NovelToon NovelToon
GURU CANTIK UNTUK TUAN MUDA

GURU CANTIK UNTUK TUAN MUDA

Status: tamat
Genre:Romantis / Contest / Perjodohan / Cintamanis / Patahhati / Tamat
Popularitas:4M
Nilai: 4.8
Nama Author: poppy susan

Akila Citra Kirana seorang Guru cantik Sekolah Dasar terpaksa harus menikah dengan seorang Pengusaha muda yang tampan namun sangat angkuh dan kejam.

Raffael Abraham seorang Pengusaha muda yang mempunyai prinsip tidak ingin menikah setelah calon istrinya meninggal akibat kecelakaan.

Akankah kehidupan Akila bahagia ataukah sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Istri Pajangan

📚

📚

📚

📚

📚

Setelah selesai mengajar, Aqila duduk termenung di ruangan guru, tidak ada siapa-siapa disana hanya dirinya sendirian karena semua orang masih mengajar di kelas masing-masing.

Tidak tahu kenapa Aqila kepikiran Raffa yang tadi malam menelpon seorang wanita bernama Rissa.

"Siapa wanita itu? apa dia kekasihnya Mas Raffa?" batin Aqila.

"Hayo lagi ngelamunin apa? jangan melamun terus nanti kesambet lho," seru Fathir.

"Eh Pak Fathir."

"Belum pulang?" tanya Fathir.

"Belum, aku sudah minta di jemput pulang jam 13.00 siang."

"Lah, terus kamu mau ngapain disini? aku sudah selesai mengajar, bagaimana kalau kita ngopi dulu di caffe dekat-dekat sini?" seru Fathir.

Aqila tampak berpikir, soalnya sekarang statusnya sudah bukan lajang lagi melainkan sudah menjadi istri orang.

"Bagaimana ya Fathir, bukannya aku ga mau tapi kan kamu juga tahu sekarang aku ini istri dari siapa? aku takutnya ada orang yang mengenali aku dan menyangka aku yang bukan-bukan," sahut Aqila dengan menundukan kepalanya.

"Iya juga sih, tapi kalau didepan sekolah kita bagaimana? diseberang sana kan ada kedai kelapa muda, bagaimana kalau kita nongkrong disana saja," usul Fathir.

"Hmm...boleh deh kalau disana."

"Ya sudah yuk."

Akhirnya Aqila dan Fathir memutuskan untuk nongkrong sebentar di kedai seberang sekolah sembari menunggu jemputan Aqila. Fathir tampak melindungi Aqila banget, terlihat saat menyebrang saja Fathir sangat hati-hati dan mengawasi Aqila.

"Pak, pesan kelapa muda dua diminum disini ya Pak," seru Fathir.

"Siap Pak Fathir," sahut pedagang itu.

Pedang kelapa muda itu memang sudah sangat mengenal siapa Guru-guru yang mengajar di sekolahan itu karena Pak Amin sudah puluhan tahun berjualan disana.

"Ini Pak Fathir, Bu Aqila kelapa mudanya."

"Terima kasih Pak Amin," seru Aqila dan Fathir bersamaan.

Aqila dan Fathir pun menikmati es kelapa muda disiang yang panas ini terasa sangat segar dan nikmat. Disela-sela sedang menikmati minumannya, mata Aqila menangkap seseorang didalam mobil bersama seorang wanita dan mereka tertawa tampak bahagia.

"Bukannya itu Mas Raffa, siapa wanita itu? sepertinya aku pernah melihat wanita itu, tapi dimana ya?" batin Aqila.

Aqila terus saja memperhatikan mobil milik Raffa yang saat ini sudah menghilang, sedangkan Fathir tidak melihatnya karena dia sedang sibuk menikmati es kelapa mudanya.

"Kamu lagi ngelihatin apa Qila?" tanya Fathir.

"Ah tidak ada, aku lagi lihat jalanan aja takutnya Pak Burhan sudah datang," dusta Aqila.

