Istrinya dalam keadaan mati suri setelah melahirkan. Untuk membangunkannya, Zhou Fan harus mencari sepuluh kristal beast. Namun tidak semua kristal beast dapat ia gunakan, minimal harus tingkat ke delapan, dan itu semua berbasis es.
Selain itu, Zhou Fan akan mencari gurunya yang tiba tiba hilang tanpa kabar.
Dari sini petualang Zhou Fan di negeri seberang dimulai. Akankah dia berhasil menuntaskan tujuannya?
Cover by Google
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayap perak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter... 12 : Menuju Kota Xue
Zhou Fan melirik ke belakang, Bong Heteng masih memperhatikan dengan begitu cermat. Namun pemuda itu tidak kehilangan akal, dia meraih salah satu porselen di dekatnya, dan melemparnya ke bawah.
Pyar...
"Apa yang kau lakukan?!" Bong Heteng memekik dengan wajahnya yang terlihat kesal. Dia dengan cepat membereskan kekacauan yang dibuat Zhou Fan.
Heh...
Zhou Fan perlahan tapi pasti mendekati meja yang sudah menjadi incarannya. Ketika sudah sampai di dekat meja, tangannya menjuntai ke bawah meraih apa yang ada di sana.
Ternyata terdapat beberapa gulungan. Tak mau membuang waktu, Zhou Fan pun mengantongi semua itu ke dalam cincin penyimpanan.
Bong Heteng yang telah membersihkan pecahan porselen menatap tajam sosok di hadapannya-si pembuat kekacauan.
"Keluar kau! Atau aku akan mematahkan lehermu." Pria paruh baya itu menunjukkan pintu keluar dengan wajah garang.
Zhou Fan memasang ekspresi cemas, yang pasti itu hanya sebuah tipuan.
Tanpa berkata pemuda itu keluar meninggalkan Bong Heteng di sana. Pria paruh baya tersebut belum menyadari sesuatu telah lenyap dari tempatnya berjaga.
Zhou Fan baru saja keluar dari ruangan, tapi dia masih berada di dalam kediaman pangeran ke delapan. Saat dia akan keluar, beberapa orang datang dan bersimpangan dengannya.
"Tunggu!"
Salah seorang berpakaian hitam itu menghentikan Zhou Fan.
"Siapa kau?"
Zhou Fan meraba kepala, memastikan penyamaran masih belum terbongkar. Setelah memastikan penyamaran masih berjalan lancar, dia membuka mulut dengan lantang.
"Kasim kekaisaran, datang melakukan pemeriksaan."
Mereka sepertinya ragu atas jawaban Zhou Fan, baru saja mereka ingin melayangkan beberapa pertanyaan, Bong Heteng keluar dan menghampiri mereka.
"Biarkan dia pergi, dan kau segeralah pergi atau aku tidak akan menjamin keselamatanmu." Bong Heteng menunjuk Zhou Fan dengan marah.
"Salahkan teman temanmu, aku sudah keluar jika tidak mereka hentikan." Zhou Fan mengatakan dengan nada mengeluh.
Pemuda itu keluar dengan wajah sedikit kesal, tapi jelas itu hanyalah kedok untuk menutupi kesenangan karena telah berhasil mendapatkan sesuatu yang dia cari.
Begitu keluar dia langsung ke tempat dia menyekap kasim kekaisaran. Melepas pakaian lalu mengganti dengan pakaian sebelumnya.
Kasim kekaisaran masih dalam keadaan pingsan, Zhou Fan meninggalkannya begitu saja di samping kediaman pangeran kedelapan. Sementara dia sendiri kembali ke tempat pangeran ketiga.
***
"Ini jelas merupakan konspirasi, tapi masih ada pihak lain yang terlibat. Jika kita memaparkan hal ini, meski pangeran kedelapan akan mendapatkan masalah, yang menjadi dalang ini masih berkeliaran." Shao Mingrui telah membaca setiap gulungan yang ada, dan itu adalah bukti surat serta rencana sebuah konspirasi terhadap kaisar.
"Kita harus menunggu, tapi sejak pangeran kedelapan menyadari telah kehilangan beberapa gulungan, dia akan semakin waspada."
Zhou Fan mengangguk, dia kemudian mengusulkan agar tidak melakukan apapun terhadap pangeran kedelapan. Setidaknya untuk beberapa waktu ke depan, karena mulai hari ini pangeran kedelapan pasti akan mencari siapa yang telah mencuri gulungannya.
Di saat keduanya masih berbincang, Kasim Di datang dan langsung menjura hormat kepada Shao Mingrui.
"Pangeran, setelah melakukan pengamatan di area barat Ibukota, memang ada sebuah terowongan di sana. Jika memperhatikan keadaannya, mungkin itu dibangun dalam beberapa tahun terakhir."
