NovelToon NovelToon
High School Iyuna

High School Iyuna

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Genius / Teen Angst / Teen School/College / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Menjadi NPC / Romansa
Popularitas:903
Nilai: 5
Nama Author: Anggara The Blukutuk³

Setelah berhasil kabur dari Ayah angkatnya, Iyuna Marge memutuskan untuk bersekolah di sekolah elite school of all things Dengan Bantuan Pak kepala yayasan. Ia dengan sengaja mengatur nilainya menjadi 50 lalu mendapat kelas F. Di kelas F ia berusaha untuk tidak terlihat mencolok, ia bertemu dengan Eid dan mencoba untuk memerasnya. Begitu juga beberapa siswa lainnya yang memiliki masa lalu kelam

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggara The Blukutuk³, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Esok yang menyedihkan

Di malam harinya, Reza, Alta, dan beberapa siswa 10E lainnya masih ada di sekolah. Mereka berjalan dengan langkah tergesa menyusuri koridor yang kini sunyi, sementara siswa siswi lainnya sudah berhamburan pulang ke rumah.

Mereka mendatangi ruang keamanan sekolah yang terletak di lantai bawah tanah, menuruni tangga dengan bunyi langkah bergema di dinding beton. Reza mendorong pintu besi dengan tenaga berlebih, membuat gagang pintunya berderit keras.

"Coba putar rekaman pukul 6 pagi tadi!" Perintah Reza, jari telunjuknya menunjuk ke arah monitor dengan gerakan tegas.

"Baik," Ucap pihak keamanan, lalu memutar kursinya dengan decitan pelan dan mengetikkan sesuatu di keyboard dengan jemari yang menari cepat. Ia mengklik mouse beberapa kali sebelum memutar rekamannya, cahaya monitor memantul di wajahnya yang serius.

Setelah direkam, Reza dan Alta kaget, tubuh mereka menegang seketika. "A-apa?" Ucap mereka bersamaan, suara mereka tercekat di tenggorokan.

"Ti-tidak ada apa apa?" Gumam Alta, matanya terbelalak lebar hingga bola matanya terlihat jelas dan kakinya melangkah mundur secara refleks. Ia mencondongkan tubuhnya ke depan, memperhatikan rekaman yang hanya menunjukkan lorong yang kosong, jari-jarinya mencengkeram pinggiran meja hingga kuku kuku jarinya memutih.

"Ba-bagaimana bisa?" Gumam Reza kaget, sembari memukul keras meja di dekatnya dengan kepalan tangannya, membuat beberapa pena terguling dan jatuh ke lantai dengan bunyi kecil. Napasnya memburu, dadanya naik turun dengan cepat.

"Kau sudah melihatnya bukan? Sekarang keluarlah, jika kau membuat keributan. Aku akan melaporkanmu," Ucap Dorian-Sensei, suaranya mengalir dingin seperti air es. Dorian Cole adalah guru laki-laki yang menjadi wali kelas 10E. Ia memiliki perawakan tinggi kurus berkacamata dengan rambut hitam dan ekspresi agak suram. Ia bersandar pada kusen pintu, lengannya terlipat di depan dada, matanya menyipit mengawasi dari balik lensa kacamatanya yang memantulkan cahaya.

"Ba-baiklah," Ucap Reza, mengusap tengkuknya dengan gerakan gugup, bahunya merosot tanda menyerah.

**Flashback ke kejadian setelah chapter 11 di kamar mandi (On):**

"Sebarkan, tempelkan di tembok-tembok," perintah Iyuna, tangannya membuat gerakan menyebar di udara dengan jemari terentang lebar, gerakan yang presisi dan penuh otoritas.

Membaca kertas itu, mata Eid terbelalak tak percaya, pupilnya mengecil karena syok, jari-jarinya meremas tepi kertas hingga kusut. "I-inikan!"

Eid mengangkat kepalanya dengan gerakan menyentak, lehernya tegang. "Apa yang akan kau lakukan?" Tanyanya, nadanya meninggi, urat di lehernya terlihat menonjol.

"Jangan banyak tanya," Jawab Iyuna dingin, bibirnya terkatup rapat membentuk garis tipis, matanya menusuk tajam.