"Oh..senang ya sekarang kamu pulang pergi ada yang jemput sopir pribadi."

"Biasa saja, justru aku merasa ga enak Fathir diperlakukan seperti ini, aku lebih nyaman naik motor aku sendiri."

"Ya itu tandanya suami kamu perhatian dan sayang sama kamu, buktinya dia meminta sopir pribadi untuk antar jemput kamu, itu tandanya dia takut terjadi kenapa-napa sama kamu," seru Fathir.

"Omong kosong, yang memberiku sopir pribadi itu bukan Mas Raffa melainkan Eyang, Mas Raffa menyuruh aku naik mobil bukan karena dia perhatian dan sayang sama aku, melainkan dia takut harga dirinya jatuh kalau aku masih menggunakan motor," batin Aqila.

"Kok kamu malam diam sih?" tanya Fathir.

"Tidak apa-apa kok."

Tidak lama kemudian mobil Aqila sudah sampai didepan sekolah.

"Fathir aku pulang duluan ya."

"Iya, hati-hati Qila."

Aqilapun mengangguk dan masuk kedalam mobilnya. Selama dalam perjalanan, Aqila tidak henti-hentinya memikirkan kejadian tadi.

"Kenapa Mas Raffa bisa dengan mudahnya tersenyum kepada wanita itu sedangkan padaku jangankan tersenyum sepertinya bersentuhanpun dia merasa jijik," batin Aqila.

Aqila tampak merebahkan tubuhnya, dan sedikit memijit pelipisnya yang agak sedikit pusing.

Tidak lama kemudian, Aqila pun sampai dirumah dan langsung disambut oleh Bi Ria.

"Selamat siang Nyonya."

"Selamat siang Bi, Eyang kemana Bi?" tanya Aqila.

"Oh Eyang sedang istirahat Nyonya dikamarnya."

"Oh, ya sudah aku juga mau kekamar dulu ya Bi."

"Nyonya mau makan siang dengan menu apa? biar sekarang Bibi masakin," seru Bi Ria.

"Tidak usah Bi, Qila barusan sudah makan jadi masih kenyang," dusta Aqila.

"Baiklah, kalau begitu selamat beristirahat Nyonya."

"Terima kasih Bi."

Aqila terpaksa berbohong, karena tidak tahu kenapa melihat Raffa dan wanita itu satu mobil dan saling tertawa satu sama lain membuat Aqila marah dan kesal dan akhirnya rasa laparpun menghilang.

Dengan langkah gontai, Aqila memasuki kamarnya dan langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri berharap setelah mandi nanti otak dan pikirannya kembali fresh.

Setelah merasa segar, Aqila duduk diatas sofa yang biasa dia pakai untuk tidur.

"Kenapa aku kepikiran terus sih?" gumam Aqila.

Seketika tatapan Aqila tertuju pada foto yang terpajang diatas nakas samping tempat tidur Raffa. Matanya langsung melotot dan Aqila langsung sadar kalau wanita yang tadi berada satu mobil dengan Raffa itu mirip sekali dengan Claudia.

"Oh iya, wanita tadi mirip banget dengan Claudia apa jangan-jangan Claudia hidup lagi ya," gumam Aqila.

"Kok aku jadi kesal ya, melihat Mas Raffa dengan wanita lain tapi aku tidak punya hak untuk marah dan kesal toh aku cuma istri pajangan saja," gumam Aqila.

Dengan rasa kesal dihatinya, Aqila merebahkan tubuhnya dan akhirnya malah ketiduran.

***

Sementara itu di Perusahaan, Raffa baru saja sampai Kantor karena baru saja kembali habis menemui klient di sebuah Restoran bersama Rie dan Clarissa.

Raffa tampak merenung di kursi kebesarannya, sebenarnya tadi Raffa juga melihat Aqila menatap kearahnya tapi Raffa pura-pura tidak melihat.

"Pasti dia melihat aku bersama Clarissa tadi," gumam Raffa.

