NovelToon NovelToon
Arsaka: Sang Kultivator Lintas Dimensi

Arsaka: Sang Kultivator Lintas Dimensi

Status: sedang berlangsung
Genre:Kultivasi Modern / Action / Epik Petualangan / Sistem / Fantasi / Light Novel
Popularitas:414
Nilai: 5
Nama Author: Sourcesrc

Nama Tokoh Utama: Arsaka Adyatma

Latar: Dunia Kultivator Jepang (Nihon Reikai), tersembunyi di dimensi lain.

Ringkasan Plot
Arsaka Adyatma, seorang mahasiswa teknik elektro yang realistis dari Jakarta, melakukan perjalanan wisata ke Kyoto, Jepang. Ketika ia menyentuh sebuah Gerbang Kuil kuno yang tersembunyi dimensinya, ia secara tak sengaja ditarik ke dalam Nihon Reikai—Dunia Kultivator Jepang, sebuah dimensi di mana hukum fisika digantikan oleh energi spiritual yang disebut Reiki atau Ki, dan kekuatan menentukan segalanya.

Tiba-tiba terdampar dan dilengkapi dengan sistem antarmuka mirip game yang misterius dan warisan unik Segel Naga Void yang tidak aktif, Arsaka mendapati dirinya berada di dasar rantai makanan. Ia diselamatkan oleh murid-murid dari Sekte Awan Guntur di tepi Kekaisaran Tiga Bintang, yang langsung meragukan asal-usulnya.

Novel ini mengikuti perjalanan Arsaka dari seorang Murid Tahap Awal yang naif menjadi seorang Kaisar Kultivasi yang ditakuti.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sourcesrc, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 13

Arsaka melangkah masuk ke dalam gua vulkanik tersembunyi. Suhu di dalamnya luar biasa panas, tetapi anehnya stabil. Formasi Reiki di sekelilingnya memancarkan cahaya oranye dan biru, mengendalikan panas dari magma di bawahnya.

Jiro, Pandai Besi Naga Putih, duduk di depan tungku tempa raksasa. Dia adalah seorang pria tua yang sangat kurus, dengan janggut putih panjang dan otot-otot lengan yang keras seperti baja. Matanya tersembunyi di balik kacamata tempa tebal.

"Kau bocah yang tahu tentang Jaringan Bayangan," kata Jiro, tanpa menoleh, suaranya parau dan berderak. Dia memegang palu besar yang memancarkan aura Tanah Padat Tingkat Tinggi. "Aku merasakan Mutiara Petir Bawah Tanah-mu. Jangan berani-berani merusaknya."

"Aku Arsaka. Aku datang untuk kesepakatan," jawab Arsaka, menunjukkan mutiara itu.

Jiro akhirnya menoleh, matanya yang tua memindai Arsaka. "Rana bilang kau seorang insinyur, bukan Kultivator biasa. Bagus. Lihatlah."

Jiro menunjuk ke langit-langit gua. Jaringan formasi Reiki di sana berkilauan tak menentu. Beberapa kristal memancarkan cahaya stabil, sementara yang lain berkedip-kedip.

"Itu adalah Formasi Flux Energi (Fukasa no Hōjin)," jelas Jiro. "Aku menggunakannya untuk menyeimbangkan panas magma dan dinginnya Reiki Air dari air terjun di luar. Pedang terbaik lahir dari keseimbangan ekstrem. Selama seratus tahun, formasi ini tidak pernah gagal. Sekarang, Flux utamanya kacau. Aku tidak bisa menempa apapun dengan benar. Jika kau bisa memperbaikinya, aku akan menempa pedangmu. Jika tidak..."

"Aku akan mati di tempatmu, karena kau sudah melihat rahasia ini," sela Arsaka. "Aku mengerti. Dimana diagramnya?"

Rana, yang mengikuti dari belakang, meletakkan gulungan perkamen yang sangat terawat di atas meja batu.

