Karena ulah wanita yang ia cintai kabur saat usai akad nikah, Letnan Harley R. A Navec tidak sengaja tidur dengan wanita yang berbeda, gadis yang sebenarnya sudah menjadi pilihan orang tuanya namun ia merahasiakan hal besar ini. Harley Navec hanya menganggap Pranagita Kairatu Inggil Timur sebagai adik, apalagi gadis itu adalah adik dari sahabatnya sendiri. Disisi lain, jiwa petarung dan jiwa bebas Harley masih melekat dalam dirinya.
Sakit hati yang mendalam ia lampiaskan di setiap harinya pada Gita hingga gadis lugu itu hamil. Sebenarnya perlahan sudah terbersit rasa sayang apalagi setelah tau Gita hamil namun kakunya Letnan Harley membuatnya kabur hingga bertemu kembali dengan seorang pria yang dulu pernah berkenalan dengannya tanpa sengaja, Letnan Herlian Harrajaon Sinulingga.
Pernikahan Letnan Harra dan Gita pun terjadi, rintangan silih berganti menghampiri hingga hadir istri titipan karena.....
SKIP bagi yang tidak tahan KONFLIK
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone_Batman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13. Indahnya hidup.
"Perasaan kemarin nggak ada kabar siapa pacarmu. Sekarang tiba-tiba sudah mau jadi bapak aja, lu." Gumam Bang Vial. "Malah aku bingung, istri Harley tidak ada." Ujar Bang Vial sambil melihat tumpukan berkas milik kedua sahabatnya, sebab dirinya menjabat sebagai Pasiepers pengganti.
Masih dengan sikap tenang, Bang Harra menghisap rokoknya namun tidak dengan raut wajah Bang Harley yang mendadak gelisah.
"Namanya jodoh, siapa yang tau." Jawab Bang Harra singkat.
"Laahh.. Kamu batal nikah, Har??" Tanya Bang Vial menanyakan kejelasan sebab itu pun menjadi tugasnya. "Nah lu, Black. Sumpah.. Ini bagaimana kalau Danyon lihat. Lu......"
"Ya sudah, berikan saja apa adanya. Memang itu kenyataannya. Siapa mau tegur saya."
Bang Vial terdiam sejenak, memang selama ini tidak ada satupun rekan dan atasan yang berani mencolek masalah apapun tentang Letnan Harra. Kecerdasan dan kecakapan seorang Harra sanggup membuat komandan tinggi terdiam, tak terkecuali Pak Decky dan Pak Lugas.
***
Malam ini Gita sungguh gelisah. Sejak tadi dirinya tidak bisa tidur dan terus menatap langit-langit kamar. Ia pun bangkit dan mencari Bang Harra. Apalagi suara angin malam membuatnya takut.
Gita pun akhirnya melihat meja ruang tamu sudah bergeser di sudut, Bang Harra pun tidur hanya beralaskan sehelai sarung dan bertelanjang dada.
"Abang, Gita nggak bisa tidur." Kata Gita sambil menggoyang lengan Bang Harra namun pria tersebut sama sekali tidak bergeming sama sekali. "Abaaaang..!!!" Sekali lagi Gita menggoyang lengan Bang Harra dan hasilnya tetap sama. "Gita tidur sama Abang ya????" Tangan itu masih menggoyang lengan Bang Harra.
"Hmm.." Respon Bang Harra saat itu.
Setelah melihat respon tersebut, Gita merebahkan diri pada lengan Bang Harra. Aroma parfum maskulin yang masih melekat membuat Gita merasa tenang. Tak lama Gita ikut tertidur pulas.
...
Pagi hari, hawa dingin namun tubuh Bang Harra terasa basah. Ia terbangun dan menggeliat tapi lengannya terasa mati rasa dan pegal. Kaki kanannya sulit untuk di gerakan.
Nyawa Bang Harra masih terserak. Entah apa mimpinya barusan. Ia merasa mendekap erat tubuh Gita, melepaskan rindu yang sebenarnya ia tahan.
Di alam bawah sadarnya, Bang Harra juga mengingat semalam belum sempat 'menyapa' rumah barunya dan menyangka penunggunya sedang 'ingin berkenalan' dengannya.
