Keysha Larasati , gadis yang masih duduk di bangku SMA terpaksa menerima permintaan ayahnya untuk menikah dengan Sandy Atma Hutama . Semua berawal dari bangkrutnya perusahaan milik Danu, hingga sebuah barter itu pun terjadi
Pernikahan sirih terjadi secara tersembunyi. Tiada yang tahu selain keluarga dan orang terdekat.
Akankah Keysha bisa mendapatkan kebahagiaan nya ?
Bisakah ia menjalani masa mudanya dengan status barunya ?
Atau justru ia meradang dan terus merana dengan jalan kehidupan yang tidak ia kehendaki sebelumnya ?
Semua akan terjawab di setiap episode-episode nya .....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Titin Tiand, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gelisah
"Ran aku udah dijemput. Aku pulang dulu ya!" Key bergegas. Ia berlarian kecil menghampiri mobil yang sudah terhenti di depan sekolah.
Tanpa Key sadari, ada Gilang yang mengendap-endap mengintai nya sedari tadi. Mengawasi Key dan mengharap kejelasan dari rasa penasarannya. Rania mengangguk mengiyakan, dia tidak peduli dengan siapa Key dijemput. Yang dia tahu itu adalah sopir pribadinya.
"bagaimana sekolah kamu hari ini?" Tanya Sandy setelah mobil meninggalkan halaman sekolah.
"Tumben sih kamu peduli dengan sekolah ku" jawab Key ketus. Dia memang selalu seperti itu, tidak ada manis-manis nya jika lagi sadar.
"Sudah makan?" Sandy tak peduli walaupun Key tak begitu menggubrisnya.
Belum sempat Key menjawab, perut nya protes. Keroncongan karena memang Keysha belum makan sedari tadi.
Sandy tersenyum, "ya sudah, kita makan dulu" gumamnya.
Kenapa sih, kamu tidak bisa jaim sedikit. Malu kek, masak sudah judes gini masih saja protes. Batin Key mengelus lembut perutnya.
--
Mobil berbelok ke salah satu restoran favourite Sandy. Di situ tersedia berbagai pilihan menu dan tempat yang nyaman untuk makan. Ada banyak artis-artis kondang yang sering diundang untuk menghibur pelanggan.
"Aku ke toilet bentar .Kamu pilih saja tempat duduk yang kamu mau. Nanti aku nyusul" Kata Key setelah mereka masuk.
Sandy hanya mengangguk dan berjalan mendekati meja yang memang sudah dia booking sebelumnya, tempat yang selalu dia tempati jika sedang menikmati sajian di restoran itu. Bisa jadi tempat yang memang di siapkan khusus untuk Sandy.
Brugggggg
Suara tabrakan dan barang jatuh, buku tebal yang tak lain adalah buku menu itu melesat dari tangan seorang lelaki yang tak sengaja tertabrak oleh Key.
"sorry, sorry !" Key segera berjongkok, memunguti buku dan beberapa lembar kertas yang berserakan.
Laki-laki itu menunduk dan hanya mengangguk. Wajahnya ia sembunyikan dibawah topi yang menutup kepalanya. Tidak terdengar suara dari mulutnya. Laki-laki itu berlalu begitu saja setelah mengambil buku menu dari tangan Key.
Lelaki aneh. Dia juga yang salah kenapa punya mata malah ditutup pake topi. Giliran tertabrak, jangankan maaf atau terima kasih, mengiyakan permintaan maafku saja tidak. Apa semua lelaki tercipta aneh seperti itu. Menyebalkan!
Key segera kembali setelah selesai. Matanya memutari setiap sudut ruangan untuk mencari keberadaan Sandy.
"Sudah? Aku sudah pesan makan buat kamu. Duduk!" Sandy memang lebih manis akhir-akhir ini.
Key tidak menjawab dia lekas duduk dan pikirannya kembali pada sosok laki-laki tadi. Yang terlintas dibayangan dia adalah postur tubuh laki-laki itu seperti tidak asing lagi baginya.
" Key, are you OK? " tanya Sandy menyadari kegelisahan Key.
"Aku tidak apa-apa. Capek saja, banyak kegiatan tadi di sekolah" Key mengalihkan perbincangan, mencoba menutup diri. Dia menyeruput minuman yang sudah siap sejak Key di toilet.
Siapa dia, kenapa tidak asing banget. Seperti seseorang yang aku kenal. Dia juga berusaha agar gue tidak melihat wajahnya.
"Kak, kita pulang sekarang ya" Key menutup sendoknya. Dia hilang nafsu makan dan mulai gelisah.
Selama perjalanan tidak ada suara dari keduanya. Sandy fokus mengemudikan mobil, namun masih sering melirik dan memperhatikan Key. Sementara Keysha dia sibuk berbisik pada pepohonan di tepi jalan. Wajahnya murung pikirannya tidak tenang.
Apa semua yang telah tersembunyi rapat akan secepat ini terkupas.
Yaa, aku tau serapat apapun bangkai disembunyikan, pasti akan tercium pula baunya. Inikah? Hahhh! Semoga hanya kegelisahan hatiku saja!
Bersambung.....................