"Ini adalah Diagram Formasi Fukasa. Tertulis dalam bahasa kuno," kata Rana. "Aku sudah mencoba memecahkannya. Ada ratusan simpul dan sambungan Reiki. Energi di sini sangat liar. Kita harus cepat."

"Kerja bagus," kata Arsaka, mengambil gulungan itu. Dia menyentuh Diagram Fukasa.

[PEMBERITAHUAN SISTEM]

Menganalisis Formasi Kuno...

Struktur: Jaringan Reiki modular, dirancang untuk re-routing dan damping gelombang energi vulkanik.

Kesalahan Kritis Terdeteksi: Ketidakselarasan frekuensi di Simpul 32 (Gugus Kristal Air).

Arsaka menghela napas. Dia sudah menduga. Itu adalah masalah teknik sederhana, tetapi sulit dideteksi tanpa pemahaman fisika Reiki.

"Masalahnya bukan karena formasi ini rusak," kata Arsaka. "Formasi ini terlalu bagus."

Rana mengangkat alisnya. "Apa maksudmu?"

"Jiro Sensei, kau telah menempa selama seratus tahun, kan? Setiap kali kau menempa, kau menekan Reiki Tanah dari palumu ke logam. Seiring waktu, logam-logam itu—meskipun kecil—telah menumpuk di simpul kristal di gua ini."

Arsaka menunjuk ke simpul yang berkedip-kedip di atas kepala. "Kristal-kristal ini dirancang untuk menyerap dan menyeimbangkan Reiki Air dari air terjun. Tetapi penumpukan residu Reiki Tanah mengubah frekuensi resonansi alami mereka. Mereka sekarang tidak selaras dengan Reiki Air yang masuk. Seperti instrumen yang fals."

Jiro menyentuh dagunya, terkejut. "Aku... aku tidak pernah memikirkannya."

"Aku butuh waktu dua jam untuk memetakan jalur kristal dan menghitung offset frekuensi baru," kata Arsaka. "Rana, aku butuh bantuanmu."

Kemitraan Tegang di Bengkel Panas

Pekerjaan Arsaka sangat intens. Di satu sisi, dia adalah insinyur yang menghitung frekuensi resonansi Reiki dengan presisi desimal. Di sisi lain, dia adalah Kultivator Tanah yang harus menyuntikkan Reiki ke dalam kristal untuk mengkalibrasi ulang strukturnya.

"Rana, Simpul 32!" teriak Arsaka. "Tekanan Reiki Angin sebesar 7,2. Tidak lebih, tidak kurang. Aku perlu Angin yang sangat stabil untuk mendorong offset kristal Tanah ini."

Rana, berdiri di atas balok penopang, memusatkan Reiki Anginnya. Dia adalah seorang ahli presisi. Meskipun kecepatannya liar, kendalinya sangat halus.

"Kau tahu, untuk seorang insinyur yang begitu pintar, kau tidak pandai menjaga kata-katamu," gerutu Rana sambil menahan tekanan Reiki 7,2.

"Kenapa?" Arsaka sibuk menggali residu mineral dari kristal lain.

"Di luar sana, kau bilang kau akan memecahkan kecepatan sempurnaku," kata Rana, sedikit senyum muncul di bibirnya. "Namun, kau hanya menggunakan kontrol dan keseimbangan untuk menyentuhku. Itu adalah pujian tertinggi bagi Tanah-mu."

"Aku sudah memecahkan masalah kecepatan," jawab Arsaka, fokus pada pekerjaannya. "Kecepatan murni tidak ada gunanya jika tidak bisa ditahan oleh fondasi yang kuat. Dan kecepatanmu... itu menarik, Rana. Itu adalah Kecepatan Angin yang paling stabil yang pernah kulihat."

Rana terdiam. Di Sekte Awan Guntur, Elemen Angin-nya dianggap terlalu ringan untuk menjadi Fondasi. Arsaka adalah yang pertama memuji stabilitas dalam kecepatannya.

"Kenapa kau begitu percaya diri dengan kecerdasanmu?" tanya Rana, suaranya sedikit melunak.

