Sheva harus memenuhi janji keluarganya dengan cara menerima perjodohan antara dua keluarga,sebagai pembalasan hutang pada masa lalu karena telah membantu membangkitkan perusahaan keluarganya yang hampir bangkrut. Di usianya yang baru menginjak dua puluh dua tahun itu ia harus menerima di jodohkan dengan laki-laki yang dulu pernah ia kenal sebagai teman masa lalunya. Meski begitu karena sempat tidak bertemu selama lima tahun,sikap dan penampilan keduanya berubah drastis. Padahal di sisi lain Sheva telah memiliki seorang kekasih dan keduanya telah menjalin hubungan kurang lebih tiga tahun ini.
Akankah Sheva bisa memenuhi permintaan keluarganya itu?
Atau ia harus membuat keluarganya mengerti bahwa dirinya mempunyai pilihan lain untuk masa depannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rindu Setia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 14
Pagi ini Morgan akan gym di Central Park,tak sengaja ia bertemu dengan Marcell yang sedang kebingungan karena beberapa alat yang di ubah. Morgan menghampirinya dan bertanya apakah perlu bantuan
"Permisi,sepertinya anda kebingungan?" tanya Morgan
"Oh iya,saya sudah lama tidak kemari jadi tempat ini mengalami banyak perubahan. Saya mencari Lat Pull Down yang dulu berada disini"
"Oh itu,ada di sebelah sana mari saya tunjukkan"
"Terima kasih,oh ya perkenalkan saya Marcell"
"Saya Morgan"
"Oh ya kamu suka gym disini juga?"
"Iya kebetulan saya suka menghabiskan waktu disini"
"Kamu kerja,kuliah atau apa?"tanya Marcell
"Saya kuliah dan sedang mengambil S2 di universitas ********"
"Oh ya? saya rektor disana"
"Astaga,saya benar tidak mengenali anda Mr. Saya juga baru pindah soalnya"
"Oh tidak apa,jurusan apa kamu?"
"Saya management di bawah bimbingan pak Pandu"
"Oh iya benar,pak pandu dulu itu angkatan saya. Dia sempat di tunjuk jadi calon rektor tapi beliau tidak mau karena sebentar lagi akan pensiun"
Marcell sembari duduk dan mencoba alat tersebut dan tak sengaja handuknya jatuh,Morgan membantunya mengambilkan namun ketika memberikannya kepada Marcell ia melihat kalung yang sama persis seperti yang ia berikan kepada Sheva di leher Marcell.
"Ada apa?" pertanyaan Marcell membangunkan Morgan dari lamunan
"Kalung anda begitu indah"
"Oh ini sebenarnya milik kekasih saya,dia membelinya dengan inisial nama sama"
"Oh,kalau begitu saya permisi dulu"
"Silahkan,senang bertemu dengan kamu Morgan"
Morgan pergi menuju toilet dan menatap ke arah kaca,ia mengepal erat jarinya setelah melihat kalung pemberiannya justru Sheva berikan ke orang lain. Rasa sesak itu kembali menggerogoti hatinya dan ingin sekali dia membongkar apa yang terjadi antara Sheva dan Marcell. Tetapi dia tidak bisa sejahat itu kepada orang yang kini mulai ia sayangi,kini rasa cinta itu telah tumbuh di hati Morgan. Ia sama sekali tidak bisa menyakiti Sheva meski hanya sedetik
Sheva masih tidak beranjak dari tempat tidurnya,luka memar akibat tamparan papinya semalam masih membuatnya begitu kecewa. Nyonya Lista mengantarkan sarapan ke kamar putrinya itu namun Sheva enggan membuka pintu,berulang kali maminya mengetuk namun tak ada jawab. Akhirnya ia meletakkan nampan berisi makanan itu di depan pintu kamar putrinya,setelah maminya tidak terdengar lagi ia segera pergi ke kamar mandi dan membersihkan diri.
