BOCIL HARAP MENEPI DULU.
*
"
Valencia Remi, seorang gadis muda usia 19 tahun dari desa. Dia memiliki rambut hitam panjang dan mata coklat yang indah. Senyumnya manis dan lembut, membuat semua orang jatuh cinta pada-nya. Cia Pergi ke kota jakarta untuk mengejar impian kuliah di universitas.
*
Cia berteman dengan seorang yang sudah lama tingal di jakarta dan memperkenalkan Kehidupan malam kota yang glamor.
*
Cia mulai terjebak dalam pergaulan bebas dan mengenal Aksa yang menawarkan Kehidupan mewah.
*******
"Jadi Cewek Gue, makan seluruh kehidupan Lo....Gue yang tanggung." Kata Aksa.
*
"Kamu tau kan ? Aku sudah punya pacar." Jawab Cia.
*
*
Penasaran dengan pilihan Cia ? Yuk ikuti kisahnya..!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuna Nellys, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27. Kegilaan Aksa
0o0__0o0
Masih di dalam mobil, dengan Cia yang duduk di atas pangkuan Aksa. Mereka saling tatap dengan begitu dalam dan rumit.
"Aksa, mulai sekarang tolong jauhin aku. Aku tidak mau lagi kamu dekat-dekat dengan aku." Kata Cia tiba-tiba.
Aksa menatap gadis yang ada di pangkuan-nya tajam, Cia langsung menunduk takut. "Berapa kali gue bilang ? Lo milik gue, valen." Tekan Aksa datar.
Aksa mengeluarkan dompet, lalu menarik black cart nya dan di letakkan paksa di tangan Cia. "Gunakan itu sepuasnya." Ujar-nya datar. Tiba-tiba.
Cia mematung, menatap Aksa tidak paham dengan maksud laki-laki itu. "Apa ini Aksa ? Aku bukan pengemis dan parasit." Kata-nya sebal.
"Gak ada yang bilang kayak gitu, Valen. Gue hanya ingin Lo terus bergantung sama gue dan jangan pernah mendorong gue untuk pergi dari hidup Lo." Ujar-nya frustasi.
"Aku tidak mau, Aksa. Kenapa kamu tidak mau mengerti posisi aku sih. Aku hanya ingin hidup dengan tenang sesuai kemauan aku, tanpa gangguan." Kata Cia geram.
Aksa meng-hembuskan nafas'nya kasar, saat wanita di luar sana banyak yang mengincar diri-nya dan uang-nya. Cia malah menolak-nya mentah-mentah.
Tangan Aksa mencengkram rahang Cia pelan, kini tatapan kedua'nya saling terkunci rapat. Aksa menatap Cia dengan begitu dalam.
"Apa Lo tidak punya perasaan sedikit aja buat gue, Hem ?" Tanya Aksa menelisik. Cia diam mematung.
"Jawab Valen, apa Lo tidak punya perasaan sedikitpun sama gue, Hem ?" Tanya-nya lagi. Mendesak.
Mata Cia berkaca-kaca, bibir-nya keluh, tenggorokan-nya terasa tercekat. "Tidak Aksa. Kamu tau kan aku sudah punya pacar ?" Jawab Cia lirih.
"Putusin dia dan jadi cewek gue. Maka seluruh kehidupan Lo, gue yang tanggung." Kata-nya datar. Tegas. Penuh harapan.
Cia membuang pandangan-nya ke samping, Ia tidak sanggup menatap mata Aksa yang penuh dengan harapan dan permohonan itu.
"Tidak, Aksa. Aku tidak bisa." jawab Cia bergetar lirih.
Aksa langsung melepas rahang Cia, dada'nya bergemuruh penuh amarah, kecewa, sakit hati. Penolakan Cia menyentil harga diri-nya.
Aksa langsung melajukan mobil-nya dengan kecepatan di atas rata-rata. Dan itu membuat Cia bergetar Ketakutan, takut jika Aksa tiba-tiba lepas kendali, lalu kecelakaan.
