Shapire tanpa sengaja telah menabrak calon istri Axel hingga tiada. Karena kesalahannya Saphire terpaksa menikahi seorang mafia kejam. Pria itu menghukum Saphire dengan pernikahan yang tidak pernah ia bayangkan. Pernikahan yang membuat hari-harinya seperti di neraka.
"Aku akan menghukummu dengan sebuah pernikahan. Akan kubuat hari-harimu seperti berada di dalam neraka" ucap Axel.
"Hari-hariku seperti di neraka sejak aku menikahi pria kejam itu" Shapire mencoba menahan air mata yang sejak tadi berontak ingin keluar dari tempatnya.
Akankah Saphire berhasil menaklukkan hati sang Mafia? Atau ia yang akan terjerat oleh cintanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda FK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Setelah Ibu Rosa tertidur, Martin mencari keberadaan Ratu yang tidak kunjung kembali. Mana mungkin ia tersesat di rumah yang tidak besar seperti ini. Martin melihat seperti ada orang di dalam kamar Safia. Ia melangkahkan kakinya menuju kamar itu, Martin melihat Ratu sedang diinterogasi oleh ayah tirinya Darwin.
"Siapa kau?" tanya Darwin merasa asing dengan wanita yang berada di dalam kamar mendiang Safia.
Ratu tersentak ketika ia mendengar suara seseorang di belakangnya. Ia dengan cepat menoleh kearah sumber suara lalu tersenyum. Ratu melihat seorang pria yang umurnya sedikit lebih tua dari Martin, pria itu menatap Ratu curiga.
"Maaf Om, saya mencari toilet dari tadi enggak ketemu!" ucap Ratu berbohong.
"Kau sudah menemukan toiletnya?" tanya Martin tiba-tiba ikut masuk ke dalam.
"Aku salah masuk kamar," jawab Ratu lalu menggandeng lengan Martin.
Ratu merasa lega ketika Martin menghampirinya dan mengantarnya ke toilet. Ia tidak suka dengan tatapan curiga Darwin, yang membuatnya merasa tidak nyaman. Ketika mereka berjalan ke toilet, Ratu masih menggandeng lengan Martin, merasa lebih aman dengan kehadiran pria itu.
Sementara itu, Darwin masih berdiri di depan kamar Safia, memikirkan tentang wanita yang baru saja masuk ke dalam kamar itu. Ia merasa curiga tentang niat wanita itu, dan ingin tahu lebih banyak tentangnya. Darwin memutuskan untuk mencari tahu lebih lanjut tentang Ratu dan apa yang sebenarnya terjadi.
Beberapa menit kemudian Ratu keluar dari toilet, ia tersenyum lalu menghampiri Martin. "Aku akan mengantarmu pulang," ucap Martin.
"Tapi aku belum ketemu Ibumu?" tanya Ratu sedikit kecewa karena belum sempat bertemu dengan calon mertuanya.
"Ibu sudah tertidur," jawab Martin lalu mengajak Ratu untuk pulang. Ketika di ruang tengah mereka berpapasan dengan Darwin yang sedang duduk di sofa.
"Kau akan pergi lagi, Martin?" tanya Darwin dengan ramah.
Ratu bersembunyi di balik tubuh Martin, entah mengapa ia sangat takut melihat pria ini. Pria itu menatap Ratu lalu tersenyum berharap Ratu tidak lagi takut dengannya.
"Maafkan pertemuan pertama kita membuatmu terkejut, saya kaget ketika melihat ada wanita asing masuk ke dalam kamar Safia," ucap Darwin dengan lembut dan sopan.
"Tidak apa-apa Om, seharusnya saya yang minta maaf karena salah masuk kamar." Ratu mencoba tersenyum sambil memegang erat genggaman tangan Martin.
"Saya Darwin ayah sambung Martin, sering-sering datang kemari ya." Darwin tersenyum sambil mengulurkan tangannya.
Ratu membalas uluran tangan ayah sambung Martin, "Ratu, Ratu Adhitama."
Martin merasa terkejut, putra sambungnya ini dekat dengan anak para konglomerat. Dan kini ia memiliki hubungan dengan pewaris utama Adhitama group. Ia hanya mendengar nama Ratu di sosial media, ia tidak menyangka dapat bertemu dengan Tuan putri keluarga Adhitama.
"Senang berkenalan denganmu. Sering mampir ke sini, Ibu sekarang sendirian ia selalu butuh teman ngobrol!" ucap pria itu sangat ramah.
Pria itu selalu ramah kepada semua orang, ia sangat baik hati sehingga para tetangga menyukai Darwin yang selalu membantu banyak orang. Namun, entah mengapa Ratu merasa ada yang berbeda dengan pria ini.
"Aku akan mengantarkan Ratu pulang. Kalau terjadi sesuatu dengan Ibu cepat kabari" kata Martin dengan nada dingin.
"Kau tidak perlu khawatir, aku mengurus Ibumu dengan baik."
Ratu melihat ekspresi Martin yang terlihat tidak menyukai ayah sambungnya itu. Ia mengikuti Martin keluar rumah setelah berpamitan dengan ayah sambung Martin.