Tidak terasa waktu berjalan dengan sangat cepat, waktu sudah menunjukan pukul 19.00 Raffa sudah bersiap-siap akan pulang. Raffa dan Rei berjalan beriringan, hingga sampai di lobi Raffa melihat Clarissa yang masih berdiri didepan Kantor.

"Clarissa, kamu belum pulang?" tanya Raffa.

"Belum Mas, aku sedang menunggu taxi."

"Malam-malam begini ga baik naik taxi seorang diri mana kamu seorang wanita lagi, kamu ikut mobil aku aja biar aku antarkan kamu pulang."

"Ah tidak usah Mas, aku ga mau merepotkan Mas pasti istri Mas sudah menunggu kepulangan Mas, kalau Mas antar aku pulang dulu nanti bakalan kemalaman kasihan istri Mas," seru Clarissa dengan nada selembut mungkin.

"Tidak apa-apa ayo masuk, aku ga mungkin meninggalkan kamu disini sendirian."

Dengan tersenyum puas dihatinya, Clarissa akhirnya masuk kedalam mobil Raffa. Sebenarnya Clarissa bisa saja memesan taxi online, tapi dia sengaja menunggu disana karena dia tahu kalau Raffa belum pulang dan benar saja Raffa menawarkan mengantarnya pulang.

"Si Bos itu kenapa sih? sama istri sendiri cuek tapi sama wanita lain ramah, padahal menurut aku Nyonya Aqila itu lebih cantik dibandingkan dengan wanita ini, bodoh kau Bos," batin Rei.

Tidak lama kemudian mereka pun sampai di rumah Clarissa.

"Mau mampir dulu Mas?"

"Ah tidak usah, aku langsung pulang saja tolong sampaikan salamku buat Mama Mirna."

"Iya Mas, kalau begitu terima kasih Mas hati-hati dijalan."

Mobil Raffa pun langsung melaju menuju rumahnya. Dikediaman Raffa, Eyang Puteri tampak makan malam sendiri karena Aqila sepertinya kebablasan tidur sampai malam begini belum bangun.

"Eyang kok makan malam sendirian?" tanya Raffa yang tiba-tiba muncul.

"Istrimu sepertinya kebablasan, soalnya kata Bi Ria, Aqila tidak keluar lagi semenjak pulang dari sekolah," sahut Eyang.

Tanpa menunggu lagi, Raffa langsung berlari menuju kamarnya dan benar saja Aqila begitu terlelapnya sampai selimutnya pun jatuh kelantai. Raffa pun mengambil selimutnya dan memakaikannya kepada Aqila.

Raffa langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri habis itu turu ke bawah untuk makan malam.

Waktu sudah menunjukan pukuk 22.00 malam, Aqila mulai merentangkan kedua tangannya.

"Lho kok sudah gelap sih."

Aqila melihat jam dinding....

"Astaga sudah jam 22.00 malam, aku kok bisa sih tidur sampai kebablasan seperti ini. Mas Raffa sepertinya belum pulang atau berada di ruangan kerjanya ya," gumam Aqila.

Aqila pun ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya, perutnya terasa keroncongan karema dari tadi siang Aqila belum makan sama sekali.

Dengan melangkah secara perlahan, Aqila turun kebawah menuju dapur hanya untuk mencari makanan, Aqila tidak menyadari kalau Raffa berada diruang keluarga sedang mengotak-ngatik laptopnya.

"Aduh, aku malas banget memasak tapi perutku sangat lapar," gumam Aqila.

Aqila melihat ada mie instan, matanya berbinar karena dirumah mewah seperti ini Aqila masih menemukan ada mie instan. Sedangkan Raffa tampak memperhatikan Aqila.

Tidak lama kemudian, mie instan buatan Aqila pun sudah masak, Aqila duduk di meja makan dan mulai melahap mie instannya. Raffa mulai mendekati Aqila.

"Tidak baik makan mie instan," seru Raffa dingin dengan mengambil segelas air putih.

