NovelToon NovelToon
Lala Putri Yang Terlupakan

Lala Putri Yang Terlupakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Genius
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: Isshabell

Lanjutan dari novel yang berjudul Cinta yang terluka.


"Om, om baik, aku ceneng deh kalo baleng cama om," ucap Lala gadis kecil yang imut,manis dan cerdas itu.



"Iya, om juga seneng kalo bisa ketemu sama Lala tiap hari," kata Antonio yang sudah balik dari Australia sejak tiga tahun yang lalu sejak perceraian dirinya dengan Laras yang membuat dia sangat shock dan patah semangat untuk melanjutkan hidupnya.


"Om baik, kata mama ...papa nya aku itu pelgi jauh.....cekali tapi campai cekalang papa gak datang-datang aku Lindu cama papa...," ucap Lala yang lucu dan cadel itu.


Entah mengapa Antonio selalu merasakan kehangatan dan kebahagiaan saat dia bersama Lala.


Antonio tidak mengerti dengan perasaannya sendiri yang selalu ingin bertemu dengan Lala si bocah perempuan kecil yang selalu membuat hatinya bahagia.


Siapakah Lala.....yuk baca di sini

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isshabell, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 29

"Laras, cepat kamu ke sini," panggil pak Bara pada Laras lewat saluran telepon yang ada di atas mejanya itu.

"Baik pak," Laras segera meletakan gagang telepon itu kembali ke tempatnya.

"Pak Bara kenapa ya? dari nada suaranya sepertinya dia sedang marah. Apa dia marah sama aku ya, tapi apa yang membuat dia marah sama aku?" Laras bermonolog sambil melangkah ke ruangan pak Bara yang barusan memanggilnya.

"Permisi pak, bapak memanggil saya?" tanya Laras pada pak Bara setelah dia masuk ke dalam ruangan pak Bara.

"Ya," jawab pak Bara dengan wajah kesal.

"Laras, mulai hari ini, detik ini juga kita putuskan hubungan kerja sama dengan perusahaan Antonio itu," pak Bara berkata dengan penuh amarah.

Laras mengatupkan kedua bibirnya menatap pak Bara dan Laras tahu kenapa pak Bara sampai membuat keputusan seperti ini.

"Lalu bagaimana dengan proyek hotel yang pengerjaannya sudah memasuki hampir delapan puluh persen itu pak?" tanya Laras pada pak Bara.

"Itu bisa di atur. Aku akan gandeng perusahaan lain yang lebih baik dari perusahaan di Antonio brengsek itu," pak Bara masih terlihat meledak-ledak emosinya.

"Baik pak," ucap Laras sambil menganggukkan kepalanya pada pak Bara.

"Sekarang juga kamu temui si Antonio itu dan katakan padanya kalau perusahaan kita sudah memutuskan kerjasama dengan perusahaan dia," ucap pak Bara masih emosi.

"Baik pak, saya akan segera urus semuanya," kemudian Laras keluar dari ruangan pak Bara dan mengambil sebuah dokumen yang berisikan perjanjian kerjasama antara perusahaan Antonio dengan perusahaan pak Bara dalam proyek pengerjaan sebuah hotel.

Laras menghela nafas panjang sambil mendekap dokumen perjanjian itu ," mas, mas , kenapa sih kamu lakuin hal itu yang akhirnya membuat pak Bara sangat marah," gumam Laras dalam hatinya.

Laras bergegas keluar dari ruangan kantornya dan berjalan menuju ke halaman depan kantor di mana mobil perusahaan dan sopirnya sudah menunggu Laras untuk berangkat ke tempat Antonio.

Kemudian Laras masuk ke dalam mobil itu dan duduk di kursi tengah.

"Kita ke kantor Pranata karya ya pak," ucap Laras pada pak supir kantor itu.

"Baik mbak," ucap pak supir yang kemudian menjalankan mobil itu keluar dari halaman kantor pak Bara.

Dan tak berapa lama akhirnya Laras sampai juga ke kantor Antonio.

Laras keluar dari mobil itu dan berjalan memasuki perkantoran milik Antonio tersebut.

"Pagi Bu," ucap seorang satpam yang bertugas berjaga di pintu masuk kantor itu dengan ramah pada Laras.

"Pagi,"Laras juga tersenyum ramah pada pak satpam itu.

"Ibu mau bertemu dengan siapa?" tanya satpam itu pada Laras.

"Saya mau bertemu dengan pak Antonio pak," ucap Laras.

"Baik saya akan ke ruangan pak Antonio dulu dan silahkan ibu tunggu di lobby sebelah sana," satpam itu menunjuk ke suatu tempat di mana ada satu set kursi sofa di sana dan di kanan kirinya terdapat sebuah vas besar yang berisi tanaman lidah mertua yang katanya bisa menyerap racun dan melepaskan oksigen dan juga bisa menyerap bau tidak sedap.

Satpam itupun berjalan pergi meninggalkan Laras dan Laras pun berjalan menuju ke arah lobby yang di tunjukkan satpam tadi.

