NovelToon NovelToon
GAYATRI Ketika Cinta Tak Lagi Berharga

GAYATRI Ketika Cinta Tak Lagi Berharga

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Pelakor / Angst / Penyesalan Suami
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: Hernn Khrnsa

Gayatri, seorang ibu rumah tangga yang selama 25 tahun terakhir mengabdikan hidupnya untuk melayani keluarga dengan sepenuh hati. Meskipun begitu, apapun yang ia lakukan selalu terasa salah di mata keluarga sang suami.

Di hari ulang tahun pernikahannya yang ke-25 tahun, bukannya mendapatkan hadiah mewah atas semua pengorbanannya, Gayatri justru mendapatkan kenyataan pahit. Suaminya berselingkuh dengan rekan kerjanya yang cantik nan seksi.

Hidup dan keyakinan Gayatri hancur seketika. Semua pengabdian dan pengorbanan selama 25 tahun terasa sia-sia. Namun, Gayatri tahu bahwa ia tidak bisa menyerah pada nasib begitu saja.

Ia mungkin hanya ibu rumah tangga biasa, tetapi bukan berarti ia lemah. Mampukan Gayatri membalas pengkhianatan suaminya dengan setimpal?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hernn Khrnsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

GAYATRI 13

“Waktu habis! Seluruh peserta, silakan tinggalkan meja. Juri akan mulai menilai.”

Pengumuman itu menandakan berakhirnya lomba memasak hari itu. Semua peserta sontak mengangkat tangannya ke atas. Sorak dan tepuk tangan memenuhi aula. 

Kaluna menggenggam tangan Gayatri dengan erat, seakan jika genggaman itu dilepas sedikit saja ia akan jatuh. Gayatri balas meremas lembut balik, menenangkan dengan tatapan yang lembut.

Di belakang mereka, Keandra ikut menahan napas, sementara Mahesa berdiri di dekat kursi penonton, tampak gelisah.

Meja peserta lain sudah dipenuhi sajian yang tampak mewah. Sementara meja Kaluna dan Gayatri hanya ada satu mangkuk sup hangat sederhana ala rumahan. 

"Bu, aku takut hasilnya tidak sesuai dengan yang aku bayangkan," bisik Kaluna pelan. 

Gayatri mengusap lembut punggung tangan putrinya, menenangkan. "Tidak apa-apa jika hasilnya tidak sesuai dengan harapan kita, yang terpenting kita sudah berusaha." 

Tak lama dari itu, ketiga juri terlihat berjalan perlahan dari meja ke meja. Mereka mencatat, mencicipi sedikit demi sedikit, sesekali berbisik-bisik.

Nadya berdiri jauh, menyilangkan tangan, wajahnya keras. Mahesa memandangnya sekilas, tapi tak sempat bertanya apa pun.

Ketika juri tiba di depan meja Kaluna dan Gayatri, suasana seolah membeku seketika.

Kaluna langsung menunduk gugup.

Dan Gayatri hanya berdiri tegak, sudah terlalu sering menghadapi rasa sakit untuk sekarang takut akan penilaian.

Juri pertama, seorang guru tata boga berambut pendek, menatap sup itu. “Ini apa? Apakah ini sup?” tanyanya tak yakin. 

Gayatri mengangguk tenang. “Sup rumahan.”

Kaluna buru-buru menambahkan, “Tadi masakan kami jatuh, Bu. Jadi …." Kaluna terhenti, karena juri itu terlihat tidak peduli dengan penjelasannya. 

Juri kedua, seorang chef yang diundang sekolah, tersenyum samar. Ia menunduk, menyendok sedikit sup itu ke bibirnya.

Sejenak ia terdiam. Suasana itu terasa menegangkan bagi Kaluna. Hanya suara kamera ponsel orang tua lain yang terdengar. Mahesa terlihat menegakkan badan, menunggu ekspresi juri.

Chef itu menutup matanya sesaat dan menghela napas. “Masakan yang sederhana sekali.”

Kaluna menunduk makin dalam. Merasa kalah dan pasrah, setelah ini ia pasti akan menjadi perbincangan siswi lain. 

“Tapi,” kata Chef itu melanjutkan, “Justru inilah yang membuatnya berbeda.”

Mahesa terkejut. Keandra mengangkat alis.

Sementara Kaluna dan Gayatri mendongak pelan.

Chef itu tersenyum hangat. “Tidak banyak yang bisa membuat masakan sederhana tapi terasa hangat seperti ini. Rasanya ringan, seimbang, dan jelas dibuat dengan hati.”

Juri ketiga, seorang guru senior, ikut mencicipi dan mengangguk. “Lebih dari sekadar rasa, ini menunjukkan arti kerja sama.”