Aqila tidak menjawab ucapan Raffa, dia hanya fokus melahap mie instan buatannya karena memang dia sangat lapar. Kemudian tanpa diduga, Raffa pun duduk didepan Aqila dengan segelas air putih ditangannya.

"Boleh aku bicara sebentar?" seru Raffa.

"Bicara saja."

"Tadi kamu melihat aku lewat sekolahan kamu kan?" tanya Raffa dan sukses menghentikan Aqila mengunyah.

"Mungkin," jawab Aqila sekenanya.

"Aku tahu kamu melihatku, apa kamu melihat wanita yang berada disampingku? dia adalah Clarissa saudara kembarnya Claudia, jujur saat pertama kali aku melihatnya aku merasa seperti melihat Claudia dan itu membuat hatiku kembali ke masa lalu," ucap Raffa.

Aqila tampak menghentikan kegiatan makannya dan mendengarkan secara seksama apa yang akan Raffa bicarakan selanjutnya.

"Sampai saat ini aku belum bisa melupakan Claudia karena aku sangat mencintainya lebih dari apapun, dan kamu tahu kalau aku menikahimu hanya karena Eyang, aku cuma mau bilang sama kamu kalau seandainya rasa itu kembali muncul dengan kehadiran Clarissa, apa kamu bisa menerimanya?" tanya Raffa.

Jedaaaaarrrrrr......

Mata Aqila mulai memanas, dia ingin sekali menangis tapi berusaha menahannya, rasa laparnya pun langsung menghilang padahal Aqila baru saja tiga suap memakan mie itu.

Aqila beranjak dari duduknya dan ingin menyimpan mie itu karena selera makannya sudah hilang. Tanpa menjawab sepatah katapun, Aqila hendak meninggalkan Raffa.

"Aqila, tolong bantu aku untuk meyakinkan Eyang kalau kita tidak saling mencintai dan sekarang aku sudah mulai merasakan hal yang sama dengan Clarissa seperti perasaanku dulu kepada Claudia, aku yakin Eyang akan mendegarkan omongan kamu," seru Raffa kembali dengan tidak tahu malunya.

Tes.....

Luruh sudah airmata Aqila, tapi Aqila dengan cepat menghapusnya, tanpa membalikkan badannya dan tanpa menjawab ucapan Raffa, Aqila langsung berlari ke kamarnya.

Raffa sungguh tidak punya hati, memintanya untuk meyakinkan kepada Eyang dan dirinya dengan tidak langsung meminta izin untuk menjalin hubungan dengan kembaran wanita di masa lalunya.

Aqila langsung merebahkan tubuhnya dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut, airmatanya luruh Aqila menutup mulutnya dengan selimut supaya suaranya tidak terdengar.

Raffa yang memutuskan untuk masuk kedalam kamarnya, Raffa begitu tertegun melihat kearah Aqila, tubuh Aqila bergetar dan Raffa tahu kalau Aqila sedang menangis. Raffa mendekatinya dan hendak menyentuh tubuh Aqila tapi Raffa menghentikannya dan memutuskan untuk naik keatas ranjangnya.

***

Keesokan harinya....

Seperti biasa Aqila menyiapkan air hangat untuk Raffa mandi dan menyiapkan pakaian untuk berangkat ke Kantor. Pagi ini Raffa sudah bangun dan hanya memperhatikan gerak-gerik Aqila.

Mata Aqila tampak bengkak karena habis menangis semalaman, Raffa tidak memalingkan pandangannya dari Aqila, hari ini Aqila begitu pendiam.

"Mas, air hangat dan pakaian Mas sudah aku siapkan dan aku mau minta izin untuk nginap dirumah Ibu," seru Aqila tanpa melihat kearah Raffa.

Aqila mengambil tasnya dan bersiap untuk berangkat.

"Aku berangkat dulu Mas."

Aqila menarik tangan Raffa dan menciumnya, tapi disaat Aqila mau pergi, Raffa menarik lengan Aqila.

"Tunggu Aqila..."

"Ada apa lagi Mas?" tanya Aqila yang masih tidak mau menatap kearah Raffa.

