Cinta Alea

Aku semakin bingung ketika kami sampai di ruangan kepala sekolah melihat Kepala Sekolah yang begitu khidmat kepada Meyer.

' Siapa sebenarnya Meyer? Kenapa kepala sekolah itu tampaknya begitu menghormati dia?" tanyaku dalam hati.

Aku benar-benar sangat Penasaran sekali dengan identitas Meyer yang sesungguhnya.

Aku hanya diam dan mendengarkan saja semua pembicaraan mereka karena aku pun tidak terlalu tertarik dengan pembicaraan seperti itu. Membicarakan tentang sekolah Meyer yang sebentar lagi akan ujian nasional.

" Tuan muda! Saya harap anda mulai serius dengan sekolah Anda di sini. Karena Tuan besar sangat menginginkan anda untuk segera kembali ke Jerman dan meneruskan perusahaan di sana!" aku benar-benar terkejut mendengarkan perkataannya.

Aku melihat Meyer tampak gugup dan dia langsung bangkit dari duduknya dan menarik tanganku untuk segera keluar dari ruangan kepala sekolah.

" Aku sudah cukup dengan apa yang ingin aku katakan kepadamu. Oh ya. Jangan lupa kau persiapkanlah semua kebutuhanku untuk ujian nasional nanti. Jangan lupa! Aku pergi dulu!" setelah mengatakan itu, Meyer langsung keluar begitu saja dari ruangan kepala sekolah.

Aku benar-benar penasaran dengan sosok lelaki brondong yang saat ini sedang menggenggam telapak tanganku dengan erat sekali.

" Siapa kamu sebenarnya? Kenapa kamu bersikap begitu tidak sopan kepada kepala sekolahmu sendiri?" tanyaku merasa bingung.

" Emangnya kenapa sayang? Apakah kau ada masalah dengan hal itu?" tanya Meyer sambil terus melangkahkan kakinya menuju pintu keluar sekolahan.

" Bingunglah!" ucapku kesal.

" Tentang?"

" Tentang kamu yang mengaku sebagai orang miskin. Tentang kamu yang mengaku tidak memiliki apa-apa! Tetapi melihat sikapmu tadi kepada kepala sekolah aku meragukan semua kebenarannya!" ucapku sambil menatap tajam Meyer.

Bagiku sikap Meyer benar-benar sangat mencurigakan dan begitu misterius.

" Sudahlah tidak usah memikirkan hal yang tidak penting! Sekarang, yang penting kita saling mencintai dan aku berjanji kalau aku akan selalu mencintai kamu sampai kapan pun juga!" ucap Meyer sambil mencium bibirku di depan banyak siswa yang dari tadi terus memperhatikan kami berdua.

Aku bahkan melihat geng cabe-cabean yang waktu itu memanggilku tante girang ketika berada di mall. Mereka tampak melihat ke arahku dengan tatapan begitu kesal.

Aku tidak bisa berkata-kata melihat kelakuan Meyer yang selalu membuatku terkejut dan juga bingung.

Ah, remaja ini selalu membuat jantungku tidak sehat apabila berhadapan dengan dia.

Sejak tadi debaran jantungku amat keras dan sangat menyiksaku. Aku tidak kuat lagi melihat tatapan membunuh para siswa dan siswi yang saat ini sedang mengawasi kami berdua.

Terlihat geng cabe-cabean itu berniat ingin mendekatiku. Tetapi Mereka tampak begitu segan ketika melihat Meyer yang melotot ke arah mereka.

" Ayo kita pulang sekarang. Aku tidak tahan berlama-lama di sini!" ucapku berbisik di telinga Meyer.

Para siswi itu sontak berteriak kaget melihat apa yang kulakukan kepada Meyer yang entah memiliki posisi apa di dalam struktur sekolahan ini. Sehingga dia bisa membuat hal demikian kepada seluruh siswi dari sekolahan paling elit ini.

Bentuk fisiknya saja seperti hotel. Sistem mengajarnya bener-bener sangat luar biasa.

Sungguh ketika aku masuk ke dalam sekolahan ini tidak seperti masuk ke dalam sekolahan seperti biasanya. Tetapi aku seperti masuk ke dalam hotel bintang 5 yang benar-benar sangat memanjakan mataku.

