NovelToon NovelToon
Mendadak Nikah

Mendadak Nikah

Status: tamat
Genre:Romantis / Cintapertama / Patahhati / Perjodohan / Nikahmuda / Nikahkontrak / Konflik Rumah Tangga-Konflik Etika / Tamat
Popularitas:875.3k
Nilai: 4.9
Nama Author: Dara Kirana

Berniat memasang alat penangkap ikan, Zena malah menemukan sesosok pria yang pingsan di tepi sungai, lantas ia dan neneknya menolong pemuda tersebut.

Suatu hari pria yang bernama Satya itu ingin membalas kebaikan orang yang telah menyelamatkannya, namun siapa sangka yang dilakukannya malah berujung petaka.
Membawa pada sebuah kesalahpahaman yang mengharuskan Zena dan Satya menikah hari itu juga.

Setelah pernikahan, Satya memperlakukan Zena dengan sangat baik hingga hal itu perlahan membuat sang istri jatuh cinta.

Namun suatu kebenaran membuat Zena harus menelan pil pahit, karena Satya ternyata sudah punya kekasih.

Bagaimana kisah selanjutnya?

Apakah perasaan Zena akan terbalas? atau dia hanya menjadi peran antagonis di kisah cinta suaminya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dara Kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mimpi buruk

"Sa-sayang," ucap Satya terbata.

PLAK! Sebuah tamparan mendarat di pipi kirinya memberikan rasa panas yang menjalar.

"Kamu kenapa?" Tangannya gemetar hendak meraih tubuh Eva namun gadis itu menghindar sembari menatap benci pada Satya.

"Kamu brengsek! kenapa kamu khianati aku!" Sarkas Eva dengan sudut mata menjatuhkan bulir bening.

Hati Satya sakit melihat air mata kekasih  hatinya tumpah karenanya, ia berusaha memeluk Eva namun lagi lagi gadis itu menghindar.

"Jangan sentuh aku! aku jijik sama kamu!" ucapnya dengan suara parau.

"Aku bisa jelasin sayang."

"Tidak perlu! semua udah jelas! mulai sekarang diantara kita gak ada apa apa lagi!" tukas Eva mengoyak hati Satya.

"Sayang dengerin dulu penjelasan aku, plis." Mohon Satya mengengenggam tangan Eva namun di hempas oleh wanita itu.

"Aku bilang jangan sentuh aku! Aku benci sama kamu!" Setelah berkata begitu Eva berlari keluar dari rumah Satya dengan deraian air mata.

"Sayang tunggu!" Satya mengejar Eva.

"Aku benci sama kamu, jangan cari aku lagi! Kamu jahat!" teriak Eva sambil berlari keluar pagar, menyebrang jalan raya dan menghilang di balik lalu lalang kendaraan.

"Sayang jangan tinggalin aku! aku cinta sama kamu!" pekik Satya frustasi, celingukan mencari sosok Eva. Mata pria itu mengembun, hatinya sungguh pedih dengan keputusan kekasihnya.

"Jangan tinggalin aku," lirihnya dengan tubuh meluruh di tanah.

Zena membangunkan suaminya yang berteriak teriak itu, ia tidak tahu apa yang di mimpikan oleh Satya, yang jelas tubuh pria itu penuh keringat padahal AC menyala. Zena saja kedinginan karena tak terbiasa menggunakan AC, bahkan bangun bangun gadis itu sakit perut karena suhu kamar seperti di dalam kulkas menurutnya.

"Bang, Abang bangun Bang." Zena menggoyangkan badan Satya sembari meringis karena perutnya terasa tidak nyaman.

"Jangan tinggalin aku sayang," racau Satya.

"Sayang? pacarnya?" bisik hati Zena, namun ia masa bodoh toh juga bukan urusannya pikir gadis itu.

"Bang, bangun Bang, sudah subuh." Zena mengeraskan suaranya.

"Astagfirullah!" Satya terkejut langsung bangkit dari tidurnya.

"Mimpi apa Bang? Sampai mukanya pucat gitu?" tanya Zena penasaran.

"Tidak apa apa," jawab ringan Satya sembari mengusap wajahnya.

