NovelToon NovelToon
YOTH: The Mystery Laboratory

YOTH: The Mystery Laboratory

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Konflik etika / Perperangan / Robot AI
Popularitas:366
Nilai: 5
Nama Author: Radit Radit fajar

seorang remaja laki-laki yang berumur 15 tahun bernama Zamir pergi ke pulau kecil bersama keluarganya dan tinggal dengan kakeknya karena ayahnya dialih kerjakan ke pulau itu.

kakek Zamir bernama kakek Bahram. Kakek Bahram adalah oramg yang suka dengan petualangan, dan punya berbagai pengalaman semasa hidupnya.

Saat kakeknya sedang membereskan beberapa catatan lama. Ada selembar catatan yang menuliskan tempat yang belum kakek Bahram ketahui tentang pulau ini. jadi kakek Bahram mengajak cucunya Zamir untuk ikut menyelidiknya.

Akankah mereka menemukan tempat tersebut?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Radit Radit fajar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Akses ke Lantai Satu Ditemukan

"di peta yang kita lihat tadi, ada juga satu ruangan umum. Yaitu di bagian sisi belakang tengah, itu ruang untuk memberi pengumuman sehari-hari. Mungkin disana ada akses security." kata kakek, kali ini kami bisa bicara normal, monster boneka tadi sudah cukup jauh.

Aku dan teman-temanku mengangguk.

"sepertinya memang begitu." jawabku.

Aku melirik bagian sebelah pintu itu sekilas. Tempat aksesnya bisa dimasukkan, sepertinya benda persegi yang lumayan pipih.

Kami melanjutkan perjalanan menyusuri unit-unit apartemen. Kami tidak bisa asal berlari, bisa didengar oleh monster tadi.

Sampai akhirnya kami menemukan ruangan pengumuman tadi. Sudah ada monster tadi di halaman dalam mulai berjalan di sisi belakang halaman juga.

Di ruangan ini, tidak ada dinding depannya. Kami bisa langsung masuk. Disini ada tiga meja panjang disisi kiri, kanan, dan belakang.

Meja kayu, dengan tumpukan kertas. Disini juga ada tempat koran, dan beberapa kertas pengumuman tertempel di dinding.

"apakah ini alat aksesnya?" Naurah bertanya, mengangkat sebuah benda kecil dari meja.

Kami mendekatinya, melihat benda itu. Itu adalah benda seperti batu berbentuk persegi yang pipih di bagian panjangnya. Di tengah antara lebar dan tingginya itu ada simbol tongkat bisbol menyala redup berwarna hijau. Mungkin itu memang simbol untuk securitynya.

"sepertinya iya, kalau begitu mari kita coba." kakek berkata, menerima benda itu.

Kami kembali menyusuri unit-unit tadi secara perlahan. Pergi ke ruang security yang sebelumnya sambil tetap waspada dengan monster boneka yang masih berkeliaran.

Tiba di depan pintu ruangan tadi lagi. Kakek meletakkan benda tadi ke bagian di dekat pinggir pintu. Bentuknya seperti bingkai persegi.

Dan... Berhasil. Kotak batu tadi masuk ke dalam lubang alat itu dengan pas. Bingkai alat itu menjepit benda tadi.

Sreekk...

Pintu yang ada di sebelahnya bergeser terbuka. Kami menatap ke dalam, gelap. Kakek mengambil senter yang ia bawa, menyalakannya.

"kalian jangan nyalakan senter kalian semua dulu, agar monster rajutan yang ada di luar tadi tidak tau posisi kita karena cahaya." kakek berkata.

Aku dan teman-temanku mengangguk. Ruangan ini memang punya beberapa kaca untuk dilihat dari halaman tengah, walau sudah berdebu, kalau ada cahaya pasti mencolok.

Kakek mematikan senternya. Menaruh senternya ke dalam tas, lalu mengambil lentera, menaruhnya ke salah satu meja.

Itu memang pilihan yang lebih baik. Cahaya lentera cukup remang untuk terlihat mencolok, tapi sudah cukup agar kami semua bisa memeriksa sekitar.

Disini ada kursi, meja, dan catatan para pekerja. Ada juga tali dan pemukul bisbol untuk menangani kejahatan di dalam apartemen saat perlu penanganan cepat.

Aku membaca sebuah catatan yang berisi informasi tentang robot otomatis yang menangani bagian penyimpanan air.

Robot yang memeriksa kebersihan air, kebocoran, dan sebagainya. Tubuhnya tergambar besar di catatan ini, tapi tidak terlihat jelas, gambarnya sudah buram.

Setelah lima belas menit memeriksa seluruh laci dan lemari di ruangan ini, kakek berkata.

