NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikahimu

Terpaksa Menikahimu

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:997k
Nilai: 4.8
Nama Author: Ayu

Hangga menatap gadis kecil di hadapannya,
" bunda sedang tidak ada dirumah om.. ada pesan? nanti Tiara sampaikan.." ujar gadis kecil itu polos,
Hangga menatapnya tidak seperti biasanya, perasaan sedih dan bersalah menyeruak begitu saja, mendesak desak di dalam dadanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

durian

" Panggil Hangga pulang, dia harus makan malam dengan kita,"

" Jangan men jodoh jodohkan nya kalau dia tidak mau, nanti timbul masalah baru?"

" lalu sampai kapan dia mau seperti itu? menikah hanya enam bulan, mendudanya sudah hampir tujuh tahun, usia sudah tiga puluh lima,

apa bisa kita melihat anak Hangga nanti?

atau kita di panggil yang maha kuasa terlebih dahulu?!" Hermawan sudah tidak sabar, apalagi rekan bisnisnya selalu menanyakan Hangga.

" Anak pak darmo itu cantik, seorang pengacara juga.. mereka akan serasi,"

" tidak.." si istri menggeleng,

" kalau Hangga suka, dia sudah pasti meresponnya pa?"

" anak itu kan serba di pendam, bagaimana kita tau perasaannya?"

" setidaknya waktu perceraian terjadi ia terlihat sangat kehilangan, itu terlihat jelas di sorot matanya.."

Hermawan menghela nafas.

" lalu mau bagaimana? Mau bagaimana? Meski sama sama belum menikah lagi, tapi tidak ada tanda tanda adanya cinta diantara mereka, apa yang harus di perbuat?

terus terang aku frustasi melihat sikap genta yang kurang bertanggung jawab sampai sekarang, tapi aku lebih frustasi lagi melihat Hangga yang terus terusan melajang..

jangan jangan..."

" jangan jangan apa? Kau berpikir anakmu itu tidak suka perempuan begitu?!" si istri tampak tidak terima putranya di curigai macam macam.

" Ketakutan itu ada ma, melihat bagaimana tidak tertariknya dia terhadap sebuah hubungan,

mulai dari sekolah dia kan fokus dengan dirinya sendiri, tidak pernah membawa seorang perempuan kerumah?"

" Begini saja, kita kemalang saja, libur lah beberapa hari pa,

kita lihat perkembangannya, sembari kita bicara dari hati ke hati..

kalau kita yang datang kesana kan dia tidak bisa kabur kaburan seperti disini..

baru sehati dua hari pergi lagi."

" Setuju! Hanum akan minta ijin! Hanum ikut..!" Sela Hanum yang sedari tadi makan dengan tenang di depan TV.

" Tidak, kau kuliah saja, kau kan sudah mau lulus?!" cegah bu Hermawan pada putrinya,

" Justru karena itu Hanum akan semakin sibuk ma, jadi mumpung bisa ijin hanum akan ikut..

hanum ingin merasakan hawa pegunungan yang sejuk..! Iya ma?!"

" Sudah.. Biarkan dia ikut," sang suami menimpali,

" ah, selalu membela hanum, nanti kalau dia tidak disiplin bagaimana pa?!"

" Nah kan.. Kau suka berlebihan..?" jawab Hermawan.

Suasana kebun lebih ramai dari biasanya, karena semua pekerja sedang sibuk memanen durian.

" Awas boss..!" suara Sunar memperingatkan Hangga agar minggir dan menjauh karena dia akan memotong tali durian yang sudah waktunya panen.

Hangga mendongak ke atas dan mundur.

" Pak Woyo?!" panggil Hangga setelah melihat durian yang sudah di panen bertumpuk.

" Nggih mas?!" pak Woyo mendekat,

" Ambilkan kardus, dua atau tiga," ujar Hangga,

" besar apa sedang mas?"

" yang sedang saja, biar enak bawanya.." ,

mendengar itu pak Woyo berjalan masuk ke dalam Villa, mencari kardus kardus bekas sesuai keinginan Hangga.

Setelah pak Woyo memberikan kardus padanya, Hangga mulai memilih beberapa durian montong yang ia rasa sudah masak, dan memasukkan nya ke kardus.

" Biar saya yang bawakan mas.." ujar pak Woyo,

" Sudah, biar saya saja, pak Woyo ke Sunar atau Burhan saja, kumpulkan durian yang masih tercecer.." setelah mengatakan itu, dengan sigap Hangga mengangkat dua kardus berisi durian itu ke dalam mobilnya.

Mak Dar sedang membatu menyapu halaman Rani sore ini, sedangkan Rani sedang sibuk memasak daun pepaya yang ia petik dari samping rumah tadi pagi.

Rani berencana makan bersama mak Dar sore ini, karena ia bosan makan sendiri.

Mak Dar berjalan buru buru ke halaman depan saat melihat sebuah mobil berhenti di depan rumah Rani.

