Kisah ini menceritakan tentang dua insan manusia yang terpaksa menikah hanya untuk membahagiakan orang tua masing-masing.
Aluna Alexander seorang mahasiswi keperawatan terpaksa menikah dengan seorang pria asing putra dari sahabat Alexander.
Bryan Smith seorang CEO dingin, memiliki sifat cuek dan anti wanita. Baginya wanita yang patut dicintai di dunia ini hanya Eliza cinta pertama Bryan.
Akankah cinta mereka bersemi atau malah layu disaat cinta itu belum tumbuh?
Penasaran? Yuk baca trus ceritanya. 🤗
Jangan lupa masukan dalam list favorit agar tidak ketinggalan cerita selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja_90, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Best Friend Forever
Satu persatu murid maju memperkenalkan diri. Kini giliran Rossa memperkenalkan diri. Dengan gemetar dia maju ke depan kelas.
"Halo se-semua, perkenalkan sa-saya Rossa Dinata dari SMP Merah Putih." Ucap Rossa dengan gugup. Dia memang sering mengalami demam panggung dan belum terbiasa tampil dihadapan orang banyak.
"Kamu kenapa gugup begitu? Apa kamu grogi?" Tanya Nurma.
"Iya kak, sa-saya sering mengalami demam panggung." Ucap Rossa lirih namun suaranya masih terdengar karena saat itu keadaan kelas sedang sunyi.
"Tidak apa-apa, nanti juga kamu akan terbiasa. Ya sudah silahkan duduk kembali."
Rossa langsung duduk kembali ke kursi semula setelah dipersilahkan Nurma. Rossa melirik ke arah Aluna, sementara Aluna hanya tersenyum dan mengulurkan tangan ke arah Rossa untuk mengenalkan diri secara pribadi.
"Halo, aku Aluna. Kamu Rossa ya?" Ucap Aluna sambil mengulurkan tangan.
"Halo, iya aku Rossa. Kamu panggil Ocha saja ya. Aku lebih nyaman dipanggil nama itu."
"Senang berkenalan denganmu Ocha."
"Hum." Rossa hanya mengangguk.
Satu setengah jam berlalu dengan cepat dan kini saatnya seluruh murid baru kelas 1B diminta untuk berkumpul dilapangan basket. Mereka dipersilahkan istirahat disana.
"Ayo semua berkumpul dilapangan basket. Kita akan istirahat disana dan jangan lupa bawa semua barang kalian. Jangan ditinggal di dalam kelas, jika terjadi kehilangan kami pihak penyelenggara MPLS tidak akan bertanggung jawab!" Ucap Nurma memperingatkan.
"Baik kak." Ucap semua murid serempak.
Setiap sesi jam istirahat dibagi menjadi tiga kelas yaitu kelas 1A, 1B dan 1C. Satu per satu memasuki lapangan basket dan duduk diatas alas sesuai dengan kelas. Mereka membentuk sebuah lingkaran besar. Aluna dan Rossa duduk bersampingan.
"Ayo kalian boleh keluarkan bekal makan masing-masing. Sambil menikmati makan siang, saya ingin memperkenalkan seseorang yang sangat populer di sekolah kita. Siapa lagi kalau bukan wakil ketua OSIS kita. Ayo kak, tunjukan pesonamu dihadapan adik kelas ini." Nurma mempersilahkan.
"Halo semua, bagaimana kabar kalian hari ini? Bagaimana perasaan kalian pertama kali mengikuti MPLS?" Tanya wakil OSIS itu yang tak lain bernama Rendra Saputra.
"Oh iya, sebelumnya perkenalkan nama saya Rendra Saputra. Kalian boleh panggil Rendra. Saya kelas 2C dan kebetulan menjabat sebagai wakil ketua OSIS."
