"Menikahlah lagi mas! Aku ikhlas!"
Kalimat yang pada akhirnya menjadi boomerang bagi pernikahan Sekar Indraswari
Keluarga besar Adrian Baskara sang suami, menuntut hadirnya penerus bagi keluarga, membuat Sekar mengambil keputusan yang begitu menyakitinya
hadirnya wanita lain sebagai madu perlahan memaksa Sekar meninggalkan indahnya mahligai cinta bersama Adrian
Kemana takdir akan membawanya? akankah pertemuan dengan seorang duda beranak satu bernama Alvaro menjadi awal kebahagiaannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon e_Saftri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bunga
"Emangnya kamu makan atau minum apa gitu?" Tanya Sekar lagi, dirinya yakin betul jika Adrian tidak sadar saat melakukan itu
"Nggak ada sayang, mas cuma makan biasa terus minum kopi, habis itu badanku rasanya panas. Mas kekamar kita tapi dikunci makanya mas kekamar mandi luar!"
Adrian mencoba mengingat lagi apa yang terjadi padanya semalam, bagaimana dirinya berusaha mengetuk pintu kamar Sekar namun tak kunjung dibuka. Akhirnya Adrian memilih untuk mencuci muka dikamar mandi dekat dapur untuk mengurangi rasa panasnya
"Pasti ada seseorang yang sudah memberikan sesuatu pada kamu mas!" Tebak Sekar
"Mas rasa juga gitu!" Adrian melihat lagi sang istri, wajah cantik itu terlihat sangat lelah, bahkan pada bagian tubuh yang terbuka terlihat jelas tanda kepemilikan yang dilukis olehnya, menandakan keberingasan Adrian malam tadi
"Apa aku menyakiti kamu?" Tanya Adrian lembut
"Rasanya tubuh aku remuk semua mas!" Keluh Sekar. Ia jujur, bahkan bagian tubuhnya yang lain sepertinya lecet
"Maafin mas ya sayang! Mas juga nggak tau kenapa semua ini bisa terjadi!" Wajah Adrian terlihat penuh dengan rasa bersalah
"Tidak masalah mas, aku juga gak pa-pa kok" Sekar menunjukkan senyum manisnya
"Apa kita ke dokter aja?"
"Gak perlu mas, aku beneran gak pa-pa"
"Tapi mas khawatir, biar mas lihat!" Adrian hendak menyibak selimut namun ditahan oleh Sekar
"Mas Adrian mau apa?"
"Mau lihat, biar diobatin!"
"Gak usah, aku mau berendam air hangat aja!" Pinta Sekar dan Adrian segera menurutinya
Setelah mengisi bathub dengan air hangat, Adrian lalu menggendong tubuh sang istri dan meletakkannya pada bathub yang telah berisi air hangat, seketika tubuh Sekar terasa rileks
"Mas bantu gosokin ya!"
"Kamu mending bersih-bersih juga deh mas! Kamu harus kekantor kan?"
"Masih ada waktu sayang!" Adrian ikut masuk, duduk dibelakang sang istri lalu melakukan pijatan lembut pada tubuh yang lelah itu
Air hangat memang sangat membantu, Sekar kini berdiri dihadapan sang suami untuk mengikatkan dasi
"Maaf ya!" Adrian masih merasa bersalah, tujuh tahun menikah, tak pernah sekalipun ia berlaku kasar pada wanita yang begitu ia cintai itu
"Nggak masalah mas, aku baik-baik aja kok!" Sekar tersenyum, Adrian tak tahan, ia kecup bibir ranum wanitanya dengan lembut
"Aku sangat mencintai kamu Sekar Indraswari" ucapnya tulus
"Aku juga mencintai kamu mas!"
Keduanya lalu keluar, menikmati sarapan pagi yang hari ini dibuat oleh Lilis karena sang majikan terlambat, asisten rumah tangga itu memang selalu mengerti jika istri majikannya terlambat berada didapur itu sebabnya ia selalu mengambil alih
"Kamu makan yang banyak!" Adrian mengisi piring sang istri membuat wanita yang duduk di seberangnya menatap penuh kebencian, namun Widia masih berusaha menormalkan tatapannya
Rasanya bayangan semalam kembali terlintas di kepalanya, menambah rasa sesak pada rongga dadanya, terlebih saat melihat tanda-tanda merah pada bagian tubuh Sekar yang terlihat, entah dimana lagi Adrian memberi tanda?
Seperti biasa, Sekar akan mengantarkan suaminya hingga ke beranda rumah
"Kamu istirahat aja! Jangan banyak gerak dulu!" Ucap Adrian lembut pada istrinya
"Iya, mas juga hati-hati!"