" Sore, bu Kirani ada?" Hangga berdiri di depan pagar,

" njenengan itu sinten?"

" saya Putra, pemilik villa dan kebun di atas.."

" owalah..! Nggih nggih..! ada ada.. Monggo masuk!" jawab Mak Dar dengan senyum full, bagaimana tidak.. Nama putra sudah terkenal di seluruh kampung, hanya saja jarang yang melihat wajahnya.

Melihat mak Dar masuk,

Hangga kembali ke mobilnya, mengambil satu kardus berisi durian, dan membawanya masuk, dan meletakkannya di teras Rani.

Tak lama Rani keluar, dengan ekspresi yang sudah dapat di tebak oleh Hangga, namun mak Dar yang juga keluar segera menyuruh Hangga masuk.

" Monggo masuk pak, duduk..! Saya buatkan kopi..?!" ujar mak Dar membuat Hangga tersenyum,

tanpa menunggu persetujuan dari Rani ia masuk ke ruang tamu berukuran empat kali empat meter itu lalu duduk di kursi kayu.

Setelah mak dar ke dapur barulah Rani bertanya dengan sengit,

" ada urusan apa kesini?"

" aku mengantarkan buah favoritmu.." Hangga kembali berdiri dan membawa kardus itu masuk.

dengan aroma yang sudah di hafal fasih oleh Rani itu tentunya ia tau apa yang ada di dalam kardus.

" Misal aku tahu kau tetanggaku, maka aku akan mengirimnya dari tahun tahun yang lalu.." ujar Hangga.

" Si.. Siapa yang memintamu mengirimkan itu? bawa pulang, aku tidak butuh pemberianmu."

mendengar itu Hangga tersenyum tipis.

" ini itikad baik dariku, terimalah.. Jangan merasa tidak sudi, kasihan buah itu yang sudah susah payah di petik pekerja ku.." ujar Hangga tenang.

" aku tau kau suka durian,"

" sok tau,"

" saat aku pulang kerja, kau sibuk memakan durian disamping rumah dengan hanum dan mas Genta,

meski aku tidak pernah menyapamu, aku tau apa saja yang kau lakukan di rumahku.."

" oh, jadi kau mengintip?"

" aku tidak mengintip, kalian begitu bahagia saat bersama, siapa yang tidak mendengar tawa kalian,"

" Jangan di bahas!"

" kau yang bertanya.."

mendengar suara mak dar, Rani tidak menjawab.

" Ini kopinya pak.. Monggo di unjuk.." mak dar tersenyum sopan, ia menaruh secangkir kopi di meja.

" Maturnuwun.. Oh iya, itu ada durian, silahkan di makan sama sama dengan bu Rani.." Hangga Ramah, mendengar itu tentu saja mak Dar senang, senyumnya mengembang begitu lebar.

" Aduh, repot saja.. maturnuwun pak Putra.."

" Sami sama, ndak repot..

misalkan ada waktu, silahkan jalan jalan ke kebun dengan Rani, saya akan carikan durian yang bagus.."

dasarnya mak dar, tentu saja dia senang sekali mendengar itu, mimpi apa batinnya, di bawakan durian orang kaya, bahkan di perbolehkan datang dan jalan jalan di kebun dan villa yang besar itu.

Setelah mak Dar pergi,

situasi kembali kaku, Hangga meminum kopinya.

" Jadi ini rumahmu sendiri?" tanya Hangga kalem,

" tentu saja," rani masih ketus

" baguslah.. Kau mempergunakan uang kompensasi ku dengan baik.. Tapi sama sekali tak kusangka kau akan hidup di tempat yang jauh dari surabaya.."

" kau sendiri?!"

Hangga tersenyum mendengar nada nada ketus itu.

" sudah lama kau pindah kesini?"

" satu tahun setengah, setelah kita bercerai." jawab Rani cepat.

Hangga mengangguk,

" kau senang tinggal disini?"

" tentu saja, jauh dari keriuhan kota."

" Kau benar.. Hidup disini nyaman, apalagi setelah aku tau ada kau disini..

aku jadi tidak sendirian lagi.."

" omong kosong, setelah bercerai kau jadi perayu sekarang? Atau itukah sifat aslimu?"

Hangga menatap Rani,

" aku hanya bersikap jujur dan terbuka, lagi pula aku hanya bersikap seperti ini padamu.."

" Omong kosong, banyak perempuan yang mau denganmu kalau kau mau, jadi jangan berlagak seperti pertapa saja,"

" jangan samakan aku dengan saudaraku.."

" kalian sedarah..!"

" tapi kami tidak sama?!"

" sama! Setelah memaksaku menghabiskan malam denganmu kau malah menceraikan ku! Kau bahkan lebih buruk!"

Hangga tercengang, rupanya itu pemikiran Rani sehingga membuatnya begitu membencinya.

" Kau istriku saat itu, apa salah aku tidur bersamamu?"

" Caramu yang salah?!"

