(***) Peony surgawi adalah seorang gadis yatim piatu . dia tinggal bersama seorang Bibi penjual bunga yang bernama Aura Herawati , dia tidak mempunyai anak dan suami . Peony tinggal bersamanya semenjak usia delapan tahun .
***
Al gozali Matthew adalah seorang anak laki laki kecil yang sejak lahir telah di tinggal pergi ibunya mengejar kemewahan duniawi . dia tumbuh menjadi anak laki laki yang dingin dan datar seperti Ayahnya Al Gibran Matthew .
semenjak di khianati oleh istrinya ,Al Gibra Matthew sangat membentengi diri dengan namanya wanita .Semenjak sang istri pergi bersama laki laki yang lebih kaya darinya ,karena kehidupan Matthew saat itu masih kalang kabut .
suatu hari Al tanpa sengaja bertemu dengan Piony . melihat kelembutan kesabaran dan kebaikan Piony Al menginginkannya sebagai temannya . karena selama ini kehidupan anak berumur lima tahun itu sangat abu abu .
apakah Matthew akan mengabulkan permintaan Al putra . perubahan apa yang akan terjadi pada Al Gibran Mat
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rumiati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12
"Tapi kalau seandainya Peony tidak suka dengan makanan yang kita makan bagaimana? Aku tidak suka jika seseorang memaksaku memakan sesuatu yang tidak aku sukai . Jadi aku juga tidak mau jika Peony seperti itu ." Al mendongak menatap sang Ayah dengan mata polosnya ..
Matthew menghembuskan napas kasar dia kembali melirik Peony yang langsung menunduk .
"Dia menyukai semuanya , bukan begitu Peony ?" tekan Matthew membuat Peony meringis kecil .
"Iya ,Tuan . Saya menyukai semuanya . Termasuk makanan yang membuat saya alergi sekalipun ."Peony menyahut jujur .
Sejauh ini dia memang tak pernah memilih makanan . Tentu saja makanan yang pernah dia makan . Entah kalau ada makanan orang kaya yang tak di sukainya .
"Kamu punya alergi , Peony ?"Al menatap Peony dengan wajah polos itu .
"Udang dan teri , Tuan Muda ."Peony tersenyum sambil mengusap gemes pipi Al .
Matthew tidak menatap interaksi mereka dia masih fokus dengan benda pipih di tangannya . Pria itu seakan tidak menghiraukan setiap percakapan sang putra dengan Peony .
"Kalau begitu kamu tidak boleh memakan itu . Kata dokter begitu , kalau alergi tidak boleh memakan itu ."
Peony terkekeh kecil sambil mengangguk ." Benar ,Tuan Muda . Sebenarnya saya suka dengan udang dan teri . Tapi bagaimana lagi , saya alergi jika makan maka saya akan langsung sesak napas ."
"Aku juga begitu kalau makan kacang hijau ."
Peony tersenyum , ada satu hal yang sudah dia ketahui tentang Al . Anak laki laki itu alergi kacang hijau ."
"Makan ."
Peony terkejut suara berat Matthew , dia menoleh ke kanan dan melihat Matthew sedang menatapnya .
"Iya Tuan ."Peony menunduk sebentar sebelum mengambil satu sendok di atas meja .
Dia bingung harus memakan apa . Begitu banyak makanan di atas meja . Dia hanya mengenali satu macam menu di antara beberapa menu yang ada di atas meja .
"Peony , kenapa kamu tidak makan ? Apa kamu tidak menyukainya ?"Al mendongak menatap Peony yang masih diam sambil memegang satu sendok .
"Ah.. Bukan begitu ,Tuan Muda . Saya tidak tahu , dan bingung harus makan yang mana ."ringisnya jujur .
"semuanya enak , tapi tidak tahu kamu suka atau tidak ."
Peony terkekeh dia menepuk lembut kepala Al yang nampak lahap .
Peony berlahan mulai membawa sendoknya ke arah satu menu . Baru saja gadis itu akan menyendok menu itu ke dalam piring . Tiba tiba Matthew mengetukan sendoknya ke piring membuat pergerakan Peony terhenti .
Ting ...
Peraduan suara antara piring dan sendok terdengar . Peony terkejut dan langsung menarik tangannya . Dia mengira jika Matthew tidak mengizinkan dirinya mengambil menu itu .
"Maaf ,Tuan ." cicit Peony .
"Itu ada saos udangnya ."
Peony terkejut mendengar kalimat Matthew . Dia melirik sang majikan yang masih melanjutkan makannya .
Peony tidak menyangka jika majikannya tadi ikut mendengarkan percakapannya dengan Al tentang masalah alergi .
"Ternyata dia juga mendengar setiap percakapan aku dan Al ,meski terlihat sibuk dan tak mau tahu ? Ternyata dia juga perhatian ." gumam Peony dalam hati .
"Kau tidak akan kenyang , hanya dengan menatap wajah saya ?"
Peony terkesiap , dia langsung mengalihkan wajah malu . Karena kepergok menatap Matthew tanpa berkedip membuat Peony ingin berteriak saat itu juga .
"Ya ampun , malu sekali."