"Apa kamu marah kepadaku?"

Aqila tidak menjawab, Aqila hanya menundukkan kepalanya.

"Jawab Aqila," sentak Raffa.

Aqila memberanikan diri untuk menatap Raffa, matanya sudah mulai kembali memanas.

"Walaupun aku marah sama Mas, tapi aku tidak punya hak untuk marah, aku sadar aku hanya istri pajangan buat Mas, aku tahu Mas tidak pernah mencintaiku dan aku sadar itu. Aku mengizinkan Mas untuk menjalin hubungan dengan wanita itu kalau itu memang kemauan Mas silakan aku tidak akan melarangnya, tapi aku mohon Mas jangan dulu menceraikan aku karena pernikahan kita baru tiga hari aku tidak mau membuat Ibu sedih, tolong tahan dulu untuk beberapa bulan kedepan supaya aku bisa mencari alasan untuk menjelaskannya kepada Ibuku," ucap Aqila dengan airmata yang sudah mengalir deras dipipinya.

Raffa tampak tertegun dengan ucapan Aqila, dia melihat ada sakit luar biasa dimatanya tapi lagi-lagi bayangan masa lalu selalu saja terlintas dikepala Raffa.

"Sampai kapanpun, aku tidak akan pernah menceraikanmu Aqila karena aku ingin membuat kamu hidup menderita dulu baru setelah itu aku akan membuangmu seperti sampah," batin Raffa dengan rahang yang mengeras.

"Baiklah, aku turuti semua keinginan kamu tapi jangan salahkan aku kalau suatu saat aku bersama Clarissa kamu jangan marah karena kamu sendiri yang sudah mengizinkan aku," seru Raffa.

Aqila menghapus airmatanya dan langsung meninggalkan kamar Raffa, hatinya begitu sakit kenapa didunia ini masih ada pria sekejam Raffa yang terang-terangan meminta seingkuh didepan istrinya sendiri.

📚

📚

📚

📚

📚

Jangan lupa

like

vote n

komen

TERIMA KASIH

LOVE YOU😘😘😘

1
kalea rizuky
anak jalang di sayang jangan ampe sifatnya kayak emaknya
kalea rizuky
males bgt nanti anak jalang berlagak
kalea rizuky
maless klo. balikan ma cwok bodoh
kalea rizuky
jangan balikan mending cerai males bgt dapet bekas si jalang clarisa
rere
Luar biasa
Rosikh Nurhayati
kunaon cenah jang raffa teh ??cageur
Rosikh Nurhayati
santai aja aqilla cuekin laki2 ky gitu
Ratmi Asly
nyessssss..banget sih. Blm jg ada bahagia2 nya...sdh hancur.
sabar Aqila...ada saatnya nannti ketika semua terbongkar maka Rafa yg akan berbalim mengejarmu ....😭😭😭
Ratmi Asly
ternyata eh...ternyata mereka bermuka dua....😔😔😔
Ratmi Asly
perjuangan Aqila baru di mulai....sabar Aqila...klau sdh tdk sbar lg .. lepas, pergi dan tinggalkan....😭😭😭
Tisya Varisha
cerita nya lumayan bagus
Sairah Romi
rasain tu. klw kya sya ma ogah mau lagi sm cwo kya gitu. cinta ny kya ap jg. tpi sakit ny bukain main
Lilik Purwantini
jangan menyesal kamu raffa kalau ditingggal aqila
Lilik Purwantini
sabar dulu ya qila menghadapi orang yang tidak punya hati
Lilik Purwantini
dasar raffa bucin baru tahu rasa kamu
Ria dardiri
menarikk
Ria dardiri
klao sdh tiada baru terasa bahwa kehadirannya sungguh berharga🎶🎶🎼
meilanyokey
bagus
Hanum Mustika Biantari
aku lebih suka visual..Muhammad Fathir Thor...adem ayemmm..😁
Yani Agustina
visual raffa kurang greget...katanya sifatnya dingin dan kejam,tp wajahnya imut begitu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!