Sejak mulai mengenal kata suka terhadap seorang pria, Azzahra Faranisa Abdullah telah menautkan hati pada pria bernama Prayoga Atmajaya. Pria yang menjadi Kakak kelasnya juga anak dari atasan di tempat ayahnya bekerja.
Apalagi saat orang tua Prayoga menginginkannya menjadi calon menantunya. Sejak saat itu dia mengunci hatinya untuk pria lain selain Prayoga.
Tapi kekecewaan yang dia rasakan saat dia menerima kenyataan bahwa pria yang selama ini dicintainya kini telah memilih dan menikah dengan wanita lain.
Dan di saat yang bersamaan secara tidak sengaja karena peristiwa yang konyol dia dipertemukan oleh Gavin Richard, seorang pria yang menikahi wanita yang lebih tua 18 tahun.
Lantas apa yang terjadi setelah pertemuan itu? Gavin & Azzahra yang sama-sama baru saja merasakan kekecewaan harus melepaskan orang yang dicintainya. Apakah kesamaan nasib kisah asmara akan membuat mereka akhirnya bersatu? Simak kisahnya di Kisah Cinta Azzahra
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon REZ Zha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua Saudara Pengacau
Azzahra yang baru saja keluar dibuat kaget saat tiba-tiba seseorang menarik lengannya kemudian merangkul pundaknya. Dan dia kembali terkesiap saat mendapati orang yang melakukannya itu adalah Tuan menyebalkan yang pernah berurusan dengannya.
" Eh, Tu ..."
" Ayo kita kembali ke dalam, umi kamu mencarimu dari tadi." Gavin langsung memotong ucapan Azzahra. Permisi Nyonya ..." pamit Gavin kemudian menarik langkah Azzahra agar menjauh dari wanita bernama Helen itu.
" Tuan jangan kurang ajar, berani sekali sentuh-sentuh saya!" geram Azzahra saat Gavin melepas rangkulannya setelah menjauh dari Helen. Dia lalu mengibaskan pundaknya yang tadi dirangkul Gavin dengan tangannya.
" Maaf, lagipula saya tidak sentuh kulit kamu, kan? Cuma sentuh baju kamu, doang. Dicuci juga nanti kumannya pada hilang, jangan khawatir." ledek Gavin mengibas tangannya ke udara kemudian hendak melangkahkan kaki masuk kembali ke Ballroom melupakan tujuan awalnya pergi ke toilet. Juga meninggalkan Azzahra yang terlihat sangat marah karena Gavin kembali telah melecehkannya.
Azzahra yang merasa kesal melihat Gavin yang melenggang pergi langsung melepas heels setinggi tujuh sentimeter lalu melemparkannya ke arah Gavin.
Pletak
" Aawww ...!!" pekik Gavin seraya memegang kepalanya yang terkena heels yang dilempar Azzahra.
Azzahra sendiri antara kaget dan ingin tertawa saat lemparannya tepat sasaran mengenai kepala bagian belakang Gavin.
Gavin langsung memutar tubuhnya dengan wajah yang kesal dia mendapati Azzahra yang sedang menahan tawa melihat penderitaannya. Tangan kanan Gavin langsung memegang tembok perlahan tubuhnya merosot dan ambruk di lantai.
Azzahra langsung tercengang saat mendapati Gavin yang tiba-tiba pingsan, seketika perasaan bersalah menyeruak di hatinya.
" Ya Allah, dia pingsan." Azzahra buru-buru berlari mendekati Gavin " Tuan bangun, tuan ayo bangun ...! Azzahra menggoyangkan tubuh Gavin yang tetap bergeming.
" Duh kumaha ieu? ( gimana ini)" Azzahra semakin panik melihat Gavin tak juga terbangun.
" Tuan ayo banguuuunn!!" Azzahra berusaha terus membangunkan Gavin. " Tuan saya minta maaf, tadi saya nggak sengaja, eh sengaja, maaf ... soalnya Tuan itu sudah melecehkan saya, dengan merangkul saya. Kita ini bukan muhrim, nggak boleh sembarangan rangkul-rangkul seperti itu, dosa." Azzahra terus berbicara pada Gavin yang matanya masih terpejam.
" Ih, kok nggak bangun-bangun? Apa jangan-jangan dia meninggal, ya??" Azzahra langsung memucat. Dia langsung mendekatkan telinganya ke dada Gavin. " Kok nggak kedengar detak jantungnya, ya?"
Gavin yang memang sengaja mengerjai Azzahra dengan pura-pura pingsan, mengintip dengan membuka satu matanya dan langsung menyeringai melihat Azzahra yang sedang mencari suara detak jantungnya.
Merasa tak menemukan suara dentak jantung, Azzahra lalu mendekatkan jari telunjuknya di dekat lubang hidung Gavin, juga tak dirasakan hembusan nafas Gavin. Dan saat jemari itu masih berada di atas mulut Gavin, dengan cepat Gavin menggigit jari Azzahra itu.
" Aawww ..." Azzahra memekik kaget dan kesakitan karena gigitan Gavin di jarinya membuat Gavin bangkit dari tidur seraya tergelak.
Azzahra yang melihat Gavin mengerjainya, langsung mengerucutkan bibirnya seraya memegangi jarinya yang menampakan bekas gigitan gigi Gavin.
" Tuan mengerjai saya?!" Azzahra menggerutu.
" Siapa suruh kamu lempar sepatu kamu ini." Gavin menyahuti dengan santai meraih sepatu Azzahra yang tadi mengenai kepalanya.
" Itu karena Tuan sudah melecehkan dan menghina saya sebagai wanita muslimah," geram Azzahra.
