Menjadi seorang single mother bukanlah impian seorang Calista. Impiannya cita citanya & harapan orang tua Calista harus hancur karena kesalahan masa muda yang dilakukan Calista.
Bagaimana Calista hidup setelah menjadi seorang single mom, dan bagaimana Calista harus menjalani hidupnya saat dipertemukan dengan seorang pria yang tidak bisa dihiraukan begitu saja ?
Apa yang harus dilakukan Calista saat dia sudah berjanji untuk tidak menikah dan fokus pada anaknya, ketika diperhadapkan dengan ketulusan seorang pria yang datang menjanjikan kebahagiaan untuknya dan putranya ??
Bagaimana jikalau seseorang dari masa lalunya kembali??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chece_wullan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
Mereka tiba di sekolah vale. Vale menarik papa dan mamanya untuk dikenalkan dengan teman temannya. David dan calista hanya bisa mengikuti keinginan vale. Anak itu terlihat bangga menunjukan papa dan mamanya, dia senang teman temannya tidak mengganggap dia berbeda karena punya orang tua yang lengkap.
Calista dan david menemui Miss di ruang kelas vale. Mereka ingin meminta ijin karena besok vale akan mengantarkan papanya kebandara. Miss tidak keberatan dengan hal itu. Mereka sempat berbincang tentang perkembangan vale di sekolah, lalu berpamitan pada miss.
...----------------...
David teringat akan pria tadi saat dalam perjalanan ke kampus calista. Dia ingin memberitahu calista tapi dia ragu. Bagaimana kalau itu benar ayah vale. Bagaimana kalau calista meninggalkannya. Oh tidak bisa, david tidak ingin hal itu terjadi. David memilih untuk tidak memberitahu calista.
Sesampainya di kampus, calista turun dan menyerahkan helmnya. David menolak dengan beralasan kalau dia akan menjemput calista saat pulang nanti. Calista hanya mengiyakan keinginan david.
David mencium kening calista dan membelai rambutnya. Hal itu dilihat oleh beberapa orang mahasiswa yang berada diparkiran. Anggaplah itu berlebihan, tapi apa daya calista. Calista harus menerima kebucinan david yang menurut calista sangat manis. Calista berjalan meninggalkan tempat itu setelah david melaju pergi.
...----------------...
Calista membuka ponselnya. Dia mengabari david kalau dia sudah selesai kuliah, tapi masih ada urusan dengan himpunan mahasiswa dikampus dan mungkin akan selesai dijam 2 siang.
Calista tersenyum menyapa saat berpapasan dengan mahasiswa lain. Dia bertemu dengan beberapa orang senior dari jurusan yang sama dengannya dan mereka jalan bersama ke ruang pertemuan.
Calista mencari tempat duduk yang kosong dan duduk disana. Dia tidak memperhatikan sekitar, dia sedang asyik berbalasan pesan dengan david. Saat mengangkat kepalanya dia merasa sedang diperhatikan oleh banyak orang. Calista menoleh ke kiri dan kanan untuk mencari tahu alasan kenapa dia di perhatikan.
Calista menyadari kalau dia duduk disebelah Jefri, senior dijurusannya yang dijuluki pangeran jurusan mereka. Yups laki laki itu tampan dan digilai banyak perempuan dijurusannya bahkan dari jurusan lain.
"Pantas aja aku merasa diperhatikan. Ternyata aku duduk ditempat yang diinginkan para gadis itu." Calista membatin.
Calista memilih untuk menghiraukan tatapan tidak suka dari para fans Jefri. Dia lebih memilih untuk berkirim pesan dengan David. Menyuruh pacarnya untuk makan siang dulu sebelum kembali bekerja. Perhatian calista beralih pada pembawa acara yang sudah memulai acara siang itu.
...----------------...
Calista tetap duduk ditempat saat acara selesai dan mahasiswa lain mulai meninggalkan tempat acara. Dia memberi kabar pada david kalau dia sudah selesai acara. Calista melirik jam ditangannya yang sudah menunjukan pukul 4.39 sore. Acara hari itu menghabiskan waktu lebih banyak dari perkiraan calista.