Hangga terdiam sejenak,

" Aku kasar, aku salah.. Tapi sudah kukatakan, kita bercerai demi kebaikan masing masing.."

" kau benar, memang tidak ada baiknya orang kaya menikah dengan perempuan yang tidak memiliki apapun dalam hidupnya."

" Rani?! Kau tau kalau pemikiran itu salah besar?!" tegas Hangga.

" Sudahlah, aku tidak mau membahas masa lalu, akan ku terima buah durian mu, karena kau terlanjur memberikannya pada mak dar,

tapi tolong lain kali jaga jarak.

dan kalau bisa jangan katakan pada siapapun kalau kita pernah menikah."

" kenapa? kenapa harus di rahasiakan?"

" karena itu semua hanya masa lalu diantara kita."

" Karena masa lalu, atau karena kau takut..?"

" takut? Takut apa?"

" takut terjebak kembali pada masa lalu, karena kau tidak cukup punya kekuatan untuk menolak kehadiranku?"

Rani tercekat sejenak, ia tak menyangka Hangga bisa membaca ketakutannya.

" benar kan?"

" mengada ngada, aku? Takut terjebak denganmu lagi? Memangnya kau sehebat itu di mataku?"

" mungkin tidak sehebat mas genta, banyak kenanganmu dengannya, tapi hanya aku yang menghabiskan malam denganmu, aku adalah orang pertama, benar bukan?"

mendengar itu wajah Rani bersemu merah, apa yang Hangga katakan itu benar, dan itu membuatnya tak bisa berkata kata.

" Aku sungguh sungguh tidak pernah ingin menyakitimu..?" suara Hangga terdengar tulus.

" Sesungguhnya kenapa? Kenapa kau se benci ini padaku??

apa karena aku menyentuhmu sebelum kita bercerai??"

" Hentikan!" Rani benar benar tidak mampu menjawab.

Mak dar, yang sedari tadi mendengar perbincangan keduanya dari dalam ruang tv, sungguh sungguh terkejut.

" Jadi itu bapak kandung Tiara??" ucap mak Dar dalam hati sembari menutup mulutnya.

1
Ismalinda
Luar biasa
Henrita Henrita
Rani hrs belajar menerima keberadaan ayahnya Tiara. di sepakati cara membagi waktu, sdh kepalang Hangga kembali datar ya wes cuekin jg. suami boleh mantan kalau anak tdk ada mantan. siapa yg blingsatan nanti kalau mantan istrinya sdh ada yg serius mendekatinya. termehek mehek dech 😭😭
Isna Wati
Buruk
Isna Wati
lanjut thor extra psrtnya bagus ceritanya
Yeni Fitriani
dasar genta si eror pasti dihati genta tu penginnya meski sdh menikah dgn santi tp kirani jg tetap bisa dia jadikan istrinya juga...
Yeni Fitriani
byk laki2 sperti genta itu...lki2 tdk tahu diri dan serakah
Yeni Fitriani
hangga keterlaluan segitu marahnya sm rani tanpa berpikir bagaimana dgn perasaan dan harga diri rani di saat diceraikan olehnya.
Murni Zain
baca ulang... lg engga mood.
Yeni Fitriani
hangga ya udh segitu byknya org ksh clue ttg tiara dan hangga ko yo otaknya msh sj terus berpikir klo tiara bukan anak kandung rani....udh usia 35 msh sj berpikir klo cm satu malam HB gak akan bikin hamil pdhl dlm satu malam dia HB sm Rani dia ngulangnya sampai berkali kali banguntidur pagi hari pun rani di celupin lg koq yo msh yakin gak akan bikin hamil.
Yeni Fitriani
hangga aneh banget masa dia gak ada feeling sama sekali klo tiara darah dagingnya...
Yeni Fitriani
genta menjijikan sok2an ngaku kakak yg perduli pdhl asli hanya bikin runyam org seisi rumah sj kerjanya.... untung dulu kirani gak jd nikah sm genta....laki2 plinplan dan tukang selingkuh
Yeni Fitriani
baru inget sdh pernah baca novel ini....nanti hangga sm rani ketemunlg dan hangga sdh tdk kaku dan pendiam lg.....hangga jd agresif dan mengejar rani....akhirnya mereka menikah kembali dan hidup bahagia.
Yeni Fitriani
novelnya baguus....syuka sm alurnya....wkwk berasa jd reader cerdas karna bisa memahami setiap alur maju mundurnya.
.....
Dhia Tazkhia
Luar biasa
Ayuning dianti
kak..akun saya yg ini SDH TDK bisa di buka, jika masih ingin membaca karya saya boleh ikuti akun saya yg baru dgn nama penulis " ayuning dianti " dan karya baru " badai pasti berlalu" terimakasih.
Lestari Ratnawati
extra part lagi mb...ayo dung 🫰
sutiasih kasih
untung kirani g brjodoh dgn genta.../Grin//Grin/
ione
Luar biasa
Deodoran
suka alur maju mundur begini....
Kazugata
akhirnya kaaaan😀
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!