" Ya maaf, saya tadi terpaksa melakukannya karena saya takut mau diculik Tante-tante itu, iiihh sereeemmm ..." Gavin mengedikkan bahunya.
" Culik? Memangnya kenapa mau diculik?" Kening Azzahra berkerut.
" Ya karena saya ganteng pastinya ..." Gavin terkekeh sehingga membuat Azzahra memutar bola matanya.
" Daripada saya diculik Tante-tante, mending saya diculik kamu, masih gadis, masih perawan, hahaha ..." Gavin tergelak membuat bibir Azzahra mencebik kesal.
" Kesinikan sepatu saya!" Azzahra mengulurkan tangan meminta sepatunya yang kini dipegang Gavin.
" Sepatu ini?" Gavin mengangkat tangannya yang memegang sepatu Azzahra setinggi wajahnya.
Azzahra dengan cepat ingin menyambar sepatunya tapi dengan cepat Gavin menyembunyikan sepatu itu ke belakang tubuhnya.
" Tuan, kemarikan sepatu saya!" Azzahra bersungut-sungut.
" Untuk apa kamu ambil kembali sepatu yang kamu lempar?" Gavin menaikkan satu alisnya.
" Kembalikan sini!" Azzahra sampai menjejakkan kakinya ke lantai mirip anak yang sedang merajuk.
" Enak saja, sepatu ini sebagai tanda bukti kekerasan yang kamu lakukan terhadap saya. Kalau kamu mau ambil sepatu ini, ambillah di kantor polisi." Gavin lalu memutar tubuhnya dan melenggang berjalan ke arah ballroom.
" Eh-eh, Tuan ... kemarikan sepatu saya!!" Azzahra dengan agak kesulitan berjalan mengejar Gavin. Tapi karena langkah lebar Gavin, ditambah gerakan dia yang terhambat karena menggunakan satu sepatu membuatnya kehilangan Gavin. Akhirnya dengan bersungut-sungut, Azzahra menghampiri keluarganya.
" Umi ..." rengek Azzahra kemudian duduk di samping uminya.
" Aya naon, geulis (Ada apa, cantik)? tanya Umi Rara melihat putrinya memberengut.
" Sepatu Rara ..." Azzahra menarik gamisnya sedikit ke atas mata kaki hingga memperlihatkan satu kakinya telanjang tanpa sepatu.
" Lho, sepatu kamu satunya mana?" tanya Umi Rara heran.
" Diambil orang ...."
Kening Umi Rara berkerut hingga alisnya saling bertaut.
" Siapa yang ambil sepatu kamu? Masa sepatu sedang dipakai diambil orang, Ra?" Umi Rara merasa aneh.
" Ya karena tadi Rara lempar orang itu pakai sepatu." Azzahra menundukkan kepala karena tindakannya itu pasti akan diprotes keluarganya.
" Astaghfirullahal adzim, kamu ini kenapa, Ra? Akhir-akhir ini bersikap kasar seperti itu sama orang. Kamu ini wanita muslimah, Ra. harus bisa menjaga tutur kata juga sikap. Abi sama Umi nggak pernah mengajarkan kamu bersikap kasar seperti itu terhadap orang lain, kan?" Benar saja, Umi Rara langsung menyayangkan perbuatannya .
" Tapi orang itu kurang ajar sama Rara, Umi. Dia merangkul-rangkul, Rara." Azzahra membela diri.
Umi Rara membelalakkan matanya mendengar penjelasan Azzahra. " Merangkul kamu? Siapa? Laki-laki atau perempuan?" Umi Rara penasaran.
" Orang itu, Umi. Tuan yang waktu itu mau melecehkan Rara."
" Apa??" Mata Umi Rara melebar. " Dia lagi??"
" Iya."
" Benar-benar keterlaluan, nggak bisa dikasih ampun orang itu kalau seperti ini." geram Umi Rara. " Kamu di sini, Umi mau cari Abi dulu." Umi Rara pun beranjak meninggalkan Rara mencari suaminya.
Sepeninggal Uminya, Azzahra masih terduduk dengan bibir mengerucut. Dia mengedar pandangannya ke setiap sudut ruangan ballroom. Dan kini pandangannya bertumpu pada sosok Gavin, pria menyebalkan yang sering membuatnya kesal. Pria itu ternyata sedang asyik tertawa bersama wanita, dan wanita itu adalah si mempelai wanita yaitu Natasha, istri dari pria yang dicintainya. Seketika hatinya kembali terbakar jika melihat bagaimana harapannya pupus karena kehadiran wanita itu di antara dirinya dan Yoga. Dan kini saat melihat dua orang itu saling mengobrol dan tertawa, sesekali bahkan terlihat mereka berpelukan membuat Azzahra mendengus kesal melihat dua orang saudara yang menurutnya menyebalkan itu.
" Pantas mereka bersaudara, sama-sama pengacau!" umpat Azzahra dalam hati.
*
*
*
Bersambung ...
Happy Reading❤️
kn si nat tuh nantangin andra bilang mo d ksh.."mo nyerahin dewek.
garong kok d ksh ikan yo nyaplok lah..
mlah koyo seolah2 andra tok yg salah..
kn dy dewek yg kecentilan..
dh 3 thn d tolak tp msh mepet wae...
kyk cwe gk punya hrg diri wae..
untung jodohnya bang ojoll plus tajir maning...😩😩😩
lierr euyy...pusing pala berbie..😇😅
kn d crita si dirga ad pegawe yg nm nya zahra..oh..si mntan calon yoga to..
hooh...3x.mudeng saiki..😄
gmn gk langgeng neng...wong yoga punya ank ma tata mpe 5 yo...😄😄