NovelToon NovelToon
Gadis Buta Milik Sang Emir

Gadis Buta Milik Sang Emir

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Enemy to Lovers
Popularitas:87.8k
Nilai: 5
Nama Author: Hana Reeves

Spinoff The Lost Emir

Nandara Blair, pembalap MotoGP dari tim Ducati, tanpa sengaja menabrak seorang gadis saat menghindari seekor kuda yang lari. Akibatnya, Wening Harmanto, putri duta besar Indonesia untuk Saudi Arabia yang sedang berlibur di Dubai, mengalami kebutaan. Nandara yang merasa bersalah, bersedia bertanggung jawab bahkan ikhlas menjadi mata bagi Wening. Bagaimana kisah antara Emir Blair dan seorang seniman tembikar yang harus kehilangan penglihatannya?

Generasi Ketujuh Klan Pratomo

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Motegi

"Mommy memberikan perhiasan yang kamu pakai waktu resepsi?" tanya Nandara saat mereka membuka koper untuk pergi ke Tokyo.

"Iya Nanda. Aku kan jadi tidak enak," jawab Wening.

"Terima saja. Mommy punya banyak koleksi perhiasan."

Wening melongo. "Nanda!"

"Kenapa? Kamu nggak enak?" tanya Nandara.

"Iya lah! Itu kan tidak murah ...."

"Sepuluh juta dollar ...." Nandara menjawab dengan cueknya sambil mencium Wening.

"Se ... sepuluh juta ... Astaghfirullah ... Astaghfirullah." Kepala Wening langsung pening menghitung dalam rupiah. "Hampir ... 200 milyar rupiah?"

Nandara mengedikkan bahunya. "Mungkin. Aku tidak tahu kurs rupiah sekarang," jawabnya cuek.

"Ya ampun Nanda ... Aku bawa sepuluh juta dollar di leher dan kuping." Wening pun harus duduk karena merasa pening.

"Ning, kamu itu istri Emir dan pembalap MotoGP. Asal kamu tahu, para WAGs itu lebih jor-joran lho kalau pakai barang di badan. Jadi besok, kamu harus pakai yang branded ya!"

"Nanda, aku tidak suka yang terlalu ramai macam kelihatan punya brand mana ... " Wening menatap Nandara.

"Kamu tuh, apa sudah memeriksa walk in closet kamu?"

"Eh?"

"Baju-baju kamu kemarin yang diambil di hotel tempat kamu menginap sebelum kecelakaan memang ada. Tapi ...." Nandara menarik tangan Wening dan mengajaknya ke walk in closet miliknya. "Pilih saja sendiri! Semua sesuai dengan ukuran baju kamu dan semuanya silent luxury."

Wening melongo karena jujur dia belum pernah masuk kemari karena Habibah atau Nandara sendiri yang sudah menyiapkan baju untuknya. Wening benar-benar dimanjakan suami dan pelayannya.

"Aku cuma tahu kamu suka warna tanah jadi baru segini yang aku isikan untukmu. Nanti kalau mau belanja, ya Hayuk." Nandara menoleh ke ara istrinya yang masih terbengong-bengong.

"Ya Allah Nandara ... Ini ...." Wening melihat merk disana dan benar-benar silent luxury. "The Row, Loro Piana, Morr, Jil Sander ...." Wening juga melihat koleksi sepatu dan tas serta jam tangan wanita yang dia tahu, minimal adalah Rolex karena ada dua dari brand Patek Philippe dan Audemars Piguet. Ada lima jam tangan cantik di meja. "Ini ... punya siapa kah?"

"Punya kamu lah!" jawab Nandara. "Dipakai ya. Jangan pakai apple watch deh!"

Wening tertawa kecil. "Nanda, aku sangat berterima kasih. Ini too much! Tapi aku suka. Oh, besok lagi, aku perlu baju dari UNIQLO dan Zara saja ya?"

Nandara terbahak. "Boleh."