"Apa ada yang kau sembunyikan dariku?" tanya Martin curiga.
Keduanya kini sudah berada di dalam mobil, Ratu terkejut mendengar ucapan Martin yang mulai mengintimidasi. Ia pikir Martin tidak akan mencurigainya, namun ia lupa apabila Martin ini selalu memiliki insting yang kuat.
"Sebaiknya kita pergi saja dahulu dari sini" jawab Ratu dan Martin menyetujuinya.
Kendaraan beroda empat itu melaju meninggalkan rumah orang tua Martin.
Di sisi lain setelah selesai mengerjakan pekerjaan mereka, kini Regan sedang sibuk memulihkan Cctv yang sudah di hapus. Ia merasa aneh pemilik rumah itu sudah beberapa bulan tidak pulang, namun CCTV rumah mereka banyak sekali yang terhapus dan sulit untuk dipulihkan.
"Gue ngerasa memang ada yang janggal, cctv rumah itu sulit dipulihkan. Gue coba berkali-kali tetap sulit, seseorang yang menutupi semua ini bukan sembarangan orang." Regan membenarkan posisi kacamata bacanya.
"Sepertinya orang itu tahu apabila akan ada yang mencari tahu kebenaran dibalik kematian Safia. Dan firasat gue mengatakan sesuatu terjadi di studio itu namun orang itu sudah menghapus jejaknya" sambung Felix.
Regan kembali fokus pada layar, ada satu rekaman yang berhasil ia pulihkan. Romeo dan Felix ikut memperhatikan, mereka memperhatikan tanggal dan waktu pada malam itu terjadi. Seorang pria keluar dari studio dengan mengendap-endap, pria itu menutupi wajahnya dengan topi.
"Siapa pria itu?" tanya Romeo penasaran.
"Mukanya enggak kelihatan, gimana kita bisa tahu siapa orang ini?" Felix ikut gemas memecahkan teka-teki ini.
Setelah lama berkendara, Ratu dan Martin telah sampai di apartemen milik Martin. Tempat itu satu-satunya tempat paling aman untuk mendengarkan apa yang ingin disampaikan oleh Ratu.
"Aku bukan pria bodoh sayang, rumahku tidak sebesar rumahmu. Jadi kau tidak akan mungkin sampai tersesat di dalam rumahku hanya untuk mencari toilet" ucap Martin bersikeras memaksa Ratu untuk bersuara.
"Kau tahu adikmu meninggal karena bunuh diri? Dia sengaja menabrakkan diri mengenai mobil Shapire. Ada banyak hal yang mengganjal yang membuat aku, Felix, Junior dan yang lainnya mencari tahu tentang hal ini. Kami ingin membersihkan nama Shapire agar Axel tidak terus-menerus menyakiti sahabatku," cerocos Ratu panjang lebar.
"Sebenarnya aku juga mencurigai sesuatu, hanya saja aku tidak menemukan barang bukti apapun."
"Aku menemukan sebuah kunci kecil, dengan ukiran huruf S pada pegangan kunci tersebut. Namun sepertinya itu kunci sebuah diary," kata Ratu.
"Iya itu kunci diary milik Safia, aku memberikan diary itu ketika ia berulang tahun. Aku sengaja membuat kunci diary menggunakan liontin kunci kalung mereka, agar mereka tidak menghilangkannya. Namun apa yang Safia sembunyikan, dia bukan lagi anak kecil yang suka menulis diary" ungkap Martin.
"Ada sesuatu yang Safia sembunyikan di sana, aku enggak tahu apa tapi diary itu tidak ada dimana-mana. Kami sudah mencari ke studio foto dan kamar Safia tapi diary itu tidak ada di sana."
"Kalian bahkan mencari tahu sampai ke sana?" Martin semakin penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi. Apalagi mengingat ekspresi ketakutan Ibunya, ia yakin ada sesuatu yang Ibunya sembunyikan.
Tiba-tiba saja dering ponsel Ratu berbunyi, Martin mengkerutkan keningnya ketika melihat nama Regan muncul pada layar ponsel Ratu.
"Mengapa dia menghubungimu?" tanya Martin selidik.
Ratu tidak menjawab pertanyaan Martin, ia dengan cepat menerima panggilan Regan.
"Kau dimana Ratu?" tanya Regan di sebrang sana.
"Ada apa?" Ratu malah balik bertanya.
"Saksi kunci teka-teki ini Ibu Rosa, Ibu Martin dan Safia."
Ratu terkejut, ia menatap wajah Martin yang sejak tadi memperhatikannya.
Selalu seperti itu bukan.. yg tua honeymoon ke 2..
semoga berhasil misi kalian
Boleh lah tu mereka diungsikan ditempat Ratu disembunyikan ayahnya biar semua bisa menemani Ratu disana 🤭
Persiapannya juga harus besar2an dong ya biar bisa mengimbangi kekuatan musuh.
Ratu kok dilawan.. nggak akan bisa.. Selamat berjuang kembali Martin 🤣🤣🤣