Ponselnya berdering dan ternyata itu pesan dari Marcell
"Hari ini terasa panjang tanpa kamu" tulis Marcell
Sheva tersenyum dan segera bergegas mengganti baju,hari ini dia ingin sekali menghilang dari kehidupannya yang menyesakkan ini. Dia berencana untuk jalan-jalan ke mall bersama Marcell,setelah selesai ia turun ke bawah dan langsung menuju garasi namun ada hal yang membuatnya kaget ketika tidak mendapati mobilnya di sana.
Ia menghampiri pos scurity dan bertanya apakah ada yang menggunakan mobilnya
"Pak..."
"Iya non Sheva"
"Mobil Sheva kemana ya?"
"Oh tadi pagi ada pihak leasing kemari dan membawa mobil non"
"Hah maksudnya?"
"Wah saya kurang paham"
Sheva berlari masuk ke dalam rumah mencari maminya yang sedang berada di kamar,tanpa mengetuk pintu ia langsung masuk begitu saja. Nyonya Lista yang baru saja membaca majalah di balkon kamarnya terkejut
"Sheva,kok gak ketuk pintu dulu?" ucap Nyonya Lista yang langsung berdiri
"Mi,mami tahu mobil Sheva nggak?" tanya Sheva dengan raut wajah panik
"Kamu mau kemana?"
"Mi,tinggal jawab aja apa susahnya sih?"
"Sheva,kamu itu ngomong sama mami bukan orang lain. Di mana sopan santun kamu?"
"Maaf mi,Sheva panik karena kata scurity mobil Sheva di ambil leasing"
"Mulai sekarang kalau mau kemana-mana kamu di antar sama sopir"
"Kok gitu Mi,memangnya mobil Sheva kemana?"
"Papi jual"
"Hahhh?? Mi, itu kado ulang tahun 17 Sheva dari mami sama papi,kenapa di jual? tanpa bicara sama Sheva mami sama papi ambil keputusan seperti ini"
"Sheva,mami itu bingung sama kamu. Akhir-akhir ini kamu jadi sering sekali menghabiskan waktu di luar rumah,bahkan semalam kamu sampai membuat papi marah"
"Mami tahu kenapa Sheva seperti itu?"
"Kenapa? coba katakan sama mami"
"Sheva capek Mi,Sheva harus segera wisuda dan nikah sama Morgan. Sheva butuh waktu untuk bisa menerima itu semua,di usia Sheva yang masih semuda ini harus sudah nikah,bahkan Sheva selama ini bisa buktikan ke mami dan papi kalau bisa kuliah fast-track."
"Mami tahu Sheva sudah berusaha yang terbaik selama ini,dan mami merasa kalau Sheva memang pantas menjadi yang terbaik. Maka dari itu mami sama papi hanya tidak ingin kamu salah langkah,Morgan itu anak yang baik dia juga begitu sayang kepada om dan tante William. Pasti kamu akan bahagia jika menjadi pasangan hidupnya"
"Bahagia di pandangan mami sama papi belum tentu itu bisa membuat bahagia Sheva juga" ucap Sheva yang langsung pergi meninggalkan kamar maminya
Ia bergegas keluar dari rumah dan memesan taksi online,dia pergi menuju ke apartemen Marcell. Sesampai di sana ia menceritakan semua masalahnya di rumah mulai dari pertengkarannya semalam hingga siang ini bersama maminya. Marcell hanya dapat menenangkan Sheva dan memintanya untuk tidak mengulangi perbuatannya melawan dan membantah ucapan kedua orang tuanya. Namun emosi Sheva justru semakin menjadi-jadi
"Kenapa sih kak Cello justru bela mami sama papi? di sini aku yang tertekan aku yang menjadi korban kak" ucap Sheva dengan nada kesal
"Kakak tahu Sheva,tapi mau bagaimana pun mereka tetap orang tua kamu"
"Kalau Sheva bisa memilih,Sheva milih di lahir kan di keluarga yang sederhana yang tidak mengatur jalan hidup anaknya termasuk memaksanya menikah dengan orang yang sama sekali tidak Sheva suka" ucap Sheva dengan marah