0o0__0o0
Mobil Aksa berhenti di sebuah gedung lantai dua, tempat biasa yang sering dia datangi untuk main-main dan para sahabatnya.
Aksa turun sambil menggendong Cia memasuki gedung itu, tanpa suara sedikit-pun. Dan itu membuat Cia bergetar Ketakutan.
"Aksa kita mau ngapain ke sini ?" Tanya-nya bergetar takut.
Aksa tetap diam tidak menjawab, dia malah semakin mempercepat langkah kaki-nya menuju lantai 2.
Cia melirik sekilas ke sekitar gedung yang di lewati, bingung, cemas dan takut bercampur jadi satu. Tangan-nya melingkar erat di leher Aksa, untuk menyalurkan rasa tegang yang saat ini di rasakan.
"Wow, pelanggan setia Mami datang kembali, setelah sekian lama vakum." Kata seorang wanita dewasa dengan usia di atas 40 tahun.
"Panggil Mawar." Titah Aksa datar. Pada mucikari yang ada di depan'nya.
Mawar adalah Psk super premium khusus melayani orang-orang berdompet tebal. Pelayan-nya sangat memuaskan dan di jamin bisa bikin klepek-klepek kaum buaya darat berhidung belang.
"Baiklah, Sayang. Silahkan tunggu di kamar." Ucap Mami Gleks. Tersenyum tipis.
Aksa langsung memasuki kamar VIP tanpa sepatah kata dan Cia hanya bisa diam mematung, mengendali-kan degup jantung-nya yang mulai meng-gila.
Cia tidak paham dengan maksud yang mereka berdua obrolkan, dia hanya gadis desa yang baru hidup di kota dan tidak mengerti cara main mereka.
Aksa menurunkan Cia di depan ranjang, lalu Aksa berjalan dan duduk santai di pinggir ranjang. Tepat di depan Cia Berdiri kaku di tempat nya. Jarak Mereka sekitar 1 meter.
Ceklek..!
Bunyi pintu terbuka dari Luar, dan masuklah sosok wanita cantik dengan gaun super sexy yang terlihat begitu sangat menggoda mata. Body gitar Spanyol, putih mulus.
Wanita itu berjalan lenggak-lenggok melewati Cia begitu saja dengan senyum menggoda. "Hai Boy, sudah lama kita tidak jumpa. Kamu merindukan sentuhan ku, Hem ?" Kata mawar meng-goda.
Cia diam mematung di tempat, dengan mata bulat melotot dan bibir menganga. Gadis itu masih tidak paham dengan apa yang akan Aksa lakukan, dengan mem-bawah diri-nya ke tempat ini.
Mawar langsung duduk di atas pangkuan Aksa, menyamping. Lalu mengecup singkat pipi-nya. Seperti biasa yang mereka lakukan, Aksa tidak pernah mengijinkan orang lain mencium bibir-nya.
Cup..!
Cup..!
Aksa tetap diam meskipun mawar mengecupi ke-dua pipi-nya dengan pandangan tak lepas dari mata Cia yang mulai berkaca-kaca.
Wanita itu meraba-raba sensual dada bidang Aksa dari balik kemeja yang kancing-nya yang terbuka 3. Melihat itu Cia mengepal-kan kedua tangan-nya erat.
"Mau main sekarang, Boy ?" Bisik-nya sensual. Lalu menjilati telinga Aksa. Cia jelas bisa mendengar bisikan itu dan jantung langsung berdetak kencang.
Kata main, tidak se-sederhana ke dengan'nya dan Cia mulai paham dari maksud kata-kata itu.
"Kenapa aku merasa tidak terima ? Aku tidak ingin melihat Aksa di sentuh wanita lain. kenapa harus begini ?" Cia mulai frustasi.
Aksa hanya mengangguk singkat, masih dengan tatapan mata tidak lepas dari Cia.
"Kamu yakin ? Kita main di depan gadis polos itu." Tanya-nya memastikan.