"Jangan terlalu kepedean , jangan terlalu berharap dan berpikir lebih . Saya mengingatkan ,karena tidak ingin kau sakit dan berakhir Al ikut sedih . Jika bukan karena itu , saya tidak perduli. Ingin kamu masuk UGD pun , saya tidak peduli ."
Peony terdiam , kalimat Matthew yang begitu arogan tanpa filter membuat Peony hanya bisa tersenyum kaku . Seharusnya dia sadar jika Matthew memang seperti itu , apa yang dapat dia harapkan ?
"Ayah membuat Peony sedih ."
Peony terkejut , dia menatap Al yang juga sedang memandangnya , gadis itu meringis singkat .
"Tidak ,Tuan Muda . Anda salah paham , bukan begitu ." Peony melirik singkat ke arah Matthew yang sama sekali tidak menatapnya .
"Astaga , kenapa juga aku harus sedih . Memang Tuan Matthew seperti itu sedari awal,kan? Aku saja yang berharap lebih?."
"Cepat selesaikan makanmu , saya tidak suka orang lelet ."
"B-baik Tuan ."
"Dua piring berwarna biru , itu ada olahan dari udang . Yang lainnya bisa kamu makan ."
Peony menatap dua piring berwarna biru yang di maksud Matthew ." Terima kasih Tuan ."
****
Peony baru saja keluar dari kamarnya . Sudah rapi dengan setelan seragam sehari hari sebagai babysitter .
Gadis kecil itu bersiap untuk bergerak ke arah kamar Al . Membangunkan sang Tuan Muda dan membantunya bersiap untuk ke sekolah .
Baru saja keluar dari dalam lift . Peony terkejut saat melihat seorang pria di ujung lorong . Perlahan Peony berjalan dengan kepala menunduk .
"Ya ,Ampun . Sepertinya Tuan Matthew baru saja selesai gym, kah? Keringat yang membasahi tubuh kekarnya itu membuat otakku tidak beres . Astaga , fokus fokus "
Bruk...
"Ssst ,Astaga . seingat aku di sini tidak ada tembok ." Peony bergumam sambil mengusap keningnya yang baru saja terhantuk akan sesuatu .
Entah terlalu fokus apa karena terlalu menunduk saat berjalan . Berniat menghindari dan tak melihat Matthew , Peony malah menabrak d**a bidang seorang pria .
Baru saja mengangkat kepala , mata Peony melotot tajam melihat , mata tajam Matthew . Gadis kecil itu meneguk salivanya kasar . Selain karena ngeri akan tatapan tajam Matthew . Fokus mata Peony ada pada tubuh atletis si duda yang terpampang nyata di depan mata .
"Sumpah , mana dia tidak pakai baju lagi . Tetap lah waras , Peony ." batin Peony .
"Sejak kapan kamu jadi buta ?"
Suara dingin Matthew membuat Peony terlonjak . Fokusnya yang tadi tak begitu waras ke arah tubuh kekar sang majikan , seketika terpecah .
Peony langsung mundur dengan kepala tetap menunduk . Dia tak berani mengangkat kepalanya untuk menatap mata tajam Matthew .
"M-maafkan saya Tuan . Tadi saya tidak konsentrasi ."
Matthew menatap Peony dengan tatapan datar , dia berdecak dan melangkah pergi begitu saja .
Peony menghembuskan napas lega melihat kepergian sang majikan . Dia menggerakkan lehernya yang kaku dan mengintip pergerakan Matthew .
Gadis kecil itu meringis melihat punggung lebar Matthew ."Dia begitu kekar , usianya saat ini sebenarnya membuat dia semakin terlihat menggoda , matang ,tampan , kaya ,kekar . Pasti banyak sekali wanita yang mengantri untuk menarik perhatiannya . Sangat di sayangkan , Tuan Matthew terlalu arogan dan mengerikan ."
Srettt..
Peony terlonjak dan langsung mengalihkan wajahnya , ketika tiba tiba Matthew menoleh kebelakang . Gadis itu bergerak kaku berniat segera masuk ke dalam kamar Al .
"Diam di sana ."
Ergerakan kaki Peony terhenti seketika saat suara dingin itu menyapa indera pendengaran nya . Perlahan Peony menoleh dan menatap Matthew dengan wajah ragu .
"S-saya Tuan .?"
"Ke sini ."
Peony menoleh ke belakang dan menatap keadaan sekitar . Tak ada orang lain di sana , kecuali beberapa pengawal pria di bagian ujung lorong mansion tersebut .
Melihat tingkah Peony , Matthew kembali berdecak ." Kamu ke sini ."
"O-oh ,Baik Tuan ."
Peony langsung bergerak cepat ke arah Matthew yang sudah berdiri di depan kamarnya .
Peony langsung menunduk saat dirinya sudah sampai di hadapan Matthew .
"Ada yang bisa saya bantu ,Tuan ."
"Kau dulunya penjual bunga . Berati kamu memiliki jiwa kesenian cukup bagus, kan ? Kalau begitu harusnya kamu mengerti fashion . Ikut saya masuk dan pilihkan saya pakaian untuk hari ini ."
secara kamar kan ad cctv nya
aku suka Thor Matt tersiksa
karena benci dan cinta itu terlalu tipis
bujang lapuk kah si Matthew thor
secara dia bilang dadanya masih rata