"sepertinya tidak ada di ruangan ini, mungkin saja ada di ruangan lain. Kita harus coba mencari ke ruangan security di sudut bagain kiri depan."

Aku dan teman-temanku mengangguk. Kami keluar dari ruangan security ini. Kakek mengotak-atik alat di sebelah pintu agar bisa mengeluarkan akses security yang tadi.

Ternyata cara mengeluarkannya tinggal ditekan bagian tengah yang adaa gambar pemukul tadi. Lalu benda itu akan keluar dari pintu perlahan menutup.

Kami kembali menyusuri unit-unit apartemen. Sambil bersembunyi dibalik barang-barang di depan terasnya agar tidak ketahuan monster rajut yang masih berkeliaran.

Monster itu belum melihat kami, dia masih memeriksa di sekitar halaman dalam.

"tapi keren juga kalau dipikirkan. Jika robot ini sudah ada sejak dulu untuk mengetes para calon pekerja laboratorium, berarti dia sudah ada sejak lama. Dan dalam teknologi dulunya, membuat robot seperti monster itu adalah sesuatu yang luar biasa." Naurah berbisik kepadaku dan teman-temanku sambil masih berjalan pelan.

Aku dan teman-temanku mengangguk.

"tapi kalau memang untuk menguji para calon pekerja di laboratorium. Kenapa mereka tidak langsung membuatnya terlihat menyeramkan? Bukankah itu bisa jadi tes mental?" aku berbisik, bertanya tentang hal yang dikatakan Naurah.

"sepertinya dia memang tidak langsung dibuat untuk menguji para calon pekerja laboratorium. Atau mungkin memang sengaja dibuat tidak terlalu menyeramkan." jawab Naurah dengan berbisik, aku mengangguk.

"tapi kalau dipikir-pikir juga, pembuatnya cukup niat. Karena benang rajutannya itu terlihat lebih besar dari benang biasanya, berarti mereka dulunya membuat itu dari benangnya dulu, sedetail itu." Bhanu berbisik.

"iya, tapi bayangkan saja kalau dalam benang rajutan yang besar itu ada kawat lentur yang tebal di dalamnya. Itu akan membuatnya berkali-kali lipat lebih kuat." celetuk Eron sambil berbisik.

"ngapain kamu malah nambahin skenario buruk itu segala?" Elysia menggerutu sambil berbisik ke Eron.

"lah, siapa tau aja kan?" Eron menjawab, lagi-lagi tanpa rasa bersalah.

Karena percakapan kami, tidak terasa sudah sampai di ruang security yang kami tuju.

Kakek memasukkan batu aksesnya ke alat di samping pintu seperti tadi.

Sreekk...

Pintunya terbuka dengan cara menggeser juga. Kalau saja monster rajut itu mendengar bunyi pintu terbuka, habislah. Semoga saja nanti tidak ada pintu yang suaranya benar-benar keras.

Kami masuk ke dalam ruangan security ini. Sama-sama gelap seperti tadi, membuat kakek menaruh lentera yang tadi juga digunakan.

Tata letak ruangan ini sama seperti ruanga security tadi. Dengan susunan, meja, kursi, tali, dan alat pemukul bisbol.

Tapi kali ini tongkat pemukul bisbolnya ada tiga. Di ruangan sebelumnya, tongkat bisbol ini hanya satu.

"kek, apakah aku boleh mengambil satu alat pemukul bisbolnya? Agar nanti kalau ada monster tadi mendekat setidkanya bisa bela diri." tanyaku sambil mendekati dinding yang menyimpan tongkat bisbolnya.

"itu ide bagus, tapi hati-hati memakainya, kalau Eron dan Bhanu juga mau mengambilnya boleh." kata kakek sembari mengecek bagian atas meja pegawai.

Aku dengan semangat langsung mengambil tongkat pemukul bisbol itu, menaruhnya di bagian samping tasku karena disana ada tempat yang cocok untuk menaruhnya.

Eron dan Bhanu juga mengambil dengan senang hati. Mereka juga menyimpannya ke dalam ransel masing-masing.

"tapi kalian nanti jangan mentang-mentang punya itu langsung main serang monsternya ya." Elysia berkata.

Sepertinya dia sudah tau dengan nyali Eron dan kami sebagai teman-temannya yang selalu nekat. Tapi aku, Eron, dan Bhanu mengangguk.

"ketemu."

Kakek berkata, sambil memperlihatkan sebuah batu dengan angka "1" di tengahnya. Bentuknya sama seperti akses security tadi, hanya berbeda di simbol.

Dan ini menandakan, kami akan memasuki area baru. Dengan tantangan yang berbeda.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!