Laras duduk di kursi sofa lobby itu menunggu satpam yang masih ke ruangannya Antonio.

"Permisi pak," ucap satpam itu yang sudah masuk ke dalam ruangan Antonio.

"Ya," ucap Antonio sambil mendongakkan kepalanya melihat satpam itu.

"Di luar ada seorang wanita yang mau bertemu dengan bapak," ucap satpam itu pada Antonio.

Antonio mengerutkan keningnya ," siapa yang mau ketemu dengan aku, sepertinya hari ini aku gak ada janji dengan siapapun," gumam Antonio dalam hatinya.

"Pak," panggil satpam itu yang melihat Antonio masih terdiam.

"Oh ya, suruh masuk saja ke sini," perintah Antonio pada satpam itu.

"Baik pak," satpam itu pun pergi meninggalkan ruang kantor Antonio.

Satpam itu kembali berjalan ke lobby tempat di mana Laras menunggu di sana.

"Bu," panggil satpam itu pada Laras yang tidak mengetahui kedatangannya karena masih sibuk dengan handphone nya itu.

"Ya," Laras mendongakkan kepalanya menatap pak satpam yang sudah berdiri di hadapannya itu.

"Mari Bu saya antarkan ke ruangan pak Antonio," kata satpam itu pada Laras.

"Iya pak, terimakasih," kemudian Laras pun melangkah bersama satpam itu menuju ke ruang kantor Antonio.

Setelah sampai di depan ruang kantor Antonio, satpam itu mengetuk pintu ruang kantornya dan setelah terdengar perintah masuk akhirnya satpam itu mempersilahkan Laras untuk masuk ke ruang kantor tersebut.

Antonio yang sudah siap kedatangan tamunya itu seketika terkejut karena yang datang adalah Laras.

"Laras," ucap Antonio sambil bangkit dari tempat duduknya menghampiri Laras yang berjalan ke arahnya.

"Kamu kok gak bilang kalau kamu mau ke sini?" ucap Antonio setelah mereka saling berhadapan.

"Mas, aku ke sini karena di suruh oleh pak Bara untuk bertemu dengan kamu," kata Laras.

Antonio mengerutkan keningnya menatap Laras lalu dia berkata ," pak Bara menyuruh kamu nemuin aku?" Antonio menatap Laras.

"Iya," Laras menatap Antonio.

"Ayo duduk di sana," Antonio membimbing Laras untuk duduk di kursi sofa yang terletak di sudut ruangannya.

Laras dan Antonio berjalan ke arah kursi sofa itu, lalu Laras duduk di sana. Begitu juga dengan Antonio dia duduk di hadapan Laras.

"Kamu mau minum apa, biar aku ambilkan," ucap Antonio kemudian pada Laras.

"Gak usah mas, aku cuma sebentar kok. Aku di suruh pak Bara memberikan surat pernyataan pemutusan hubungan kerja dengan perusahaan kamu mas" Laras menyodorkan map yang berisi lembaran kertas pernyataan itu pada Antonio.

Antonio menatap lembaran-lembaran kertas itu dan membacanya, lalu dia menaruh kembali lembaran kertas itu di atas meja tempat dia dan Laras duduk saat ini.

"Aku sudah menduga hal ini akan terjadi," ujar Antonio menatap Laras.

"Tadi pak Bara terlihat sangat marah sekali, semua itu karena sikap kamu mas. Kamu sudah menyakiti hati anaknya dan juga pak Bara dan sepertinya pak Bara sangat tidak terima kamu perlakukan seperti itu. Sampai akhirnya dia memutuskan hubungan kerja samanya dengan kamu mas," tutur Laras pada Antonio.

"Ya aku tahu konsekuensi yang harus aku terima setelah aku melakukan tindakan yang membuat Amel dan pak Bara kecewa dan sakit hati atau bahkan mungkin mereka akan membenci aku selamanya," Antonio menghela nafas panjang sambil menatap Laras.

"Mas, masih ada waktu buat kamu untuk memperbaiki semuanya. Kamu minta maaf sama Amel dan pak Bara dan kamu turuti permintaan pak Bara untuk melamar Amel mas," Laras mencoba memberi saran pada Antonio.

Antonio menatap Laras sambil menghela nafas panjang dan berkata dalam hati.

"Laras, kenapa kamu masih memaksa aku untuk melamar Amel. seandainya kamu bisa ngerti perasaan aku yang terdalam itu hanya ada kamu dan tidak ada tempat lagi yang tersisa untuk orang lain karena aku sudah berjanji pada diri aku sendiri kalau semua cinta aku akan aku habiskan buat kamu setelah apa yang telah aku lakukan pada kamu dulu dan aku janji aku akan merebut hati kamu lagi apapun itu yang akan terjadi."

"Mas," panggil Laras yang melihat Antonio terdiam.

"Ya," jawab Antonio yang tersentak dari lamunannya itu.

1
Lady Ve
Semangat ya kawan💕.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!