"Hei, kamu semester berapa?"
Calista mengangkat wajahnya, dia melihat laki laki yang mengajaknya bicara itu.
"Aku baru semester 1 kak."
"Oh maba ya. Aku jefri, mahasiswa semester 7."
"Aku calista kak."
"Salam kenal ya calista. Aku boleh minta nomor kontak kamu gak?"
"Buat apa ya kak?:
"Ya buat kenalan doang."
"Maaf kak, pacar aku nelpon. Permisi"
Calista langsung bangun dari tempat duduknya dan pergi keluar tempat itu. Laki laki itu tersenyum kecil melihat kepergian calista.
"Menarik juga. Belum pernah ada gadis yang menghiraukan aku."
Calista pergi ke parkiran dengan terburu buru. David sudah menunggunya diparkiran kampus.
"Lagi nungguin siapa bang?"
"Lagi nungguin pacar aku yang paling cantik."
David tersenyum manis pada perempuan yang bertanya padanya itu.
"Mau langsung pulang calon istri abang?"
"Iya sayang. Aku capek banget hari ini bang."
"Sini sini charge dulu sama abang."
David menarik calista kedalam pelukannya. David membenamkan kepala calista di dadanya. Calista menghirup dalam harum tubuh david. Entah kenapa calista merasa tenang dan nyaman dalam posisi seperti itu. Bodo amat dengan omongan orang.
"Kita jalan jalan kepantai dulu gimana? Kita liat sunset."
"Boleh bang, baterai aku udah hampir full nih hehehe. Aku diajak kemana juga mau, aku pengen bareng sama abang hari ini."
...----------------...
Calista memeluk pinggang david, menaruh dagunya di pundak david. Saat dilampu merah,
"Abang, aku sayang sama abang."
David yang mendengar ucapan calista menggenggam tangan calista.
"Abang juga sayang banget sama kamu."
David melajukan motornya menuju pantai. Mereka tiba saat matahari hampir terbenam. Sangat tepat waktu, tidak terlalu panas dan belum gelap.
Mereka duduk diatas pasir, menikmati pemandangan matahari terbenam yang indah dan menyejukkan hati. Calista menaruh kepalanya dipundak david. Tangan mereka saling menggenggam.
David melepaskan genggaman tangan mereka, lalu merangkul pundak calista. Calista meletakkan kepalanya di dada david dan memeluk pinggang david.
"Dek, walaupun nantinya kita akan berjauhan. Abang mau kita tetap saling mencintai seperti ini. Kalaupun nanti kita akan sama sama sibuk dan jarang berkabar, kita harus tetap saling percaya."
"Iya bang. Adek akan tetap menjaga hati untuk abang. Abang juga ya, jangan sampai kepincut perempuan lain disana."
"Iya cintaku, calon istriku. Abang bisa digantung sama papa kalau sampai nyakitin anak mantunya." hehehehe
"Bangg,,"
"Hmmm"
"Abang bakal mikir aku posesif gak kalau aku minta abang selalu kasih tau aku abang mau ngapain, mau kemana, mau ketemu siapa ke aku?"
"Gak sih yank. Menurut aku itu wajar sih karena itu termasuk menjaga komunikasi dan kepercayaan. Tapi adek juga kayak gitu ke abang kan?"
"Iyalah bang. Masa aku nyuruh abang tapi gak lakuin sendiri."
"Kalau ada hal yang mengganjal di hati kita harus kita obrolin ya. Jangan dipendam sendiri, nanti jadi makan hati."
Mereka terus deep talk sampai matahari terbenam sempurna. Mereka berdua paham, kalau komunikasi yang baik akan menjadi kunci hubungan mereka.
...----------------...
Mereka berdua mampir makan di sebuah warung kaki lima yang menjual nasi goreng, ayam lalapan dan pecel lele. David memesan ayam lalapan dan pecel lele untuk mereka, minumnya es teh.
Sambil menunggu makanan mereka diantar, david memberanikan diri untuk menceritakan apa yang dilihat david tadi pagi.
"Sayang, abang pengen cerita."