Iyuna kemudian merogo saku dadanya dengan gerakan cepat dan efisien, jemarinya menyelinap ke dalam saku, lalu mengeluarkan sebuah kertas yang terlipat rapi. "Ini adalah rute dan posisi seluruh cctv yang disekolah ini, jangan sampai terlihat!" Ucapnya, melempar kertas itu ke arah Eid dengan sentakan pergelangan tangan yang tepat.

Eid menangkapnya dengan gerakan sigap, jemarinya menangkap kertas di udara. "Jawab dulu pertanyaanku!" Ucapnya, nadanya kesal, rahangnya mengeras.

Iyuna hanya menatap datar Eid, matanya tak berkedip seperti predator mengawasi mangsa. "Lakukan! Kau tau akibatnya jika menentang kan?" Ucapnya, nadanya mengancam, setiap kata diucapkan dengan penekanan yang membuat bulu kuduk meremang.

Sherin berdiri di belakangnya, jari-jarinya saling meremas dengan gelisah. "Akibat?" Tanyanya penasaran, kepalanya miring sedikit.

"Ti-tidak tidak, tidak ada," Elak Eid, tangannya mengibas cepat di udara, keringat mulai menetes di pelipisnya.

"Ba-baiklah, aku akan melakukannya," Ucap Eid pasrah dengan Iyuna, bahunya merosot, kepalanya tertunduk mengalah.

"Bagus," Respon Iyuna, bibirnya melengkung sedikit membentuk senyuman dingin. Ia kemudian memutar tubuhnya dengan gerakan anggun dan pergi menjauh, langkahnya menggema di lantai kamar mandi.

**Flashback ke kejadian setelah chapter 11 di kamar mandi (Off).**

Di keesokan harinya, "E-ennghh~" Erang Iyuna, berbolak balik di tempat tidurnya dengan gerakan gelisah. Selimutnya terbelit di kakinya seperti ular, sementara ia masih dalam keadaan tidur, bulir keringat menetes di dahinya.

Di sana, ia bermimpi. "Iyuna, mengapa kau melupakanku?" Suaranya muncul dipikiran Iyuna yang tertidur, bergema di benaknya seperti lonceng berdentang.

Iyuna mengigau, jemarinya mencengkeram seprai dengan erat. "Ang" — "ga" — "ra", sambil berbolak balik hingga baju tidurnya terbuka menampakkan dadanya yang tertutup selimut, kancingnya terlepas satu per satu, memperlihatkan kulitnya yang pucat di bawah cahaya redup pagi.

"Hah!" Ia terbangun tiba-tiba, tubuhnya terduduk tegak dengan sentakan keras, napasnya terengah-engah seperti habis berlari jauh. Keringat dingin membasahi wajah dan lehernya, rambutnya menempel lembab di pipinya.

Ia melihat kedua tangannya yang gemetar, membuka-tutup tangan atau jemarinya seolah memastikan mereka masih berfungsi, kulitnya terlihat pucat di bawah sinar matahari yang mengintip dari celah tirai.

"Hiks... Hiks..." Air mata keluar dari matanya, mengalir turun di pipinya yang memerah hingga terjatuh di pangkuannya, membentuk titik-titik gelap di selimutnya.

Ia pun berbaring lagi dengan gerakan lemah, memeluk erat guling hingga buku-buku jarinya memutih, wajahnya tenggelam dalam kain yang lembut. "Ang-ga-ra," Gumamnya sambil menangis, suaranya teredam guling. Benar, sudah sekian lama sejak terakhir kali ia menangis, dan kini isakan kecil terus keluar dari bibirnya yang bergetar.

Setelah beberapa menit, kesedihannya mulai reda, ia bangun dan mengucek matanya dengan punggung tangannya, menghapus jejak air mata yang tersisa. Ia menatap ke arah jam dinding, matanya menyipit berusaha fokus. "Sudah jam 6 yah?" gumamnya, suaranya masih serak akibat menangis.

