Aku begitu mengharapkanmu setelah kau merusakku. Kau yang lari dari tanggungjawab hanya demi reputasimu! Kau juga yang telah menyiksaku dengan meninggalkan benih ini! Dan sekarang kau kembali setelah aku begitu benci? Lalu kenapa kau kembali setelah aku ingin membuka hati untuk orang lain? Kenapa kau kembali dengan caramu yang membuatku bimbang atas semua kehidupan yang aku alami selama ini? Aku harus bagaimana? Kenapa hati ini begitu berat untuk membencimu. Apakah aku mencintaimu atau mencintainya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sagita chn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25. Semakin tak bisa mengontrol diri.
Aldigar kembali fokus menyetir. Ia memang ingin menyenangkan Zeline hari ini. Sudah banyak penyiksaan yang ia tanggung karenanya. Jujur saja ia sempat mengatakan tentang tes DNA waktu itu, tapi ia memang begitu yakin anak dikandungan Zeline adalah anaknya. Menurutnya Zeline memang wanita baik-baik. Bagaimana ia tidak tahu tentang itu? Ia ingat betul kejadian waktu itu yang membuatnya sakit dan berdarah. Sungguh ia masih perawan dan ia yang menghancurkan mahkotanya.
"Anda mau membawaku kemana?" Tanya Zeline setelah Aldigar kembali melajukan mobilnya. Ia merasa kenyang sekali setelah memakan habis rujak itu. Untung ia sudah menyantap roti lebih dulu jadi ia tak perlu khawatir akan sakit perut.
"Kamu maunya kemana? Kamu belum makan nasi. Mau makan apa? Atau mau beli apa?"
"Aku sudah kenyang"
"Kamu yakin? Baru makan segitu. Sekarang mau apa? Apapun yang kamu mau akan aku turuti. Mintalah? Apa kamu ingin sesuatu sekarang?"
Sebenarnya ada apa dengan ini orang? Kenapa sejak tadi ia bersikap baik padaku. Apa ada maunya? Aku sampai bingung harus menyikapinya bagaimana?
"Aku tidak ingin apapun," Memang Zeline sudah merasa kenyang jadi ia tidak ingin makan apapun lagi.
"Bagaimana kalau kita jalan-jalan? Aku akan mengajakmu ketempat yang bagus dan ramai. Aku sudah berjanji akan menyenangkanmu kan hari ini,"
Kemana? Dia mau mengajakmu kemana?
Zeline tidak menjawab apapun. Sejujurnya ia memang ingin jalan-jalan untuk menghilangkan stress, namun tidak dengan lelaki ini juga. Yang ada ia akan tambah stress nantinya.
"Aku mau pulang saja," Lagi-lagi hanya kata itu yang terucap dari mulut Zeline untuk merilekskan suasana kecanggungan nya bersama Aldigar.
"Aku akan tetap membawamu jalan-jalan, sekalipun kamu tidak mau."
"Ini yang aku tidak suka dari Anda. Anda memang suka memaksa,"
Aldigar kembali menginjak pedal gas untuk tetap membawa Zeline jalan-jalan. Entah kenapa hari ini ia memang ingin membuatnya senang. Entah Zeline mau berbicara apa padanya ia juga tidak peduli.
Sekian detik, menit pun berlalu, ban mobil milik aldigar akhirnya kembali mengibaskan pasir dan debu setelah sampai diparkiran tempat wisata populer itu.
"Ini dimana?"
"Di Shining Brightly. Kamu tahu kan? Aaa..maksudku orang-orang sering menyebutnya dengan SB. Tempat ini paling populer di kota ini? Apa kamu tidak tahu?"
"Aku hanya sering mendengarnya di media."
"Ayo turu"
Kenapa dia tiba-tiba bersikap seperti ini kepadaku.
"Aku tidak mau turun."
Aldigar yang mau membuka pintu mobil pun kembali duduk karena Zeline tidak mau turun.
"Kenapa Anda tiba-tiba bersikap seperti ini kepadaku? Jangan pikir Anda berbuat baik kepadaku seperti ini aku akan luluh. Aku sungguh masih ingat tentang apa saja yang ada katakan waktu itu kepadaku. Terutama tentang kehamilan anak ini. Terlebih dengan perkataan Anda yang minta tes DNA dan juga tak percaya akan kehamilan ku. Tapi kenapa akhir-akhir ini Anda selalu menganggap ini adalah anakmu dan kenapa juga sekarang Anda berbuat baik hingga membawaku kesini? Untuk apa Tuan?"
"Zeline," Aldigar kembali bersandar di kursinya. Ia tahu apa yang ia lakukan hari ini memang terasa aneh juga baginya, namun hantinya yang tergerak dan memilih untuk melakukan semua ini.
"Maafkan aku sebelumnya Zeline. Aku tahu aku sangat salah. Sungguh aku bingung dengan semua ini. Tapi kamu jangan khawatir, Finn pasti akan menjaga dan melindungimu. Aku merasa menyesal. Seharusnya aku tak berbuat seperti ini, tapi keadaan memaksaku untuk seperti ini. Aku harap kamu mengerti Zeline. Kamu juga jangan khawatir untuk kedepannya. Aku pastikan kamu akan baik-baik saja. Aku pasti akan bertanggungjawab akan ini. Aku pasti akan tetap bertanggungjawab padamu Zeline."
Yakin itu? Maksudnya dia akan bertanggungjawab sepenuhnya padaku?