Murid kelas 1B mempertajam pendengaran mereka sambil menikmati makan siang. Banyak dari murid baru itu terpesona dengan penampilan Rendra. Selain memiliki hidung mancung, berkulit putih, dia juga memiliki mata sipit dan bulu mata yang lentik. Mirip koko (dalam Bahasa Indonesia) atau gege (Bahasa Mandarin).
"Sial, aku lupa membawa bekal makan siang. Kenapa bisa lupa sih? Aduh, tadi pagi sepertinya aku lupa membawa bekal yang sudah bunda siapkan. Gara-gara aku bangun kesiangan nih."
Saat ini rasanya Rossa sudah ingin menanggis. Dia merasa perutnya sangat lapar tapi bodohnya dia lupa membawa bekal makan siang.
"Sial, sial sekali hari ini!" Rossa merutuki diri sendiri.
"Ocha, kamu kenapa diam saja. Kamu tidak mengeluarkan bekal makan siangmu?" Tanya Aluna sambil memperhatikan tingkah aneh Rossa.
"Dari tadi aku lihat kamu tidak mengeluarkan bekalmu, apakah kamu tidak membawa bekal makan siang?"
"Itu, aku sedang diet!" Rossa berbohong.
"Loh, kenapa diet? Menurutku berat badanmu sudah ideal jadi tidak perlu diet lagi. Kalau kamu lupa membawa bekal, ini aku beri kebetulan papaku memberikan sandwich lebih hari ini jadi kamu bisa memakannya." Aluna menawarkan sisa sandwich utuh kepada Rossa.
"Tidak perlu!" Rossa masih berusaha menolak namun tiba-tiba
krucuk krucuk krucuk
Anggap saja bunyi perut yang sedang kelaparan 🤣
"Kamu bisa berkata tidak lapar tapi perutmu berkata lain. Sudah ini makan saja, lagipula ini porsi sandwich nya berlebih. Kamu boleh memakannya kok. Tenang saja, aku tidak memberikan racun kedalam makanan itu. Sumpah." Aluna mengangkat jari lentiknya keatas membentuk huruf V.
"Baiklah, karena kamu memaksa. Aku tidak akan menolak. Terima kasih Aluna, kamu begitu baik." Rossa mengambil sandwich tersebut dari tangan Aluna dan memasukannya ke dalam mulut.
"Ehm, rasanya enak sekali. Siapa yang membuatnya? Apakah ibumu?" Tanya Rossa.
"Mamaku sudah tenang disurga sana jadi tidak bisa membuatkan sandwich itu untuk ku." Ucap Aluna sambil menunjuk keatas langit.
"Aduh, maafkan aku Aluna. Aku sungguh tidak bermaksud membuatmu sedih." Rossa menyesali ucapannya. Karena ketidaktahuan dia jadi menyinggung perasaan Aluna.
"Ha-ha-ha, kamu tidak usah merasa bersalah. Aku tidak merasa sedih karena masih ada papa didunia ini yang bisa membuatku bahagia."
"Tapi sungguh Luna, sandwich ini sangat enak. Ini merupakan sandwich terenak yang pernah aku makan. Siapa yang membuatnya?" Tanya Rossa penasaran.
"Papaku yang membuatnya. Sukurlah kalau kamu suka, aku jadi merasa tidak enak hati jika sandwich ini tidak sesuai dengan seleramu."
"Kalau kamu mau, besok aku akan meminta papa membuatkannya untukmu."
"Tidak usah repot-repot. Aku bisa memintanya lain waktu. Kamu tidak keberatan kan jika suatu saat aku meminta papamu membuatkannya lagi untuk ku?"
"Tentu tidak. Papa pasti akan senang kalau tahu sandwich buatannya membuat orang lain ketagihan."
Mereka berdua tertawa bersamaan sambil menyantap sandwich buatan Alexander.
"Oh iya, dua orang disana saya perhatikan dari tadi kalian asik mengobrol sendiri. Apa ada yang kalian diskusikan? Tanya Rendra sambil menunjuk ke arah Aluna dan Rossa.
