Buset dah, siapa yang berani parkir sembarangan disini. Jika begini kan, mobil saya tidak bisa keluar! kesal Henderson seorang pria tampan, yang baru beberapa bulan yang lalu menyandang gelar duda. Setelah Sang istri tercinta Mauren meninggal pasca melahirkan sang putri baby Queen mengisahkan luka yang mendalam.
Hingga sang kakek hendak menjodohkannya dengan seorang gadis berparas cantik bernama Mince Norin yang saat ini bekerja di salah satu Bengkel motor. Apakah Henderson akan menerima perjodohan itu? dan bagaimana hubungan keduanya kelak?
by Morata
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Morata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 14. BERTEMU KEMBALI
Henderson meminta kepada sang supir agar segera melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Meminta berbelok dan memilih Jalan pintas untuk menghindari macet.
Hari memang sudah sore, jadi sudah pasti jalanan akan sedikit terjadi kemacetan. Dan hal itu adalah lumrah terjadi di sepanjang jalanan kota metropolitan.
Tangan Henderson terjulur dan menekan tombol radio di sana. Henderson segera mencari siaran radio yang biasanya dia dengar kan, ketika berjalan mau pulang.
Saat saluran radio sudah ketemu dia segera fokus kembali pada jalanan, ia menatap lurus ke depan. Tak ada pembicaraan antara sopir dan dirinya.
Henderson hanya ingin melepas penat dengan segala rutinitas di kantornya. Lagu yang diputar di saluran radioItu.Tiba tiba terdengar suara deringan ponsel berbunyi.
Henderson meraih ponselnya. Terlihat nama mamanya yang sedang menelepon. Henderson memasang earphone yang memang sudah tersambung dengan ponselnya. Lalu hendarson segera menekan tombol hijau di layar ponselnya, agar sambungan telepon selulernya tersambung kepada Mama tercinta.
"Halo Ma,"sapa Hendarson di dalam sambungan telepon selulernya.
"Halo Sayang, kau sedang ada dimana? tanya Nyonya Carlota dari ujung telepon.
"Ini sedang ada di jalan Ma, mau pulang."
"Oh iya, jangan lupa cepat kamu pulang ke rumah Karena papa sudah menunggu kamu sedari tadi."ucap nyonya Carlota.
"Tapi Hendarson ingin membeli mainan untuk Baby Queen." sahut Henderson."
"Mama telepon, ada apa? tanya Henderson kembali.
"Mama hanya ingin memastikan kamu baik-baik saja, dan tidak melarikan diri dari perjodohan yang dilakukan papa kamu dengan Norin."ucap Nyonya Carlota membuat Henderson mengerutkan keningnya.
"Iya Ma, Henderson tidak lupa kok, Bagaimana mungkin Papa dan Mama ingin menjodohkan aku dengan bocah kecil seperti Norin. Apakah tidak ada kandidat lain lagi selain Norin? Ma, lihat deh usia Norin aja masih bocil. Dan usiaku Sekarang sudah hampir kepala empat. Bagaimana kalian memiliki niat untuk menikahkan Henderson dengan wanita bocil seperti Norin.
"Eh, kalau ngomong Jangan sembarangan! Apa kamu mau jadi anak durhaka? tidak menuruti perintah orang tua!"gerutu nyonya carlota yang langsung membuat Henderson terdiam.
"Bukan berniat seperti itu Mam, tapi yang realita saja dong. Masa Papa dan Mama menjodohkan aku dengan wanita jadi-jadian seperti dia."
"Jaga mulutmu kalau berbicara! siapa yang kamu bilang wanita jadi-jadian!" jangan kamu menilai orang dari paras wajah dan juga penampilannya saja. Lihat mantan kekasihmu yang terlihat cantik, bak model. Tapi perlakuannya seperti wanita murahan."bentak Nyonya Carlota membuat hendarson tidak dapat berkata-kata.
Karena apa yang dikatakan oleh Nyonya Carlota benar adanya.
"Ya sudah, kalau gitu kau lanjutkan saja. hati-hati, Mama tidak ingin berdebat dengan kamu tidak di jalan seperti ini."ucap Nyonya Carlota sambil langsung mematikan sambungan telepon selulernya.
"Iya Ma." jawab Henderson lalu kembali menyimpan ponselnya ke saku celananya. Henderson melepaskan earphone Dan meletakkan kembali di dashboard mobilnya.
Henderson menarik nafas panjang sesaat, waktu mengingat betapa lucunya wajah Norin saat menimang putrinya. Yang setiap orang tidak dapat menenangkannya, tapi ketika Norin yang menimang putrinya, putrinya langsung terdiam.
"Ada apa Tuan?" Mengapa anda tiba-tiba tersenyum seperti itu? tanya sang sopir yang melihat sang Tuan sedang senyum-senyum sendiri.
"Tidak ada apa-apa. Lebih baik kamu nyetir dengan hati-hati."sahutnya dengan wajah datar.
