Apa jadinya jika mika seorang remaja 17 tahun masuk ke dalam tubuh ratu di masalalu , ratu yang di musuhi oleh seluruh penghuni istana karena tak bisa memberikan keturunan pada sang raja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rica Ricu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Luka di hati
Sriingggg
Alaric menghunuskan pedangnya tepat di hadapan wajah Eric ketika mereka baru saja sampai pada pintu belakang istana.
"Alaric!" Anya berteriak kaget dengan apa yang dilakukan suaminya.
Sedangkan di belakang sana Josh Mia dan juga Levi tak kalah terkejut saat Alaric menodong Eric dengan senjatanya, lain dengan respon Eric sendiri yang tampak tenang dan mencoba tetap bersikap sopan.
"Apa yang kau lakukan?!" Anya memegang sebelah tangan Alaric dengan rasa takut, bagaimana kalau Alaric melukai Eric?
"Beraninya kau membawa Anya tanpa izinku" Ucapnya penuh penekanan.
"Hentikan turunkan senjatamu, ini salahku! Aku yang memintanya!" Anya mencoba memberi penjelasan.
"Aku hanya mencoba membantu ratu, yang mulia raja" Balas Eric sopan.
"Anya istriku dia milikku sekarang jangan pernah lupakan itu sial, kenapa kau mencoba mendekatinya lagi?! Kau ingin bertarung lagi?!" Tantang Alaric marah.
"Alaric jangan maafkan aku ini salahku" Anya mencoba melerai pertengkaran tersebut.
"Diam Anya!" Bentaknya.
"Ini salahku bukan salahnya, hentikan turunkan senjatamu" Anya mencoba meraih pedang Alaric yang masih mengacung pada Eric , namun secara tak sengaja Alaric mendorong wanita itu hingga terjatuh.
Bugh
"Anya!" Teriak Eric khawatir.
"Yang mulia ratu" Mia dan Levi bergumam lirih, ia masih sangat takut untuk membela Anya, bagaimana kalau mereka berdua juga di hukum.
Alaric menoleh cepat melihat Anya yang terduduk di tanah karena dorongannya, hal itu berhasil mengalihkan perhatian Alaric dari Eric, laki laki yang berstatus sebagai raja itu berjongkok untuk membantu istrinya.
"Anya? Maaf aku tidak sengaja" Sesalnya.
Dengan mata yang berlinang air Anya meraih telapak tangan besar Alaric.
"Jangan sakiti pangeran yang mulia" Mohonnya.
Ini adalah kali pertama sejak hari itu Anya kembali memohon padanya, dan ini semua Anya lakukan untuk melindungi Eric dari kemarahannya.
Alaric membuang napasnya kasar dan menggendong Anya "Aku belum selesai denganmu!" Ucapnya pada Eric, Alaric melenggang pergi kemudian bersama Anya yang berada digendongannya.
"Ayo kita ikuti!" Ajak Mia.
Levi pun mengangguk setuju dan mulia beranjak pergi juga.
"Pangeran? Apa kau baik baik saja?" Josh memastikan keadaan Eric.
"Apa yang akan dilakukan pecundang itu?!" Gumam Eric kesal.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Alaric menarik Anya menuju kamarnya dan menutup pintunya dari dalam sesaat mereka sampai disana, pria 28 tahun itu mencoba mengatur emosinya yang sedang membuncah, sementara didepannya Anya tampak menunduk karena rasa bersalah.
"Apa kau tidak ingat janji kita Anya? Aku memintamu untuk tidak berdekatan dengan Eric kan? Kau tau dia menyukaimu? Lalu kenapa kau masih pergi dengannya?" Tanyanya pelan.
Tak ada jawaban dari lawan bicara, Anya masih terdiam dan menunduk.
"Anya jawab aku!" Pintanya pelan dan masih tak ada jawaban.
"Aku tidak melakukan hal lain selain bertemu dengan nenek ros" Ungkap Anya.
Bugh
Alaric memukul tembok di belakang tubuh Anya kuat hingga membuat wanita itu terhenyak kaget.
"Untuk apa sialan?!"
"Ini untukmu juga, untuk kita, aku ingin tau kondisi perutku, nenek bilang seharusnya aku tidak memiliki masalah, dan aku bisa hamil, aku bisa hamil Alaric" Ucapnya antusias.
"Aku sudah tidak peduli dengan keturunan atau apapun itu, setidaknya menurutlah denganku Anya! Aku ini suamimu"
"Kau mungkin tak mempermasalahkan ini, tapi semua orang di istana memandangku rendah karena aku tak berguna, ibumu selalu menekanku, dan kau tau betul alasan apa yang membuatmu menikahi Viviene, ini semua karena aku mandul, pernikahan kita hancur karena aku tidak bisa memiliki anak" Isak Anya.