"Why not ?" Ujar-nya datar.
Mawar menoleh ke arah Cia dengan senyum manis, memabukkan, namun juga mematikan. "Hai gadis cantik, buat ini pelajaran berharga. Yang suatu saat akan sangat berguna buat Lo." Kata-nya santai.
Mawar langsung berdiri, tangan-nya menarik turun dress satin sexy dalam satu tarikan. Hingga kini wanita itu sudah telanjang bulat di depan Aksa, karena di dalam-nya sudah tidak ada dalaman lagi. Alias sengaja tidak memakai-nya.
Mata Cia terpaku, mengamati tindak tanduk wanita itu yang mulai meng-gerayai tubuh Aksa dengan lihai, liar dan teratur.
Tindak itu sukses membuat dada Cia bergemuruh, marah, kesal, kecewa, takut, semua bercampur jadi satu. Dan perasaan itu sukses meng-gerogoti hatinya perlahan-lahan, hingga meninggal-kan goresan luka.
Tubuh Cia gemetar, dengan tangan yang semakin terkepal kuat. Saat wanita itu mulai melucuti pakaian Aksa hingga habis tak tersisa. Kini ke-dua nya sudah ber-telanjang bulat.
Aksa tetap duduk tenang, tanpa ekspresi. Wajah-nya tetap datar dengan tatapan tidak lepas mengamati Cia. Dia mendongak membiarkan mawar menjelajahi leher-nya sensual.
Aksa memegang mesra pinggang mawar, yang sudah duduk di atas pangkuan-nya. Tubuh-nya bergerak liar, pelan dan terukur dan itu sukses membuat Aksa panas dingin.
Cia tidak kuat menahan-nya lagi, pertama kali dalam hidup-nya dia harus menyaksikan adegan live vulgar di depan mata-nya sendiri.
Mata Cia memburam berkaca-kaca, hingga akhirnya air mata itu jatuh dengan sendiri-nya. Saat melihat mawar begitu Liar-nya menjelajahi sekujur tubuh Aksa yang sudah terlentang di ranjang.
Aksa benar-benar di luar nalar, dia sengaja melakukan hal kotor ini di depan mata Cia langsung. Entah apa tujuan cowok kulkas itu, tidak ada yang bisa menebak jalan pikiran-nya.
Aksa tidak menolak sama sekali sentuhan memabukkan mawar, dia membiarkan tubuhnya di jamah oleh wanita bayaran itu. Tatapan mata Aksa masih tidak lepas mengamati Cia yang menangis dalam diam.
Bibir Aksa menyeringai, saat melihat reaksi tubuh Cia yang sesuai dengan apa yang di harapkan.
"Gue tidak akan melepaskan Lo begitu saja, satu penolakan dari Lo, makan akan gue patahkan dengan satu tindakan gila gue." Guman Aksa.
Mata Aksa terpejam, dengan dua tangan di lipat ke atas sebagai bantalan kepala'nya sendiri. Bibirnya terangkat tipis menantikan tindakan apa yang akan Cia lakukan.
Hingga akhirnya terdengar suara gedebuk-kan dengan tiba-tiba, dan berdentum keras.
BRUK..!
Cia mendorong keras tubuh mawar saat akan memasukkan Pusaka Aksa ke dalam liang senggama-nya. Hingga ter-jerambat ke lantai.
"Anjing..!"
Mawar langsung mengumpat geram, menatap Cia tajam dari bawah. Cia membalas tatapan itu tak kalah tajam, jantung-nya berdetak kencang dengan nafas memburu.
"Jangan menyentuh-nya lagi. Dia bukan barang yang bisa bebas kamu gerayai sesuka hati." Tekan-nya geram.
Aksa langsung bangun, saat mendengar suara yang di tunggu-tunggu meledak juga.
Aksa meng-kode mawar untuk terus memprovokasi Cia, mawar yang paham jelas saja melakukan dengan senang hati.