Aku pernah mencari tahu tentang sekolahan ini yang bahkan untuk uang bulanannya saja mencapai ratusan juta.

Aku melirik kembali kepada laki-laki berondong yang saat ini berdiri di sampingku dan menggenggam tanganku dengan erat.

' Dia mengaku sebagai orang miskin dan tidak memiliki apapun. Tetapi dia bersekolah di sekolahan yang super mahal seperti ini. Hah! Orang bodoh pun tidak akan pernah dapat mempercayai keterangannya kau katakan itu! Meyer, siapa kamu sebenarnya?' bathinku merasa sangat frustasi.

Aku melihat Meyer yang berhenti di sebuah toilet pria. " Tunggulah sebentar di sini aku tidak akan lama!" ucap Meyer sambil mencium bibirku sekilas.

Aku benar-benar terkejut dengan dia yang sekarang hoby sekali mencium bibirku. Dia tidak perduli bahwa kami saat ini ada di sekolah dan banyak murid lainnya yang memperhatikan kami. Pipiku sekarang pasti merona karena menahan rasa malu.

Hatiku bergejolak yang sejak tadi terus dikobarkan oleh Mayer yang selalu menunjukkan kemesraan di depan publik.

" Eh tante gatel! Kau masih berani juga bersama dengan Meyer ku huh?" tanya Angel yang langsung mendekatiku ketika dia melihat Meyer yang kini meninggalkanku ke toilet.

Aku hanya tersenyum sinis dan kesal. Ketika melihat Angel dan juga geng cabe-cabeannya yang hanya berani padaku ketika Meyer tidak ada di sampingku.

" Menjauhlah dari Meyer! Karena dia itu miliknya Angel. Kedua orang tua mereka sudah sepakat untuk menjodohkan mereka. Kau harusnya mengaca. Siapa dirimu dan siapa itu Meyer!" ucap temannya Angel sambil mendorong tubuhku ke belakang hingga aku hampir saja terjatuh.

Untung saja ada seseorang yang menangkap tubuhku tepat waktu. Sehingga aku tidak terjatuh begitu saja.

" Apa kau sudah selesai?" tanya pria itu yang tidak kalah tampan dari Meyer.

Visualisasi Kembaran Meyer yang bernama Mario Clarkson.

" Mario? Kenapa kamu disini?" tanya Angel mulai pucat wajahnya melihat laki-laki yang berwajah mirip Meyer.

" Meyer kamu bukannya tadi ke toilet? Kenapa sudah ada di sini?" tanyaku kaget ketika aku melihat laki-laki yang memiliki paras hampir sama seperti Meyer yang saat ini sedang memeluk tubuhku dengan erat.

Meyer yang keluar dari toilet, dia langsung menghajar laki-laki itu.

" Lepaskan kekasihku dari tangan busukmu Mario Clarkson!" ucap Meyer sambil menarik tanganku dari dekapan pria tadi.

Laki-laki itu tidak marah sama sekali kepada Meyer. Walaupun mendapatkan bogem mentah dari Meyer.

" Kamu ini apaan sih Meyer? Dia itu yang sudah menolongku karena tadi didorong oleh Angel yang terus mengganggu aku karena dia cemburu kamu bersamaku!" ucapku menegur Meyer yang sudah sembarangan menghajar orang lain.

Meyer terlihat terkejut mendengarkan perkataanku tadi.

" Apakah itu benar Mario?" tanyanya dingin.

Laki-laki yang memiliki tampang hampir sama seperti Meyer. Dia hanya tersenyum saja kepadaku. Kemudian dia meninggalkan kami begitu saja tanpa mengatakan apapun.

" Eh sialan! Kau berani-beraninya tersenyum kepada Kekasihku?" Meyer hampir saja mengejar laki-laki yang bernama Mario itu kalau tidak aku tarik tangannya dan menghentikan langkahnya.

" Ayo kita pulang sekarang Meyer! Aku sangat lelah!" ucapku sambil menarik tangan Meyer ke arahku agar dia mengikutiku.

Akan tetapi Meyer bukannya ikut denganku, dia malah pergi mendekati Angel dan geng yang dia pimpin. Angel dan gengnya sampai pucat pasi wajahnya. Melihat Meyer yang emosi tingkah dewa.