Ucapan david membuat calista mengalihkan perhatiannya pada david.
"Cerita apa bang?"
"Belakangan ini ada yang ngikutin kamu gak sih dek?"
"Gak ada kayaknya bang. Emang kenapa?"
"Tadi pagi waktu abang jemput kalian, abang ngeliat ada pria yang berdiri memperhatikan abang. Abang sempat gak fokus karena kedatangan vale. Pas abang mau nyamperin dia, dia langsung pergi sama motornya."
"Abang kenal sama pria itu?"
"Abang gak kenal dek. Tapi perasaan abang gak enak."
"Abang yakin orang itu ngikutin adek? Mungkin aja itu tetangga yang penasaran sama abang."
"Semoga aja kayak gitu dek. Abang takut kalau orang itu adalah mantan pacar kamu, ayahnya vale."
Calista terkejut mendengar ucapan david.
"Abang gak boleh ngomong begitu. Kalau pun itu adalah mantan pacar adek, adek gak perduli bang. Adek sekarang sudah punya abang, adek gak butuh orang lain lagi. Lagi pula abang sendiri yang bilang kan, kalau abang adalah papanya vale. Vale gak akan punya papa atau ayah lain selain abang. Jangan pernah ragukan adek bang."
Calista dengan tegas mengatakan hal itu.
"Maafin abang sayang. Abang gak bermaksud untuk meragukan cinta adek ke abang."
"Abang ingatkan yang tadi kita omongin dipantai. Kita harus selalu saling percaya, kalau ada yang mengganjal dihati harus diomongin."
"Iya sayang. Maaf ya."
Pembicaraan mereka terhenti saat makanan mereka diantar. Mereka memakan makanan mereka dengan lahap.
...----------------...
Calista turun dari motor david. David membuka helm dan mencium kening calista.
"Abang gak masuk lagi ya. Abang langsung pulang aja, abang belum packing baju. Kamu sampaikan salam abang buat bapak dan ibu ya."
"Iya bang. Sampai rumah jangan lupa kabarin adek ya."
"Siap sayang." David mengecup lagi kening calista.
David melajukan motornya meninggalkan rumah calista.
Calista segera masuk ke dalam rumah. Saat menutup pintu rumah, ponsel calista berbunyi. Notifikasi pesan masuk. Calista membuka pesan itu dan terdiam saat membaca pesan itu.
'Apa kabar calista? Anak kita sudah besar ya?'
Calista teringat cerita david tentang pria yang ada di depan rumahnya. Ternyata dia sudah kembali. Calista mengutuk orang itu, kenapa dia harus kembali lagi. Dulu dia yang meninggalkan calista, sekarang dia kembali dengan menyebut vale anaknya. Cuih calista merasa jijik pada orang itu.
Calista sudah tidak punya perasaan lagi untuk adrian. Laki laki itu tidak ada artinya lagi bagi calista. Yang tersisa adalah kebencian. Calista langsung menghapus pesan itu dan memblokir nomornya.
Calista menemui keluarganya dan memasang tampang bahagia. Dia tidak ingin keluarganya tahu soal pesan itu. Sudah cukup rasa sakit dan hinaan yang diterima keluarganya. Calista akan melakukan apapun agar keluarganya bahagia. Terutama Vale yang sudah bahagia dengan keberadaan david.
...----------------...
Calista menghubungi david setelah menidurkan vale.
Calista menemani david menyiapkan apa saja yang harus dibawa ke kota S. Dia juga mengingatkan kembali apa saja yang perlu dibawa. Setelah semuanya siap, mereka mengakhiri panggilannya.
Calista ingin menceritakan tentang pesan yang dia terima tadi. Tapi dia belum siap, dia mengingat kata kata david yang meragukan dirinya kalau adrian kembali.
.
.
.
Bersambung...
Mohon dukungan untuk karyaku yaa.
Jangan lupa like, vote dan komentarnya.
Makasih ❤❤
Tetap dukung karya author ya.
💙💙💙
thor.. keren banget ih penggambaran sosok David.
malah kan bisa jdi fitnah kalo kelamaan. apalagi status perempuan ada anak.