Sontak mereka berdua saling menatap. Setelah sempat kehilangan kesadaran karena kaget, Rossa langsung membuka mulut namun tertutup dan membuka lagi namun tertutup lagi begitu saja selama beberapa saat. Akhirnya Aluna membuka suara dan menjelaskan kenapa mereka dari tadi sibuk sendiri.
"Maaf kak, kami tidak bermaksud membuat diskusi disela-sela perkenalan kakak dengan kami. Hanya saja tadi saya menawarkan bekal makan siang ke Rossa karena dia lupa tidak membawa bekal makan siang. Sekali lagi tolong maafkan kami kak." Ucap Aluna sungguh-sungguh.
"Kalau kakak tidak percaya, silahkan tanya langsung ke Rossa atau kakak bisa mengeceknya sendiri." Lanjut Aluna.
"Kali ini saya maafkan tapi tolong kedepannya jangan ada yang berdiskusi disaat kakak senior kalian sedang berbicara didepan. Paham kalian semua?" Tanya Rendra.
"Paham kak." Ucap murid kelas 1B secara bersamaan.
Sesi makan siang bersama sudah selesai, dan semua murid dipersilahkan masuk kembali ke kelas untuk melanjutkan materi MPLS.
"Aluna, terima kasih karena hari ini kamu sudah menyelamatkanku. Pertama, kamu sudah memberikan separuh bekal makan siangmu kepadaku dan kedua membantu aku menjelaskan ke kak Rendra tentang kejadian barusan. Tiba-tiba lidahku kelu disaat mau menjelaskan tapi untungnya kamu sigap. He-he-he, sekali lagi terima kasih. Ucap Rossa sambil menepuk pundak Aluna.
"Sama-sama. Aku senang bisa membantumu. Kamu tidak perlu sungkan."
"Karena kamu sudah membantuku, aku ingin memberikan sesuatu kepadamu. Ini ambil." Rossa memberikan sebuah bros swarovski berbentuk angsa putih kepada Aluna.
"Dan satu lagi, aku ingin memintamu menjadi sahabatku. Bagaimana, apakah kamu mau menjadi sahabatku?" Tanya Rossa.
Aluna cuma bengong tak menyangka kebaikan yang dia lakukan kepada Rossa akan dibalas seperti ini.
"Ini brosnya kamu ambil saja, aku tidak bisa menerimanya. Aku tulus membantumu dan untuk permintaanmu, aku bersedia menjadi sahabatmu Ocha." Ucap Aluna sambil menyerahkan kembali bros swarovski berbentuk angsa.
"Tidak apa-apa, kamu terima saja. Sebagai tanda bahwa mulai saat ini kita bersahabat. Bros ini sepasang jadi satu aku akan berikan kepadamu. Aku mohon, terima lah." Pinta Rossa dengan penuh harapan.
"Baiklah, aku akan menerimanya. Terima kasih."
Aluna dan Rossa tertawa bersama dan mengangkat kedua jari kelingking dan menautkan satu sama lain sambil berucap "best friend forever".
Flash back off
contoh bros swarovski berbentuk angsa
#sumber gambar dari marketplace
Sesungguhnya mereka (novelis dan reader) yang memuja2 pebinor adalah manusia (novelis dan reader) dengan kesetiaan sangat rendah,
Coba tanya kan pada diri kalian, juga ada wanita lain yang suka pasa suami kalian dan berusaha sok baik didepan suami kalian dan berusaha dekat dengan suami kalian dan yang paling penting bawa suami kalian pergi jauh, apakah kalian akan bilang wanita itu adalah wanita baik2 dan punya cinta tulus bukan pelakor,
Coba tolong jangan munafik dalam menilai.
Karena sesungguhnya pelakor dan pebinor sama2 menjijikan
ujung2 nya balik ke Bryan