Sebelum ini Shao Mingrui mendengar ada sebuah jalur untuk masuk ke dalam Ibukota tanpa harus melewati pemeriksaan. Dia mencoba mengirim Kasim Di untuk memeriksa, tak dia sangka memang benar ada.
Hem...
"Pangeran kedelapan ini sepertinya telah merencanakan semua ini sejak lama, bahkan telah membuat jalur masuk ke dalam Ibukota." Zhou Fan memangku dagu sambil menggeleng.
Shao Mingrui mengambil arak di depannya, menuang pelan ke dalam mulutnya. "Kita telah mengetahui sebagian rencana mereka, setidaknya kita dapat mengantisipasi pergerakan mereka."
Zhou Fan serta Kasim Di tersenyum, yang dikatakan pangeran ketiga memang benar adanya.
***
Pagi datang dengan cepat, ketika matahari telah terbang di awan, semua orang mulai melakukan kegiatan.
Di aula istana kekaisaran meski tidak seramai saat perayaan ulang tahun, juga tidak terlihat sepi. Seluruh anggota keluarga kekaisaran berada di sana.
"Kota Xue-sebelah utara Kekaisaran Shao, kerap kali terdengar penyerangan, dan itu dilakukan oleh Suku Barbar." Kaisar Shao berkata sambil berdiri.
Sebelah utara Kekaisaran Shao terdapat sebuah hutan yang sangat luas, bahkan diperkirakan hampir menyamai luas Kekaisaran Shao itu sendiri.
Hutan itu bernama Hutan Andalas. Hutan Andalas tidak masuk ke dalam wilayah dua kekaisaran, bahkan tidak ada yang berani mengakui hutan itu sebagai wilayah mereka.
Karena Hutan Andalas memiliki penguasa tunggal, yakni Suku Barbar. Mereka hidup di dalam pedalaman hutan, tapi tak jarang mereka keluar karena merasakan ancaman dari luar.
"Aku ingin kalian, para pangeran memimpin pasukan untuk melindungi Kota Xue dari serangan Suku Barbar."
Kedelapan pangeran terkejut dengan apa yang dikatakan kaisar, menurut mereka itu sangat tiba tiba.
Namun mereka tidak bisa menolak karena ini jelas berhubungan dengan siapa yang akan menjadi jadi penerus takhta. Mereka berpikir untuk dapat menunjukkan kinerja mereka, membuat kaisar kagum atas prestasi yang ditunjukkan.
Setelah menyampaikan itu, semua orang meninggalkan aula. Menyisakan Kaisar Shao serta Shao Mingrui yang masih di sana.
Zhou Fan tantu saja masih berada di dalam, karena semenjak dia memenangkan pertaruhan, Shao Mingrui semakin menaruh kepercayaan kepadanya.
Meski Zhou Fan tidak benar benar menempatkan dirinya dalam kekangan, dia melakukan itu demi bisa mendapatkan apa yang dia cari. Baik itu kabar tentang gurunya, ataupun kristal beast berelemen es.
"Pangeran ketiga, apa yang ingin kau sampaikan?" Shao Lin memandang putranya.
Shao Mingrui menghela nafas panjang, dia pun menggeleng dan pergi keluar tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Shao Lin memandang heran kepergian putra ketiganya. Namun pria tua itu tidak mau memikirkan terlalu dalam.
"Aku merasa ayah kaisar sengaja melakukan ini, seolah dia menginginkan semua putranya bertarung." Shao Mingrui tersenyum kecut.
Mungkin ini akan terlihat seperti melawan Suku Barbar, tapi tidak menutup kemungkinan, mereka akan bertarung satu sama lain, bahkan membunuh untuk memuluskan jalan ke depan.
Meski saudara lain selalu memandang rendah kepadanya, dia tidak bisa membiarkan mereka bertarung dan mati di tangan saudara lainnya.
Sehari setelah pengumuman, semua pangeran telah bersiap dengan keberangkatan, mereka mungkin terlihat sangat solid, tapi dalam hati masing masing hanya memikirkan keuntungan sendiri.
Bagaimana pun mereka masih mengincar posisi kaisar, tidak mungkin membiarkan saudara lainnya mengambil keuntungan.
Para pangeran membawa kuda dengan perlengkapan lengkap, mereka seperti akan pergi ke medan perang. Sementara di belakang sebelah kiri dan kanan setiap pangeran, terdapat dua orang yang merupakan tangan kanan para pangeran.
Zhou Fan melirik ke belakang, setidaknya ada sekitar delapan pleton, dan setiap pleton terdiri dari beberapa puluh orang.
Hem...
"Ini mengingatkan ku dengan perang Kekaisaran Wei."