Rinjani Analita (Riri) mahasiswa fakultas keguruan yang merangkap sebagai guru honorer di sebuah sekolah SMP negeri bertemu dengan Abel anak muridnya yang punya seorang ayah berstatus duda anak satu. Abel yang rindu sosok seorang ibu yang meninggalkannya selama 4 tahun berharap sang guru menjadi ibunya. Abel selalu berusaha menjodohkan guru kesayangannya itu dengan Ervan papa nya, sedangkan Ervan punya kekasih dan mereka menjalin hubungan selama 2 tahun.
Apakah Abel berhasil membujuk Riri bersama Ervan atau kah Ervan menolak keinginan abel?
SEASON 2
kisah rumit antara Abelia, Davin dan juga Nolan. Kisah cinta segitiga dua bersaudara yang mencinta satu wanita yang sama.
Davin seorang dirut yang dikenal dengan kebiasaannya sering berganti pasangan. Sedangkan Nolan mahasiswa dingin yang punya jiwa sosial yang tinggi terhadap sesama.
siapa yang akan mendapatkan cinta Abel?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Einaz Ajjah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 13 Tiara
Keesokan malamnya Ervan melajukan mobilnya ke apartement Tiara. Apartement Tiara berada di kompleks PT. PM yang memang apartement khusus karyawan. Ervan mendapatkan fasilitas apartemen juga tapi dia lebih memilih tinggal di rumahnya karena lingkungan sosial di apartemen tidak baik untuk Abel.
Ervan menunjukkan id card dan langsung masuk kedalam lift menuju lantai 8. Setelah beberapa detik sampailah dia di depan pintu apartemen. Ervan membunyikan bel, tidak lama pintu terbuka.
"Surprise!!." Kata Ervan memberikan karangan bunga pada Tiara.
"Oh, Thank you.. Tumben bawa bunga segala. Kenapa nggak bilang kalau datang." Balas Tiara mengecup pipi kekasihnya dan mengandeng tangan Ervan menuntunnya masuk dan menaruh bunganya di atas meja.
"Kalo bilang namanya bukan surprise dong." Balas Ervan duduk di sofa.
"Rasanya sudah lama sekali kita tidak bersama begini akhir-akhir ini, sepertinya kamu sibuk dan jarang menemui aku" Kata Tiara memeluk Ervan.
"Aku nggak bisa ninggalin Abel di rumah sendiri, kalau aku ajak dia pasti kamu nggak suka."
"Sekali lagi anak kamu pasti jadi alasan." Balas Tiara.
"Sayang,, Cobalah dekat dengan Abel. Kalian kalo ketemu kenapa nggak pernah akur."
"Abel itu sangat cerewet, kadang aku pusing dengan ocehannya dan dia terlalu banyak mau nya." Kata Tiara bangkit dari pelukan Ervan.
"Dia kan masih anak-anak, apalagi dia sangat merindukan Ibu nya. Tiara, Abel itu bagian dari hidup aku. Jadi aku mohon terbiasalah dan jangan bertengkar terus sama dia" Kata Ervan menggenggam tangan Tiara.
"Ya. Ya nanti akan aku coba!"
"Bagaimana dengan kita, sampai kapan kita akan begini terus." Kata Ervan memulai percakapan yang biasa dia tanyakan kepada Tiara setiap bertemu.
"Sayang, kamu tahu kan selangkah lagi aku jadi kepala divisi, sementara ini aku hanya akan fokus ke situ." Kata Tiara.
"Tiara. Aku hanya ingin istriku nanti dirumah. Aku tidak ingin membebaninya dengan masalah yang lain. Tidak cukup kah aku saja yang berkerja?"
"Itu tidak mungkin Sayang. Aku tidak akan meninggalkan perkerjaanku yang aku bangun sejak lama. Apalagi sekarang impianku sudah di depan mata."
"Tiara, jadi kepala devisi prosesnya panjang. Nanti kamu akan training keluar negeri. Terus bagaimana dengan aku."