***

Tokyo Jepang

Nandara berjalan bersama Wening sambil bergandengan tangan dan semua wartawan memotret pasangan pengantin baru itu. Wening masih memakai kacamata hitam, sedikit gugup menghadapi kilatan lampu flash para wartawan yang berbeda saat balapan di Dubai maupun Qatar dimana dia dikawal ketat oleh Habibah serta dua pengawal wanitanya.

Tapi sekarang dia hanya bergantung pada suaminya.

Habibah ikut bersama dengan dua pengawal Wening ditambah Farouq dan Mail yang setia mengawal Nandara. Pembalap MotoGP dari tim Ducati itu tidak hanya pembalap saja tapi juga Emir Blair dari Dubai.

"Tumben ramai banget!" ucap Nandara dengan bahasa Indonesia.

"Apa tahu kamu habis menikah?" tanya Wening. "Memang siapa sih istrinya?"

Nandara menoleh ke Wening. "Kamu itu sok lupa atau ngajak gelut karena membuat statement yang bikin emosi?"

Wening cekikikan karena suka melihat wajah cemberut Nandara. Entah kenapa, dia mulai terbuka sedikit demi sedikit sisi cerianya. Suaminya lah yang sering jadi tempat kejahilannya.

"Sebelah sini, Mr Blair!" ucap panitia lomba yang memberikan akses ke pasangan itu menuju mobilnya.

"Nandara! Nandara! Apa benar kalian hendak berbulan madu di Jepang? Dimana saja?"

"Mr Blair! Selamat atas operasi mata istri anda!"

Nandara yang sedang berdiri di depan pintu mobil usai Wening masuk, pun menoleh mendengar ucapan wartawan itu.

"Domo arigato!" jawab Nandara dengan bahasa Jepang karena wartawan itu memakai bahasa Jepang. Pria itu tersenyum lalu masuk ke dalam mobil dimana Wening sudah menunggu.

***

Mobility Resort Motegi ( sirkuit Motegi ) aku

Wening tampak senang melihat pemandangan sirkuit itu apalagi cuaca cerah dan pepohonan tampak hijau hingga membuat semakin semarak.

"Kamu baru pertama ya Wening?" tanya Martina Pedrosa, istri Pedro Pedrosa. "Ke Motegi."

"Iya Martina. Bagaimana aku bisa kemari kalau tidak ada akses nonton kan?" jawab Wening.

"Kamu mau acara kemana nanti?"

"Aku mau ke museum keramik. Mumpung ada disini. Ada Shoji Hamada Memorial Mashiko Sankokan Museum dan Mashiko Museum of Ceramic Art / Ceramic Art Messe. Kebetulan kan di prefektur yang sama dengan Motegi."

"Ah aku lupa. Kamu kan memang pengrajin tembikar dan keramik. Jadi wajar ya mencari tambahan ide buat pameran. Pepe yang cerita kalau kamu mau pameran di Mekkah," ucap Martina.

"Iya. Nanda sudah bilang kita akan kesana nanti."

***

Mashiko Museum of Ceramic Art / Ceramic Art Messe

"Maaf ya sayang. Kita cuma ada waktu satu jam sebelum tutup karena tadi agak lama briefing nya," bisik Nandara saat mereka berada di Mashiko Museum of Ceramic Art / Ceramic Art Messe.

"Daijoubu." Wening tampak berbinar-binar saat melihat koleksi museum itu.

Ada beberapa tulisan Jepang yang dia tidak bisa baca dan meminta Nandara menerjemahkan. Wening hanya bisa basic Japanese tapi yang sudah rumit, dia tidak terlalu paham.

"Bagaimana suamiku pintar bahasa Jepang sih?" gumam Wening sambil melihat model mangkuk yang memiliki teknik pembakaran sangat presisi.

"Kamu jangan meremehkan muka bule aku ya istriku," jawab Nandara dengan wajah dibuat sok marah.

Wening cekikikan. "Senang deh godain kamu Nanda."

Nandara hanya tersenyum. "Aku suka kamu sudah bisa keluar dari cangkangnya. Jadilah Wening yang positif, oke?"

"Oke."

Pasangan itu pun berjalan-jalan mengelilingi museum semampu mereka karena harus berpacu dengan jam tutup. Wening cemberut karena tidak bisa melihat semuanya tapi Nandara mengijinkan untuk pergi besok bersama Habibah dan dua pengawalnya pagi hari.

