Demi menghindari kekasihnya yang overprotective, kasar, dan pemarah, Cathleen terpaksa menjebak seorang pria di sebuah club malam. Dia bermaksud untuk mendesak dan meminta pertanggung jawaban orang itu untuk menikahinya setelah kejadian tersebut.
Pria yang dijebak oleh Cathleen adalah Gerald Gabriel Giorgio. Seorang pria berhati dingin yang masih mencintai sang kekasih yang sudah lama menghilang akibat sebuah insiden.
Namun, tak disangka, rencana Cathleen tidak sesuai dengan harapannya.
.....
“Berapa harga yang harus ku bayar untuk tubuhmu?”
“Aku bukan wanita malam yang bisa dibayar menggunakan uang!”
“Lalu, apa yang kau inginkan?”
“Kau harus menikahiku!”
“Tidak!”
Gerald menolak permintaan Cathleen dengan tegas. Mampukah Cathleen memperjuangkan agar rencana awalnya bisa tercapai? Ataukah dia harus melanjutkan hidup dengan sang kekasih yang overprotective, kasar, dan pemarah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NuKha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 14
Gerald duduk di samping Geraldine dan sang Daddy, ia berhadapan dengan Cathleen dan Mommy Gabby. Sorot matanya terpancar sebuah ketidaksukaan. Entah mengapa ia merasa ada sesuatu yang tak beres saat melihat wanita yang kemarin malam dia dapati berada dalam satu ruangan bersamanya.
“Ada apa kau ke sini?” tanya Gerald pada Cathleen. Ia berbicara dengan nada sinis.
Dan Geraldine langsung menoyor kepala Gerald. “Kau itu bukannya merasa bersalah pada Cathleen karena sudah menodainya. Dasar pria tidak bertanggung jawab,” omelnya.
Ucapan Geraldine justru membuat Gerald semakin tak suka pada Cathleen. “Kau memberi tahu keluargaku?” Pertanyaan yang terlontar terdengar sangat ketus di telinga.
Cathleen mengangguk. “Tak ada pilihan lain. Kau tidak mau menikahiku, sedangkan kesucianku telah kau ambil.” Dia menjelaskan dengan suara lirih.
“Sudah jelas jika aku tak mau menikahimu. Masih saja kau meminta hal itu. Bahkan masalah yang seharusnya tak melibatkan keluargaku pun kau beri tahu kepada mereka!” sinis Gerald. Dia tak suka jika masalah pribadi terdengar sampai orang tuanya. Apa lagi itu mudah dan bisa diselesaikan sendiri. Membuat urusan menjadi runyam saja jika seperti ini.
Perkataan Gerald itu langsung mendapatkan respon oleh Nyonya Giorgio. Mommy Gabby melotot, terlihat jika ia marah pada putranya. “Jaga bicaramu, Ge! Di mana tanggung jawabmu sebagai seorang pria? Kau sudah mengambil sesuatu yang Cathleen jaga selama ini!”
“Jangan salahkan aku, Mom. Salah dia berada di club malam. Jika masih ingin suci terus, maka jangan datang ke tempat maksiat.” Gerald masih bisa menyanggah ucapan orang tuanya. Bukan dia tidak menurut, tapi memang tak ingin bertanggung jawab dengan cara menikah.
Sebagai seorang wanita, Mommy Gabby sampai meremas tangan karena mendengar jawaban putranya. “Sekali pun itu di club malam atau tempat prostitusi, tanggung jawab tetap harus dijalankan!” Dia pernah berada dalam situasi yang mungkin hampir mirip dengan Cathleen. Sehingga ia tak menganggap hilangnya kesucian di tempat yang buruk adalah cerminan dari wanita itu. Sebab, bisa saja dipaksa atau dijebak seperti dirinya di masa muda.
Daddy George menepuk pundak Gerald. Daripada istrinya marah-marah terus menghadapi sang putra yang keras kepala, lebih baik ia mengeluarkan sebuah perintah yang mengandung keharusan untuk dilaksanakan. “Nikahi dia, Ge!”
“Tidak!” Gerald tetap menolak. Tak ada alasan untuk menerima dan menjalankan perintah tersebut.
Geraldine yang duduk di samping Gerald pun sampai menahan diri agar tak menoyor kepala kembarannya. Semenjak Gerald berubah, memang membuatnya kesal sekali dengan pria itu yang kini terasa kaku. “Kau itu cocok jadi banci saja!” ejeknya diakhiri dengan senyum sinis yang ditunjukkan secara jelas pada Gerald.
Gerald hanya mengedikkan bahu. Terserah mau dikata apa. Dia tetap mempertahankan pendirian.
Mommy Gabby terus mengusap lengan Cathleen yang terasa tidak bertenaga. Dia seolah sedang berkomunikasi menggunakan bahasa tubuh untuk meyakinkan wanita itu supaya tidak resah. “Bagaimana jika perbuatanmu itu membuat Cathleen hamil?”
“Tidak mungkin, aku sudah memberinya obat kontrasepsi. Jika sampai hamil, berarti salah dia sendiri yang tak mengikuti anjuran minum.” Sekeras apa pun orang di sekeliling mendesak Gerald, ia tidak akan goyah sedikit pun.
Tuan dan Nyonya Giorgio serta Geraldine sampai menghela napas bersamaan. Mereka merasa kuwalahan dengan Gerald yang sekarang.
“Sudah ‘kan? Tidak ada yang perlu diperdebatkan lagi? Aku akan pulang jika perbincangan ini selesai,” ucap Gerald. Dia segera berdiri karena malas dengan obrolan di sana.
...*****...
...Coba kalian bawa tungku api pas ngobrol sama Gerald, biar dia tuh kenapanasan terus meleleh....