NovelToon NovelToon
Heaven'S Flawed Judgment

Heaven'S Flawed Judgment

Status: sedang berlangsung
Genre:Ahli Bela Diri Kuno / Kelahiran kembali menjadi kuat / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Reinkarnasi / Fantasi Timur / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: YUKARO

Seorang kultivator muda bernama Jingyu, yang hidupnya dihantui dendam atas kematian seluruh keluarganya, justru menemukan pengkhianatan paling pahit dari orang-orang terdekatnya. Kekasihnya, Luan, dan sahabatnya, Mu Lang, bersekongkol untuk mencabut jantung spiritualnya. Di ambang kematiannya, Jingyu mengetahui kebenaran mengerikan, Luan tidak hanya mengkhianatinya untuk Mu Lang, tetapi juga mengungkapkan bahwa keluarganya lah dalang di balik pembunuhan keluarga Jingyu yang selama ini ia cari. Sebuah kalung misterius menjadi harapan terakhir saat nyawanya melayang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YUKARO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Permohonan Fengyuan!

Pagi menyingkap tirainya di Sekte Qingyun. Langit bersih bagai sutra biru yang baru ditenun, dan cahaya matahari muda menyusup lembut di antara puncak-puncak kabut spiritual. Gunung-gunung hijau menjulang mengelilingi lembah sekte, memantulkan kilau spiritual dari formasi pelindung yang berputar pelan seperti kabut emas.

Suara pedang kayu bertemu, teriakan semangat murid-murid menggema, membelah udara pagi. Di halaman utama sekte, ratusan murid berpakaian abu-abu muda tengah berlatih jurus dasar. Napas mereka sinkron, langkah mereka seragam. Setiap gerakan meninggalkan bayangan samar yang menunjukkan Qi mereka mulai terjalin dengan ritme dunia. Di sisi lain, para murid senior telah menyepi di gua kultivasi masing-masing, di mana formasi pelindung pribadi mereka berdenyut perlahan, menandakan konsentrasi penuh.

Namun di tengah hiruk-pikuk semangat pagi itu, ada satu tempat yang sunyi, bagai terputus dari dunia. Rumah kayu tetua Jian Wuji, yang berada di punggung bukit sebelah barat sekte. Di sanalah Lumo, yang telah mengurung diri dua tahun lamanya, belum juga keluar dari kamarnya.

Di dalam kamar itu, udara berat dengan aroma darah kering. Lantai batu tertutup lapisan tipis merah tua yang sudah mengeras. Dinding di sekitar tempat meditasi tampak retak halus, sisa-sisa dari tekanan spiritual yang pernah mengguncang ruang itu. Di tengahnya, Lumo tergeletak belum sadarkan diri. Pakaian putihnya telah berubah menjadi merah kehitaman, kaku oleh darah yang lama mengering. Tubuhnya diam, seolah telah membatu.

Namun perlahan, jemarinya bergerak. Napas panjang keluar dari bibirnya yang pucat. Matanya terbuka perlahan, cahaya biru berkelebat singkat di dalamnya. Seketika, atmosfer kamar berubah. Sisa-sisa Qi di udara bergetar lembut, seperti mengenali tuannya telah kembali sadar.

Lumo menghela napas panjang dan segera duduk bersila. Dengan cepat dan gerakan yang terlatih, ia membentuk segel tangan di depan dada, lalu menutup matanya lagi. Tubuhnya bergetar pelan, dan dari pori-porinya keluar kabut tipis Qi berwarna biru pucat.

Ia menstabilkan aliran energi dalam dantian. Arus Qi langit dan bumi yang sebelumnya kacau mulai mengalir teratur, bergerak melalui dua belas meridian utama, kemudian bersatu kembali di pusat tubuhnya. Dalam keheningan itu, suara detak jantungnya terdengar jelas, seolah berdentang bersamaan dengan denyut spiritual bumi di bawah sekte Qingyun.