"Sayang, please. Kamu ngertiin aku. Aku janji setelah aku jadi kepala devisi aku akan memikirkan masalah pernikahan.'' kata Tiara mengengam tangan Ervan lagi.
"Bagaimana jika selama itu aku jatuh cinta pada wanita lain."
"Itu tidak akan terjadi Sayang. Kamu tahu kan apa akibatnya kalau kamu sampai ninggalin aku, itu tidak akan baik buat kamu atau Abel." kata Tiara terdengar mengancam.
"Kenapa kamu selalu mengancam Tiara. Kenapa kamu begitu keras kepala." kata Ervan langsung bangkit dari duduk nya.
"Aku cuma nggak mau kehilangan kamu Sayang." memeluk Ervan dari belakang.
"Kalau begitu. Kenapa kamu selalu menghindari pernikahan?"
"Aku tidak menghindar, aku hanya menunda sampai aku mencapai tujuanku. Aku juga tidak pernah keberatan jika kita melakukan hal..."
"Cukup Tiara." Ervan memotong ucapan Tiara sebelum meneruskannya dan menoleh kearah Tiara.
"Jangan pernah melewati batasan kita. Untuk apa aku disini. Pasti hanya pertengkaran dan ancaman yang aku dapat kalau bertemu kamu." Sambung Ervan lagi menggelengkan kepalanya.
"Sayang please. Kamu jangan marah dong"
"Lebih baik aku pergi Tiara, Abel pasti sudah nungguin aku." Ervan langsung bergegas keluar apartemen.
"Sayang. Sayang! " Tiara memanggil tapi Ervan tidak menggubris dan terus berjalan.
*****
Di kamar Abel
"Om Ervan belum pulang." kata Rena pada Abel karena hari ini menginap di rumah Abel.
"Tadi Papa udah pulang terus pergi lagi. Terus gimana, apa rencana selanjutnya. Yang kemaren berhasil banget. Papa sama Bu Riri jadi beda banget. Mereka kayak udah akrab gitu." Balas Abel.
"Akhir-akhir ini lagi kurang ide. Mungkin kurang makan es cream." Balas Rena.
"Ini buat beli es cream." Abel memberi pecahan uang seratus ribu pada Abel.
"Gini kan jadi encer. Kalau begitu kita bakar motor Bu Riri, biar om Ervan bisa ngantar Bu Riri pulang terus." Jawab Rena semangat.
"Rena jahat banget!" Abel merinding.
"Hahahaha.. Bercanda kali Bel." Rena tertawa melihat expresi Abel.
"Besok kamu main tempat Omah kamu kan, besoknya Sabtu kita nggak sekolah. Kan mereka sebantar aja udah akrab gimana kalau berduan lama." Balas Rena.
"Bener. Jadi aku nggak usah bilang ke Bu Riri kalau aku nggak les."
Rena mengancungkan jempol. Dan meraka tertawa berdua.
****
flasback
Setelah selesai mengisi bensin di Pom, langkah Ervan terhenti melihat sosok Bapak tua pengemudi ojek online lemas di atas trotoar pom bensin. Ervan menepikan mobilnya.
"Kenapa pak?"
"Bucket bunganya mahal Pak, tapi alamatnya fiktif. Ditelepon nomornya mati."
Katanya lemas.
"Ya udah, kalau saya beli bucketnya berapa Pak?" Ervan mengambil bucket bunganya dan pengemudi Ojol menyerahkan notanya.
Ervan mengeluarkan empat lembar uang seratus ribu dari dompet nya.
"Gak ada kembalianya Mas."
"Nggak apa Pak, ambil aja." balas Ervan menepuk pundak Bapak pengemudi Ojol.
"Makasih banyak Mas." Ervan pergi menaiki mobilnya.
"Kasih Riri aja bunganya pasti dia seneng." katanya pada diri sendiri sambil tersenyum-senyum.
"Ya ampun. Pacar kamu Tiara bukan Riri. Harusnya kamu ke tempat Tiara. Ada apa denganku", kata nya lagi menundukkan kepalanya ke kemudi mobil. Dan langsung melaju ke apartemen Tiara.
flasback off