Kaluna memerah menahan haru. Gayatri tersenyum kecil, senyum yang tidak disangka-sangka bisa muncul hari itu.

Tapi belum sempat mereka merasa lega, juri perempuan pertama bertanya hal yang membuat ruangan kembali menegang.

“Luna, tadinya lomba ini adalah lomba Ibu dan Anak. Tapi kenapa bukan ibumu yang menemanimu sejak awal?” tanya juri itu, tatapannya tajam. 

Pertanyaan itu menggantung seperti pisau.

Sederhana, tapi mengiris.

Semua orang menoleh ke arah Kaluna. Tatapan mereka seolah menuntut penjelasan dari gadis itu. 

Kaluna menelan ludah. Ia melirik Nadya, lalu menggenggam tangan Gayatri lebih kuat.

“Aku … sebenarnya, ibuku tidak bisa memasak makanan lain selain makanan ala rumahan,” jawab Kaluna lirih.

Salah satu juri mengangkat alis. “Lalu kenapa dengan hal itu?”

Kaluna terdiam. Hanya suara tepukan sepatu para guru yang bergerak di belakang yang terdengar.

Akhirnya, Kaluna menjawab dengan suara kecil. "M-maaf, aku sudah membuat kesalahan, aku sudah tidak mengikuti aturan lomba." 

Salah seorang juri menepuk bahu Kaluna pelan, "Minta maaf kepada Ibumu, Nak. Dia yang paling berhak menerimanya. Dan, karena kau telah melanggar aturan lomba, maka kami terpaksa mengeliminasi kau dari lomba."

Kaluna terdiam pasrah, kepalanya tertunduk dalam mendengar pernyataan juri itu. Ia baru sadar bahwa ia sudah melakukan kesalahan besar hari itu. 

Gayatri menahan napas. Keandra menutup mulut, hampir mengumpat karena saking emosinya. Sementara Mahesa menunduk dengan wajah yang sulit ditebak, dan Nadya tampak seperti tersengat listrik.

Juri kedua menatap Gayatri lama, seolah melihat sesuatu yang tersembunyi.

“Kau ibu yang baik, Bu. Semoga kau selalu bahagia,” kata juri itu pelan. Lalu kembali melanjutkan langkahnya. 

Gayatri menahan air mata, tetapi ia membalas dengan anggukan sopan. Tatapannya langsung tertuju kepada sang putri yang tampak kecewa. 

Ketika penilaian selesai, MC maju ke panggung. Suasana mendadak jadi terasa menegangkan. Semua peserta memegang tangan ibu mereka masing-masing, tak terkecuali Kaluna. 

Kaluna bahkan mencengkeram jari Gayatri hingga pucat. Di belakang, Mahesa terlihat mondar-mandir gelisah, sementara Nadya justru memilih memalingkan wajah.

“Baiklah,” MC membuka pengumuman, “Inilah tiga tim yang masuk nominasi pemenang lomba memasak tahun ini ….”

Deg! 

Nama demi nama dipanggil. Meja-meja dengan masakan paling mewah mendapat tepuk tangan meriah.

Gadis itu menunduk kecewa. Menyesali keputusannya dan kesalahannya. Jika saja ia tidak ceroboh, ia mungkin masih memiliki kesempatan. 

Ia menoleh ke arah sang ibu. "Ibu, maafkan aku," katanya pelan. 

1
༄༅⃟𝐐.𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
kok saya pengen ikutan ngamookkk 😤
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
Rasain tuh 😏
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
Langsung shock berat 😔
Dwiann🌱
Greget banget sama Sarita dan Mahesa(⁠ノ⁠`⁠⌒⁠´⁠)⁠ノ
Dwiann🌱
Thor, sejak pertama kali saya membaca saya langsung terbawa cerita. Tetap semangat ya, Thor💪💐❤️
Ceu Markonah
bongkar kebusukan mahesa
༄༅⃟𝐐.𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
tanya gih ke anakmu
༄༅⃟𝐐.𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
ibukmu sudah lihat semua, dan kalau dia msh mau bersama bapakmu ya berarti gu oblok ehh
Uswatun Hasanah
tambah lagi thor 🙏🙏🙏
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
bersiaplah Mahesa 😤
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
berlari pergi
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
benci tapi cinta 😏
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
rasain 😏
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
Kalian yg akan terkejut 🤭
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
betul 👍🏻
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
kita lihat apa Nadya bisa mengurus rumah dan penghuninya yg lain 😏
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
betul 😌
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
Anak dan bapaknya sama saja 😤
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
Untunglah Shakira tidak seperti ibunya 😏
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
Apa hubungannya,belum tentu orang yg pendidikan tinggi bisa mengurus keluarganya 😤
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!