Beberapa waktu kemudian, ia membuka matanya. Napasnya kini stabil, matanya bening seperti air yang baru mencair dari es. Ia menatap sekeliling kamar yang penuh bekas perjuangan lalu bergumam pelan dalam hati.

"Aku tidak sadarkan diri cukup lama… Sepertinya aku terlalu memaksakan tubuhku ini."

Ia menatap telapak tangannya yang kotor oleh darah kering, lalu mengepalkannya perlahan. Ketika Qi mengalir di sepanjang nadi, udara di sekitarnya bergetar tipis. Ia dapat merasakan setiap serat tubuhnya, setiap titik akupuntur dan urat spiritual dalam kondisi sempurna.

Qi-nya kini begitu padat, seolah dunia enggan menampungnya. Pondasi kultivasinya mencapai kepadatan ekstrem yang jarang ada bandingannya. Ia telah menembus Core Formation tahap tengah dengan kestabilan mutlak dan tanpa cacat, tanpa ketimpangan sedikit pun. Bagi sebagian besar kultivator, itu adalah pencapaian besar seumur hidup. Namun bagi Lumo, ini hanyalah satu batu loncatan kecil menuju puncak yang jauh lebih tinggi.

Selain itu, jiwa yang berumur ribuan tahun di dalam tubuh mudanya memberi ketenangan yang tak bisa dimiliki siapa pun di sekitarnya. Ia seperti danau yang memantulkan langit dalam, luas, dan tak terduga.

Lumo menoleh ke arah jendela. Cahaya matahari pagi menyelinap masuk, memantulkan warna keperakan di matanya. Dua tahun telah berlalu. Dua tahun kesunyian, dua tahun rasa sakit yang nyaris membuatnya gila. Tapi hasilnya sepadan.

“Dua tahun berlalu… jalan kultivasiku telah mencapai kondisi yang sempurna. Tinggal satu lagi…” Ia berbisik, suaranya datar tapi penuh ketegasan. “Kolam Petir.”

Begitu kata itu keluar, cahaya di matanya seperti bergetar. Petir adalah simbol kehancuran dan penciptaan. Hanya mereka yang berani menantang langit yang dapat melangkah ke sana.

Ia lalu menyadari bau menyengat darah di tubuhnya. Pakaiannya kaku, kulitnya lengket. Ia berdiri perlahan, mengambil pakaian bersih dari cincin penyimpanannya, lalu menuju ke ruang pemandian di belakang rumah.

Suara air mengalir terdengar lembut, menenangkan kontras dari malam-malam penderitaan yang baru berlalu. Setelah ia selesai mandi, kamar pun dibersihkan. Darah yang menempel di lantai dan dinding dihapus dengan air spiritual, meninggalkan ruangan bersih dan segar seperti tak pernah ada tragedi.

Beberapa waktu kemudian, langkahnya terdengar menuju ruang tengah.

Di sana, tetua Jian Wuji duduk bersama Pemimpin Sekte Qingyun, Fengyuan. Keduanya sedang menikmati teh pagi. Ketika pintu terbuka dan Lumo muncul, keduanya menoleh hampir bersamaan.

Jian Wuji tersenyum lebar. “Daoyou Lu! Selamat atas terobosanmu.”

Lumo hanya mengangguk kecil, lalu duduk di antara mereka. “Terima kasih.”

Fengyuan, pria berwajah teduh dengan janggut panjang, mengangkat cangkirnya. “Untuk merayakan pencapaian Daoyou Lu,” katanya.

Lumo membalas dengan sopan, mengangkat cangkirnya dengan dua tangan, dan mereka meneguk teh itu bersama. Uap hangat memenuhi udara, membawa aroma daun spiritual yang menenangkan.

Beberapa saat suasana hening, hanya suara burung di luar yang terdengar. Jian Wuji kemudian mengayunkan tangannya. Cahaya biru berpendar dari cincin penyimpanannya, lalu tiga tanaman spiritual dan sebuah tungku kecil melayang perlahan di udara, jatuh lembut di depan Lumo.