Sekar lalu mencium punggung tangan suaminya dan Adrian mengecup lembut kening wanitanya
"I love you!"
"I love you more!"
***
Seharian penuh Sekar beristirahat, bahkan ia hanya berada di kamarnya. Tubuhnya benar-benar remuk, bahkan rasa perihnya masih terasa
Ponsel miliknya yang berada diatas nakas berdering, Sekar menutup majalah fashion yang ia baca lalu meraih benda pipih tersebut
"Mas lagi dimana?" Tanya Sekar saat wajah sang suami terlihat pada layar saat keduanya melakukan panggilan video
"Ayo tebak!"
Sekar menyipitkan matanya "Toko bunga?"
"Kok kamu tau sih?"
"Keliatan kali mas!" Sekar terkekeh
"Keliatan yaa? Ya udah kamu tunggu mas pulang, bentar lagi kok!" Ujar Adrian dari seberang sana
"Emm mas"
"Ya!" Adrian yang hendak menutup teleponnya seketika berhenti
"Beli untuk Widia juga ya mas!"
Adrian terlihat menghela napasnya lalu mengangguk "Iya"
Sambungan telepon tersebut lalu terputus saat Adrian pamit untuk mengakhirinya. Sekarang pria itu bingung, jika menyangkut Sekar, ia ingat semuanya termaksud bunga favoritnya. Tapi Widia, entah apa yang wanita itu sukai. Adrian tak tahu dan tak peduli juga
"Tolong sama bunga mawarnya sekalian ya mbak!" Pintanya pada seorang wanita dengan seragam biru muda itu
Adrian memacu kendaraan roda empatnya menuju rumah, dua buket bunga indah telah ia bawa untuk kedua istrinya
Adrian masuk, namun tak ada Sekar, justru Widia berdiri disana dengan senyum manisnya menyambut kedatangan suaminya, sepertinya wanita cantik itu telah menunggu sejak tadi
"Mas" sapanya
Adrian celingukan, jelas sekali ia tengah mencari seseorang "Dimana Sekar?"
"Mbak Sekar dikamarnya, mungkin mbak Sekar gak tau kalau mas Adrian pulang!"
Pandangan Widia jatuh pada buket bunga ditangan kanan suaminya sementara tangan kiri Adrian berada dibelakang tubuhnya
"Untuk kamu!" Adrian yang menyadari arah tatapan Widia segera memberikan bunga mawar itu padanya
Wajah wanita itu seketika berbinar, untuk pertama kalinya Adrian memberinya hadiah dan itu sangat manis
"Makasih mas!"
Adrian hanya mengangguk, pria tampan itu melangkah masuk dengan tujuan untuk menemui istri tercintanya
"Sayang!" Widia mendongak, pipinya bersemu saat Adrian memanggilnya dengan panggilan sayang
Namun senyum itu seketika hilang saat ia menyadari panggilan sayang itu untuk Sekar yang telah berdiri diujung tangga
Widia kian geram saat melihat tangan Adrian yang berada dibelakang ternyata memegang buket bunga yang jauh lebih indah. Rangkaian bunga Camelia berukuran jauh lebih besar dari bunga mawar miliknya, dirinya sangat yakin jika itu pasti favorit Sekar
"Mas Adrian bahkan nggak tahu kalau aku sukanya bunga lili!" Gumam Widia
Adrian memeluk sang istri, rangkaian bunga Camelia itu ia berikan pada wanita cantik dihadapannya
"Makasih mas!"
Sekar tersenyum, usapan lembut pria itu berikan di pipi wanitanya. Keduanya lalu menuju kamar dengan tangan Adrian bertengger sempurna di pinggang ramping istrinya
Sesampainya dikamar, Adrian memandang wajah cantik istrinya itu dengan intens
"Ada apa mas?" Tanya Sekar
"Mas punya sesuatu lagi untuk kamu"
Adrian lalu merogoh sakunya, mengeluarkan sebuah kotak beludru berwarna biru, mata Sekar seketika berbinar saat melihat sebuah kalung berlian yang begitu indah
"Untukku?"
Adrian mengangguk "Biar aku pasangkan!"
Adrian membalik tubuh sang istri hingga wanita cantik itu dapat melihat pantulannya lewat cermin rias
Adrian lalu memasangkan kalung indah itu pada leher jenjang istri tercintanya itu. Berlian berukuran kecil itu berkilau dan terlihat begitu indah
"Cantik!" Puji Adrian, dirinya meletakkan tangannya pada bahu polos sang istri yang hari ini mengenakan dress selutut tanpa lengan berwarna soft blue