"Ab... " ucapan Zena terhenti dikala suaminya berlalu menuju kamar mandi.

Zena mendengus kesal dengan sikap Satya, belum juga bertanya mengapa suaminya itu tidur di sofa malah di tinggal pergi, apa lagi kalau bertanya tentang yang lainnya. Dirinya merasa benar benar tidak dianggap.

Zena duduk di sofa sembari menunggu sang suami selesai mandi, ia sendiri belum mandi karena tidak tahu cara menyalakan shower. Malah dipikirnya air mati.

Didalam kamar mandi...

Satya menyalakan shower membiarkan air mengguyur tubuh sembari mengingat kembali mimpi yang baru saja dialaminya, seperti nyata,hatinya perih terasa hingga bangun bahkan jantungnya masih berdegup kencang.

Pria itu sangat takut mimpi tersebut menjadi kenyataan, dia tak ingin kehilangan Eva tapi bagaimana dengan Zena?

Secepatnya dia harus segera menemukan jalan keluar dari hubungan rumit ini tanpa ada yang tersakiti.

Hingga ketukan pintu kamar mandi menyadarkan Satya dari lamunannya.

TOK TOK TOK

"Bang... Abang!" teriak Zena di depan pintu.

"Ya!" sahut Satya menyembulkan kepala dari balik pintu.

"Sudah belum, lama sekali!" keluh gadis itu.

"Belum, tunggu lima menit lagi," ujar Satya lalu menutup pintu.

"Ish! Dari tadi ngapain aja sih!" gumam Zena berjalan menuju ranjang.

Lima menit kemudian...

"Zen...!" teriak Satya dari kamar mandi.

"Ya Bang!" Masih duduk diatas tempat tidur, wajahnya masam.

"Tolong Ambilin handuk Abang lupa bawa!"

"Ish ceroboh!" maki Zena dalam hati.

"Dimana?" tanyanya dengan suara agak keras.

"Disana, cari saja!" ketus Satya mulai kesal.

Setelah menemukan benda yang dicari Zena langsung memberikan pada suaminya dengan menutup mata takut melihat sesuatu yang tidak tidak, bisa ternoda mata sucinya.

padahal Satya hanya menyembulkan kepala saja tapi otak gadis itu sudah traveling kemana mana.

"Jujur aku penasaran dengan bentuknya hihi." bisik hati Zena sembari berpikir nakal.

"Lihat saja tidak mengapa, dia memang suamimu tidak dosa!"

"Tetap tutup matamu Zena, jangan kotori matamu! singkirkan pikiran anehmu!"

"Tidak apa berpura pura saja terjatuh, lagi pula tidak ada yang tahu selain kalian berdua, tidak mungkin suamimu bercerita pada orang tuanya."

"Tidak usah malu dari pada menyesal!"

"Jangan macam macam, apa kau tidak takut."

Bisikan bisikan tersebut berputar putar di kepala Zena saling bersahut sahutan membuat gadis itu bimbang.

"Cepat berikan padaku!" kesal Satya karena berulang kali menarik handuk dari tangan Zena namun sang istri tak melepaskannya.

Otaknya sudah mumet ditambah kelakuan istri kecilnya yang menjengkelkan, rasanya mau meledak.

"Cepat berikan!" Satya menambah tenaganya menarik handuk tersebut, Zena yang terkejut justru malah ikut tertarik ke dalam kamar mandi dan sial gadis itu malah terjatuh.

Karena hendak menolong istrinya Satya malah tak sempat memasang handuk.

"Aaa!" Zena segera menutup wajah menggunakan telapak tangan melihat benda yang tak seharusnya ia lihat. Wajah gadis itu memerah karena malu.

Satya menyadari itu segera memungut handuk yang tergeletak di lantai yang sudah basah lalu memakainya.

"Dasar ceroboh!" maki Satya, wajahnya merah padam, memungut handuk yang terongkok di lantai lalu melangkah keluar kamar mandi tanpa membatu Zena yang masih terbaring di lantai.

"Allahuakbar! apa itu tadi? besar sekali!" Zena sudah berdiri menatap cermin, badannya merinding mengingat benda menggantung tersebut.