"Tapi kenapa?! kenapa harus Eric?! Dia menyukaimu kau tau itu pasti, atau kau berniat untuk macam macam, kau ingin berselingkuh dengannya untuk balas dendam?!" Tuduh Alaric.
Anya menatap alaric penuh dengan rasa tak percaya, kenapa laki laki ini enggan mengerti bahwa apa yang ia lakukan adalah untuk dirinya.
"Kau menuduhku begitu?" Tanya Anya tak percaya.
"Benar, kau mencoba menghianatiku untuk balas dendam, kau ingin menyakiti hatiku kan?"
Anya mengigit bibirnya kuat kuat dengan telapak tangan yang terkepal, ternyata Alaric memandangnya begitu rendah.
"Seharusnya aku tidak marah dan sedih, seharusnya aku cukup menikmati semua makanan yang ada di mimpi ini , ini bukan masalahku, ini adalah masalah Anya, tapi ... Aku tidak sanggup melakukannya" Kata Anya.
"Apa maksudmu?" Alaric memegang kedua bahu Anya dengan tekanan.
"Aku tidak mampu melihatmu menyakiti wanita ini lebih banyak lagi?!" Teriaknya.
"Anya, kaulah yang menyakitiku!" Balasnya.
"Aku juga tidak ingin jadi wanita mandul, aku ingin memberimu keturunan dan menjadi kesayangan semua orang seperti Viviene, tapi takdirku sangat buruk Alaric, dan satu satunya orang yang mempercayaiku saat ini adalah pangeran Eric , dia mempercayaiku sepenuhnya, hal yang tak bisa seorang suami lakukan pada istrinya, dia mempercayaiku lebih dari pada dirimu" Ucapnya dengan nada tinggi.
"Turunkan nadamu Anya!" Pintanya pelan.
"Kenapa?! Kau sakit hati? cemburu? tidak terima?!" Sarkasnya.
"Turunkan Anya!" Pintanya lagi.
"Berapa lama sebenarnya kau mengenal Viviene, kalian bahkan baru menikah beberapa bulan dan kita sudah 3 tahun menikah, seharusnya kau bisa mengenalku lebih baik!" Bentaknya lagi.
Alaric tak mampu berkata kata lagi, kedua tangan yang terlampir pada bahu sang ratu kini mulai turun seketika , wajahnya juga menunduk menahan sesak di dada, kata kata Anya berhasil menghujam jantungnya.
"Kenapa kau tidak percaya denganku?" Isak Anya, Anya menangis tersedu disela sela ucapannya.
"Kenapa kau tidak membelaku Alaric, apa menurutmu aku bisa melakukannya sendirian? Hah?" Tanyanya pelan.
"Maafkan aku Anya"
"Jika kau tak bisa membelaku didepan semua orang, setidaknya bersikaplah baik, aku masih mengingat bagaimana kau menamparku karena wanita itu, apa menurutmu itu tak menyakiti hatiku? Aapa aku tak punya hati?!" Marahnya.
Alaric semakin merasa bersalah, ia menyadari apa yang telah dilakukannya adalah keterlaluan dan menyakiti Anya.
"Jika tidak bisa melakukan itu semua , setidaknya jangan membuatku merasa tak berguna" cicit Anya pelan.
"Alaric!?" Sofya datang tanpa mengetuk pintu lebih dahulu, wanita itu langsung memasang raut wajah tak ramahnya melihat Anya.
"Ibu? kenapa kau disini?"
"Istrimu ini pergi dengan Eric? viviene yang mengatakannya, apa maksud Dari semua ini, bagaimana kalau ini jadi bahan perbincangan di luar?! Dasar wanita tak tahu diri!" Makinya.
"Ibu tolong beri aku waktu bicara dengan Anya"
"Berbicara apa lagi?! kurung dia di kamar dan jangan biarkan keluar!" Marah Sofya.
"Kenapa kau tak membelaku Alaric?"
Untuk sekilas ucapan Anya terngiang di telinganya, Alaric menoleh pada Anya yang menatap kosong ke depan, mata yang sembab dan juga penampilannya yang terlihat berantakan.
"Atau jangan jangan wanita ini ingin bermain main denganmu, kau selingkuh Anya?!" Tuduh sofya.
"Hentikan!" Alaric berteriak hebat membuat Anya dan Sofya terhentak kaget.
Sofya menatap putranya seolah tak percaya, selama 28 tahun putranya hidup ini adalah kali pertama alaric membentaknya.
"Kau membentak ibu?" Tanyanya tak percaya.
TBC