"Bagaimana mungkin aku mengabulkan permintaan Papa dan Mama yang ingin menjodohkan ku dengan Norin. Sementara di antara kami tidak ada rasa cinta sama sekali, bahkan rasa benci yang tumbuh."gumamnya dalam hati.
****
Di tempat lain, terlihat Norin yang sedang membonceng Riska menikmati udara sore hari. Hingga setelah melakukan perjalanan kurang lebih lima belas menit kemudian, membelah jalanan ibukota, akhirnya mereka tiba di bengkel.
Norin menghentikan motor CBR miliknya Setelah tiba disana. Sementara Riska langsung turun dan membuka helmnya lalu memberikannya kembali kepada Norin.
"Kalian sudah pulang? tanya Michael penuh selidik.
"Ya, seperti yang kamu lihat."sahut Norin dengan Ketus, sambil langsung meletakkan helm miliknya dan helm yang digunakan oleh Riska.
Kemudian ia kembali dengan aktivitasnya. Ya, Michael memang sengaja meminta tolong kepada Norin untuk menjemput kakaknya. Norin tidak mengetahui kalau Riska bekerja di perusahaan milik Hendarson.
Baru pertama kalinya Norin menjemput Riska di kantornya. Sehingga Norin sedikit terkejut melihat sosok lelaki yang malam tadi ingin dijodohkan oleh Tuan Samera kepadanya.
"Astaga! Michael, tadi aku jumpa lelaki yang kemarin ingin menelanku hidup-hidup. Karena motor kesayanganku, menghalangi mobilnya yang ingin keluar di parkiran resto. Tapi apa kamu tahu, bagaimana jadinya?
Michael manggardikkan bahunya karena dirinya memang benar-benar tidak mengetahui apa yang terjadi.
"Ternyata, lelaki itu bernama Henderson. Dan paling parahnya lagi, dia adalah putra sulung dari kakek yang sering aku temui di taman. Apa kamu tahu, Kan aku bilang kemarin aku diundang makan malam oleh sang kakek, Aku benar-benar terkejut melihat kehadiran laki-laki itu di sana. Ternyata laki-laki itu Putra sulung dari sang kakek.
Parahnya lagi, ternyata sang kakek ingin menjodohkan ku dengan pria itu. Pria itu seorang duda usianya terpaut jauh dariku.
" Apa?
"Duda?
"Apa Aku nggak salah dengar Ce? tanya Michael sangat terkejut.
Mince Norin menggelengkan kepalanya.
"Apa yang kamu dengar memang benar adanya, lelaki yang ingin dijodohkan oleh kakek Samera kepadaku, adalah seorang duda beranak satu."ucap Norin dengan polosnya.
"Terus, kamu mau?"
Norin terdiam. Jujur dari lubuk hatiku yang paling dalam, aku akui laki-laki itu memang sangat tampan. Sudah seperti Oppa oppa Korea yang sering aku tonton drama romantisnya yang tayang netflix TV.
"Eh, hati-hati kamu! Jangan pernah tertipu dengan ketampanan seseorang, bisa saja ketampanannya itu menghanyutkan. Biasanya jika lelaki tampan dan memiliki harta kekayaan, jarang sekali orang yang setia. Wanitanya ada di mana-mana."ucap Michael yang dibalas anggukan dari Mince Norin.
"Ya, aku juga berpikir demikian, tapi sepertinya kakek Samera kekeh ingin menjodohkan ku dengan Putra sulungnya. Jujur aku bingung harus bagaimana."
Tolong berikan pendapatmu kepadaku apa yang harus aku lakukan?"tanya Mince Norin kepada sang sahabatnya. Michael yang sudah lama menjadi sahabatnya. Bahkan menjadi partner kerja saat ini.
"Itu sih terserah sama kamu, kamu lihat saja dulu Bagaimana watak seseorang itu, jangan asal kamu terima perjodohan. Apalagi dia sama sekali dia tidak mencintaimu. Aku tidak ingin kamu hidup menderita nanti. Walaupun pun lelaki itu pria kaya.
Karena kebahagiaan tidak hanya dari materi saja, tapi ketulusan dan kasih sayang yang perlu di dalam membina rumah tangga."ucap Michael mencoba mengingatkan Mince Norin sang sahabat, agar dirinya tidak terjerumus dalam perjodohan yang dilakukan oleh kakek Samara.
Bersambung.....
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓🙏
JANGAN LUPA TEKAN, FAVORIT, LIKE, COMMENT, VOTE, DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏💓
JANGAN LUPA MAMPIR KE KARYA TEMAN EMAK.
semuga maorin dan bayi nya selamat🤲
lanjut kakak yg semangat up-nya. uji dulu tu si nenek peot buat dia sakit lalu ga ada yg perhatikan, baru deh kasih Lina tu yg rawat. bisa tidak dia berkutik .