“Ini bahan yang kau minta dua tahun lalu, Daoyou Lu. Tiga tanaman ini langka, kami baru berhasil mendapatkannya setelah sekian lama. Kuharap kau tidak kecewa.”

Lumo menatap ketiga tanaman itu sejenak, daun berwarna ungu, bunga merah keemasan, dan akar perak yang memancarkan cahaya halus. Ia lalu tersenyum tipis, mengangkat tangannya, dan tanaman itu beserta tungku langsung menghilang masuk ke cincin penyimpanannya.

“Tidak apa. Aku tidak terburu-buru membuat pil yang ku inginkan,” jawabnya tenang.

Jian Wuji tertawa pelan, menghela napas lega. “Baguslah.”

Namun suasana yang tenang itu segera berubah. Fengyuan, yang sejak tadi tampak gelisah, akhirnya tidak bisa menahan dirinya lagi. Wajahnya serius, matanya bergetar, dan tangannya gemetar saat ia meletakkan cangkirnya di atas meja.

Ia berdiri, lalu menangkupkan kedua tangan di depan dada dengan hormat dalam-dalam. “Daoyou Lu… aku mohon bantuanmu.”

Lumo yang tengah menatap cangkir tehnya perlahan mengangkat kepala. Ia menatap Fengyuan yang kini tampak seperti pria yang menanggung beban berat di punggungnya.

Tanpa pikir panjang, Lumo berdiri dan menurunkan tangan Fengyuan dengan gerakan ringan. “Daoyou Feng tidak perlu sungkan. Katakan apa yang perlu kulakukan. Jika bisa kubantu, aku akan membantu.”

Fengyuan perlahan duduk kembali, namun matanya masih penuh kecemasan. Jian Wuji di sisi lain hanya menghela napas panjang, seolah sudah tahu masalah apa yang akan muncul.

Lumo menatap mereka bergantian, lalu berkata pelan, “Ceritakanlah, Daoyou Feng.”

Fengyuan mengangguk, menarik napas panjang, dan mulai berbicara. Suaranya tenang, tapi ada nada getir di dalamnya.

“Aku memiliki seorang murid yang kulatih langsung. Ia gadis yang tekun dan berdedikasi. Setahun lalu, aku mulai merasakan perubahan aneh darinya. Tubuhnya memancarkan aura dingin yang luar biasa, dingin yang bahkan dapat membekukan energi spiritual di sekitarnya.”

Ia menatap jauh ke depan, matanya berkabut. “Awalnya aku pikir itu hanya efek dari teknik kultivasi yang tidak seimbang. Tapi beberapa bulan setelahnya, tubuhnya benar-benar membeku di dalam kamarnya. Sekarang, keadaannya makin parah. Seluruh ruangan tempat ia beristirahat membeku. Siapa pun yang mencoba masuk, tubuhnya akan membeku dalam sekejap. Dan yang paling membuatku takut…”

Suara Fengyuan bergetar, “Kehidupan muridku semakin melemah. Aku bisa merasakan jiwanya perlahan padam.”

Jian Wuji menunduk, wajahnya suram. Sedangkan Lumo menatap kosong ke depan, matanya menyipit sedikit. Dalam pikirannya, kata-kata Fengyuan bergema. Tubuh Yin ekstrem. pikirnya

Ia pernah menghadapi hal serupa di kehidupan lamanya. Waktu itu, dengan kekuatan di tahap Soul Formation, ia hampir terkena serangan balik, bahkan nyaris kehilangan kendali atas jiwanya, saat mencoba menyelamatkan tubuh yin ekstrem. Kini, tubuhnya hanya di tingkat Core Formation tengah. Ia tahu risikonya jauh lebih besar.