Ia kemudian meraih ponselnya yang ada di meja dengan jemari yang masih gemetar sedikit, ia menyalakannya dengan sentuhan cepat. Cahaya layar menerangi wajahnya yang masih sembab. Terlihat notifikasi pesan dari nomor tak dikenal. Isi pesannya adalah, "bagaimana bisa kau tidak terlihat di kamera pengawas?" dan "trik apa yang kau mainkan?" isi chat itu, terkirim tadi malam pukul 09.20 PM.

Iyuna langsung tau siapa yang mengirim pesan itu, otaknya bekerja cepat menghubungkan titik-titik. "Ini Reza? Benar juga, aku memberinya kontakku kemarin," Monolognya, jarinya mengusap layar ponsel dengan gerakan lambat.

Ia mematikan ponselnya tanpa membalas apapun, tombol power ditekan dengan tekanan yang sedikit berlebihan, lalu beranjak dari kasur dengan gerakan malas. Kancing bajunya terbuka semua, membuatnya terlepas sendiri dari bahunya yang kecil, ia menutup kulit dadanya yang tidak mengenakan apa-apa dengan lengan yang menyilang di depan dada. Lalu menurunkan setelan celana pendek tidurnya dengan satu tarikan cepat, dan membalut tubuhnya dengan handuk yang ia ambil dari gantungan, jemarinya mengencangkan simpul handuk di dadanya sebelum bersiap untuk mandi.

Di sekolah, lebih tepatnya di dalam kelas. Seperti biasa, ketua dan wakil kelas sudah ada di sana dan hanya ada mereka berdua saja. Cahaya pagi masuk melalui jendela, membentuk pola-pola geometris di lantai kelas.

Sherin mendekat ke Eid yang sedang membaca buku, langkahnya ringan seperti menari. "Hei Eid, apa kau sibuk besok?" Tanyanya, nadanya berusaha merayu Eid, bibirnya melengkung membentuk senyuman manis.

"Tidak," Jawab Eid singkat, matanya tetap fokus ke bukunya, jemarinya membalik halaman dengan gerakan hati-hati.

Sherin menyentuh bagian atas buku Eid dengan jarinya, kuku jarinya, lalu menurunkan jarinya perlahan, membuat Eid harus menatap Sherin di hadapannya. "Berkencanlah denganku besok, mau?" Ajak Sherin, tersenyum dengan mata berbinar penuh harap.

Eid terdiam sejenak, wajahnya memerah seperti tomat matang, tubuhnya menegang. "Heee? Ke-ke-ke-kencan? Me-mengapa tiba tiba?" Tanya nya ragu dan gugup, tangannya tanpa sadar meremas ujung bukunya.

Sherin memainkan jarinya di meja, mengetukkan ritme tak beraturan dengan kukunya. "Habisnya, selama ini kau selalu mengabaikanku," Ucapnya, mengembungkan pipinya sebal, bibirnya mengerucut imut.

"Be-begitu yah..." Ucap Eid, menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal, rambutnya sedikit berantakan karena gerakan itu.

Sherin menepuk tangannya dengan suara keras, bersemangat hingga gelang di pergelangan tangannya berdenting. "Oh iya! Aku juga berniat mengajak Iyuna. Jadi bisa double date! Ini pasti menyenangkan!" Ucap Sherin antusias.

"Iyuna? Double date?" Ucap Eid gugup, pipinya memerah semakin dalam, telinganya ikut memerah, tangannya tanpa sadar menyentuh dasi sekolahnya, merapikan simpulnya yang sudah rapi.

"Tunggu, Iyuna? Memangnya dia punya pacar?" Tanya Eid ragu, alisnya bertaut penasaran.

Sherin berpikir sejenak, jari telunjuknya mengetuk dagu dengan gerakan berpikir. "Kayanya sih punya, karena aku pernah melihatnya," Ucapnya, matanya menerawang ke langit-langit seolah mengingat sesuatu.

"Benarkah? Siapa?" Tanya Eid penasaran, tubuhnya condong ke depan, matanya melebar penasaran.

"Rakha-Senpai," Jawab Sherin santai, mengangkat bahunya sedikit.

"Heeeeeeee!!?"

1
Jumpri Cry
lanjut
SukiDenial
Mcnya keren. Dan ada banyak fanservicenya😍. Iyuna itu waifu ku banget titik🤬
Dimas Saputra
lanjut thor, dan Saling suport
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!