Wening pun memeluk Nandara erat dan mencium pipi suaminya.

***

"Apa kamu yakin dia bakalan di dua museum ini?"

"Yakin! Anak itu tidak akan jauh-jauh dari museum keramik! Apalagi dia kan mau pameran kata papa. Sudah pasti dia cari inspirasi disini! Sangat terbaca kan?"

"Lalu? Apa yang akan kamu lakukan?"

"Minta access VIP di sirkuit! Aku ingin kita terlihat diatas karena mas Gibran kemarin tidak berhasil dapat kan? Karena kalah dari anak Presiden!"

"Hanya itu?"

"Aku yakin adikku satu itu tidak akan tega! Akan aku poroti dia! Dia kan terlalu baik!"

Pria yang dipanggil Gibran itu tersenyum. "Aku akan minta suami adikmu investasi di batu bara perusahaan ayahku!"

"Bagus kan? Kita ambil banyak keuntungan dari mereka!" seringai Mischa.

***

Yuhuuuu up Siang Yaaaaaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu

1
Maryam Husni Atin
nandara tegas banget.....rasain tuch..
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©
woaahhh... aku suka gayamu, Nanda.
D_wiwied
woaaah belum jg ngomong apa2 sdh dicegat duluan, emang harus gitu, tegas, lagian dulu jg udah dibilangin kan kalo ga bakalan mau dikait-kaitkan seandainya ada masalah
Elsa Fanie
wah bapak g da akhlak datang Karena da MW ny tuh,,, tenang Wening biar Nanda j yg maju,, selamat menuju sukses tanpa hambatan y Ning,,
Tri Yoga Pratiwi
mantabbb Nanda, to the point aja 🤣🤣
tan_wiedya
pak dubes apa ndak ingat ya sama yang dia bilang waktu tanda tangan pelepasan wening? kenapa sekarang tiba-tiba njedul mak bedunduk begitu?
sefi dwi handriyantin
karya kamu itu benar-benar bagus Wening.. yang punya Morr saja mengakui karya kamu bagus.. jadi mulai sekarang harus pede.. itu si dubes datang bukannya lihat Wening yang lagi pameran dan tanya kondisi Wening.. malah bahas si dua kodok.. wes benar kamu Nanda,, langsung cut off saja..
awesome moment
dulu siapa yg melepas wening? jd...nanda bukan mantumu yooooo...sahkan ngeplak kepala tu dubes pake bakiak?
Murti Puji Lestari
mantap Nanda langsung tebang tanpa basa basi...
amilia amel
datang-datang kayaknya cuma minta tolong urusan menantu kesayangannya
wes bener Nanda, cut off urusan dengan Keluarga toxic itu
Yuli Budi
wehh nandara lsg to the point .. skak mat aja lsg bikin 😡
mama_im
dih ngapain lu pak dubes. minta tolong?? hellooo,, gak inget sama perjanjian??
Meeta Baggio
Mengejutkan yess pak dubes datang buat menantu idaman nyaa, tp sayang udah Nanda cut duluan. haaa
Sayem Sayem
hari pertama pameran lancar smg tdk ada yg julid bin rusuh. eeh ngomong2 ni mantan BPK Dubes DTG gak tuh
Jenong Nong
alhamdulillah bnyak yg suka ya wening... ❤❤🙏🙏
Murti Puji Lestari
ini duo serigala berbulu domba, kalau tahu apa ngak makin gulung koming ya... 😅😅😅
Yuli Budi
Alhamdulillah ... lancar
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©
Alhamdulillah pameran hari pertama lancar, semoga begitu juga seterusnya. ayo Ning, semangaaaatt!!
Ratiwi Panduwaty
hihihi klo udh ketemu sodara suka lupa tempat lupa waktu ya 🤭
sefi dwi handriyantin
senang ya pak dipanggil mas.. alhamdulillah pameran hari pertama lancar.. banyak yang suka dengan karya-karya Wening.. semoga lancar sampai hari terakhir..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!