"Ayo turun. Aku akan mengajakmu jalan-jalan,"
Akhirnya Zeline luluh dan mau turun. Tidak sepenuhnya juga ia merasa luluh, hanya saja hati ini ingin ikut-ikut saja dengan tingkahnya. Ia juga ingin melihat dan menikmati bagaimana suasana di dalam tempat populer itu, karena ia juga penasaran sebenarnya.
Zeline terus mengikuti langkah Aldigar yang mulai masuk ke pintu utama. Tempat ini sangat ramai dipenuhi banyak pengunjung dan anak-anak.
Keduanya berjalan menyelusuri satu demi satu area wisata itu.
Waw..ternyata indah sekali pemandangan tepat ini dimata Zeline sekarang. Pantas saja tempat ini terkenal dan begitu ramai, batinnya. Bagaimana tidak memukau dimatanya, perpaduan antara air biru dan pasir putih itu terasa begitu berkilauan.
Hembusan angin kencang membuat Zeline merasa segar menatap indahnya lukisan ombak air laut.
"Kamu suka tempat ini?"
"Tempat ini sangat indah. Pantas saja orang-orang sering membicarakan tempat ini" Senyum Zeline merekah ruah, ia terlihat sekali menikmati pemandangan ini. Pipinya yang memerah karena panasnya terik matahari pun membuatnya terlihat semakin cantik dan manis saat dipandang.
Bagaimana ia terlihat semanis itu walau dibawah terik matahari sekalipun.
Tempat wisata ini memang belum lama dibangun, mungkin sekitar 2 tahun yang lalu, jadi pantas saja Zeline belum pernah kesini karena sibuk kerja.
"Ayo keatas. Disini panas," Gandeng Aldigar begitu saja yang mengajak Zeline untuk terus mengikutinya.
"Kemana?"
"Sudah ikut saja. Kamu bisa menikmati pemandangannya dari atas."
Atas? Atas mana maksudnya?
Ternyata Aldigar mengajak Zeline menuju ke restoran dilantai atas salah satu bangunan itu. Nuansa bambu coklat yang estetik dan dipenuhi dengan konsep alam membuat tempat ini semakin indah dimata Zeline.
"Duduk disini, lalu pesan apapun yang kamu mau,"
Zeline duduk. Pandangannya tak berhenti menatap kearah laut dan rindangnya pohon kelapa yang hijau dari lantai atas restoran itu. Ahh..perpaduan yang sangat indah batinnya. Konsep restoran ini juga sangat ia suka. Semerbak angin sepoy-sepoy pun membuatnya semakin terhanyut lupa akan kesedihan.
"Apa kamu tidak ingin pesan apapun?" Tanya Aldigar lagi. Ia sudah memegang buku menu sekarang. Sementara Zeline masih asik menikmati pemandangan.
"Anda yang pesan saja. Aku sudah kenyang,"
Baiklah, dia memang selalu bilang kenyang sejak tadi.
Aldigar akhirnya memesan beberapa menu pilihannya dan minuman. Ia juga tak lupa memesan jus kelapa muda. Ada juga ia memesan air kelapa muda murni untuk Zeline yang dingin agar ia dapat menikmatinya sambil melihati pemandangan.
Zeline mulai tersadar, ia sedang bersama lelaki itu sekarang, jadi jangan terlalu senang. Setelah menoleh dan melihat sekitaran ternyata hanya ada mereka berdua di lantai restoran itu.
"Kenapa hanya ada kita berdua disini? Tidak mungkin tidak ada pengunjung lain untuk kemari kan?"
"Kenapa memangnya? Aku lebih suka suasana seperti ini. Aku tida suka keramaian."
"Jangan bilang ini memang ulah Anda? Kenapa Anda melakukannya? Anda mau ngapain bawa saya ketempat sepi seperti ini?"
"Astaga Zeline, darimana sepinya? Jelas-jelas pengunjung terlihat begitu ramai dibawah kan?"
"Tapi kan dibawah. Ini kita diatas? Apa Anda sengaja membawaku kemari? Anda mau macam-macam dengan saya?"
Astaga dia kumat lagi.
"Bagaimana saya mau macam-macam ditempat terbuka seperti ini Zeline? Jika memang iya sudah aku lakukan waktu kita nginep dihotel kemarin."
Iya juga? Tapi siapa yang akan percaya dengan lelaki sepertimu.
"Kenapa tidak ajak pak Finn juga? Aku lebih suka kemana-mana ada Pak Finn disampingku."
Disampingku? Kenapa jadi Finn? Dan sekarang ia membicarakan Finn setelah membuatku kesal!
Benar-benar kamu Zeline! Kata apa itu disampingku!
"Jangan membicarakan siapapun selagi kita disini! Cukup tentang kita berdua. Fokus bersenang-senang! Jika kau melanggarnya jangan salahkan aku kita tidak pulang kerumah hari ini!"
"Apa??? Bagaimana bisa begitu?"
"Tentu saja bisa. Aku bosmu! Aku yang meliburkanmu, jadi aku juga bisa membatalkan semua itu! Termasuk hari ini kau kerja untuk menurutiku!"
Dasar menyebalkan! Terserah kau saja!
Zeline pasrah, lelaki ini memang bisa melakukan apa saja semaunya.
Bagaimana ini? Rasanya aku tidak bisa mengontrol diri? Melihat Zeline semakin dekat dengan Finn juga membuatku semakin kesal. Apa aku batalkan saja pernikahanku dengan Jeny, mumpung semuanya belom terjadi. Tapi aku sungguh tidak percaya dengan keluargaku. Mereka bisa melakukan apa saja termasuk menyakiti Zeline jika sampai mereka tidak terima dengan keputusan ini.
lanjut thor gak sabar nih.. /Chuckle/