"Karena itu satu-satunya yang kumiliki," jawab Arsaka jujur. "Di dunia kultivasi ini, aku tidak bisa berharap mencapai Tahap Abadi hanya dengan berkultivasi pelan-pelan seperti yang lain. Aku harus menggunakan rekayasa untuk melompati waktu yang hilang. Seperti sekarang, aku menggunakanmu sebagai sensor tekanan dan pemanipulasi material yang sempurna. Tidak ada alat yang lebih baik."

Rana sedikit cemberut. Dia merasa sedikit tersinggung, namun pada saat yang sama, dia merasa diperlukan dalam kapasitasnya yang paling unik.

"Aku bukan alat," gerutunya.

"Tentu saja bukan," kata Arsaka, akhirnya selesai dengan kalibrasi Simpul 32. "Kau adalah rekanan teknik terbaik yang pernah kumiliki. Kecepatanmu dan ketelitianmu dalam mengendalikan Reiki Angin itu... membuatku iri."

Arsaka menoleh dan menatapnya. Matanya yang kelelahan oleh panas dan kalkulasi bertemu dengan mata abu-abu Rana.

"Kau dan aku, Rana. Kita adalah sinergi sempurna: aku Jangkar Tanah yang memberimu fondasi, dan kau Badai Angin yang memberiku kecepatan. Kita seharusnya tidak membuang waktu untuk bertarung."

Wajah Rana sedikit memerah di bawah cahaya tempaan. Dia tersenyum kecil—senyum pertama yang Arsaka lihat.

"Baiklah, Insinyur. Simpul 48. Butuh Reiki Tanah yang sangat lembut dan vibrating untuk menyeimbangkan kristal di sana. Kau yang pegang kendali," kata Rana, suaranya kini penuh hormat dan sedikit... antisipasi.

Penempaan Dimulai

Dua jam kemudian, Arsaka mundur, berlumuran keringat dan debu mineral.

[PEMBERITAHUAN SISTEM]

Formasi Fukasa Selesai Diperbaiki.

Fluks Energi Stabil: 100%. Resonansi Kristal Optimal.

Peningkatan Status: Pemahaman Formasi Teknik +5.

Jiro, Pandai Besi Naga Putih, melepas kacamatanya. Matanya berbinar. Formasi di langit-langit gua kini memancarkan cahaya yang sempurna dan tenang.

"Brilian, Anak Muda," Jiro menghela napas. "Kau melakukannya. Sekarang, berikan aku mutiara itu."

Arsaka menyerahkan Mutiara Petir Bawah Tanah.

Jiro melemparkannya ke tungku. Mutiara itu tidak meleleh; sebaliknya, ia mulai bergetar liar, memancarkan Petir ungu dan Tanah cokelat.

"Pedang yang bisa menahan Petir Surgawi harus memiliki tiga hal," kata Jiro, mengambil palu raksasanya. "Bahan terbaik (Mutiara Petir). Panas yang tepat (Formasi Fukasa). Dan Sentuhan Jiwa sang penempa."

Jiro mulai menempa. Palunya, yang dilapisi Reiki Tanah, menghantam mutiara itu dengan ritme yang lambat dan mematikan. Setiap pukulan adalah gelombang kejut yang memadatkan material.

"Pedangmu akan membutuhkan waktu sepuluh hari untuk ditempa," kata Jiro, matanya terfokus. "Selama waktu itu, kau dan Rana akan melatih sinergi kalian. Kau telah menarik perhatian. Kau harus menjadi kekuatan tempur ganda."

Rana melirik Arsaka, senyum tipis di wajahnya. "Sepuluh hari. Aku akan mengajarimu cara menghindari serangan yang tidak kau lihat, Insinyur. Sebagai imbalan, kau harus mengajariku cara mengubah udara menjadi Jangkar Tanah."

"Kesepakatan," jawab Arsaka, merasa bersemangat untuk pertama kalinya sejak dia meninggalkan Sekte. Dia bukan lagi hanya Kultivator Guntur. Dia adalah Insinyur Formasi dan Rekanan Tanah Rana.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!