepaskan tangan Raya yang memelintir tangannya itu, namun ternyata Raya sangat kuat.
"Aku sudah memberi peringatan dengan baik kan, namun sepertinya kamu susah di kasih tau, kamu pikir kamu siapa hah! Berani sekali mengganggu seorang Raya!" Raya memberi tendangan telak di punggung Rendra sehingga pria itu terjatuh di lantai.
Rendra menatap Raya nyalang, pria itu merasa di permalukan, apa lagi yang melakukan itu seorang perempuan, sudah pasti harga dirinya sangat terluka.
Raya menatap sinis Rendra, dia memberikan senyuman mengejek, "belajar bela diri dulu, jika ingin mengingat wanita dengan sebuah pesona, mental biawak aja mau kurang ajar sama saya" Raya melewati Rendra dan menginjak kaki pria itu sebelum berlalu dari sana, membuat Rendra terpekik
"Awas saja kau, akan aku balas semua ini!" Geram Rendra yang terus menatap Raya hingga masuk kedalam Ruangan yang sudah dia pesan untuk pesta, dia berdiri dan berpegangan pada tembok di sekitar, lengan tangannya masih terasa kebas, tidak lama dia juga menyusul masuk Kembali ke pesta.
"Lho kenapa kau Rendra," Niko membantu Rendra duduk, karena terlihat seperti kesakitan, sedangkan Raya yang melihat itu mau tertawa, namun wanita itu berusaha menahannya, agar Niko tidak tau soal masalah dia dengan Rendra didepan toilet tadi.
"Tidak apa, hanya sedang membantu orang tadi didepan sedang berantem, kasian melihat mereka saling keroyok," bohong Rendra, namun sesekali mata itu menatap nyalang Raya.
"Ah bukannya sudah biasa di tempat seperti ini terjadi seperti itu, apa lagi soal wanita, kau ini seperti tidak tahu saja Rendra."
"Ko yuk kita pulang, nanti Daddy sama mommy marah kalau gua pulang telat" Raya merasa malas mendengar celotehan Rendra yang penuh kebohongan, apa lagi hari sudah semakin larut, sudah waktunya dia pulang juga, dari pada dengerin ocehan sahabat temannya ini, mending dia pulang.
"Ayuk, nanti bisa bisa gua di sate sama kak Zay kalau tau adiknya belum di antar pulang, tau sendiri kak Zay seperti apa kalau marah, ah ngeri duluan bayangin dia marah Ray," Niko berpamitan pada temannya dan membawa Raya pergi dari sana, Rendra terus menatap Raya.
"Woy!" Rendra terkejut.
"Sialan! Mengganggu saja kau!"
"Apa kau tertarik sama gadis tadi, dia cantik bahkan bodynya sangat seksi" ujar salah satu teman Rendra.
"Mangsa berikutnya" ujar Rendra dengan keyakinan yang berlebih.
"Nik sebaiknya kamu jauh-jauh dari orang seperti tadi itu, entah sepetinya mereka semua bukan teman yang baik," Raya memberi nasehat pada Niko, keduanya tengah berada di lift untuk turun ke lantai satu.
"Apa kamu di ganggu sama mereka tadi?" Jika iya maka Niko akan merasa bersalah, apa lagi yang membawa Raya kemari dirinya sendiri.
"Tidak sudah lupakan."
"Ngapain dia disini, ck ternyata sama saja" ujar pria dari jauh yang melihat Raya bersama Niko.
sabar bi ira sabar..memang begitulah nasib pembokat selalu saja dari sasaran kemarahan bos, benar atau salah tetap pembokat yang jadi sasaran /Drowsy//Drowsy/
Marquez : "Kau lari akan Q kejar... "
Netizeen: " telat bambaaangg"
mau ngapain ambil kunci nyusulin raya yak dah jauh dia nah loh bingung dah lo
Biarin aja si Marquez nikah sendirian... biar kapookk