"Kenapa tubuhku gemetar seperti ini?" gumam Zena memandangi tangannya yang gemetar.

"Lebih baik aku mandi saja sebelum subuh berakhir." Berjalan menuju bath up, namun dirinya tak menemukan air. Hanya lantai basah bekas mandi Satya.

Zena celingukan, ia tidak tahu cara menyalakan Shower. Minta tolong Satya tapi dia malu dan akhirnya gadis itu memutuskan berdiam diri di kamar mandi tanpa mandi sambil menunggu Satya pergi dari kamar.

"Byur!" Zena kurang kerjaan memainkan flush closet.

"Huh! mau mandi saja susah! orang kaya kok tidak punya stok air!" gerutu Zena cemberut.

"Apa dia melihatnya?" tanya hati Satya, mengacak rambut yang sudah dirapikannya.

*****

Zena sudah wangi, mengganti baju dan menyemprotkan parfum sebanyak mungkin ke tubuhnya.

Satya sudah tidak ada dalam kamar dan Zena tidak terlalu peduli suaminya kemana, yang jelas ia sangat malu setelah kejadian di kamar mandi tadi.

Rasanya dirinya ingin menghilang saat ini juga karena tidak siap bertemu Satya.

"Bukankah itu yang kamu inginkan? aih menyesal aku!" bisik. hatinya.

Gadis itu melenggang ke lantai utama, lalu menuju dapur, di lihatnya bi Nila sedang berkutat dengan bahan makanan, ia tahu pasti si bibi hendak membuat sarapan untuk penghuni rumah itu.

"Aku bantu ya Bi," tukas Zena berdiri di belakang bi Nila.

Bibi langsung menoleh mendengar ada yang berbicara padanya. "Eh Non, jangan Non! biar bibi saja." cegahnya.

"Tidak apa apa bi, aku sudah biasa."

"Jangan Non! nanti bibi dimarahi Nyonya." Wajah pelayan itu panik.

"Enggak kok, masa berbuat baik aja dimarahi." Zena mengambil sayuran.

"Jangan Non! ini sudah tugas Bibi." Tangan bibi menghalangi Zena menyentuh bahan bahannya.

Zena tak menghiraukan si bibi ia malah langsung mengambil sayur mayur lalu mencucinya, sedangkan bibi bisa apa menghadapi Nona menantu yang keras kepala itu.

"Bibi kerjakan yang lain aja, biar Zena yang buat sarapan!" ucapnya enteng sembari lanjut mencuci daging.

"Mau dimasak apa ini Bi?" tanya Zena tanpa menoleh.

"Em... anu Non." ucap bi Nila gugup.

"katakan saja bi, mereka suka makan apa nanti Zena bikin kalo bisa hehe," ujarnya sembari mengiris bawang.

"Kamu ngapain di sini?"

Bersambung.....

1
Apriana Suci
Luar biasa
H
😂😂🤣🤣🤣
H
😂😂😂
gorgeous virgo
🤣🤣🤣🤣🤣
gorgeous virgo
gile, nenek mau membunuh Satya ini namanya 🤣🤣🤣🤣
gorgeous virgo
koit si Satya makan jengkol Mulu 🤣🤣
gorgeous virgo
🤣🤣🤣🤣
范妮
wkwkwkkww......
ada" ajah...
Ida
rasain tuh,,,
Pety Rikfy
mampus zena lemah.lemot bodo pon
kavena ayunda
kok sad.ending knp g nikah ma dion aja pasti seru
kavena ayunda
bangsattt emang dia gk nyadar.salahnya apa.tukang selingkuh
Avrilia Budiman
zena zena jdi greget aq sama kamu😬😬
Avrilia Budiman
ahay ahay udah ada tanda2 nih satya🤭
Lilis Ilham
lanjutkan thor
Lilis Ilham
semangat thor gercep
Saljuniza
walaupun ceritanya sedih😭😭😭diterakhir tpi ceritanya👍👍👍
Elya Rosalina
ceritanya bagus, walaupun sad ending, sampai aq mewek
Rari
Bagus walau agak bertele tele
maling duit
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!