Karena nanti bayaran wanita itu yang di dapatkan akan sangat mahal harga'nya. Mawar langsung bangkit dan berdiri menjulang tinggi di depan Cia.
"Come on, gadis kecil. Saya hanya menjalankan pekerjaan. Dan kamu sebagai penonton di larang protes." Ujar-nya santai.
Cia jelas saja langsung murka, dan tidak terima dengan kata-kata nya. "Aku tidak mengijinkan mu." Sentak-nya geram.
Mawar tersenyum miring, "Kalau gitu bayar gue, sebagai ganti rugi. Maka gue tidak akan menyentuh-nya lagi." Balas-nya santai.
"Ya kan, Boy..?" Goda-nya sengaja. Mengedipkan sebelah mata'nya genit. Dan Cia jelas saja tidak terima.
Cia langsung mencengkram kuat rahang Mawar, hingga kini tatapan mata ke-dua'nya saling bertubrukan. "Jangan menatap'nya, apalagi Menggoda-nya." Kata'nya posesif.
Cia menghempas kasar rahang Mawar, sampai ter-toleh ke samping. "Aku akan membayar mu." Sambung'nya tegas.
"Oh, Wow..! Santai gadis kecil, kamu menyakiti wajah berharga ku." Ujar-nya sambil mengelus rahang-nya yang terasa berdenyut. Cia tidak membalas.
"Sial , kecil-kecil kekuatan-nya besar juga." Umpat Mawar kesal. Namun demi uang, Ia menelan kekesalan-nya.
Aksa terkekeh renyah dalam hati, karena ini yang Ia harapkan. Perasaan Cia yang tumbuh untuk diri-nya tanpa bisa dia hindari lagi.
Melihat itu, jelas saja hati Aksa berbunga-bunga, "Oh, Little Bunny gue mulai posesif. Dan itu nampak sangat meng-gemaskan."
Aksa rasanya ingin jingkrak-jingkrak saking bahagia-nya, namun cowok itu tahan dan bersikap stay cool.
Cia langsung menunduk mencari keberadaan celana Aksa dan mengambil dompet-nya dengan cepat. Ia mencabut asal salah satu kartu Aksa lalu melempar kasar ke arah mawar.
"Pergi dari sini." Usir Cia cepat.
Aksa mengangguk singkat ke arah mawar, yang dapat balas senyum manis dari wanita itu. "Ok, thanks kartu kredit nya gadis kecil." Kata-nya sumringah.
Mawar menyambar gaun'nya di lantai, lalu memasang-nya sambil berjalan ke luar dari kamar. Dan menyisahkan mereka berdua di sana.
Tubuh Cia gemetar, emosi menumpuk di dada-nya. Dia menangis dalam diam, dan itu membuat-nya kesakitan hingga berakhir sesak napas.
Cia langsung Roboh ke atas lantai sambil memegang dada-nya yang terasa amat sakit, melihat itu jelas saja Aksa langsung panik.
"Sial, gue lupa kalau Cia belum 100% sembuh." Umpat Aksa menyesal.
Aksa langsung meng-gendong tubuh Cia ala Koala dan mengusap lembut punggung-nya.
"Tenang Valen, tarik nafas lalu buang perlahan. Gue minta maaf dan tidak akan seperti itu lagi." Ucap-nya mencoba menenangkan.
Namun tidak berefek apa-apa untuk Cia, gadis itu tetap menangis dengan nafas tersendat-sendat.
Hingga akhirnya Cia terkulai lemas di dalam gendongan Aksa. Gadis itu pingsan lantaran sesak pada dada-nya jauh lebih mendominasi yang di sertai rasa sakit.
"Bangsat..!"
Aksa mengumpat keras, meletak-kan tubuh Cia di atas ranjang, dengan cepat Ia memakai kembali pakaian-nya. Ia benar-benar merutuki kebodohan-nya sendiri.
Panik dan takut yang saat ini jelas Aksa rasakan, dia menyesali keputusan-nya yang membuat Cia harus terkapar tak berdaya.
0o0__0o0