Namun Fengyuan melanjutkan. “Muridku itu bernama Qingwan. Aku menemukannya di hutan Jiulong ketika berusia sepuluh tahun. Sepertinya ia anak yang dibuang. Aku membawanya ke sekte dan merawatnya. Ia sudah seperti putriku sendiri…”

Suara tua itu bergetar. “Aku tidak bisa hanya duduk dan melihatnya mati perlahan.”

Fengyuan kemudian berdiri lagi, kali ini membungkuk dalam-dalam hingga hampir menyentuh lantai. “Kumohon. Tolong selamatkan dia, Daoyou Lu. Aku tahu kau bukan kultivator biasa. Aku bisa merasakannya, ada sesuatu yang sangat berbeda dalam dirimu. Karena itu… aku mohon.”

Ia mengangkat wajahnya, mata yang tua itu basah. “Aku akan memberikan apa pun yang kau minta, asalkan kau bisa menyelamatkan Qingwan.”

Ruangan menjadi sunyi. Jian Wuji menatap ke arah Lumo, menunggu.

Lumo menutup matanya sejenak, menarik napas panjang. Dalam hatinya, perhitungan cepat berputar. Risiko besar, tapi ia juga tahu, energi Yin ekstrem itu, bila disalurkan dengan benar, bisa menjadi kekuatan berharga untuk dirinya sendiri.

Ia membuka mata perlahan. “Aku tidak berjanji bisa menyelamatkannya,” katanya tenang. “Tapi aku akan berusaha.”

Fengyuan tersenyum untuk pertama kalinya, wajahnya yang tegang berubah lega. “Terima kasih, Daoyou Lu.”

Lumo menatap tajam ke arah pintu, matanya seperti menembus kabut spiritual di luar. “Tidak perlu berterima kasih terlalu dini,” ujarnya datar. “Tunjukkan jalan.”

Fengyuan segera berdiri dan memberi salam hormat lagi. “Ayo, Daoyou Lu. Ikuti aku.”

Lumo bangkit, Jian Wuji pun turut berdiri. Mereka bertiga keluar dari rumah itu, berjalan menuruni jalan batu yang mengarah ke bagian belakang sekte. Angin pagi bertiup lembut, namun ada hawa dingin samar yang datang dari arah utara, dingin yang tidak berasal dari cuaca, melainkan dari sesuatu yang jauh lebih menakutkan.

Langkah mereka terus melangkah menuju kamar tempat Qingwan terbaring, dan setiap langkah yang diambil membawa hawa es yang semakin tebal, seperti mendekati napas kematian itu sendiri.

1
Didit Nur
YUKARO 🤗😘😘😘
Didit Nur
YUKARO sangat cerdas 😘
Doddy kun
Lumo sangat cerdik. menggunakan kesempatan untuk memperkuat diri 💪
YAKARO: Yoi. terimakasih🙏
total 1 replies
Doddy kun
proses pengobatan yang sangat sulit
Doddy kun
mantap lumo
Doddy kun
Ceritanya bagus, cukup memuaskan sejauh ini. perkembangan MC juga cepat, jadi GK ngebosenin. bintang lima thor 🤟
WaViPu
Up banyak thor
WaViPu
Mantap Lumo, kau paling best
Doddy kun
semakin menarik
WaViPu
Hahaa tetua nya aneh banget, Tiba-tiba pingin menjadi murid Lumo
Doddy kun
mantap lanjutkan
Don Pablo
Oke, Lumo mencoba bermain dengan api 🔥
Doddy kun
mantap thor. perkembangan nya cepat 💪
Doddy kun
wkwkwk. ngopo kui wedok an aneh 🤣
Doddy kun
mantap thor, gass terus
Adrian Koto
cerita kolosal ada nuansa misterinya 🙂👍
HUOKIO
Disturbing banget Thor 😁
Don Pablo
untuk awal bagus, tapi kalau menurun kualitas nya, ku turun kan bintang nya😛
Don Pablo
melepaskan anak panah🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!