Tapi saat membuka matanya, ia melihat Gita tidur di lengannya, kakinya mengapit pahanya seakan dirinya adalah sebuah guling.
"Astaghfirullah, ini dia ternyata penunggunya. Sejak kapan Gita pindah kesini??" Gumam Bang Harra.
Matanya semakin terbelalak melihat dress malam Gita tersingkap, tapi yang lebih membuat dirinya syok, tubuhnya mengalami sensor tegangan tinggi, tangan Gita berada pada tempat yang tidak semestinya.
"Lailaha ilallah.. Kacau.. Kacaaauuuu..!!" Bang Harra berusaha bergeser tapi keadaan semakin berbahaya hingga akhirnya hati dan akal sehat pun berperang.
Bang Harra memejamkan mata, ia bergeser dan mendekap tubuh Gita yang masih terbuai dalam tidurnya. "Kalau begini salah siapa, sayang?? Dosanya biar Abang tanggung sendiri." Bisik Bang Harra pasrah dan hal yang di inginkan terjadi tanpa satu jengkal pun 'menyentuh' sang istri.
:
Saat Gita terbangun, ia sudah mendapati dirinya berada di dalam kamar. Pikirannya belum terkumpul tapi Bang Harra sudah menyapa.
"Pagi kasihku.. Ayo cepat mandi, mandi yang Harra, Abang tunggu..!! Itu sudah Abang tulis cara mandinya. Waktu subuh sudah hampir habis..!!" Perintah Bang Harra.
Gita menurut dan segera mandi, langkahnya pelan dan melirik Bang Harra yang sedang menyisir ujung jambulnya sambil bersiul.
Tak peduli akan hal itu, Gita kembali melangkah menuju kamar mandi.
...
Bang Harra dan Bang Harley usai lapor datang dan menyesuaikan kegiatan hari ini dengan yang lain.
"Berkas sudah saya terima tapi tetap minta tanda tangan pengesahan pada seluruh pejabat Batalyon ya..!!" Perintah Danyon pada Bang Harra.
"Siap. Kami lengkapi, Danyon..!!"
"Istrimu hamil berapa bulan, Harra?" Tanya Danyon.
"Siap, ijin.. Dua bulan, Danyon." Jawab Bang Harra.
Arah mata Danyon kini tertuju pada Bang Harley. "Kau yang sabar, dunia ini penuh dengan ujian. Suatu saat nanti Tuhan akan memberikanmu jodoh yang tepat." Ujar Danyon.
"Siap, Danyon. Ijin.. Terima kasih."
...
Perkara menata barang di rumah dinas belum beres, Bang Harra dan Bang Harley di ijinkan pulang untuk hari ini.
"Saya ikut, donk." Bang Vial tiba-tiba saja membuntuti Bang Harley dari belakang.
"Ya wes, ayo.. Ajak Heldar sekalian. Lumayan bisa bantu kita, biar hemat waktu dan tenaga." Kata Bang Harley. "Piye, Black?? Setuju atau tidak??"
"Oke lah, lebih cepat lebih bagus." Jawab Bang Harra.
...
Bang Heldar sudah memangkas sisa tanaman di hutan hingga jauh ke belakang. Ia juga tidak ingin bumil ketakutan dengan keadaan hutan yang sangat lebat.
Siang saatnya beristirahat, para pria duduk bersantai dan Gita membawa satu teko besar es teh.
"Aduuh Tuhan, bidadari turun tangan bantu para pangeran." Celetuk Bang Vial.
Bang Harra masih meliriknya sampai kemudian Bang Vial mengulurkan tangan pada Gita.
"Coba kenalan sama pangeran yang ini.. Kevin Navial." Katanya dengan senyum sumringah.
"Hai Bang Ke, salam kenal."
Sontak para pria tertawa terbahak bahkan air minum di mulut Bang Heldar sampai menyembur ke udara.
"Memang bangke tuh, Git." Sambar Bang Heldar.
"Panggil Bang Vial aja kenapa sih, Gita. Kenapa harus Bang Ke???" Protes Bang Vial bersungut-sungut kesal.
.
.
.
.
konfliknya makin komplek, mantapp💪💪